Pemberitaan Kekerasan Terhadap Wartawan Indonesia dan Sikap Mahasiswa (Studi Korelasional Tentang Hubungan antara Pemberitaan Kekerasan Terhadap Wartawan Indonesia di Metro TV Terhadap Sikap Mahasiswa STIK-P)
ANALISIS KINERJA
SUPPLIER
BAHAN BAKU
MENGGUNAKAN INTEGRASI
SUPPLY CHAIN OPERATIONS
REFRENCE
DAN
ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
DI
PT. ASIA RAYA FOUNDRY
T U G A S S A R J A N A
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
WAHYU LISTYO JATI 100403070
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih Karunia-Nya serta kemurahan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Sarjana ini. Tugas Sarjana merupakan salah satu syarat akademis yang harus dipenuhi oleh mahasiswa Teknik Industri untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik.
Penulis melaksanakan Tugas Sarjana di PT. Asia Raya Foundry yang bergerak dalam bidang produksi spare part mesin-mesin pabrik. Tugas Sarjana ini berjudul “Analisis Kinerja Supplier Bahan Baku Menggunakan Integrasi Supply Chain Operations Refrence dan Analytic Hierarchy Process”.
Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Sarjana ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis menerima secara terbuka setiap kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk perbaikan tulisan ini.
Medan, Juni 2015 Penulis
(7)
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, banyak pihak yang telah membantu, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan.
2. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku koordinator tugas akhir yang sudah memberikan pelatihan penulisan pra proposal tugas akhir dan memberikan arahan dalam pemilihan judul tugas akhir.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku koordinator bidang manajemen yang memberikan arahan terhadap judul tugas akhir ini.
4. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, M. Sc selaku dosen pembimbing I yang banyak meluangkan waktu, memberikan ilmu dan saran untuk penulisan proposal tugas akhir ini.
5. Ibu Tuti Sarma Sinaga, ST, MT selaku dosen pembimbing II yang sudah banyak memberikan saran dan arahan terkait judul dan isi proposal tugas akhir.
6. Kedua orang tua penulis yang tercinta, yaitu papaku Alm Ir. Sukirso, M.S dan mama ku Winda Wahyuni, terima kasih untuk dukungan dan ide-ide segarnya. Kepada mama terima kasih untuk doa-doanya sehingga anakmu bisa kuat dalam menyelesaikan tugas akhir ini, semoga kita semakin tabah dan sabar. Untuk Alm Papaku, doa saya akan selalu terpanjat untuk papa. Walaupun belum sempat saya menghadiahkan wisuda saya untuk papa namun
(8)
7. Adik penulis yaitu Fajar Dwi Wahyunanto yang memberikan semangat dan dukungan.
8. Seluruh keluarga besar di Binjai dan Klaten yang memberikan semangat dan doa-doanya untuk kelancaran pengerjaan tugas akhir ini.
9. Manajer projek PT Asia Raya Foundry Bapak Wahyudi yang sudah banyak meluangkan waktu di pabrik untuk mengumpulkan data.
10.Seluruh manajer dan kepala bagian yang berhubungan dengan supplier atas bantuannya memberikan jawaban pada kuesioner.
11.Rekan-rekan satu kelompok tugas akhir di PT. Asia Raya Foundry, Liyana Fadillah, Syahreza Aulia, dan Ahmad Sofyan yang saling menguatkan dan mendoakan.
12.Sahabat-sahabat kelas B TITEN, Kharis Fadillah, M. Zain Fachriensyah, Rois Rowa Sujana, Nadhira Indah P. Hrp, yang selalu menguatkan dan menyemangati penulis.
13.Seluruh Prosmaners 2010 khususnya Danu Jaya Saputro, Fajar Prayogi, Nadia Amalia Pilli dan khususnya Rini Paskah Barus yang sudah membantu mengurus izin masuk ke Pabrik penelitian. Terima kasih juga kepada adik-adik Prosmaners 2011 untuk semangat dan motivasinya.
14.Sahabat-sahabat penulis di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik USU khususnya stambuk 2010 yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.
(9)
15.Seluruh staf dan karyawan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara khususnya Bang Ridho, Kak Aniaty, Bang Mijo dan Bang Nurmansyah yang banyak membantu dan memberikan dukungan kepada penulis.
16.Untuk adinda Irma Azwanty terima kasih sudah menguatkan, menghibur keluarga kami dan memberikan dukungan. Sahabatku dari SMA Mas Sofyan, Mbak Ratih Khairunnisa, Bang Rifki, Mas Yoki Aditio, M. Suwandi, dan Kak Ilmi Fadillah Rizki yang banyak mendukung dan memberikan nasihat-nasihatnya agar tegar dan kuat menjalani semua ini. Semoga kalian sukses! 17.Direktur LPP Bpk. Gunawan Ciptadi yang sudah memberikan dukungan
moriil terhadap keluarga kami, memberikan bantuannya dan doa untuk kami sekeluarga.
18.Kepala LPP Kampus Medan, Bpk. Bambang Edi Saputro, sahabat Alm Papa yaitu Bpk. W. Simbolon, rekan dekat Alm Papa Bpk Aries Sukariawan, Bpk Habib Prayitno, Bpk Heri Purwanto, Bpk Sulaiman dan Bpk Andre Sinuhaji yang sudah memotivasi pengerjaan tugas akhir ini.
19.Seluruh rekan-rekan Alm. Papa di STIPAP-LPP Medan yang terus menerus memberikan motivasi dan semangat kepada penulis.
20.Remaja masjid Imtaq LPP Kampus Medan khususnya Bang Akhyar dan Seluruh BKM masjid yang selalu memotivasi sejak papa berpulang ke rahmatullah.
(10)
22.Semua pihak yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Medan, Juli 2015 Penulis
(11)
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xx
DAFTAR LAMPIRAN ... xxi
ABSTRAK ... xxii
I PENDAHULUAN ... I-1 1.1. Latar Belakang ... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-5 1.3. Tujuan dan Manfaat ... I-5 1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-6 1.5. Sistematika Penulisan Laporan ... I-7
(12)
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... II-1
2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1 2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.3. Sistem Pemasaran ... II-3 2.4. Organisasi dan Manajemen ... II-5 2.4.1. Struktur Organisasi Perusahaan... II-5 2.4.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-8 2.4.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-20 2.4.3.1. Tenaga Kerja ... II-20 2.4.3.2. Jam Kerja ... II-21 2.4.4. Sistem Pengupahan dan Kesejahteraan Karyawan... II-22 2.5. Proses Produksi ... II-24 2.5.1. Standar Mutu Produk ... II-24 2.5.2. Bahan yang Digunakan ... II-26 2.5.3. Uraian Proses ... II-29 2.6. Pengendalian Kualitas ... II-38 2.7. Mesin, Peralatan dan Utilitas ... II-39 2.7.1. Mesin Produksi ... II-39 2.7.2. Peralatan Produksi (Equipment) ... II-40 2.7.3. Sarana Pendukung Proses Produksi ... II-41
(13)
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN 2.7.4. Utilitas ... II-41 2.7.5. Safety and Fire Protection ... II-42 2.8. Waste Treatment ... II-44 2.9. Perbaikan/Maintenance ... II-44
III LANDASAN TEORI ... III-1 3.1. Supply Chain Management ... III-1 3.2. Supply Chain Operations Refrence (SCOR) Model ... III-2 3.2.1. Sekilas Mengenai SCOR Model ... III-2 3.3 Pengukuran Kinerja ... III-4 3.3.1. Atribut Kinerja ... III-4 3.4 AHP (Analytical Hierarchy Process) ... III-7 3.4.1. Decomposition ... III-8 3.4.2. Comparative Judgement ... III-10 3.4.3. Synthesis of Priority ... III-12 3.4.4. Logical Consistency ... III-13 3.5. Konsistensi Hirarki ... III-13 3.6. AHP dalam Kelompok ... III-15 IV METODOLOGI PENELITIAN... IV-1 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1
(14)
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN 4.3. Objek Penelitian ... IV-2 4.4. Variabel Penelitian... IV-2 4.5. Kerangka Berfikir ... IV-3 4.6. Rancangan Penelitian ... IV-3 4.7. Pengumpulan Data ... IV-6 4.7.1. Sumber Data ... IV-6 4.7.2. Metode Pengumpulan Data ... IV-6 4.7.3. Populasi dan Sampel ... IV-7 4.8. Pengolahan Data ... IV-7 4.9. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-8 4.10. Kesimpulan dan Saran ... IV-8
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1 Pengumpulan Data ... V-1
5.1.1 Pengumpulan Data Analytical Hierarchy Process dan SCOR ... V-1 5.1.2 Pembuatan Kuesioner ... V-5 5.2. Pengolahan Data ... V-6
5.2.1 Matriks Perbandingan Berpasangan (Pairwise Comparison) Level Kriteria... V-6
(15)
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN 5.2.1.1.Perhitungan Rata-Rata Pembobotan untuk
Setiap Kriteria ... V-9 5.2.2. Matriks Perbandingan Berpasangan
(Pairwise Comparison) Level Supplier ... V-11 5.2.2.1 Perhitungan Rata - Rata Pembobotan
Alternatif Perusahaan Supplier... V-17 5.3. Perhitungan Bobot Parsial dan Konsistensi Matriks ... V-20
5.3.1. Perhitungan Bobot Parsial dan Konsistensi Matriks untuk Masing - Masing Elemen Level Kriteria SCOR ... V-22 5.3.2. Perhitungan Bobot Parsial dan Konsistensi
