6 penyaji, yaitu Marsius Sitohang dan Trio Lasidos sebagai sampel untuk
melakukan komparasi. Untuk itu maka penulis meneliti lebih lanjut tentang Ende Tarombo Si Raja Lontung dan membuat ke dalam bentuk karya ilmiah dengan
judul
“ANALISIS TEKSTUAL DAN MUSIKAL ENDE TAROMBO SI RAJA LONTUNG YANG DISAJIKAN OLEH MARSIUS SITOHANG DAN TRIO
LASIDOS: SEBUAH STUDI KOMPARATIF MUSIKAL”. Kiranya tulisan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan menambah wawasan budaya masyarakat Batak Toba tentang nyanyian silsilah Ende Tarombo.
1.2 Pokok Permasalahan
Sesuai dengan judul skripsi ini dan juga fokus perhatian kepada masalah yang akan diteliti, maka penulis menentukan tiga pokok masalah yaitu sebagai
berikut:
1. Bagaimana sejarah keturunan Si Raja Lontung?
2. Bagaimana deskripsi aspek tekstual dan musikal penyajian Ende Tarombo
Si Raja Lontung? 3.
Bagaimana komparasi struktur teks dan musikal Ende Tarombo Si Raja Lontung yang disajikan oleh Marsius Sitohang dan Trio Lasidos?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan penelitian
Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam rangka penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
7 1.
Untuk mendeskripsikan sejarah keturunan Si Raja Lontung. 2.
Untuk mendeskripsikan aspek-aspek tekstual dan musikal penyajian Ende Tarombo Si Raja Lontung.
3. Untuk mendeskripsikan bagaimana komparasi struktur teks dan musikal
Ende Tarombo Si Raja Lontung yang disajikan oleh Marsius Sitohang dan Trio Lasidos
1.3.2 Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang diwujudkan dalam skripsi ini adalah: 1.
Sebagai dokumentasi dan bahan literatur dalam disiplin Etnomusikologi berkaitan tentang nyanyian silsilah atau yang disebut juga dengan Ende
Tarombo khususnya Si Raja Lontung pada masyarakat Batak Toba, agar nyanyian silsilah ini tidak punah dan menjadi salah satu aset seni budaya.
2. Menambah pengetahuan bagi penulis dan peneliti-peneliti lain, baik
mencakup teori maupun uraian tentang struktur tekstual, musikal serta komparatif beberapa penyaji tentang Ende Tarombo Si Raja Lontung.
3. Memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana S1 di
Departemen Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya USU Medan.
Universitas Sumatera Utara
8
1.4. Konsep dan Teori 1.4.1 Konsep
Menurut Soedjadi 2000:14, konsep adalah ide abstrak yang dapat
digunakan untuk mengadakan klasifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata lambang bahasa.
Dalam penulisan konsep ini, penulis akan menerangkan kata-kata kunci dalam judul tulisan ini yaitu: “ANALISIS TEKSTUAL DAN MUSIKAL ENDE
TAROMBO SI RAJA LONTUNG YANG DISAJIKAN OLEH MARSIUS SITOHANG DAN TRIO LASIDOS: SEBUAH STUDI KOMPARATIF
MUSIKAL” Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian analisis adalah
penyelidikan terhadap suatu peristiwa karangan, perbuatan, dsb untuk
mengetahui keadaan yang sebenarnya sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb.
Tekstual merupakan hal-hal yang berkaitan dengan teks atau tulisan dari suatu nyanyian. Teks atau syair dari nyanyian tersebut akan menghasilkan suatu
makna. Makna tersebut adalah suatu yang tersirat dibalik bentuk dan aspek isi dari suatu kata atau teks yang kemudian terbagi menjadi dua bagian, yaitu makna
konotatif dan makna denotatif. Makna konotatif adalah makna kata yang terkandung arti tambahan sedangkan makna denotatif adalah kata yang tidak
mengandung arti tambahan atau disebut dengan makna sebenarnya Keraf, 1991:25.
Universitas Sumatera Utara
9 Istilah musikal menunjukkan kata sifat yang berarti bersifat musik,
memiliki unsur-unsur musik seperti melodi, tangga nada, modus, dinamika, interval, frasa, serta pola ritem.
Penyajian menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kbbi.web.id merupakan proses, cara, perbuatan menyajikan.
