Asal muasal marga Sarana Kesehatan Umum

47 2. Molo naeng ho gabe, somba ma ho marhula-hula, artinya jika ingin berketurunan banyak hormatilah hula-hula. Hula-hula dipandang oleh orang Batak sebagai media penengah yang sangat berkuasa untuk mendoakan hagabeon dari Tuhan Yang Maha Esa. Keyakinan ini telah mendarah daging dalam diri orang Batak berdasarkan pengalaman dan kenyataan. Itulah hal yang membuat penghormatan tinggi dan menonjol diberikan kepada Hula-hula. 3. Molo naeng namora, elek ma ho marboru, artinya kalau ingin kaya, baik- baiklah kepada boru. Menurut Adat Batak boru itu dalam kekeluargaan berada dibawah kita sehingga boleh kita suruh mengerjakan sesuatu tetapi tidak boleh bersifat memerintah tetapi harus bersifat membujuk Sihombing, 1986:103-106. 2.14 Marga

2.14.1 Asal muasal marga

Menurut cerita tentang asal-usul orang Batak, nenek moyang mereka adalah Siboru Deak Parujar. Ia adalah seorang putri surga yang dijodohkan oleh Debata Mulajadi Nabolon kepada Raja Odap-odap yang juga dari surga. Melalui perkawinan mereka memiliki keturunan yaitu sepasang anak kembar yang diberi nama Raja Ihat Manisia dan Siboru Ihat Manisia. Kemudian mereka menikah marsumbang, incest dan memiliki tiga orang anak, yaitu Raja Miok-miok, Patundal na begu, dan Siaji lapas-lapas. Raja Miok-miok memiliki anak yang bernama Eng Banua. Kedua saudara Raja Miok-miok tidak diketahui kabarnya oleh orang Batak karena pergi mengembara ke sebuah tempat yang jauh. Eng Universitas Sumatera Utara 48 Banua mempunyai tiga anak bernama Raja Aceh, Raja Bonang-bonang dan Raja Jau. Raja Bonang-bonang memiliki seorang anak yang bernama Raja Tantandebata, dari Tantan Debata lahirlah Si Raja Batak. Jadi Si Raja Batak adalah nama kolektif sebagaimana disebutkan oleh Sitor Situmorang: “Si Raja Batak: nama kolektif semua leluhur marga; adat yang mempribadi, pewaris kolektif tugas pengayoman adat dan kebudayaan dari Tuan Putri Deak Parujar, Bunda Utama, Si Raja Batak, dan tercantum di setiap silsilah sebagai manusia pertama.” Situmorang, 2009:524. Bagan-1: Silsilah keturunan asal Si Raja Batak INCEST Sumber: W.M Hutagalung 1991:31 MULA JADI NA BOLON SI BORU DEAK PARUJAR DEWA ODAP-ODAP RAJA MIOKMIOK PATUNDAL NI BEGU AJILAMPASLAMPAS ENG BANUA RAJA ACEH RAJA JAU RAJA BONANG-BONANG RAJA TANTANDEBATA RAJA BATAK SI RAJA IHAT MANISIA SI BORU IHAT MANISIA Universitas Sumatera Utara 49 Asal-usul manusia Batak berawal dari garis Si Raja Batak. Kemudian menjadi tarombo atau silsilah. W. M Hutagalung 1991:32 menuliskan keturunan dari si Raja Batak yaitu sebagai berikut: Ianggo anak ni ompunta Raja Batak dua do, i ma: Guru Tatea Bulan na margoar huhut si Mangarata dohot Raja Isumbaon. Artinya: Anak dari leluhur kita Si Raja Batak ada dua yaitu Guru Tatea Bulan yang juga disebut Mangarata dan Raja Isumbaon. Bagan-2: Anak Si Raja Batak Kepada kedua anaknya tersebut, Si Raja Batak mewariskan kesaktian atau keahlian terhadap Guru Tatea Bulan dan Raja Isumbaon. Dimana Guru Tatea Bulan terkenal dengan maha karyanya yang bernama Pustaha Agung yang menjadi pedoman adat Batak sampai sekarang. Kitab ini membahas cakupan antara lain; Ilmu hadatuon perdukunan pengobatan, habeguon kesaktian, parmonsahan Ilmu bela diri dohot pangliluon menghilang. Untuk Raja Isumbaon diberikan keahlian dalam hal adat Batak. Ajaran Raja Isumbaon terdapat dalam Kitab Pustaha Tumbaga Holing yaitu mencakup: Harajaon pemerintahan, Paruhumon hukum, Parumaon, Partigatigaon berdagang dan Paningaon bercocok tanam. Hal ini sesuai dengan yang dituliskan oleh W.M Hutagalung 1991:33 yaitu: Ia dung songon i, ditongos Mulajadi nabolon ma dua balunbalun surat Batak. Di balunan parjolo, surat agong; i ma bagian ni Guru Tatea Bulan, jala tarsurat disi: hadatuon, habeguon, parmonsahan dohot pangliluon. SI RAJA BATAK GURU TATEA BULAN RAJA ISUMBAON Universitas Sumatera Utara 50 Di balunan paduahon, surat tombaga holing i ma bagian ni Raja Isumbaon tarsurat do disi; harajaon, paruhumon, parumaon, partiga- tigaon dohot paningaon. Artinya: Setelah itu dikirimkan Tuhan Penciptalah dua buah gulungan surat Batak. Pada gulungan pertama surat agung adalah bagian Guru Tatea Bulan, tertulis disitu: Perdukunan Pengobatan, Kesaktian, Ilmu bela diri dan Ilmu menghilang. Pada gulungan kedua surat Tombaga Holing berisi tentang ilmu: Pemerintahan, hukum, bercocok tanam dan dagang. Dari keturunan merekalah asal muasal semua marga-marga Batak muncul dan menyebar ke seluruh penjuru. Setelah kedua putra Si Raja Batak tumbuh dewasa, mereka memiliki keturunannya masing-masing. Namun tidak diketahui siapakah isteri mereka. Hal tersebut dituliskan oleh W. M Hutagalung 1991:33 sebagai berikut: Ndang tangkas binoto manang ise do nioli ni Guru Tateabulan dohot Raja Isumbaon, alai adong do ianakonnasida be. Sian i ma dapot botoon, adong do niolinasida be. Artinya: Tidak diketahui secara jelas entah siapa yang dinikahi oleh Guru Tateabulan dan Raja Isumbaon. Namun mereka memiliki keturunan. Dari situ dapat diketahui ternyata ada yang mereka nikahi masing-masing. Berikut ini adalah keturunan dari Guru Tatea Bulan dan Raja Isumbaon. Universitas Sumatera Utara 51 Bagan-3: Keturunan dari Guru Tatea Bulan dan Raja Isumbaon. Sumber: W.M Hutagalung 1991:34 Untuk lebih jelas tentang keturunan Guru Tatea Bulan, berikut adalah dokumentasi foto keturunan dari Guru Tatea Bulan. Diambil dari sopo atau rumah Guru Tatea Bulan yang terdapat di Dusun Arsam Kecamatan Sianjur Mula-mula Kabupaten Samosir. Di tempat sopo terdapat patung-patung Si Raja Batak beserta keturunannya. Selain patung keturunan Si Raja Batak juga terdapat patung-patung penjaga rumah seperti gajah, macan dan kuda. Bentuk Rumah ini pun didesain dengan ciri khas rumah Batak. Rumah-rumah ini telah diresmikan oleh Dewan Pengurus Pusat Punguan Pomparan Guru Tatea Bulan tahun 1995. SI RAJA BATAK GURU TATEA BULAN RAJA UTIBIAKBIAK SARIBU RAJA LIMBONG MULANA SAGALA RAJA MALAU RAJA SIBORU PAREME SIBORU ANTING SABUNGAN SI BORU BIDING LAUT NAN TINJO RAJA ISUMBAON TUAN SORIMANGARAJA RAJA ASIASI SANGKARSOMALINDANG Universitas Sumatera Utara 52 Gambar-2: Sopo Guru Tatea Bulan Dokumentasi Blessta C. Hutagaol 2015. Berhubung karena bahasan Penulis adalah tentang sejarah dan asal-usul Si Raja Lontung, yang mana merupakan cucu dari Guru Tatea Bulan, maka untuk pembahasan selanjutnya penulis akan mendeskripsikan obyek penelitian secara rinci dan mendalam tentang keturunan Guru Tatea Bulan dari sundut generasi pertama hingga keempat saja sebagai pembatasan masalah.