Matriks untuk Alternatif Supplier dengan Kriteria SCOR ... V-26 5.3.2.1.Perhitungan Bobot Parsial dan Konsistensi
Matriks untuk Alternatif Supplier pada Kriteria Tepat Waktu (K1) ... V-26 5.3.2.2.Perhitungan Bobot Parsial dan Konsistensi
Matriks untuk Alternatif Supplier
(16)
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN 5.3.2.3.Perhitungan Bobot Parsial dan Konsistensi
Matriks untuk Alternatif Supplier pada Kriteria Tepat Kualitas (K3) ... V-32 5.3.2.4.Perhitungan Bobot Parsial dan Konsistensi
Matriks untuk Alternatif Supplier Pada Kriteria Konfirmasi Ketersediaan Pesanan (K4) ... V-34 5.3.2.5.Perhitungan Bobot Parsial dan Konsistensi
Matriks untuk Alternatif Supplier pada Kriteria Kecepatan Memproses Pesanan (K5) ... V-37 5.3.2.6.Perhitungan Bobot Parsial dan Konsistensi
Matriks untuk Alternatif Supplier
pada Kriteria Fleksibilitas Pemesanan (K6) ... V-40 5.3.2.7.Perhitungan Bobot Parsial dan Konsistensi
Matriks untuk Alternatif Supplier pada Kriteria Kemampuan Beradaptasi dengan Kondisi Pasar (K7) ... V-43 5.3.3. Penentuan Bobot Prioritas... V-48
5.3.3.1.Perhitungan Bobot Level Alternatif
(17)
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB HALAMAN 5.3.3.2.Perhitungan Bobot Level Kriteria SCOR ... V-48 5.3.3.3.Perhitungan Total Bobot Kinerja Supplier ... V-49 5.3.4. Perhitungan Kinerja Supplier dengan Metrik SCOR .... V-50 5.3.4.1.Pengukuran Atribut Kinerja Keandalan ... V-50 VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH ... VI-1 6.1 Analisis Hierarki ... VI-1 6.2 Analisis AHP dan SCOR... VI-2
VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1 7.1 Kesimpulan ... VII-1 7.2 Saran ... VII-2
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(18)
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN 1.1. Data Kegagalan Waktu dan Jumlah Pengiriman dari Setiap
Pemasok (Supplier) Pada Bulan Januari 2015 ... I-2 1.2. Jumlah Bahan Baku yang Dikembalikan Periode Januari
2015 ... I-3 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Asia Raya Foundry ... II-21 2.2. Presentase Material Penyusun Produk PT. Asia Raya Foundry ... II-25 2.3. Jenis-Jenis Bahan Tambahan ... II-27 2.4. Jenis-Jenis Bahan Penolong ... II-28 2.5. Jenis-Jenis Mesin Produksi PT. Asia Raya Foundry ... II-39 2.6. Jenis-Jenis Peralatan Produksi PT. Asia Raya Foundry... II-41 2.7. Jenis-Jenis Sarana Pendukung PT. Asia Raya Foundry ... II-41 3.1. Dasar Perbandingan Kriteria ... III-11 3.2. Matrik Pairwaise Comparison ... III-12 3.3. Nilai Index Random (RI) ... III-14 5.1. Pengelompokan Responden ... V-1 5.2. Data Jumlah Pesanan Produk Part dan Kebutuhan Bahan Baku .... V-2 5.3. Perbandingan antara Jumlah Supply Bahan dengan Kebutuhan
Pabrik... V-3 5.4. Total Supply, Jumlah Supply dan Jumlah Pengembalian Bahan
Baku PT. Asia Raya Foundry Bulan Januari-Mei 2015 ... V-3 5.5. Matriks Perbandingan Berpasangan Elemen Level Kriteria ... V-7
(19)
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN 5.6. Rata-rata Pembobotan Untuk Setiap Elemen (Kriteria) ... V-10 5.7. Matriks Perbandingan Berpasangan Alternatif Pemasok Untuk
Kriteria Tepat Waktu ... V-11 5.8. Matriks Perbandingan Berpasangan Alternatif Pemasok Untuk
Kriteria Tepat Jumlah ... V-12 5.9. Matriks Perbandingan Berpasangan Alternatif Pemasok Untuk
Kriteria Tepat Kualitas ... V-13 5.10. Matriks Perbandingan Berpasangan Alternatif Pemasok Untuk
Kriteria Kecepatan Konfirmasi Ketersediaan Pesanan ... V-14 5.11. Matriks Perbandingan Berpasangan Alternatif Pemasok Untuk
Kriteria Kecepatan Memproses Pesanan ... V-15 5.12. Matriks Perbandingan Berpasangan Alternatif Pemasok Untuk
Kriteria Fleksibilitas Pemesanan ... V-16 5.13. Matriks Perbandingan Berpasangan Alternatif Pemasok Untuk
Kriteria Kemampuan Beradaptasi dengan Kondisi Pasar ... V-17 5.14. Rekapitulasi Perhitungan Rata-Rata Pembobotan Alternatif
Masing-masing Kriteria SCOR pada Setiap Supplier ... V-19 5.15. Rekapitulasi Penjumlahan Rata - Rata Pembobotan Untuk
(20)
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN 5.16. Rekapitulasi Matriks Normalisasi dan Bobot Setiap Baris
Elemen Kriteria SCOR ... V-23 5.17. Rekapitulasi Penjumlahan Rata-Rata Pembobotan Alternatif
Supplier pada Kriteria Tepat Waktu (K1) ... V-27 5.18. Matriks Normalisasi dan Bobot untuk Alternatif Supplier
Pada Kriteria Tepat Waktu (K1) ... V-27 5.19. Rekapitulasi Penjumlahan Rata-Rata Pembobotan Alternatif
Supplier pada Kriteria Tepat Jumlah (K2) ... V-29 5.20. Matriks Normalisasi dan Bobot untuk Alternatif Supplier
Pada Kriteria Tepat Jumlah (K2) ... V-30 5.21. Rekapitulasi Penjumlahan Rata-Rata Pembobotan Alternatif
Supplier pada Kriteria Tepat Kualitas (K3) ... V-32 5.22. Matriks Normalisasi dan Bobot untuk Alternatif Supplier
Pada Kriteria Tepat Kualitas (K3) ... V-33 5.23. Rekapitulasi Penjumlahan Rata-Rata Pembobotan Alternatif
Supplier pada Kriteria Kecepatan Konfirmasi Ketersediaan
Pesanan (K4) ... V-35 5.24. Matriks Normalisasi dan Bobot untuk Alternatif Supplier
Pada Kriteria Kecepatan Konfirmasi Ketersediaan
(21)
DAFTAR TABEL (LANJUTAN)
TABEL HALAMAN 5.25. Rekapitulasi Penjumlahan Rata-Rata Pembobotan Alternatif
Supplier pada Kriteria Kecepatan Memproses Pesanan
(K5) ... V-38 5.26. Matriks Normalisasi dan Bobot untuk Alternatif Supplier Pada
Kriteria Kecepatan Memproses Pesanan (K5) ... V-38 5.27. Rekapitulasi Penjumlahan Rata -Rata Pembobotan Alternatif
Supplier pada Kriteria Fleksibilitas Pemesanan (K6) ... V-41 5.28. Matriks Normalisasi dan Bobot untuk Alternatif Supplier Pada
Kriteria Fleksibilitas Pemesanan (K6) ... V-41 5.29. Rekapitulasi Penjumlahan Rata -Rata Pembobotan Alternatif
Supplier pada Kriteria Kemampuan Beradaptasi Dengan Kondisi Pasar (K7)... V-43 5.30. Matriks Normalisasi dan Bobot untuk Alternatif Supplier Pada
Kriteria Kemampuan Beradaptasi Dengan Kondisi Pasar (K7) ... V-44 5.31. Rasio Konsistensi Alternatif Supplier ... V-46 5.32 Rekapitulasi Bobot Parsial ... V-47 5.33. Bobot Prioritas Level Alternatif Supplier ... V-48 5.34. Bobot Prioritas Level Kriteria SCOR ... V-49 5.35. Rekapitulasi Perfect Order Pulfillment Supplier untuk Periode
(22)
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1 Struktur Organisasi PT. Asia Raya Foundry ... II-7 2.2. Blok Diagram Uraian Produksi Pembuatan Produk ... II-29 3.1 Hirarki Lengkap ... III-9 4.1 Kerangka Berfikir Penelitian ... IV-3 4.2 Langkah-Langkah Proses Penelitian ... IV-5 5.1 Hirarki Penilaian Kinerja Supplier ... V-5
(23)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
1 Kuesioner AHP ... L-1 2 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Perbandingan
Berpasangan Kriteria ... L-2 3 Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Perbandingan
Berpasangan Antar Unsur Level 3 (Supplier) ... L-3 4 Form Tugas Akhir ... L-4 5 Surat Penjajakan ... L-5 6 Surat Balasan Pabrik ... L-6 7 Surat Keputusan Tentang Tugas Sarjana Mahasiswa ... L-7 8 Berita Acara Laporan Tugas Sarjana ... L-8
(24)
ABSTRAK
Persaingan bisnis yang semakin cepat menuntut PT. Asia Raya Foundry sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur pengecoran logam untuk produksi spare part mesin pabrik perkebunan dan alat berat harus memperhatikan keinginan konsumen terhadap produk. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat keluhan dari pabrik terhadap pasokan bahan baku langsung yang diperoleh dari supplier sehingga menyebabkan adanya keterlambatan dalam penyelesaian produk. Gangguan yang disebabkan oleh
supplier adalah pemasok belum mampu memenuhi kebutuhan bahan baku dalam hal tepat waktu, tepat jumlah dan tepat kualitas. Perusahaan juga secara ilmiah belum melakukan pengukuran kinerja supplier bahan baku langsung. Penelitian bertujuan untuk memperoleh penilaian terhadap supplier bahan baku yang kinerjanya sangat tidak memadai sehingga menyebabkan terganggunya kontinuitas supply bahan baku menggunakan metrik SCOR dan AHP. Metrik SCOR digunakan sebagai atribut dalam AHP untuk melihat persepsi perusahaan terhadap kriteria prioritas yang harus dimiliki supplier. Penerapan kriteria prioritas AHP kemudian dilakukan menggunakan rumus metrik SCOR untuk melihat perusahaan mana yang berkinerja paling baik.
Hasil yang diperoleh adalah kriteria Keandalan menjadi kriteria prioritas yang diperhatikan perusahaan sebesar 0,42. Metrik SCOR yang digunakan pada kriteria Keandalan adalah POF (Perfect Order Fulfillment) dengan hasil S1 dan S3 memiliki persentasi sebesar 89% sehingga S1 dan S3 dapat dipertahankan sebagai supplier tetap kedepannya.