Penelitian Komparatif menurut Nazir 2005:58 adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat,
dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu. Jadi penelitian komparatif adalah jenis penelitian yang
digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu.
Ende adalah nyanyian musik vokal pada masyarakat Batak Toba. Sedangkan tarombo menurut Marbun dan Hutapea 1987:173 tarombo adalah
silsilah atau daftar asal-usul suatu keluarga. Jadi Ende Tarombo adalah nyanyian yang isinya menyangkut tentang silsilah marga pada masyarakat Batak Toba.
Ende Tarombo Si Raja Lontung merupakan nyanyian tentang silsilah marga dari turunan Si Raja Lontung. Dengan demikian tulisan ini bertujuan untuk
memperoleh makna tekstual, struktur musikal dan komparasi Ende Tarombo Si Raja Lontung oleh dua penyaji.
Berdasarkan pengertian di atas analisis tekstual yang dimaksud adalah menyelidiki teks lagu, yang difokuskan pada masalah isi dan penggarapannya.
Menyangkut aspek tekstual unsur yang diselidiki meliputi: 1.
Isi teks yaitu mencakup hal-hal yang disampaikan melalui teks.
Universitas Sumatera Utara
10 2.
Gaya bahasa. 3.
Makna teks. 4.
Pemilihan teks. 5.
Kaitan teks dengan melodi teknik silabis atau melismatis. Berdasarkan pengertian di atas analisis musikal adalah menyelidiki segala
unsur musik pembentuk. Menyangkut aspek musikologis, unsur yang diselidiki pada struktur melodi Ende Tarombo Si Raja Lontung ini meliputi:
1. Tangga nada 2. Nada dasar
3. Wilayah nada 4. Frekwensi pemakaian nada
5. Interval 6.Pola kadensa
7. Formula Melodi motif, frase dan bentuk melodi 8. Kontur
Dalam tulisan ini penulis tidak menganalisis ritmisnya sebagai pembatasan masalah.
Dalam hal ini Ende Tarombo Si Raja Lontung yang telah direkam dari dua penyaji selanjutnya akan ditranskripsikan
9
ke dalam notasi Barat
10
dengan
9
Dalam etnomusikologi proses penotasian bunyi dan proses mereduksi bunyi ke dalam simbol visual disebut transkripsi.
10
Notation is the method or methods used for writing down music: suatu metode atau berbagai metode yang digunakan untuk menuliskan musik di atas kertas dan dalam format visual
Willy, Apel 1972:578.
Universitas Sumatera Utara
11 bantuan program Sibelius
11
. Untuk menemukan perkembangan teks maupun melodi maupun Ende Tarombo Si Raja Lontung.
1.4.2 Teori
Teori dapat digunakan sebagai landasan kerangka berpikir dalam membahas permasalahan Nasution, 1982:126. Dalam tulisan ini yang menjadi
pokok permasalahannya adalah mengetahui unsur-unsur tekstual, musikal, sejarah lahirnya Si Raja Lontung serta komparasi Ende Tarombo Si Raja Lontung oleh
dua penyaji. Sesuai dengan beberapa pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu
tekstual, musikal, sejarah lahirnya Si Raja Lontung serta komparasi Ende Tarombo Si Raja Lontung oleh dua penyaji maka digunakanlah empat teori utama
yaitu:
1.4.2.1 Teori semiotika
Pendekatan untuk mengkaji seni, salah satunya menggunakan teori semiotika dalam rangka usaha untuk memahami bagaimana makna diciptakan dan
dikomunikasikan melalui sistem simbol yang membangun sebuah peristiwa seni. Teori Semiotika menurut Roland Barthes 1915-1980, dalam teorinya tersebut
Barthes mengembangkan semiotika menjadi 2 tingkatan pertandaan, yaitu tingkat denotasi dan konotasi. Denotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan
hubungan penanda dan petanda pada realitas, menghasilkan makna eksplisit,
11
Sibelius adalah sebuah program software khusus untuk mengetik notasi musik berupa not balok. Program ini dipakai oleh para penggubah lagu, arranger, musisi, videografer, DJ,
penerbit lagu dan lainnya, www.sibelius.com.
