4. Beralur Linear Program yang dinikmati khalayak disajikan berdasarkan urutan yang
sudah dipersiapkan atau dijadwalkan. Sangat berbeda dengan media cetak, pembaca dapat mulai membaca dari manapun dengan sesuka hati.
5. Mengandung Gangguan Siaran televisi sangat mungkin mendapat gangguan, seperti gangguan pada
gambar, gangguan teknis channel noise factor dan termasuk juga dengan
pengaruh cuaca.
2.1.2 Jurnalistik dan Pers 2.1.2.1 Pengertian Jurnalistik dan Pers
Dalam buku “Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik” Mondry, 2008: 17. Kata jurnalistik berasal dari kata:
diurnalis Latin, journal Inggris atau du jour Perancis, yang berarti informasi atau peristiwa yang terjadi sehari-hari.
Secara umum jurnalistik merupakan kegiatan menyiapkan, menulis, mengedit serta memberitakan suatu pemberitaan melalui media massa.
Bersamaan dengan munculnya mesin cetak, muncullah istilah press
Inggris atau pers Belanda, yang sebenarnya berarti menekan pressing, karena
mesin cetak menekan kertas untuk memunculkan tulisan. Akibatnya, terdapat dua istilah yang kini muncul di masyarakat dan sering diartikan sama, yaitu jurnalis
wartawan dan pers. Sepintas arti kedua kata itu memang sama. Jurnalis merupakan orang pers yang tugasnya mencari informasi guna menjadi bahan
berita.
2.1.2.2 Pengertian Berita
Berita merupakan laporan peristiwa yang memiliki nilai berita aktual, faktual, penting, dan menarik yang disebarkan melalui media massa Mondry,
2008: 133. Adapun kualitas dasar untuk digolongkan sebagai berita adalah sebagai berikut :
1. Bersifat Baru Actual, yaitu memberi pemahaman pada penerima
pesan tentang informasi yang tidak diketahui sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Nyata Factual, yaitu informasi tentang sesuatu yang sebenarnya
terjadi. Gabungan dari kejadian nyata, pendapat dan pernyataan narasumber.
3. Menarik Interesting.
4. Penting Important, yaitu menyangkut kepentingan orang banyak.
Pemberitaan atau reportase adalah laporan lengkap ataupun interpretatif telah disajikan sebagaimana dianggap penting oleh redaksi pemberitaan ataupun
berupa pemberitaan penyelidikan investigative reporting yang merupakan
pengkajian fakta-fakta lengkap dengan latar belakang, trendkecenderungan, yang mungkin terjadi di masa mendatang.
Penilaian terhadap kualitas pemberitaan TV dapat ditinjau dalam beberapa aspek . Dalam hal ini McQuail dalam Morissan, 2010: 62 mengajukan suatu
kerangka kerja dalam memberikan penilaian terhadap kualitas media yang terbagi atas empat kriteria, yakni sebagai berikut:
1. Kebebasan media Kebebasan media telah menjadi faktor terpenting dalam menilai atau
mengukur kualitas pemberitaan media massa. Kebebasan media merupakan prinsip dasar dari setiap teori dasar mengenai komunikasi publik. Kebebasan
media juga menjadi sumber manfaat media lainnya dan mengacu terutama pada hak-hak untuk menyatakan sesuatu secara bebas dan kebebasan dalam membentuk
opini. Namun demikian, untuk dapat mewujudkan kebebasan media harus terdapat akses bagi masyarakat menuju ke berbagai saluran informasi dan juga
kesempatan untuk menerima berbagai jenis informasi. Dalam hal ini kebebasan komunikasi memiliki dua aspek, yaitu:
pertama, media dalam pemberitaannya harus dapat menyajikan informasi yang mewakili berbagai suara atau pandangan
yang beragam dan; kedua, memberikan tanggapan terhadap berbagai keinginan atau kebutuhan yang beragam.
2. Keragaman Berita Media massa dalam menyebarkan berita tidak boleh hanya memberikan
perhatian pada satu isu tertentu saja. Prinsip keberagaman berita diversity adalah
upaya media untuk menyajikan berita yang lengkap dengan menggunakan prinsip keadilan
fairness. Dalam hal ini prinsip keadilan dinilai berdasarkan pada
Universitas Sumatera Utara
principle of proportional
representation prinsip
keterwakilan secara
proporsional. Media harus menyajikan berita secara proporsional, berdasarkan topik-topik yang relevan bagi masyarakat atau dengan kata lain, pemberitaan TV
harus mampu mencerminkan keragaman kebutuhan atau minat audien terhadap berita.
Dalam hal ini keragaman berita dapat dinilai berdasarkan empat kriteria sebagai berikut:
a. Media dalam menyajikan isi berita harus mampu mencerminkan keragaman realitas sosial, ekonomi dan budaya dalam masyarakat secara
proporsional. Dengan kata lain media harus mampu dan mau memberikan berbagai pilihan berita kepada audien.
b. Media dalam menyebarkan berita harus memberikan kesempatan yang lebih kurang sama terhadap berbagai pandangan dalam masyarakat,
termasuk pihak minoritas dalam masyarakat. c. Media harus bisa berfungsi sebagai forum bagi berbagai pandangan dan
kepentingan yang berbeda dalam masyarakat. d. Media harus mampu menyajikan pilihan berita yang relevan pada waktu
tertentu dalam hal adanya peristiwa besar dan juga keragaman berita pada waktu lainnya.
3. Gambaran Realitas Bias pada pemberitaan mengacu pada hal-hal seperti terjadinya
penyimpangan distorsi terhadap realitas. Berita yang mengandung bias pada akhirnya kan menjadi berita bohong atau propaganda sebagaimana sebuah cerita
fiksi McQuail dalam Morissan, 2010: 64. Beberapa cirri berita yang mengandung bias antara lain sebagai berikut:
a. Media memberikan terlalu banyak waktu memberikan pandangan pejabat dan kalangan elit di masyarakat.
b. Berita luar negeri hanya berfokus pada negara-negara kaya saja. c. Media menyampaikan pandangan yang mengandung bias karena cara
pandang yang sempit terhadap nasionalisme atau kesukuan.
Universitas Sumatera Utara
d. Berita terlalu mengutamakan nilai-nilai yang terlalu mendukung peran pria atau sebaliknya.
e. Kepentingan kelompok minoritas diabaikan atau dipinggirkan. f. Terlalu berlebihan dalam menyajikan berita criminal dan mengabaikan
realitas sesungguhnya di masyarakat.
4. Objektivitas Berita Objektivitas adalah suatu tindakan atau sikap tertentu terkait dengan
pekerjaan mengumpulkan, mengolah dan menyebarluaskan informasi. Menurut Westerstahl dalam Morissan, 2010: 64, pemberitaan yang objektif harus
memiliki dua kriteria, yaitu bahwa berita harus bersifat faktual, yang berarti berita ditulis berdasarkan fakta
factuality dan tidak berpihak impartiality. Sifat faktual atau faktualitas mengacu pada bentuk laporan berupa
peristiwa atau pernyataan yang dapat diperiksa kebenarannya kepada nara sumber berita dan tidak memasukkan komentar ke dalam laporan. Sifat faktual juga
melibatkan kriteria kebenaran lainnya, kelengkapan penjelasan 5W1H.
2.1.2.3 Elemen Jurnalistik