(25)
ABSTRAK
Persaingan bisnis yang semakin cepat menuntut PT. Asia Raya Foundry sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur pengecoran logam untuk produksi spare part mesin pabrik perkebunan dan alat berat harus memperhatikan keinginan konsumen terhadap produk. Berdasarkan penelitian yang dilakukan terdapat keluhan dari pabrik terhadap pasokan bahan baku langsung yang diperoleh dari supplier sehingga menyebabkan adanya keterlambatan dalam penyelesaian produk. Gangguan yang disebabkan oleh
supplier adalah pemasok belum mampu memenuhi kebutuhan bahan baku dalam hal tepat waktu, tepat jumlah dan tepat kualitas. Perusahaan juga secara ilmiah belum melakukan pengukuran kinerja supplier bahan baku langsung. Penelitian bertujuan untuk memperoleh penilaian terhadap supplier bahan baku yang kinerjanya sangat tidak memadai sehingga menyebabkan terganggunya kontinuitas supply bahan baku menggunakan metrik SCOR dan AHP. Metrik SCOR digunakan sebagai atribut dalam AHP untuk melihat persepsi perusahaan terhadap kriteria prioritas yang harus dimiliki supplier. Penerapan kriteria prioritas AHP kemudian dilakukan menggunakan rumus metrik SCOR untuk melihat perusahaan mana yang berkinerja paling baik.
Hasil yang diperoleh adalah kriteria Keandalan menjadi kriteria prioritas yang diperhatikan perusahaan sebesar 0,42. Metrik SCOR yang digunakan pada kriteria Keandalan adalah POF (Perfect Order Fulfillment) dengan hasil S1 dan S3 memiliki persentasi sebesar 89% sehingga S1 dan S3 dapat dipertahankan sebagai supplier tetap kedepannya.
(26)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Manajemen rantai pasok (Supply Chain Management) pada sebuah pabrik produksi merupakan suatu terobosan rangkaian proses dan aliran produk yang saling terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan pasokan bahan baku. Pada suatu
supply chain ada 3 macam aliran yang harus dikelola. Pertama adalah aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream). Kedua adalah aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya (Nyoman Pujawan, 2005). Kinerja dari supplier sangat menentukan apakah proses produksi dapat berjalan dengan baik dan efisien.
PT. Asia Raya Foundry merupakan sebuah perusahan manufaktur yang bergerak di bidang produksi spare part mesin pabrik pengolahan hasil perkebunan dan alat berat. Proses pengecoran logam sangat dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku langsung (direct material ) serta bahan baku tidak langsung (indirect material). Masalah yang dihadapi oleh pabrik adalah sulitnya mendapatkan pasokan bahan baku langsung dengan tepat waktu, tepat jumlah dan memenuhi kualitas yang ditetapkan perusahaan sehingga mengakibatkan terganggunya penyelesaian produk jadi. Pasokan bahan baku langsung yang dibutuhkan yaitu besi scrap. PT Asia Raya Foundry telah memiliki tiga supplier tetap yang memasok bahan baku langsung yakni CV. Abadi Jaya (S1), CV. Jaya Bersama
(27)
(S2), dan CV. Iswadi (S3). Dari hasil pengamatan awal terlihat adanya indikasi terjadinya kendala pada supply bahan baku langsung dari supplier seperti diuraikan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Waktu dan Jumlah Pengiriman dari Setiap Pemasok (Supplier) Pada Bulan Januari 2015
Due Date dan Jumlah Permintaan
Nama Perusahaan
Supplier
Tanggal Pengiriman
(Januari 2015)
Jumlah yang
Dipenuhi
Minggu ke I S1 5,6,8, dan 9 60.409 Kg
5/1/2015 S2 5, dan 6 21.211 Kg
125.000 Kg S3 5,7,9, dan 10 40.767 Kg
Total 122.387 Kg
Minggu ke II S1 12,13,15,16,dan 18 64.548 Kg
12/1/2015 S2 12, 15 44.818 Kg
112.000 Kg S3 26 dan 30 1.810 Kg
Total 111.176 Kg
Minggu ke III S1 20,21,22,23,dan 24 46.619 Kg
19/1/2015 S2 - -
68.000 Kg S3 26 dan 30 17.700 Kg
Total 64.319 Kg
Minggu ke IV S1 26 dan 28 20.701 Kg
26/1/2015 S2 - -
15.112 Kg S3 - -
Total 20.701 Kg
Sumber: PT. Asia Raya Foundry
Terlihat pada data diatas bahwa jumlah bahan baku yang dipenuhi oleh supplier
(28)
perusahaan meminta bahan sebanyak 125.000 Kg namun dipenuhi hanya 122.387 Kg.
Tabel 1.2. Jumlah Bahan Baku yang Dikembalikan Periode Januari 2015 Minggu Ke- Bahan Baku Diterima
Masuk
Bahan Baku Dikembalikan Kriteria Pengembalian
I 122.387 Kg - -
II 111.176 Kg S1 = 4.500 Kg Berkarat > 75%
III 64.319 Kg S1 = 1.800 Kg Berkarat >70%
IV 20.701 Kg S1 = 3.451 Kg Tumpukan pasir yang mengeras
Sumber: PT. Asia Raya Foundry
Selama ini proses pengadaan bahan baku langsung tersebut dilakukan oleh tiga supplier yang bekerjasama dengan PT. Asia Raya Foundry secara kontinu dengan harga beli bahan baku Rp 3.800/kg. Perusahaan didalam melakukan produksi perlu mendapatkan pasokan bahan baku langsung yang lancar sehingga kinerja para pemasok perlu dinilai. Keberlanjutan kerjasama berikutnya sangat tergantung dengan penilaian kinerja supplier selama ini, hanya saja sistem penilaian yang dilakukan oleh pihak pabrik masih secara subjektif dan dalam bentuk kualitatif saja sehingga manajemen perusahaan tidak dapat menentukan
supplier yang benar-benar memiliki kinerja terbaik dan dapat dipertahankan sebagai rekanan yang mendukung proses produksi di pabrik. Hal ini harus dianalisis menggunakan penelitian ilmiah sehingga perusahaan mengetahui secara kuantitaif bagaimana kinerja supplier perusahaan.
Metode yang dapat diaplikasikan dalam menilai kinerja supplier antara lain menggunakan metode Supply Chain Operation Refrence (John Paul, 2014).
(29)
Metode ini digunakan dengan melihat 3 proses inti kinerja eksternal supply chain. Kinerja supplier bahan baku utama kemudian akan dinilai bobotnya menggunakan
Analytical Hierarchy Process. Penilaian ini tidak hanya dilakukan terhadap satu faktor saja namun dilakukan penilaian lain yang mendukung untuk melakukan evaluasi pemasok berdasarkan teori Supply Chain Management.
Penelitian mengenai SCOR dan AHP pernah dilakukan dalam beberapa jurnal ilmiah. Yandra (2014) melakukan penelitian tentang Pendekatan Kinerja menggunakan Supply Chain Operation Refrencess (SCOR) dan Fuzzy Analytical Hierarchy Process (AHP). Pada penelitian dibahas tentang penilaian supplier
pada salah satu Industri Kecil Obat Tradisional (IKOT) yang berada di Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan dengan mengukur performa yang dilakukan dengan pendekatan supply chain operation refrencess (SCOR) dengan fuzzy analytichal hierarchy process (AHP). Kesimpulan yang diperoleh dari perhitungan fuzzy AHP bahwa perusahaan harus segera memprioritaskan pengelolaan aset khususnya persediaan untuk segera diperbaiki. Fokus perbaikan pada kemampuan perusaaan untuk menjual produknya secara efektif. Selanjutnya Yuni (2013) melakukan penelitian yang berjudul Perancangan Sistem Penilaian dan Seleksi Supplier dengan Menggunakan Metode AHP dan Traffic Light System
yang dilakukan oleh membahas mengenai evaluasi supplier baling-baling (blade) pada CV. Cihanjuang Inti Teknik yang memproduksi turbin. Pemecahan masalah dilakukan dengan VPI yang sesuai dengan requirement perusahaan menggunakan metode AHP dan traffic light system. Kesimpulan yang diperoleh adalah kinerja
(30)
terbaik dari tiga Supplier perusahaan berhasil diraih oleh PT X dengan skor 91%. Sedangkan PT Y meraih skor 79% dan PT Z meraih skor 65%.
Hasil dari kedua penelitian ini menjadi alasan bahwa permasalahan yang dihadapi perusahaan dapat diselesaikan dengan menggunakan metode yang sama.
1.2. Perumusan Masalah
Permasalahan yang menjadi bahasan utama dalam penelitian ini adalah perusahaan secara ilmiah belum melakukan pengukuran kinerja para supplier
dalam memasok bahan baku langsung. Masalah yang biasanya terjadi pada
supplier adalah tidak tepatnya waktu pengiriman bahan baku langsung, jumlah bahan baku langsung yang dikirim jumlahnya tidak sesuai yang diminta dan kualitas bahan baku tidak sesuai dengan yang ditetapkan perusahaan sehingga menyebabkan bahan baku yang sudah dikirim dikembalikan ke supplier. Diantara masalah tersebut akan diteliti faktor mana yang paling dominan menyebabkan terganggunya kinerja supplier sehingga hasil penelitian dapat menunjukkan alternatif supplier yang berkinerja unggul.
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh penilaian (ukuran kinerja)supplier yang bekerja lebih baik dalam memasok bahan baku kePT. Asia Raya Foundry.
(31)
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan
PT. Asia Raya Foundry merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pengecoran logam dengan memproduksi berbagai spare part
industri perkebunan dan alat berat diantaranya Bearing Housing, Bushing/bronze, Hanger bearing, Coupling, Roda Lorry, Transfer Carriage, Sprocket, Worm
Screw, Roda gigi, Pisau cutte, Coupling, Stand mangle, Pisau Breaker, Bowl Liner, Impact, Jaw plate, Paddle, Toggle Seat/Block, Liner, Mantle Cone, Jig
Plate dan sebagainya.
Perusahaan ini memperoleh surat izin usaha industri: IZ.531/IK-UIALK/73/V/2003. Pada perusahaan tesebut, terdapat 2 (dua) bagian proses produksi, yaitu proses produksi untuk pembuatan spare part industri dan pembuatan besi batangan/billet. Perusahaan ini juga ingin mengembangkan produksinya dalam bidang pembuatan besi beton (masih dalam tahap pembangunan). Meski memiliki proses produksi yang berbeda, namun dalam operasionalnya, perusahaan ini merupakan satu kesatuan dalam PT. Asia Raya Foundry.