Universitas Sumatera Utara
12 langsung, dan pasti. Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan
hubungan penanda dan petanda yang di dalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung, dan tidak pasti Yusita Kusumarini,2006. Roland
Barthes adalah penerus pemikiran Saussure. Saussure tertarik pada cara kompleks pembentukan kalimat dan cara bentuk-bentuk kalimat menentukan makna, tetapi
kurang tertarik pada kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa saja menyampaikan makna yang berbeda pada orang yang berbeda situasinya. Roland Barthes
meneruskan pemikiran tersebut dengan menekankan interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam
teks dengan konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya. Gagasan Barthes ini dikenal dengan
“order of signification”, mencakup denotasi makna sebenarnya sesuai kamus dan konotasi makna ganda yang lahir dari pengalaman
kultural dan personal. Di sinilah titik perbedaan Saussure dan Barthes meskipun Barthes tetap mempergunakan istilah signifier-signified yang diusung Saussure.
Ba rthes juga melihat aspek lain dari penandaan yaitu “mitos” yang menandai
suatu masyarakat. “Mitos” menurut Barthes terletak pada tingkat kedua penandaan, jadi setelah terbentuk sistem sign-signifier-signified, tanda tersebut
akan menjadi penanda baru yang kemudian memiliki pertanda kedua dan membentuk tanda baru. Jadi, ketika suatu tanda yang memiliki makna konotasi
kemudian berkembang menjadi makna denotasi, maka makna denotasi tersebut akan menjadi mitos.
Dalam kaitannya dengan penggunaan teori ini dalam menganalisis teks Ende Tarombo Si Raja Lontung ini, maka penulis akan memaparkan terlebih
Universitas Sumatera Utara
13 dahulu teks dari Ende Tarombo Si Raja Lontung oleh dua penyaji. Kemudian
menterjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia berdasarkan Kamus Bahasa Batak Toba dan menyesuaikan terjemahannya dengan pendapat informan. Dengan
demikian dapat diketahui yang mana makna denotasi makna sebenarnya sesuai kamus dan konotasi makna ganda yang lahir dari pengalaman kultural dan
personal pada teks lagu Si Raja Lontung.
1.4.2.2 Teori Weighted Scale
Untuk mengetahui struktur musikal dan membandingkan bentuk penyajian Ende Tarombo Si Raja Lontung oleh dua penyaji, penulis menggunakan teori
Weighted Scale bobot tangga nada. Teori ini pada dasarnya melihat struktur ruang dalam musik dengan melibatkan ukuran-ukuran tertentu. Menurut pendapat
Malm 1977:8 ada beberapa hal yang harus diperhatikan di dalam mendeskripsikan melodi, yaitu:
1. Tangga Nada Scale 2.Nada Dasar Pitch centre
3. Wilayah Nada Range 4. Jumlah nada Frequency of note
5. Interval nada 6. Pola-pola Kadensa cadence patterns
7. Formula Nada Melodic Formula 8. Kontur contour
Universitas Sumatera Utara
14 Dalam menggunakan teori ini, penulis mengaplikasikannya dalam bentuk
transkripsi ke dalam notasi Barat. Menurut Seeger 1958:184-195 berdasarkan tujuannya ada dua jenis notasi yaitu: notasi deskriptif dan preskriptif. Notasi
deskriptif yaitu laporan yang disertai notasi secara lengkap tentang bagaimana sebenarnya suatu musikal dalam suatu pertunjukan diwujudkan. Sedangkan notasi
preskriptif, yaitu notasi yang hanya menuliskan garis besar dari bunyi. Dalam penulisan skiripsi ini penulis akan menggunakan transkripsi dengan notasi
preskriptif yang merupakan pedoman bagaimana musik itu dapat diwujudkan oleh penyaji Ende Tarombo Si Raja Lontung.
1.4.2.3 Teori sejarah
Membincangkan sejarah asal-usul Si Raja Lontung dan turunannya penulis menggunakan metode sejarah dari Kuntowijoyo, yaitu; model sinkronis: untuk
mengetahui gambaran lingkungan sosial, historis, fungsi dan latar belakang dan model diakronis: untuk menggambarkan bagaimana pertumbuhan tersebut dari
waktu-kewaktu, bagaimana ia tumbuh dari awal sebagai suatu gejala 1994:38. Dalam kaitannya dengan penggunaan model sinkronis penulis
menggambarkan masyarakat sebagai sebuah sistem yang terdiri dari struktur dan bagiannya substruktur dan peristiwa-peristiwa dilihat dalam keadaan statis.