2.14.2 Sekilas tentang marga Keturunan Guru Tatea Bulan

Dokumen yang terkait

Analisis Tekstual Dan Musikal Ende Tarombo Si Raja Lontung Yang Disajikan Oleh Marsius Sitohang Dan Trio Lasidos: Studi Komparatif Musikal

1 95 180

Analisis Tekstual Dan Musikal Ende Tarombo Si Raja Lontung Yang Disajikan Oleh Marsius Sitohang Dan Trio Lasidos: Studi Komparatif Musikal

0 0 21

Analisis Tekstual Dan Musikal Ende Tarombo Si Raja Lontung Yang Disajikan Oleh Marsius Sitohang Dan Trio Lasidos: Studi Komparatif Musikal

0 0 1

Analisis Tekstual Dan Musikal Ende Tarombo Si Raja Lontung Yang Disajikan Oleh Marsius Sitohang Dan Trio Lasidos: Studi Komparatif Musikal

0 1 21

Analisis Tekstual Dan Musikal Ende Tarombo Si Raja Lontung Yang Disajikan Oleh Marsius Sitohang Dan Trio Lasidos: Studi Komparatif Musikal

0 1 56

Analisis Tekstual Dan Musikal Ende Tarombo Si Raja Lontung Yang Disajikan Oleh Marsius Sitohang Dan Trio Lasidos: Studi Komparatif Musikal

0 0 1

Analisis Tekstual Dan Musikal Ende Tarombo Si Raja Lontung Yang Disajikan Oleh Marsius Sitohang Dan Trio Lasidos: Studi Komparatif Musikal

0 0 2

BAB II SEJARAH DAN ASAL-USUL SI RAJA LONTUNG - Analisis Tekstual dan Musikal Ende Tarombo Si Raja Lontung yang Disajikan oleh Marsius Sitohang dan Trio Lasidos: Studi Komparatif Musikal

1 1 56

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Analisis Tekstual dan Musikal Ende Tarombo Si Raja Lontung yang Disajikan oleh Marsius Sitohang dan Trio Lasidos: Studi Komparatif Musikal

0 10 21

Analisis Tekstual dan Musikal Ende Tarombo Si Raja Lontung yang Disajikan oleh Marsius Sitohang dan Trio Lasidos: Studi Komparatif Musikal

0 1 21