PT. Asia Raya Foundry menggunakan besi-besi tua sebagai bahan baku. Besi-besi tersebut dipasok oleh beberapa pemasok yang sudah bekerja sama dengan perusahaan. Besi-besi tua tersebut akan dilebur/didaur ulang menjadi
(32)
quarry, cement mill, steel mill, pipe fittings, pulp dan kertas, alat-alat berat, serta industri-industri lainnya. Selain membuat spare part mesin industri, perusahaan tersebut juga dapat membuat/merancang mesin-mesin yang digunakan di berbagai industri, misalnya pembuatan mesin mangle, mesin hammer mill, mesin roll plat, mesin sand dryer, dan juga berbagai bentuk produk fabrikasi lainnya. Dalam hal manajemen, perusahaan ini telah mendapat sertifikat ISO 9001-2008 dari KAN (Komite Akreditasi Nasional) dalam bidang Quality Assurancce
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Asia Raya Foundry menggunakan besi-besi tua sebagai bahan baku utama dalam melakukan proses produksinya. Selain itu juga diperlukan berbagai jenis bahan tambahan seperti bahan-bahan kimia lainnya yang berfungsi untuk mendukung sifat produk yang diinginkan agar menjadi sparepart mesin yang digunakan untuk berbagai industri.
PT. Asia Raya Foundry dapat membuat berbagai jenis produk berdasarkan jenis industrinya diantaranya adalah:
1. Industri crumb rubber (industri pengolah getah karet), contohnya adalah
bearing block, bearing housing, gear, couping, cutter knife, shredder knife,
beaker knife, sprocket, stand, safety block, dan lain-lainnya. Selain membuat sparepart Crumb rubber, perusahaan ini juga bisa membuat mesin mangle, mesin hammer mill, conveyor dan berbagai jenis mesin industri crumb rubber
(33)
2. Industri palm oil (industri pengolah kelapa sawit), contohnya adalah roda
lorry, press cage, screw press, coupling, hangger bearing, , sprocket, bushing,
dan berbagai jenis sparepart palm oil lainnya. Selain pembuatan sparepart palm oil, perusahaan ini juga membuat mesin screw press, hydrociclone, unit
lorry, ripple mill dan lain-lainnya.
3. Industri heavy duty equipment (industri alat-alat berat), contohnya
intermediate roll, bosch coupling roll, rantai excavator, sprocker, dan lain-lain.
4. Industri quarry (pabrik batu) dan semen, contohnya adalah jaw crusher, cone cave, mantle cone , bow liner, hammer crusher, paddle arm, paddle tip, toggle block, toggle seat, dan lain-lainnya.
Pelaksanaan proses pada PT. Asia Raya Foundry berdasarkan pesanan dari konsumen (job order). Sebelum dilakukan pembuatan produk terlebih dahulu dilakukan penggambaran produk dalam bentuk gambar teknik. Gambar teknik dibuat oleh bagian drawing. Gambar yang digambar harus sesuai dengan bentuk dan spesifikasi yang diinginkan oleh konsumen. Biasanya konsumen memberikan gambar teknik produk, tetapi hanya memberikan dimensi yang umum. Apabila konsumen tidak memiliki gambar teknik, konsumen biasanya memberikan contoh produk, kemudian bagian drawing menggambar produk tersebut.
2.3. Sistem Pemasaran
(34)
perusahaan dengan pihak pelanggan. Daerah pemasaran yang dilayani hanya untuk industri lokal dalam jangka pendek, tetapi untuk jangka panjang, maka daerah pemasaran dari perusahaan ini akan dicoba untuk memasuki industri nasional dan industri luar negri.
PT. Asia Raya Foundry sangat memperhatikan tingkat kepuasan dari para konsumennya, dan untuk menjaga hal tersebut, maka ada tiga hal yang harus diperhatikan, yaitu: price, quality, dan delivery time.
Bagian marketing akan mengunjungi pelanggan apabila ada dijumpai masalah dan keluhan pada produk-produk yang telah dikirimkan kepada para pelanggan, untuk memastikan apa masalah yang telah terjadi, kemudian setelah mengkomunikasikan masalah tersebut pada commercial manager dan production manager, solusi terhadap masalah tersebut akan segera disampaikan kepada para pelanggan.
PT. Asia Raya Foundry mendistribusikan produk coran yang dihasilkan melalui dua jalur, yaitu melalui distributor maupun secara langsung kepada user dari produk tersebut. Biasanya untuk konsumen yang berstatus BUMN, produk coran yang dihasilkan akan didistribusikan melalui pihak distributor. Distributor disini adalah pihak-pihak yang tidak menggunakan produk hasil coran dari PT. Asia Raya Foundry secara langsung, tetapi hanya memberikan nilai tambah pada produk dan kemudian akan menyuplainya kepada pihak user dengan harga yang lebih tinggi. Biasanya yang merupakan pihak distributor adalah bengkel-bengkel bubut ataupun perseorangan yang mempunyai akses ke dalam suatu perusahaan yang memerlukan produk coran.
(35)
2.4. Organisasi dan Manajemen 2.4.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi adalah sekumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan dari orang-orang atau unit organisasi yang masing-masing memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang tertentu. sedangkan struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan dari orang-orang atau unit-unit organisasi yang masing-masing memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang tertentu. Dalam suatu struktur organisasi harus menunjukkan satuan-satuan organisasi dan garis wewenang sehingga terlihat jelas batasan-batasan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap personil dalam organisasi.
PT. Asia Raya Foundry menggunakan struktur organisasi yang berbentuk campuran lini dan fungsional. Struktur organisasi bentuk lini dapat dilihat dengan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pimpinan tertinggi kepada unit-unit organisasi yang berada di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu secara langsung, serta pemberian wewenang dan tanggung jawab yang bergerak vertikal ke bawah dengan pendelegasian yang tegas melalui jenjang hirarki yang ada. Struktur organisasi fungsional dapat dilihat dengan adanya pemisahan/pembagian tugas, pendelegasian wewenang serta pembatasan tanggung jawab yang tegas pada setiap bidang yaitu produksi, pemasaran
(marketing), dan pembelian berdasarkan fungsinya masing-masing dalam struktur organisasinya. Hal ini dibuat sesuai dengan kebutuhan serta kelancaran dan
(36)
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Supply Chain Management1
Supply Chain adalah jaringan perusahaan-perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan–perusahaan tersebut biasanya termasuk
supplier, pabrik, distributor, toko dan ritel, serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistik. Pada suatu supply chain biasanya ada 3 aliran yang harus dikelola. Pertama adalah aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream). Kedua adalah aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu. Yang ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hilir ke hulu ataupun sebaliknya.
Istilah Supply Chain Management pertama kali dikemukakan oleh Oliver dan Weber pada tahun 1982 yakni: Supply Chain Management adalah sistematik, koordinasi strategi dari fungsi bisnis tradisional dengan perusahaan kecil dan lintas bisnis dengan rantai pasok dengan maksud untuk memperbaiki kinerja jangka panjang dari perusahaan itu sendiri dan perusahaan rantai pemasok sebagai keseluruhan.
1
(37)
3.2. Supply Chain Operation Reference (SCOR) Model 3.2.1. Sekilas Mengenai SCOR Model
Supply Chain Operation Reference (SCOR) Model merupakan suatu model konseptual yang dikembangkan oleh Supply Chain Council (SCC), sebuah organisasi non-profit independent, sebagai standar antar industri (cross industry). Tujuan dari standarisasi yang dilakukan SCC adalah untuk memudahkan pemahaman rantai pasok sebagai suatu langkah awal dalam rangka memperoleh suatu manajemen rantai pasok yang efektif dan efisien dalam menopang strategi perusahaan (www.supply-chain.org, 2006).
Organisasi yang terbentuk pada tahun 1996 oleh Pittligio, Rabin, Todd dan McGrath (PRTM) dan lembaga riset AMR di Amerika ini, beranggotakan 69 orang sukarelawan yang terdiri dari para praktisi dunia industri dan para peneliti. SCOR Model mempunyai kerangka yang menggabungkan antara proses bisnis rantai pasok, pengukuran kinerja berdasarkan best practice ke dalam suatu struktur yang terintegrasi sehingga proses komunikasi antar pelaku rantai pasok dan aktivitas manajemen rantai pasok dapat berjalan secara optimal (www.supplychain.org, 2006).
SCOR pada dasarnya juga merupakan model yang berdasarkan proses. Model ini mengitegrasikan tiga elemen utama dalam manajemen yaitu:
1. Business process reeingineering pada hakikatnya menangkap proses kompleks yang terjadi saat ini dan mendefinisikan proses yang diinginkan.
(38)
2. Benchmarking adalah kegiatan untuk mendapatkan data kinerja operasional dari perusahaan sejenis. Target internal kemudian ditentukan berdasarkan kinerja best in class yang diperoleh.
3. Process measurement berfungsi untuk mengukur, mengendalikan, dan memperbaiki proses-proses supply chain,
SCOR membagi proses-proses supply chain menjadi 5 proses inti seperti yang diuraikan dibawah ini:
1. Plan yaitu proses menyeimbangkan permintaan dan pasokan untuk menentukan tindakan terbaik dalam memenuhi kebutuhan pengadaan, produksi, dan pengiriman.
2. Source yaitu proses pengadaan barang atau jasa untuk memenuhi permintaan. Proses yang dicakup termasuk penjadwalan pengiriman dari supplier, menerima, dan mengecek dan memberikan otorisasi pembayaran untuk barang yang dikirim supplier, memilih supplier, mengevaluasi kinerja supplier dan sebagainya.
3. Make yaitu proses untuk mentransformasi bahan baku/komponen menjadi produk yang diinginkan pelanggan.
4. Deliver yang merupakan proses untuk memenuhi permintaan terhadap barang atau jasa. Biasanya meliputi order manajemen, transportasi, dan distribusi. 5. Return yaitu proses pengembalian atau menerima pengembalian produk karena
berbagai alasan. Kegiatan yang terlibat antara lain identifikasi kondisi produk, meminta otorisasi pengembalian cacat, penjadwalan pengembalian, dan melakukan pengembalian.