Sehingga dapat diketahui bagaimana gambaran lingkungan sosial, historis, fungsi dan latar belakang. Sedangkan dengan model diakronis maka penulis
mengumpulkan catatan-catatan atau artefak yang berkaitan dengan pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
15 Si Raja Lontung dan turunannya sehingga dapat diketahui bagaimana sejarah Si
Raja Lontung bertumbuh dari awal sebagai suatu gejala.
1.4.2.4 Teori perbandingan komparatif
Menurut Nazir 2005:58 penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat,
dengan menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu
fenomena tertentu. Jadi studi komparatif adalah penelitian yang bersifat
membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan dua atau lebih fakta-fakta dan sifat-sifat objek yang diteliti berdasarkan
kerangka pemikiran tertentu. Pada penelitian ini variabelnya masih mandiri yaitu
Ende Tarombo Si Raja Lontung dan yang menjadi sampel adalah kedua penyaji yaitu Marsius Sitohang selaku pemain musik tradisional Batak Toba dan Trio
Lasidos selaku salah satu trio Batak yang menyajikan Ende Tarombo Si Raja Lontung dalam salah satu albumnya yang berjudul Trio Lasidos Bersatu Kembali
Dengan membandingkan penyajian Ende Tarombo Si Raja Lontung oleh kedua sampel tersebut maka dapat dianalisis perbedaan dan persamaan dari setiap
penyajian Ende Tarombo ini. Sehingga dapat diketahui perkembangan teks dan melodis Ende Tarombo Si Raja Lontung.
1.5 Metode Penelitian
Metode adalah cara yang digunakan dalam melaksanakan suatu pekerjaan agar hasil dari pekerjaan tersebut sesuai dengan yang diharapkan dan dikehendaki
Universitas Sumatera Utara
16 melalui cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan
guna mencapai tujuan yang telah ditentukan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka 2005. Sedangkan penelitian adalah kegiatan dalam mengumpulkan,
mengolah, menganalisis serta menyajikan data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis
untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum. Kamus Besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka 2005. Metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu suatu penelitian yang berdasarkan atas tujuannya dalam menggambarkan dan menafsirkan data yang
dijumpai di lapangan. Metode ini bertujuan untuk menggambarkan dengan jelas sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, kelompok tertentu, menentukan
frekuensi atau penyebaran dari suatu gejala lain dalam suatu masyarakat Koentjaraningrat, 1990:29. Dalam mengumpulkan data-data di lapangan penulis
mengacu kepada teknik penelitian yang diungkapkan oleh Curt Sachs dalam Nettl 1964:62. Menurut Curt Sachs 1962:16 penelitian dalam etnomusikologi dapat
dibagi manjadi dua, yaitu: kerja lapangan field work dan kerja laboratorium desk work. Kerja lapangan meliputi pengumpulan dan perekaman data dari
aktivitas musikal dalam sebuah kebudayaan manusia, sedangkan kerja laboratorium meliputi pentranskripsian, menganalisis data dan membuat
kesimpulan dari keseluruhan data. Penelitian ini akan menggunakan metode yang diungkapkan oleh Curt Sachs, namun sebelum melakukan kerja lapangan field
work dan kerja laboratorium desk work penulis akan melakukan studi
Universitas Sumatera Utara
17 kepustakaan terlebih dahulu. Adapun tujuan dari studi kepustakaan ini adalah
untuk mengumpulkan data-data dalam penelitian ini.
