BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi telah mencapai suatu tingkat di mana seseorang mampu berbicara dengan jutaan manusia lainnya dan mereka berhak memilih dengan cara
apa mereka berkomunikasi, maka dari itu komunikasi merupakan bagian yang paling penting dalam kehidupan manusia. Seiring dengan berkembangnya
teknologi, ilmu komunikasi juga ikut berkembang dengan pesat. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya berbagai macam media.
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Media yang paling dominan dalam hubungan
berkomunikasi antarmanusia adalah pancaindera mata dan telinga. Pesan – pesan
yang diterima pancaindera tersebut selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap peristiwa, sebelum
dinyatakan dalam suatu tindakan. Media digolongkan menjadi empat bagian, yaitu media antarpribadi, media kelompok, media publik dan media massa. Salah satu
media yang paling sering digunakan adalah media massa. Media massa merupakan alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada
khalayak. Media massa dibagi menjadi dua bagian yaitu media cetak dan media elektronik. Media cetak terdiri dari surat kabar, tabloid dan majalah. Sedangkan
media elektronik terdiri dari radio, film, internet dan televisi Cangara, 2006: 122. Dari berbagai jenis media massa tersebut, televisi merupakan salah satu
media yang paling digemari oleh masyarakat. Televisi dianggap sebagai media komunikasi yang paling efektif dan
mampu memasuki seluruh kalangan masyarakat. Hal ini dikarenakan, televisi menggunakan sistem audio-visual yang dapat dengan mudah memberikan pesan
atau informasi. Televisi menghadirkan berbagai bentuk program acara yang dikemas secara menarik. Seperti
News Reality, Talk Show, Reality Show, Infotainment, Sinetron dan berbagai bentuk program lainnya. Media televisi
mampu dengan cepat, jelas dan singkat menyampaikan suatu pemberitaan.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu stasiun televisi swasta Indonesia yang dapat menyajikan berita terbaru dengan cepat dan jelas adalah Metro TV. Metro TV adalah sebuah stasiun
televisi swasta Indonesia yang didirikan oleh PT. Media Televisi Indonesia. PT. Media Televisi Indonesia memperoleh izin penyiaran atas nama “Metro TV”
pada tanggal 25 Oktober 1999. Stasiun televisi ini resmi mengudara pada tanggal 25 November 2000 di Jakarta. PT. Media Televisi Indonesia merupakan anak
perusahaan dari Media Group, suatu kelompok usaha media yang dipimpin oleh Surya Paloh, yang juga merupakan pemilik surat kabar Media Indonesia.
Metro TV mengudara untuk pertama kalinya dalam bentuk siaran uji coba di 7 kota. Pada awalnya hanya bersiaran 12 jam sehari, tetapi sejak tanggal 1 April
2001, Metro TV mulai bersiaran selama 24 jam . Metro TV pada awalnya hanya
memusatkan acaranya pada siaran warta berita saja. Tapi dengan berkembangnya teknologi informasi, Metro TV mulai menayangkan program
– program hiburan seperti
Stand Up
Comedy, Democrazy
dan lain
sebagainya http:id.wikipedia.org. Metro TV merupakan stasiun televisi pertama yang
menggunakan 3 bahasa dalam menyiarkan berita yaitu bahasa Indonesia, bahasa Mandarin dan
bahasa Inggris. Metro TV selalu menayangkan pemberitaan yang dapat menginspirasi masyarakat Indonesia untuk berfikir lebih maju dan
melakukan perbaikan bagi masyarakat pada umumnya. Pemberitaan di Metro TV yang menarik perhatian saya adalah tentang
pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia, dari tahun 2011 sampai akhir tahun 2012 banyak sekali pemberitaan mengenai kekerasan terhadap
wartawan, diantaranya pemberitaan anggota Marinir yang melakukan kekerasan terhadap sejumlah wartawan saat meliput razia kafe remang-remang di Padang,
mereka terekam kamera salah satu wartawan lokal. Pihak Pangkalan TNI AL II Teluk Bayur mengatakan, sejumlah anggota Marinir yang melakukan pemukulan
terhadap wartawan sudah ditahan di sel binaan Polisi Militer TNI A di Lantamal II. Rekaman gambar kekerasan oknum Marinir itu diambil saat sejumlah
wartawan meliput razia kafe yang diduga menjadi praktek asusila di Kelurahan Gates Nan 20, Kecamatan Lubuk Begalung, Padang, Selasa 295 lalu. Diduga,
aktivitas kafe remang-remang yang akhirnya dibakar massa itu dibekingi aparat. Dalam rekaman terlihat adegan yang diduga oknum anggota TNI sedang
Universitas Sumatera Utara
menganiaya seorang juru kamera tv swasta. Gambar tersebut direkam salah seorang juru kamera salah satu tv lokal, yang sempat dihalang-halangi dan
dianiaya juga oleh oknum anggota Marinir tersebut. Perangkat seperti kamera, kaset video dan kartu memori milik korban bahkan sempat dirusak. Akibat
dihalangi dan dirusak, gambar rekaman tidak terlalu jelas dan sebagian lagi rusak. Sementara itu, sejumlah anggota Marinir yang melakukan pemukulan terhadap
wartawan di Padang Sumatra Barat, masih ditahan di sel binaan Polisi Militer Angkatan Laut, Lantamal II. Mereka ditahan sejak Selasa malam, beberapa saat
setelah melakukan penganiayaan terhadap wartawan dan warga Gates. Pihak Lantamal II masih terus melakukan penyelidikan dan kemungkinan masih adanya
pelaku lainnya. Para pelaku akan diberi sanksi sesuai tingkat kesalahannya, termasuk ancaman dipecat
http:metrotvnews.com. Selanjutnya pemberitaan pemukulan sejumlah wartawan yang akan
mengambil gambar di lokasi jatuhnya pesawat tempur jenis Hawk 200 milik TNI AU di Riau pada hari Selasa 16 Oktober 2012, wartawan dihalangi dan dilarang
meliput oleh oknum anggota kesatuan tersebut. Selain menerima kekerasan fisik, Rian FB Anggoro pewarta Kantor Berita Antara, Didik Herwanto Riau Pos
dan Fakhri Robianto Riau TV juga mendapat ancaman verbal dan perampasan alat peliputan. Beberapa organisasi mendorong kasus ini agar ditangani dengan
hukum pidana karena dinilai telah melanggar pasal 351 dan 170 Undang-undang Hukum Pidana KUHP tentang penganiayaan. Oknum TNI AU itu telah
melanggar pasal 351 dan 170 Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP tentang penganiayaan, kata Koordinator Kontras Haris Azhar di Jakarta. Oleh
karena itu, beberapa organisasi seperti AJI, PFI, Kontras, IJTV dan lainnya akan menyurati Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Panglima TNI Agus
Suhartono untuk segera menuntaskan kasus ini http:metrotvnews.com. masih
banyak lagi kasus tentang pemberitaan kekerasan terhadap wartawan yang terjadi di Indonesia.