(39)
SCOR memiliki tiga hirarki proses. Tiga hirarki tersebut menunjukkan bahwa SCOR melakukan dekomposisi proses dari yang umum ke detail seperti hal nya model Chan dan Li. Tiga level tersebut adalah:
1. Level 1 adalah level tertinggi yang memberikan definisi umum dari lima proses diatas.
2. Level 2 dikatakan sebagai konfigurasi level dimana supply chain perusahaan bisa dikonfigurasi sekitar 30 proses inti.
3. Level 3 dinamakan process element level, mengandung definisi elemen proses, input, output, metrik dan masing-masing elemen proses serta refrensi (benchmark dan best practice).
3.3. Pengukuran Kinerja
Evaluasi kinerja dilakukan dengan menilai parameter-parameter kinerja, seperti manajemen aset, profitabilitas, tingkat pelayanan, dan waktu pengiriman. Model SCOR adalah salah satu indikator standar untuk membantu perusahaan membangun kinerja rantai pasok yang ada saat ini akan dievaluasi dan dibandingkan dengan perusahaan lain di industri yang sama. Bagian kinerja SCOR terdiri dari dua tipe elemen: atribut kinerja dan metrik.
3.3.1. Atribut Kinerja2
Atribut kinerja adalah pengelompokan metrik yang digunakan untuk menyatakan strategi. Atribut itu sendiri tidak dapat diukur melainkan digunakan
(40)
untuk menentukan arah strategi. Metrik mengukur kemampuan dalam mencapai arah-arah strategi tersebut. Lima atribut kinerja dalam SCOR adalah:
1. Keandalan (Reliability)
Keandalan (reliability) adalah atribut yang berfokus pada konsumen. Suatu rantai suplai sebaiknya bersifat konsumen-sentris, dan perusahaan di dalam rantai perlu memenuhi kebutuhan konsumen. Keandalan menyatakan kemampuan menjalankan tugas-tugas yang diharapkan. Keandalan berfokus kepada kemampuan memprediksi hasil dari sebuah proses. Metrik keandalan mencakup: tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas. Sedangkan indikator kinerja utama (metrik level 1) adalah Perfect Order Fullfilment (pemenuhan pesanan sempurna). POF adalah presentase pesanan yang memenuhi kinerja pengiriman dengan dokumentasi yang utuh dan akurat dan tanpa kerusakan pengiriman. Rumus untuk melakukan perhitungan terhadap POF adalah:
[Jumlah Pesanan yang Sempurna] x 100% [Jumlah Pesanan Total] 2. Kecepatan dalam merespon (Responsiveness)
Atribut Responsiveness, atau kecepatan dalam merespon menyatakan seberapa cepat suatu tugas dijalankan. Hal ini menunjukkan kecepatan yang konsisten dalam menjalankan bisnis. Metrik pengukuran dalam
responsiveness adalah OFCT (Order Fulfillment Cycle Time). Perhitungan OFCT dapat dilakukan dengan rumus:
[Jumlah Waktu Siklus Aktual untuk Semua Pesanan yang dikirim]/ [Jumlah total pesanan yang dikirim].
(41)
3. Ketangkasan (Agility)
Ketangkasan menyatakan kemampuan merespon perubahan eksternal. Pengaruh eksternal mencakup peningkatan atau penurunan permintaan yang tidak terduga, penyuplai atau rekanan yang berhenti beroperasi, bencana alam, tindak terorisme, atau masalah-masalah tenaga kerja. Untuk mengukur
agility menggunakan upside sc flexibility didefinisikan sebagai jumlah hari yang dibutuhkan untuk mencapai peningkatan tak terencana secara berkelanjutan sebanyak 20%. Perhitungan berdasarkan waktu terlama yang dibutuhkan untuk mencapai peningkatan tak terencana yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan komponen source, make dan deliver.
4. Biaya (Cost)
Biaya adalah atribut yang fokusnya internal. Atribut biaya menyatakan biaya yang digunakan menjalankan proses. Biaya pada umumnya mencakup biaya tenaga kerja, bahan baku, transportasi. Salah satu perhitungannya menggunakan total cost to serve: Biaya Perencanaan + Biaya Pengadaan + Biaya Bahan Baku + Biaya Produksi + Biaya Manajemen Pesanan + Biaya Pemenuhan/Pengiriman + Biaya Pengembalian + Cost of Good Sold.
5. Manajemen Aset (Asset Management)
Manajemen aset menyatakan kemampuan memanfaatkan aset secara efisien. Strategi manajemen aset dalam rantai suplai mencakup penurunan inventori serta penentuan produksi sendiri atau subkontrak. Salah satu perhitungannya menggunakan rumus: [Penghasilan Rantai Suplai – COGS – Biaya
(42)
3.4. AHP (Anlytical Hierarchy Process)3
Dalam memecahkan persoalan dengan analisis logika eksplisit ada tiga prinsip: prinsip menyusun hirarki, prinsip menetapkan prioritas, dan prinsip konsistensi logis. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tentinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut.
Manfaat dari penggunaan Analytical Hierarchy Process (AHP) antara lain yaitu:
1. Memadukan intuisi pemikiran, perasaan dan penginderaan dalam menganalisis pengambilan keputusan.
2. Memperhitungkan konsistensi dari penilaian yang telah dilakukan dalam membandingkan faktor-faktor yang ada.
3. Memudahkan pengukuran dalam elemen. 4. Memungkinkan perencanaan ke depan.
Tahapan—tahapan pengambilan keputusan dalam metode AHP pada dasarnya adalah sebagai berikut :
1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan
2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan kriteria-kriteria dan alternaif-alternatif pilihan yang ingin di ranking. 3. Membentuk matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan
kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing—masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan
3
(43)
berdasarkan pilihan atau judgement dari pembuat keputusan dengan menilai tingkat tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. 4. Menormalkan data yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam
matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom.
5. Menghitung nilai eigen vector dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data (preferensi) perlu diulangi. Nilai eigen vector yang dimaksud adalah nilai eigen vector maximum yang diperoleh dengan menggunakan matlab maupun dengan manual.
6. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.
7. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai
eigen vector merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis pilihan dalam penentuan prioritas elemen—elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan.
8. Menguji konsistensi hirarki. Jika tidak memenuhi dengan CR < 0, 100 maka penilaian harus diulang kembali.
(44)
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Asia Raya Foundry yang bergerak dalam bidang produksi spare part mesin-mesin pabrik kelapa sawit maupun alat berat. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Sei Belumai no 118, Dusun I, Desa Dagang Gelambir, Tanjung Morawa Km 16, Medan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari 2015 - Juli 2015.
4.2. Jenis Penelitian4
Jenis penelitian ini adalah penelitian deksriptif dimana penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematik tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek atau populasi tertentu. Tujuan dari penelitian descriptive adalah untuk mendapatkan profil atau aspek-aspek yang relevan dari fenomena yang menarik dari suatu organisasi atau kelompok tertentu. Penelitian deskriptif ini dilakukan dengan survei terhadap beberapa responden. Dalam penelitian ini survei dilakukan terhadap 10 responden mengenai kinerja supplier yang bekerja sama dengan perusahaan.
(45)
4.3. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah kinerja supplier yang terdiri dari 3 supplier yang selama ini menjadi rekanan pabrik. Untuk melihat kinerja supplier dilakukan survei terhadap responden yang memahami kinerja supplier untuk kebutuhan data penelitian. Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah Manajer Pembelian, Manajer Proyek, Manajer Pengendalian Kualitas, Kepala Bagian Gudang, Kepala Bagian Proyek, Kepala Bagian Pencetakan, Kepala Bagian Peleburan, Kepala Bagian PPC, dan Bagian Timbangan.
4.4. Variabel Penelitian
Adapun variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel Independen adalah atribut kinerja rantai pasok menurut SCOR: a. Supply chain reliability
Atribut yang berfokus pada konsumen yang menyatakan kemampuan menjalankan tugas-tugas yang diharapkan.
b. Supply chain responsiveness
Kecepatan dalam merespon, menyatakan seberapa cepat suatu tugas dijalankan.
c. Supply chain agility
Kemampuan untuk memproses perubahan pasar.
(46)
4.5. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir kinerja supplier perusahaan ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Pembobotan Kriteria Kinerja
Supplier Menggunakan AHP Keandalan
(Reliability)
Responsivitas (Responsiveness)
Ketangkasan (Agility)
Hasil Penilaian Kinerja Supplier Berdasarkan Bobot Prioritas dihitung
Menggunakan Metrik SCOR
Gambar 4.1. Kerangka Berfikir Penelitian
4.6. Tahapan Penelitian
Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap, yang diawali dengan melakukan identifikasi masalah hingga menghasilkan kesimpulan. Tahapan-tahapan tersebut meliputi:
1. Identifikasi masalah
Identifikasi masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan saat penelitian berlangsung sehingga dapat mengangkat permasalahan secara jelas dan terarah.
2. Studi literatur
Kajian literatur merupakan bagian dari studi yang bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisa data sekunder dari instansi terkait, hasil penelitian, jurnal, dan literatur lain.
(47)
3. Perumusan masalah
Perumusan masalah menjabarkan kembali inti dari permasalahan yang teridentifikasi kemudian menuangkannya ke dalam satu lingkup permasalahan yang spesifik.
4. Perumusan tujuan penelitian
Penentuan tujuan penelitian sebagai acuan untuk mengarahkan dan menentukan hasil akhir penelitian.
5. Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif dan data kuantitatif, baik yang berupa data primer maupun data sekunder.
(48)
Studi Lapangan
1. Kondisi awal rantai pasok perusahaan 2. Proses pemesanan bahan baku 3. Masalah-masalah yang terjadi
Studi Literatur
1. Teori Buku
2. Referensi Jurnal Penelitian
Penetapan Tujuan
Evaluasi kinerja supplier bahan baku PT. Asia Raya Foundry
Analisis Pemecahan Masalah
SELESAI
Mulai
Kesimpulan dan Saran Perumusan Masalah
Perlunya pengukuran kinerja supplier untuk evaluasi kerjasama dengan PT. Asia Raya Foundry dengan menggunakan SCOR dan AHP
Identifikasi Masalah
Kinerja pemasok besi scrap pada PT. Asia Raya Foundry kurang memuaskan perusahaan
Data Primer
Data Hasil Kuesioner
Data Sekunder
1. Data historis mengenai waktu dan jumlah pemasok
2. Gambaran umum perusahaan
Pengolahan Data
Data diolah dengan menggunakan AHP dan metrik SCOR
(49)
4.7. Pengumpulan Data 4.7.1. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi atas dua adalah sebagai berikut:
1. Data Primer berupa data yang diperoleh secara langsung menggunakan instrument (alat pengumupulan data). Data primer pada penelitian ini terdiri dari kuesioner yang menunjukkan alternatif kriteria SCOR serta supplier yang akan dibandingkan.