1.5.1 Studi Kepustakaan
Studi pustaka diperlukan untuk melengkapi teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian penulis sehingga dapat menambah data yang kongkrit
terhadap kebenaran penelitian. Adapun dalam proses kerjanya, langkah pertama yang penulis lakukan sebelum ke lapangan adalah melakukan studi pustaka dari
berbagai buku terkait tentang judul penelitian. Diantara tulisan tersebut yang terkait dengan penelitian ini, khususnya tentang Ende Tarombo. Dalam hal ini,
penulis mempelajari skripsi yang sudah pernah ditulis oleh sarjana Etnomusikologi, yaitu Tiolina Sinambela 1994 dengan judul Tarombo Dalam
Gaya Nyanyian Pada Kebudayaan Etnis Batak Toba: Suatu kajian Musikologis dan Tekstual. Dalam skripsi ini dibahas tentang delapan Ende Tarombo pada
masyarakat Batak Toba yang salah satunya adalah tentang Ende Tarombo Si Raja Lontung. Untuk melakukan pendekatan etnomusikologis terhadap Ende Tarombo
Si Raja Lontung, penulis menggunakan Buku Alan P. Merriam dengan judul The Anthropology of Music. Evanston 1964, Buku William Malm Music Cultures of
the pasific, The Near East, And Asia 1977. Dalam mempelajari garis keturunan Si Raja Lontung dan turunannya Buku W.M Hutagalung Pustaha Batak: Tarombo
dohot Turiturian ni Bangso Batak 1991, dan beberapa buku terkait.
Universitas Sumatera Utara
18
1.5.2 Kerja lapangan
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain Lonfland dalam
Moleong, 1989. Selain kata-kata dan tindakan, perekaman audio ataupun materi musik juga menjadi sumber data yang utama dalam penelitian ini. Oleh karena itu
penulis menggunakan dua teknik dalam pengumpulan data di lapangan yaitu:
1.5.2.1 Wawancara
Wawancara diperlukan untuk mendukung penelitian tentang analisis tekstual dan musikal Ende Tarombo Si Raja Lontung oleh dua penyaji kemudian
membandingkan garapan dari masing-masing penyaji. Dalam mengambil sumber data di lapangan penulis melakukan wawancara dengan budayawan, penyaji Ende
Tarombo ini, seniman dan musisi tradisional Batak Toba maupun informan lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Adapun dalam penelitian
lapangan disertai wawancara yang dilakukan penulis, wawancara yang dilakukan adalah wawancara berfokus focus interview yaitu membuat pertanyaan selalu
berpusat pada pokok permasalahan. Selain itu wawancara bebas free interview yaitu pertanyaan tidak hanya berfokus pada pokok permasalahan tetapi pertanyaan
dapat berkembang ke pokok permasalahan lainnya yang bertujuan untuk memperoleh berbagai ragam data, namun tidak menyimpang dari pokok
permasalahan Koentjaraningrat 1985:139. Hal ini penulis lakukan untuk mendukung data yang telah diperoleh dari kerja lapangan maupun dari studi
kepustakaan.
Universitas Sumatera Utara
19
1.5.2.2 Perekaman
Perekaman sangatlah penting dalam penelitian untuk mengumpulkan data. Perekaman musik yang akan dilakukan penulis adalah dalam bentuk rekonstruksi.
Sebagai alat bantu merekam hasil wawancara dan penyajian Ende Tarombo Si Raja Lontung penulis menggunakan Handphone Oppo Neo 3 r831k. Penulis
akan merekam hasil wawancara dengan narasumber yang dilakukan di lapangan. Selain merekam hasil wawancara, penelitian ini juga akan merekam materi musik
yang akan dianalisis teks serta musiknya. Untuk materi Ende Tarombo Si Raja Lontung penulis mengambil sampel dari Marsius Sitohang, Trio Lasidos. Penulis
akan merekam penyajian Ende Tarombo Si Raja Lontung dari kedua penyaji tersebut secara langsung ke lapangan. Khusus untuk Ende Tarombo Si Raja
Lontung oleh Trio Lasidos, penulis melakukan pengamatan melalui CD Compact Disk dari album lagu Trio Lasidos Bersatu Kembali tahun 2011 dalam salah satu
track lagunya yang berjudul Raja Lottung.
1.5.2.3 Kerja laboratorium
Untuk membahas permasalahan dalam penelitian yaitu tentang bagaimana aspek tekstual dan musikal serta komparasi Ende Tarombo Si Raja Lontung oleh
dua penyaji, peneliti melakukan kerja laboratorium. Maka keseluruhan data yang telah terkumpul dari lapangan, selanjutnya diproses dalam kerja laboratorium.
Data-data yang bersifat analisis disusun dengan sistematika penulisan ilmiah. Data-data berupa gambar dan rekaman diteliti kembali sesuai ukuran yang telah
ditentukan kemudian dianalisis seperlunya. Semua hasil pengolahan data tersebut
Universitas Sumatera Utara
20 disusun dalam satu laporan hasil penelitian berbentuk skripsi. Meriam 1995:85.
