76
2.2 Model diakronis
Dengan model diakronis akan dianalisis generasi yang dimulai dari Si Raja Batak sampai turunan Lontung. Menurut Kuntowijoyo model diakronis dalam
penulisan sejarah digunakan untuk menggambarkan bagaimana pertumbuhan tersebut dari waktu-kewaktu, bagaimana ia tumbuh dari awal sebagai suatu gejala
1994:38. Berdasarkan silsilah yang sudah baku di kalangan orang Batak Toba, Raja
Manghuntal Sisingamangaraja I
45
adalah generasi yang kedelapan dari Si Raja Batak. Menurut sejarah Batak sebagai titik tolak diperkirakan angka tahun
kelahiran Raja Sisingamangaraja XII diyakini lahir pada tahun 1845. Jika dihitung-hitung satu generasi adalah 30 tahun dalam arti sudah pantas punya anak,
maka Si Raja Batak lahir sekitar tahun 1305 abad XIV. Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan analisa tahun pertumbuhan
setiap generasi Keturunan Lontung yang dimulai dari generasi pertama yaitu Si Raja Batak. Perkiraan tahun keturunan Guru Tatea Bulan mulai dari Si Raja Batak
sampai sundut generasi yang keempat adalah seperti pada tabel berikut:
45
Merupakan cucu dari Sinambela, anak dari Ompu Raja Bonanionan dengan Istrinya yang kedua. Lihat Buku W.M Hutagalung 1991:288.
Universitas Sumatera Utara
77 Tabel-12 Perkiraan tahun lahirnya turunan Si Raja Lontung
NO. NAMA
GENERASI LAHIR
ABAD
1. Siraja Batak I
1305 XIV
2. Raja Tatea Bulan II
1335 ”
3. Saribu Raja III
1365 ”
4. Sinaga IV
1395 ”
5. Situmorang IV
1395 ”
6. Pandiangan IV
1395 ”
7. Nainggolan IV
1395 ”
8. Simatupang IV
1395 ”
9. Siregar IV
1395 ”
10. Aritonang IV
1395 ”
11. Siboru Anak Pandan IV
1395 ”
Universitas Sumatera Utara
78
BAB III ANALISIS SEMIOTIK TEKS
ENDE TAROMBO SI RAJA LONTUNG
Penulis menggunakan teori semiotika untuk menjelaskan tentang isi daripada teks Ende Tarombo Si Raja Lontung yang disajikan oleh Marsius
Sitohang dan Trio Lasidos. Sebelum membahas pokok permasalahan, terlebih dahulu akan diuraikan teori yang digunakan sebagai kerangka berpikir dalam
menganalisis teks Ende Tarombo Si Raja Lontung. Seperti yang telah dijelaskan dalam BAB I Halaman 12, bahwa teori semiotika menurut Roland Barthes 1915-
1980, dalam teorinya tersebut Barthes mengembangkan semiotika menjadi 2 tingkatan pertandaan, yaitu tingkat denotasi dan konotasi. Denotasi adalah tingkat
pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda pada realitas, menghasilkan makna eksplisit, langsung, dan pasti. Konotasi adalah tingkat
pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda yang di dalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti Yusita
Kusumarini,2006. Sebagaimana halnya memberi makna pada puisi, maka mencari makna
pada teks nyanyian juga merupakan rangkaian bahasa puitis terikat maupun bebas yang dilagukan. Maksudnya mencari tanda-tanda yang memungkinkan timbulnya
makna dari nyanyian itu. Maka menganalisis teks suatu lagu tidak lain memburu
Universitas Sumatera Utara