2. Data Sekunder berupa data yang diperoleh dengan mengambil dari dokumen perusahaan. Data sekunder pada penelitian ini terdiri dari: data jumlah pesanan produk part, data kebutuhan bahan baku sesuai pesanan produk, data total
supply dan jumlah pengembalian bahan baku.
4.7.2. Metode Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Teknik observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan pada perusahaan secara langsung untuk mengetahui proses bisnis yang dijalankan oleh perusahaan dan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan terkait dengan penelitian.
2. Teknik wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara pada pihak-pihak terkait di perusahaan sesuai dengan kebutuhan penelitian.
(50)
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
5.1.1. Pengumpulan Data Analytical Hierarchy Process dan SCOR
Pada pengumpulan data terdapat dua jenis data yang akan digunakan sebagai evaluasi pemasok, yaitu data primer dan sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari pengamatan dan pnelitian secara langsung dengan menggunakan proses pengukuran dibantu dengan suatu instrument. Data primer yang digunakan adalah menggunakan kuesioner yang disebar kepada Kepala Bagian Gudang, Kepala Bagian Project, Kabag Furnance, Supervisor Gudang, Supervisor Project, dan Bagian Timbangan. Pengelompokkan responden dapat dilihat pada Tabel 5.1 berikut.
Tabel 5.1 Pengelompokkan Responden
No Responden Jumlah (Orang)
1 Manajer Pembelian 1
2 Manajer Proyek 1
3 Manajer Pengendalian Kualitas 1 4 Kepala Bagian Gudang 1 5 Kepala Bagian Project 1 6 Kepala Bagian Pencetakan 1 7 Kepala Bagian Peleburan 1
8 Kepala Bagian PPC 1
9 Bagian Timbangan 2
Total 10
Sumber: PT. Asia Raya Foundry
Data sekunder yang digunakan adalah data yang diperoleh langsung dari dokumentasi pihak pabrik. Data yang dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel 5.2
(51)
Tabel 5.2. Data Jumlah Pesanan Produk Part dan Kebutuhan Bahan Baku
Januari Press Cage Screw Press
Jaw Crusher
Roda
Lorry Total
%Tambahan Bahan Coran
Berat Tambahan
Bobot Produk (Kg) 80 100 230 130 540
30 73.872
Jumlah Pesanan (Unit) 100 194 2 160 456
Total Bobot Pesanan (Kg) 246.240
Jumlah Order Bahan Baku (Kg) 320.112
Februari Press Cage Screw Press
Jaw Crusher
Roda
Lorry Total
%Tambahan Bahan Coran
Berat Tambahan
Bobot Produk (Kg) 80 100 230 130 540
30 74.844
Jumlah Pesanan (Unit) 106 195 1 160 462
Total Bobot Pesanan (Kg) 249.480
Jumlah Order Bahan Baku (Kg)
324.324
Maret Press Cage Screw Press
Jaw Crusher
Roda
Lorry Total
%Tambahan Bahan Coran
Berat Tambahan
Bobot Produk (Kg) 80 100 230 130 540
30 78.444
Jumlah Pesanan (Unit) 105 190 2 165 462
Total Bobot Pesanan (Kg) 249.480
Jumlah Order Bahan Baku (Kg) 324.324
April Press Cage Screw Press
Jaw Crusher
Roda
Lorry Total
%Tambahan Bahan Coran
Berat Tambahan
Bobot Produk (Kg) 80 100 230 130 540
30 78.084
Jumlah Pesanan (Unit) 110 205 2 165 482
Total Bobot Pesanan (Kg) 260.280
Jumlah Order Bahan Baku (Kg) 338.364
Mei Press Cage Screw Press
Jaw Crusher
Roda
Lorry Total
%Tambahan Bahan Coran
Berat Tambahan
Bobot Produk (Kg) 80 100 230 130 540
30 78.084
Jumlah Pesanan (Unit) 110 206 1 165 482
Total Bobot Pesanan (Kg) 260.280
Jumlah Order Bahan Baku (Kg) 338.364
(52)
Tabel 5.3. Perbandingan antara Jumlah Supply Bahan dengan Kebutuhan Pabrik
Bulan Supplier Jumlah Supply Jumlah yang Dibutuhkan
Januari
S1 192.277
320.112
S2 66.029
S3 60.277
Total Bahan 318.583
Bulan Supplier Jumlah Supply Jumlah yang Dibutuhkan
Februari
S1 185.994
324.324
S2 9.498
S3 118.429
Total Bahan 313.921
Bulan Supplier Jumlah Supply Jumlah yang Dibutuhkan
Maret
S1 129.235
324.324
S2 70.666
S3 117.940
Total Bahan 317.841
Bulan Supplier Jumlah Supply Jumlah yang Dibutuhkan
April
S1 33.730
338.364
S2 125.794
S3 179.884
Total Bahan 339.408
Bulan Supplier Jumlah Supply Jumlah yang Dibutuhkan
Mei
S1 154.835
338.364
S2 122.170
S3 13.354
Total Bahan 290.359
Sumber: PT. Asia Raya Foundry diolah
Tabel 5.4. Total Supply, Jumlah Supply dan Jumlah Pengembalian Bahan Baku PT. Asia Raya Foundry Bulan Januari-Mei 2015 Supplier Total Supply
(Kg)
Bulan Jumlah Supply (Kali)
Jumlah Pengembalian (Kali)
S1
192.277 Januari 16 3 185.994 Februari 8 1 129.235 Maret 12 1 33.730 April 14 2
154.835 Mei 15 0
(53)
Tabel 5.4. Total Supply, Jumlah Supply dan Jumlah Pengembalian Bahan Baku PT. Asia Raya Foundry Bulan Januari-Mei 2015 Supplier Total Supply
(Kg)
Bulan Jumlah Supply (Kali)
Jumlah Pengembalian (Kali)
S2
66.029 Januari 4 0 9.498 Februari 1 1
70.666 Maret 8 0
125.794 April 6 1
122.170 Mei 6 6
S3
60.277 Januari 6 0 118.429 Februari 6 2 117.940 Maret 10 2 179.884 April 8 0
13.354 Mei 9 0
Sumber: PT. Asia Raya Foundry
Dalam melakukan penilaian kinerja Supplier terdapat 3 atribut kinerja yang diambil berdasarkan teori Supply Chain Operations Refrence (SCOR). Ketiga atribut kinerja tersebut yaitu:
1. Keandalan (K1)
Kemapuan pemasok dalam memenuhi kebutuhan konsumen dengan kriteria penilaian:
a. Tepat waktu b. Tepat jumlah c. Tepat kualitas.
2. Kecepatan Merespon (K2)
Kecepatan dalam merespon menyatakan seberapa cepat suatu tugas dijalankan dengan kriteria penilaian:
(54)
3. Ketangkasan (K3)
Kemampuan pemasok dalam merespon perubahan peningkatan atau penuruan permintaan yang tidak terduga dengan kriteria penilaian:
a. Fleksibiltas pemesanan.
b. Kemampuan beradaptasi dengan kondisi pasar.
Terdapat tiga pemasok yang menjadi alternatif dalam melakukan penilaian kinerja yaitu S1, S2, dan S3. Struktur hirarki yang digunakan dalam penilaian kinerja pemasok dapat dilihat pada Gambar 5.1 berikut.
Supplier Terbaik
S1 S2 S3
Goals Kriteria SCOR Alternatif Perusahaan Keandalan: 1. Tepat Waktu 2. Tepat Jumlah 3. Tepat Kualitas
Kecepatan Merespon: 1. Kec. Konfirmasi Ketersediaan Pesanan 2. Kec. Memproses Pesanan
Ketangkasan: 1. Fleksibilitas Pesanan
2. Kemampuan Beradaptasi
Gambar 5.1 Hirarki Penilaian Kinerja Supplier
5.1.2. Pembuatan Kuesioner
Formulir kuesioner dirancang sehingga mudah dipahami dan tidak menimbulkan kerancuan bagi yang mengisi kuesioner.
(55)
1. Nama
2. Jenis Kelamin 3. Umur
4. Jabatan
Kriteria-kriteria yang digunakan dalam kuesioner adalah sebagai berikut: 1. Tepat waktu
2. Tepat jumlah 3. Tepat kualitas
4. Kecepatan konfirmasi ketersediaan pesanan. 5. Kecepatan memproses pesanan.
6. Fleksibilitas pemesanan.
7. Kemampuan beradaptasi dengan kondisi pasar.
Hasil pembentukan kuesioner dapat dilihat pada lampiran dan hasil pengumpulan data pada kuesioner dapat dilihat pada lampiran.
5.2. Pengolahan Data
5.2.1.1.Perhitungan Rata-Rata Pembobotan untuk Setiap Kriteria
Perhitungan rata pembobotan dilakukan dengan menggunakan rata-rata geometrik. Nilai rata-rata-rata-rata geometrik dianggap sebagai hasil penilaian kelompok dari nilai-nilai yang diberikan oleh 10 orang responden saat melakukan pengisian kuesioner. Berikut ini merupakan contoh perhitungan rata-rata geometrik untuk elemen level kriteria SCOR antara kriteria tepat waktu dengan
(56)
BAB VI
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
6.1 Analisis Hierarki
Hierarki untuk penentuan pemasok terbaik disusun menjadi 3 level, yaitu
goal (tujuan), kriteria, dan alternatif. Pada permasalahan ini yang menjadi goal (tujuan) adalah pemasok terbaik, pada level 2 digunakan tujuh kriteria untuk memilih pemasok terbaik yaitu tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, kecepatan konfirmasi ketersediaan pesanan, kecepatan memproses pesanan, fleksibilitas pesanan, dan kemampuan beradaptasi dengan kondisi pasar. Kriteria-kriteria ini dikembangkan dari teori atribut kinerja SCOR. Pada level 3 terdapat tiga alternatif untuk pemasok terbaik yaitu S1, S2 dan S3.