Dalam mendeskripsikan materi musik pada kerja laboratorium, terdapat dua pendekatan yang diungkapkan oleh Bruno Nettl 1964:98 yaitu:
1 Kita dapat menganalisis dan mendeskripsikan apa yang didengar, dan
2 Kita dapat dengan cara menuliskannya apa yang kita dengar tersebut diatas
kertas lalu mendeskripsikan apa yang kita lihat. Dari kedua pendekatan tersebut penulis akan menggunakan pendekatan yang
kedua dalam menganalisis teks dan musik Ende Tarombo Si Raja Lontung oleh dua penyaji. Pendekatan pertama tidak dilakukan karena peneliti tidak mungkin
hanya mengandalkan pendengaran dan daya ingat yang terbatas tanpa menuliskannya. Untuk mendeskripsikan bunyi musikal dari Ende Tarombo Si
Raja Lontung oleh dua penyaji, harus dilengkapi dengan analisis yang didasarkan atas materi yang terlihat dalam bentuk notasi. Oleh karena itu dalam kerja
laboratorium penulis akan melakukan transkripsi. Transkripsi adalah proses memindahkan bunyi menotasikan, mengalihkan bunyi yang didengar menjadi
simbol visual.
1.5.2.3.1 Metode transkripsi
Dalam hal ini, Ende Tarombo Si Raja Lontung oleh dua penyaji yang telah direkam kemudian ditranskripsikan dengan menggunakan sistem penulisan notasi
Barat menggunakan program software Sibelius. Dalam penggunaan notasi Barat, penulis memperhatikan pendapat Seeger 1958:184-195 yang membedakan dua
notasi menurut tujuannya yaitu:
Universitas Sumatera Utara
21 1
Notasi Preskriptif prescriptive yaitu notasi yang hanya menuliskan garis besar dari bunyi. Notasi ini merupakan pedoman bagaimana musik itu
dapat diwujudkan oleh pemain musik. 2
Notasi Deskriptif descriptive yaitu laporan yang disertai notasi secara lengkap tentang bagaimana sebenarnya suatu musikal dalam suatu
pertunjukan diwujudkan. Dalam hal ini penulis akan menggunakan notasi preskriptif dalam
pentranskripsian Ende Tarombo Si Raja Lontung. Jadi notasi yang akan dituliskan adalah garis besar dari bunyinya saja sehingga dapat diketahui bagaimana musik
itu dapat diwujudkan oleh penyaji musik Ende Tarombo Si Raja Lontung.
1.6 Lokasi Penelitian
Untuk memperoleh informasi yang lebih akurat mengenai tulisan ini maka penulis melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian yaitu di Tanjung
Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah disebabkan karena lokasi tersebut merupakan tempat tinggal
penyaji Ende Tarombo Si Raja Lontung yaitu: Marsius Sitohang.
Universitas Sumatera Utara
22
BAB II SEJARAH DAN ASAL-USUL SI RAJA LONTUNG
Pada bab ini akan dibahas tentang sejarah asal-usul Si Raja Lontung, untuk itu perlu dilakukan peninjauan sejarah darinya. Dalam penelitian ini digunakan
metode sejarah dengan pendekatan penelitian historis. Menurut Suryabrata dalam Metode Penelitian 1994:16 tujuan penelitian historis adalah untuk membuat
rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasikan, serta mensintesiskan bukti-
bukti untuk menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat. Semua upaya tersebut harus melalui proses pengumpulan data. Maka dengan demikian
data-data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berbentuk keterangan-keterangan, kalimat-kalimat dari studi pustaka, foto-foto, serta
informasi yang berkaitan dengan bagaimana sejarah asal-usul Si Raja Lontung. Mengingat bahwa data-data yang dikumpulkan tersebut berupa dokumen-
dokumen tertulis, informasi, kejadian-kejadian, dan foto-foto yang akan dianalisis dalam tinjauan sejarah, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan
dan perilaku atau sekelompok individu atau sekelompok orang Moleong, 2007:6 Dilain pihak Koentjaraningrat 1990:29 mengatakan bahwa metode deskriptif
dengan pendekatan kualitatif, yaitu suatu penelitian yang berdasarkan atas tujuannya dalam menggambarkan dan menafsirkan data yang dijumpai di
Universitas Sumatera Utara