Pada zaman era reformasi saat ini, skala kekerasaan terhadap pers atau wartawan dinilai semakin meluas, penyebab terjadinya kekerasan terhadap
wartawan, karena tulisan wartawan menyentuh beberapa isu, yakni korupsi, pembalakan liar
illegal logging dan pemilihan umum kepala daerah pilkada.
Universitas Sumatera Utara
Ketiga isu inilah yang saat ini menjadi faktor dominan pemicu kekerasan terhadap wartawan. Meskipun saat ini pemerintah menjamin kemerdekaan pers, tetapi
kemerdekaan pers ternyata belum aman. Menurut catatan Aliansi Jurnalistik Independen AJI Indonesia,
setidaknya terjadi 56 kasus kekerasan pada jurnalis selama periode Desember 2011 - Desember 2012. Ini belum termasuk 12 kasus kekerasan yang terjadi di
propinsi Papua. Pada 2011 AJI mencatat 49 kasus kekerasan, sementara pada 2010 terjadi 51 kasus kekerasan. Prediksi AJI Indonesia pada akhir 2011 terbukti,
bahwa kasus kekerasan terhadap jurnalis meningkat signifikan menjelang 2013. Dari 56 kasus kekerasan pada 2012, 18 berupa serangan fisik, 15 kasus ancaman,
10 perusakan dan perampasan alat, 7 kasus pengusiran dan pelarangan meliput, 3 demonstrasi disertai pengerahan massa, 2 sensor dan 1 kasus protessan web terjadi
www.ajiindonesia.or.id. Harus diakui, sebagian masyarakat belum puas terhadap kualitas pers kita, karena ada beberapa wartawan yang tidak memiliki etika pada
saat meliput berita. Kadang pula sebagian masyarakat, atau sebut saja segelintir oknum merasa terganggu
privacy dan kehidupannya. Namun, dalam kehidupan pers yang sehat dan profesional, telah
disediakan mekanisme sendiri yaitu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.40 Tahun 1999 tentang Pers yang dengan jelas tertulis dalam pasal 8 yaitu:
“Dalam melaksanakan profesinya wartawan mendapat perlindungan hukum” dan disebutkan juga dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP tentang
penganiayaan pasal 170 ayat 1 dan 2 yang berbunyi: 1 Barang siapa dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap
orang atau barang, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan. 2 Yang bersalah diancam: 1. Dengan pidana penjara paling lama tujuh
tahun, jika dia dengan sengaja menghancurkan barang atau jika kekerasan yang digunakan mengakibatkan luka-luka. 2. Dengan pidana penjara paling lama
Sembilan tahun, jika kekerasan mengakibatkan luka berat. 3. Dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun, jika kekerasan mengakibatkan kematian.
Pada saat melaksanakan profesinya, seorang wartawan haruslah memiliki etika dan Kode Etik Jurnalistik KEJ.
Universitas Sumatera Utara
Pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia tentu memberikan pengaruh terhadap pandangan, pendapat, sikap masyarakat yang menyaksikan
pemberitaan tersebut, khususnya kepada mahasiswa yang dinilai memiliki pemikiran kritis dalam memandang suatu peristiwa. Peneliti ingin meneliti
bagaimana sikap mahasiswa terhadap tayangan pemberitaan kekerasan terhadap wartawan, apakah mahasiswa dapat menerima pemberitaan secara positif atau
negatif setelah menyaksikan pemberitaan tersebut. Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan STIK-P
dipilih sebagai objek penelitian karena STIK-P merupakan sekolah tinggi pertama di Sumatera Utara yang fokus, untuk melahirkan sarjana
– sarjana yang berkualitas dibidang ilmu komunikasi. Dari hasil wawancara peneliti sebelum melakukan
penelitian, beberapa mahasiswa STIK-P peduli terhadap pemberitaan kekerasan yang terjadi pada wartawan, yaitu dengan ikut serta dalam unjuk rasa yang
dilakukan oleh para wartawan Medan. Suatu informasi atau pemberitaan dapat menambah pengetahuan
mahasiswa STIK-P tentang kondisi dan situasi yang terjadi, ditambah dengan sebagian besar mahasiswa STIK-P nantinya akan berada di ruang lingkup
jurnalistik dan memiliki kesamaan profesi, pasti mereka memiliki pandangan dan sikap yang berbeda terhadap pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana hubungan antara pemberitaan kekerasan terhadap
wartawan Indonesia di Metro TV terhadap sikap mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” STIK-P.
1.2 Perumusan Masalah