Pada teori atribut kinerja SCOR terdapat 5 kriteria besar yang dapat dikembangkan lagi untuk menilai pemasok., namun pada penelitian ini hanya 3 kriteria yang digunakan untuk menilai pemasok disebabkan penelitian ini hanya melihat supplier sebagai bagian eksternal dari perusahaan sehingga 3 kriteria SCOR eksternal inilah yang tepat untuk digunakan.
Ketiga kriteria dikembangkan menjadi 7 kriteria yaitu tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualitas, kecepatan konfirmasi ketersediaan pesanan, kecepatan memproses pesanan, fleksibilitas pesanan, dan kemampuan beradaptasi dengan kondisi pasar bertujuan untuk memudahkan penilaian aspek-aspek kinerja
supplier, selain itu tujuh kriteria ini paling sesuai dengan kondisi perusahaan sehingga dapat digunakan pada penelitian ini.
(57)
6.2 Analisis AHP dan SCOR
Penilaian yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode AHP dan SCOR. Pada pengolahan data dengan menggunakan AHP diperoleh nilai konsistensi dari setiap kriteria dan alternatif lebih kecil dari 0,1 yang menunjukkan responden konsisten dalam menjawab pertanyaan pada kuesioner.
Setelah dilakukan evaluasi hasil jawaban kuesioner AHP yang diaplikasikan dengan kriteria SCOR, kriteria prioritas yang menjadi perhatian bagi PT. Asia Raya Foundry dalam memilih supplier adalah pada kriteria Keandalan yang meraih bobot 0,42.
Kriteria keandalan dikembangkan lagi atas tepat waktu, tepat jumlah dan tepat kualitas. Dari perspektif perusahaan diketahui bahwa PT. Asia Raya Foundry lebih menekankan perhatian pada supplier yang memiliki ketepatan waktu, jumlah dan kualitas dalam memasok bahan baku ke pabrik mereka. Hal ini disebabkan perusahaan berfokus untuk meminimalkan keterlambatan waktu, selain itu perusahaan membutuhkan supplier yang dapat memasok bahan baku dengan jumlah dan kualitas yang tepat diakibatkan adanya masalah pada ketepatan waktu, jumlah dan kualitas
Kriteria kedua yang menjadi titikberat perusahaan adalah kriteria ketangkasan dengan elemen fleksibilitas pemesanan dan kemampuan beradaptasi dengan kondisi pasar. PT. Asia Raya Foundry menginginkan supplier yang fleksibel dalam memenuhi pesanan mereka dan tidak mudah goyah apabila terjadi perubahan-perubahan kondisi pasar sehingga tidak mengganggu kerjasama.
(58)
Kriteria terakhir yang menjadi perhatian perusahaan adalah responsivitas yang memiliki elemen kecepatan konfirmasi ketersediaan pesanan dan kecepatan memproses pesanan. Kriteria ini adalah kriteria yang perusahaan anggap penting selama bekerjasama dengan supplier. Supplier harus cepat tanggap dalam konfirmasi ketersediaan pesanan dan cepat dalam memproses pesanan sehingga dapat dikirimkan ke pabrik.
Rangking penilaian supplier menggunakan AHP diperoleh S1 memperoleh urutan bobot tertinggi sebesar 0,39 dibandingkan dua supplier lainnya. Artinya S1 memiliki kualitas pelayanan terbaik kepada perusahaan sampai saat ini.
Hal ini menunjukkan S1 merupakan alternatif supplier yang terbaik untuk dipilih PT. Asia Raya Foundry. Namun perusahaan tidak dapat menentukan hanya berdasarkan kuesioner AHP saja, maka dilakukan perhitungan lanjutan sebagai penguat pemilihan supplier menggunakan metrik SCOR.
Untuk mendapatkan penilaian terhadap supplier yang memenuhi kriteria keandalan maka dilakukan perhitungan menggunakan metrik SCOR. Metrik SCOR untuk atribut keandalan adalah Perfect Order Fulfillment dimana POF merupakan persentase pesanan yang memenuhi kinerja pengiriman dengan dokumen yang utuh dan akurat serta tidak mengalami kerusakan saat pengiriman. Rekapitulasi hasil perhitungan POF adalah sebagai berikut:
1. S1 = 89,23 % 2. S2 = 56,67% 3. S3 = 89,33%
(59)
Supplier 1 dan 3 meraih nilai persentase yang mirip. S1 dan S3 unggul dalam kinerja Keandalan (Reliability) mencakup aspek tepat waktu, tepat jumlah dan tepat kualitas. Kedua supplier menurut hasil penelitian sudah memenuhi keinginan perusahaan namun tergolong dalam kelompok Median menurut data
Benchmark SCOR. Perlu dilakukan peningkatan kinerja agar memenuhi persentase diatas 89%.
Supplier 2 meraih persentase kinerja yang terburuk diantara ketiganya. Kemampuan mensuplai bahan baku yang terbatas menjadi masalah dari S2. Perlu adanya suatu komitmen yang jelas terhadap peningkatan kemampuan suplai dalam hal jumlah agar kerjasama terhadap S2 dapat tetap berlanjut.
Perusahaan dalam hal ini dapat mempertahankan ketiga supplier yang ada saat ini mengingat dengan memiliki 3 supplier saat ini masih saja mengalami kekurangan pasokan bahan baku. Apabila kedepannya perusahaan menemukan
supplier yang lebih potensial dalam memenuhi kebutuhan maka S2 lah supplier
yang dipilih untuk dihentikan kerjasamanya. Dalam mencari supplier rekanan baru kriteria yang harus dimiliki oleh supplier calon rekanan adalah dalam hal: 1. Tepat waktu.
2. Tepat jumlah. 3. Tepat kualitas.
4. Fleksibilitas pemesanan.
(60)
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Kriteria penilaian kinerja SCOR yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 3 kriteria yakni keandalan, kecepatan merespon dan ketangkasan yang dikembangkan menjadi 7 kriteria yaitu tepat waktu, tepat jumlah, tepat kualiats, kecepatan konfirmasi ketersediaan pesanan, kecepatan memproses pesanan, fleksibilitas pemesanan, dan kemampuan beradaptasi dengan kondisi pasar.
2. Berdasarkan perhitungan AHP bobot prioritas atribut kinerja SCOR adalah pada kriteria Keandalan dengan bobot 0,42 yang terdiri dari elemen tepat waktu dengan bobot 0,119, tepat jumlah dengan bobot 0,009 dan tepat kualitas dengan bobot 0,205.
3. Berdasarkan perhitungan bobot prioritas AHP untuk alternatif supplier
adalah pada S1 sebesar 0,39 sehingga supplier ini dapat menjadi alternatif pilihan oleh PT. Asia Raya Foundry. Berdasarkan perhitungan metrik SCOR diperoleh bahwa S1 dan S2 meraih persentase POF yang mirip sebesar 89,23 % dan 89,33 % hal ini menunjukkan S1 dan S3 memiliki kemampuan yang baik dalam mensuplai bahan baku ke PT. Asia Raya Foundry dalam hal ketepatan waktu, ketepatan jumlah dan ketepatan
(61)
kualitas. Peninjauan kerjasama dapat dilakukan terhadap S2 dengan kondisi perusahaan sudah menemukan calon supplier potensial untuk diajak bekerjasama.
7.2 Saran
Berdasarkan penilitian yang dilakukan, terdapat beberapa saran yang dapat diberikan untuk perusahaan yaitu:
1. Perusahaan dapat mempertimbangkan masukan terhadap kinerja supplier
terbaik menurut perhitungan AHP dan metrik SCOR sehingga dapa mengurangi kerugian perusahaan yang diakibatkan keterlambatan pengiriman bahan baku.
2. Perusahaan dapat melakukan pemilihan supplier baru untuk bergabung kedalam perusahaan apabila kedepannya kapasitas produksi PT. Asia Raya Foundry mengalami peningkatan.
Saran yang dapat diberikan bagi penelitian selanjutnya adalah:
1. Penelitian selanjutnya dapat membahas kinerja supplier yang bersifat internal yang membutuhkan pengumpulan data dari perusahaan supplier. 2. Perhitungan metrik SCOR dapat dilakukan mengguakan keseluruhan
atribut kinerja jika peneliti melakukan penelitian dari dua arah yakni dari sisi perusahaan pengguna jasa supplier dan perusahaan supplier itu sendiri.
(62)
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Riyanto. 2008. Penentuan Prioritas untuk Pemilihan Komponen Gravel Pump Menggunakan Analytic Hierarchy Process. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. Yogyakarta.
Balaji, M, P. Madhumathi. 2012. AHP Based Agile Supply Chains. International Journal of Engineering and Innovative Technology (IJET). Vol. 1. ISSN: 2277-3754.
Herjanto, Eddy. 2008. Sains Manajemen Analisis Kualitatif untuk Pengambilan Keputusan. Jakarta: Grasindo
Iriani, Yani. 2005. Perancangan Sistem Penilaian dan Seleksi Supplier dengan Menggunakan Metode AHP dan Trafffic Light System. 5th National Industrial Engineering Confrence.
Paul, John. 2014. Panduan Penerapan Transformasi Rantai Suplai dengan Model SCOR. Jakarta: Penerbit PPM.
Perdana, Yandara Rahardian. 2014. Perbaikan Kinerja dengan Pendekatan Supply Chain operation Refrence (SCOR) dan Fuzzy Analytical Hierarchy Process (AHP). Seminar Nasional IENACO, ISSN: 2337-4349.
Pujawan, I Nyoman. 2005. Supply Chain Management. Surabaya: Guna Widya. Putri, Chauliah Fatma. 2012. Pemilihan Supplier Bahan Baku Pengemas dengan
Metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Widya Teknika, Vol. 20 No. 1. ISSN: 1411-0660, hlm. 25-31.
(63)
DAFTAR PUSTAKA (Lanjutan)
Saaty, T.L. 1993. Pengambilan Keputusan. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.
Sara, Burak dan Tayyar Sen. 2008. AHP Model for The Selection of Partner Companies in Virtual Enterprises. International Journal Advanced Manufacturing Technology, Vol. 38 DOI: 10.1007/s00170-007-1097-6, pp.367-376.
Sinulingga, Sukaria. 2011. Metode Penelitian. Cetakan I. Medan: USU Press. Sutikno. 2010. Sistem Pendukung Keputusan Metode AHP untuk Pemilihan Siswa
dalam Mengikuti Olimpiade Sains di Sekolah Menengah Atas: Program Studi Ilmu Komputer FMIPA UNDIP.
