13 dahulu teks dari Ende Tarombo Si Raja Lontung oleh dua penyaji. Kemudian
menterjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia berdasarkan Kamus Bahasa Batak Toba dan menyesuaikan terjemahannya dengan pendapat informan. Dengan
demikian dapat diketahui yang mana makna denotasi makna sebenarnya sesuai kamus dan konotasi makna ganda yang lahir dari pengalaman kultural dan
personal pada teks lagu Si Raja Lontung.
1.4.2.2 Teori Weighted Scale
Untuk mengetahui struktur musikal dan membandingkan bentuk penyajian Ende Tarombo Si Raja Lontung oleh dua penyaji, penulis menggunakan teori
Weighted Scale bobot tangga nada. Teori ini pada dasarnya melihat struktur ruang dalam musik dengan melibatkan ukuran-ukuran tertentu. Menurut pendapat
Malm 1977:8 ada beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam mendeskripsikan melodi, yaitu:
1. Tangga Nada Scale 2.Nada Dasar Pitch centre
3. Wilayah Nada Range 4. Jumlah nada Frequency of note
5. Interval nada 6. Pola-pola Kadensa cadence patterns
7. Formula Nada Melodic Formula 8. Kontur contour
Universitas Sumatera Utara
14 Dalam menggunakan teori ini, penulis mengaplikasikannya dalam bentuk
transkripsi ke dalam notasi Barat. Menurut Seeger 1958:184-195 berdasarkan tujuannya ada dua jenis notasi yaitu: notasi deskriptif dan preskriptif. Notasi
deskriptif yaitu laporan yang disertai notasi secara lengkap tentang bagaimana sebenarnya suatu musikal dalam suatu pertunjukan diwujudkan. Sedangkan notasi
preskriptif, yaitu notasi yang hanya menuliskan garis besar dari bunyi. Dalam penulisan skiripsi ini penulis akan menggunakan transkripsi dengan notasi
preskriptif yang merupakan pedoman bagaimana musik itu dapat diwujudkan oleh penyaji Ende Tarombo Si Raja Lontung.
1.4.2.3 Teori sejarah
Membincangkan sejarah asal-usul Si Raja Lontung dan turunannya penulis menggunakan metode sejarah dari Kuntowijoyo, yaitu; model sinkronis: untuk
mengetahui gambaran lingkungan sosial, historis, fungsi dan latar belakang dan model diakronis: untuk menggambarkan bagaimana pertumbuhan tersebut dari
waktu-kewaktu, bagaimana ia tumbuh dari awal sebagai suatu gejala 1994:38. Dalam kaitannya dengan penggunaan model sinkronis penulis
menggambarkan masyarakat sebagai sebuah sistem yang terdiri dari struktur dan bagiannya substruktur dan peristiwa-peristiwa dilihat dalam keadaan statis.
Sehingga dapat diketahui bagaimana gambaran lingkungan sosial, historis, fungsi dan latar belakang. Sedangkan dengan model diakronis maka penulis
mengumpulkan catatan-catatan atau artefak yang berkaitan dengan pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
15 Si Raja Lontung dan turunannya sehingga dapat diketahui bagaimana sejarah Si
Raja Lontung bertumbuh dari awal sebagai suatu gejala.
1.4.2.4 Teori perbandingan komparatif