(64)
(65)
KUESIONER
PENILAIAN TINGKAT KEPENTINGAN (BOBOT) KRITERIA & ALTERNATIF PEMASOK
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu membantu peneliti sehubungan dengan pengumpulan data yang berupa pengisian kuisioner. Peneliti adalah mahasiswa Universitas Sumatera Utara jurusan Teknik Industri yang sedang melakukan penelitian tentang penilaian supplier bahan baku di PT. Asia Raya Foundry. Adapun tujuan dari pembuatan kuisioner ini adalah untuk menentukan tingkat kepentingan (bobot) dari kriteria dan alternatif yang telah ditentukan oleh perusahaan terhadap penilaian kinerja pemasok (supplier) bahan baku besi scrap. Saya mengharapkan kiranya Bapak/Ibu dapat memberikan penilaian yang sebenarnya mengenai perbandingan berpasangan setiap kriteria dan alternatif pemilihan pemasok di kuesioner ini, agar hasil penilaian dapat mencerminkan keadaan yang sesungguhnya. Atas bantuan yang diberikan peneliti ucapkan terima kasih.
Medan, Maret 2015 Peneliti
Wahyu Listyo Jati L-1
(66)
A. BIODATA
No : Nama : Jenis Kelamin : Umur : Jabatan :
B. PETUNJUK PENGISIAN
Untuk menyamakan pemahaman dan prosedur, maka peneliti sampaikan kepada Bapak/Ibu petunjuk kuisioner pembobotan berikut :
1. Pembobotan dilakukan dengan perbandingan berpasangan, yaitu membandingkan kriteria penilaian di sebelah kiri dengan kriteria penilaian di sebelah kanan.
2. Kolom penilaian sebelah kiri dipilih/diisi jika kriteria sebelah kiri lebih penting dari kriteria sebelah kanan, sehingga kolom sebelah kanan tidak perlu diisi lagi. Sebaliknya, kolom penilaian sebelah kanan dipilih/diisi jika kriteria sebelah kanan lebih tinggi dari kriteria sebelah kiri.
3. Bapak/Ibu diminta untuk melingkari (O) atau memberi tanda (X) pada angka yang sesuai dengan arti penilaian berikut :
Tabel Skala Perbandingan Berpasangan
Intensitas Pentingnya Defenisi
1 3 5 7 9 2,4,6,8
Kedua elemen sama pentingnya
Elemen yang satu sedikit lebih penting ketimbang yang lainnya Elemen yang satu sangat penting ketimbang yang lainnya Satu elemen jelas lebih penting dari elemen yang lainnya
Satu elemen mutlak lebih penting ketimbang elemen yang lainnya Nilai-nilai antara dua pertimbangan yang berdekatan
4. Usahakan penilaian Bapak/Ibu konsisten. Misalnya Bapak/Ibu menyatakan A lebih penting daripada B, dan B lebih penting dari C, maka penilaian Bapak/Ibu konsisten jika menyatakan A lebih penting daripada C dan penilaian tidak konsisten jika menyatakan C lebih penting daripada A.
(67)
Kriteria Penilaian Kriteria
A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B A 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C B 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 C
Keterangan: 1 : Sama pentingnya 3 : Sedikit lebih penting 5 : Lebih penting daripada 7 : Jauh lebih penting 9 : Mutlak lebih penting
2,4,6,8 : Nilai antara dua pertimbangan yang berdekatan Arti pengisian di atas:
a. B pada tingkat kepentingan sedikit lebih penting daripada A b. A pada tingkat kepentingan jauh lebih penting daripada C c. B pada tingkatan kepentingan mutlak lebih penting daripada C
C. KUESIONER
Tingkat kepentingan elemen-elemen dan unsur-unsur untuk menentukan pilihan kriteria pada penilaian pemasok besi dengan melihat kinerja terpenting.
Kriteria-kriteria yang akan digunakan dalam kuesioner ini dikembangkan dari 5 kriteria menurut atribut kinerja SCOR. Saya berharap bapak/ibu responden bisa memberi jawaban yang sesuai dengan kondisi di lapangan.
Berikut kriteria-kriteria yang dikembangkan dari 3 atribut kinerja SCOR. 1. Keandalan (K1)
(68)
c. Tepat kualitas. 2. Kecepatan Merespon (K2)
Kecepatan pemasok dalam merespon untuk melakukan tugas yang diperintahkan dengan kriteria penilaian:
a. Kecepatan konfirmasi ketersediaan pesanan. b. Kecepatan memproses pesanan.
3. Ketangkasan (K3)
Kemampuan pemasok dalam merespon perubahan peningkatan atau penuruan permintaan yang tidak terduga dengan kriteria penilaian:
a. Fleksibiltas pemesanan.
b. Kemampuan beradaptasi dengan kondisi pasar.
Untuk Pertanyaan dibawah ini responden diharapkan memberikan penilaian perbandingan tingkat kepentingan variabel-variabel dibawah ini.
1. Perbandingan berpasangan antar kriteria (variabel)
Variabel Penilaian Variabel
Tepat Waktu 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tepat Jumlah Tepat Waktu 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tepat Kualitas
Tepat Waktu 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kecepatan Konfirmasi Ketersediaan Pesanan Tepat Waktu 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kecapatan Memproses Pesanan Tepat Waktu 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Fleksibilitas Pemesanan
Tepat Waktu 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kemampuan Beradaptasi dengan Kondisi Pasar Tempat Jumlah 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tepat Kualitas
Tempat Jumlah 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kecepatan Konfirmasi Ketersediaan Pesanan Tempat Jumlah 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kecapatan Memproses Pesanan Tempat Jumlah 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Fleksibilitas Pemesanan
Tempat Jumlah 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kemampuan Beradaptasi dengan Kondisi Pasar Tepat Kualitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kecepatan Konfirmasi Ketersediaan Pesanan
(69)
Tepat Kualitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kecapatan Memproses Pesanan Tepat Kualitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Fleksibilitas Pemesanan
Tepat Kualitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kemampuan Beradaptasi dengan Kondisi Pasar
Kecepatan Konfirmasi Ketersediaan Pesanan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kecapatan Memproses Pesanan Kecepatan Konfirmasi
Ketersediaan Pesanan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Fleksibilitas Pemesanan Kecepatan Konfirmasi
Ketersediaan Pesanan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kemampuan Beradaptasi dengan Kondisi Pasar Kecepatan Memproses
Pesanan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Fleksibilitas Pesanan Kecepatan Memproses
Pesanan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kemampuan Beradaptasi dengan Kondisi Pasar Fleksibiltas Pesanan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kemampuan Beradaptasi dengan Kondisi Pasar
Untuk Pertanyaan dibawah ini responden diharapkan memberikan penilaian perbandingan tingkat kepentingan perusahaan supplier terhadap variabel-variabel kinerja SCOR.
2. Perbandingan berpasangan antara unsur level 3
Perbandingan berpasangan alternatif pemasok untuk kriteria tepat waktu
Variabel Penilaian Variabel CV. Abadi Jaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Jaya Bersama CV. Abadi Jaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Iswadi CV. Jaya Bersama 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Iswadi
Perbandingan berpasangan alternatif pemasok untuk kriteria tepat jumlah
Variabel Penilaian Variabel CV. Abadi Jaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Jaya Bersama CV. Abadi Jaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Iswadi CV. Jaya Bersama 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Iswadi
(70)
Perbandingan berpasangan alternatif pemasok untuk kriteria tepat kualitas
Variabel Penilaian Variabel CV. Abadi Jaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Jaya Bersama CV. Abadi Jaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Iswadi CV. Jaya Bersama 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Iswadi
Perbandingan berpasangan alternatif pemasok untuk kriteria kecepatan konfirmasi ketersediaan pesanan
Variabel Penilaian Variabel CV. Abadi Jaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Jaya Bersama CV. Abadi Jaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Iswadi CV. Jaya Bersama 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Iswadi
Perbandingan berpasangan alternatif pemasok untuk kriteria kecepatan memproses pesanan Variabel Penilaian Variabel CV. Abadi Jaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Jaya Bersama CV. Abadi Jaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Iswadi CV. Jaya Bersama 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Iswadi
Perbandingan berpasangan alternatif pemasok untuk kriteria fleksibilitas pemesanan Variabel Penilaian Variabel CV. Abadi Jaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Jaya Bersama CV. Abadi Jaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Iswadi CV. Jaya Bersama 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Iswadi
(71)
Perbandingan berpasangan alternatif pemasok untuk kriteria kemampuan beradaptasi dengan kondisi pasar
Variabel Penilaian Variabel CV. Abadi Jaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Jaya Bersama CV. Abadi Jaya 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Iswadi CV. Jaya Bersama 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 CV. Iswadi
Keterangan :
1 : Sama pentingnya 3 : Sedikit lebih penting 5 : Lebih penting daripada 7 : Jauh lebih penting 9 : Mutlak lebih penting
(72)
Tabel Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria
Kriteria
Hasil Jawaban Responden 1
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7
Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan
K1 5 2 5 3 5 2
K2 5 5 3 5 2 2
K3 2 5 3 3 4 3
K4 5 3 3 1 3 2
K5 3 5 3 1 1 2
K6 5 2 4 3 1 2
K7 2 2 3 2 2 2
Kriteria
Hasil Jawaban Responden 2
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7
Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan
K1 1 5 4 3 7 5 5
K2 5 1 3 5 3 1 7
K3 4 3 3 4 5 3
K4 3 5 3 4 5 5
K5 7 3 4 4 7 3
K6 5 1 5 5 7 3
K7 5 7 3 5 3 3
(73)
Tabel Jawaban Responden Terhadap Pertanyaan Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria (Lanjutan)
Kriteria
Hasil Jawaban Responden 3
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7
Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan
K1 3 2 5 3 6 5
K2 3 3 7 7 7 7
K3 2 3 5 5 5 3
K4 5 7 5 3 5
K5 3 3 7 5 5 5 3
K6 6 7 5 3 3 3
K7 3 3 5 7 7 3
Kriteria
Hasil Jawaban Responden 4
K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7
Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan Kiri Kanan
K1 3 5 5 3 7 5
K2 3 5 3 3 1 3
K3 5 5 3 5 5 3
K4 5 3 3 5 3 2
K5 3 3 5 5 3 5
K6 7 1 5 3 3 3
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)