4.2 Analisis Tabel Tunggal
Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan cara membagi variabel ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar
frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom, yaitu sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori.
Berikut ini adalah pembahasannya.
4.3.1 Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden
Sumber: P.1FC.3
Pada tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 80 orang responden, 42 responden 52,5 diantaranya berjenis kelamin pria dan 38 responden 47,5 adalah
berjenis kelamin wanita. Dari penelitian ini dapat kita lihat bahwa antara responden pria dan wanita mempunyai selisih yang tidak terlalu jauh.
Tabel 4.2 Usia Responden
Frekuensi 17 - 19 tahun
16 20
20 - 22 tahun 41
51,25 23 - 25 tahun
23 28,75
Total 80
100 Sumber: P.2FC.4
Pada tabel 4.2 dapat dilihat rentang usia reponden. Dari total 80 orang yang menjadi responden dalam penelitian ini terdapat 16 responden 20 yang
berusia 17-19 tahun, 41 responden 51,25 yang berusia 20-22 tahun dan 23 Frekuensi
Wanita 38
47,5 Pria
42 52,5
Total 80
100
Universitas Sumatera Utara
responden 28,75 yang berusia 23-25 tahun. Berdasarkan tabel dapat digambarkan bahwa lebih dominan reponden yang berusia 20-22 tahun, di mana
usia 20-22 tahun adalah masa berlangsungnya seseorang menjadi dewasa, sehingga mereka bisa membedakan hal yang positif maupun negatif secara lebih
baik.
Tabel 4.3 Angkatan Responden
Frekuensi 2009
23 28,75
2010 28
35 2011
29 36,25
Total 80
100 Sumber: P.3FC.5
Pada tabel 4.3 dapat dilihat angkatan dari responden. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2009, 2010 dan 2011.
Jumlah responden yang dipilih menjadi sampel dalam penelitian ini diambil dari masing-masing angkatan 2009, 2010 dan 2011 yang merupakan total dari jumlah
data populasi yang diberikan oleh staff bagian pendidikan Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” STIK-P. Dari data diatas dapat dilihat bahwa
setiap tahunnya selalu ada kenaikan mahasiswa yang ingin mendalami dan mempelajari dunia komunikasi di STIK-P.
4.3.2 Variabel bebas Pemberitaan Kekerasan Terhadap Wartawan Indonesia di Metro TV
Tabel 4.4 Frekuensi Menonton Berita di Metro TV
Frekuensi Tidak Pernah
1 1,25
Kurang Sering 1 - 2 kali seminggu 25
31,25 Sering 3 - 4 kali seminggu
38 47,5
Sangat Sering 5 - 6 kali seminggu 16
20 Total
80 100
Sumber: P.4FC.6
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 4.4 dapat dilihat frekuensi responden dalam menonton berita yang ditayangkan di Metro TV. Berdasarkan tabel terdapat 1 responden 1,25
yang sama sekali tidak pernah menonton berita, 25 responden 31,25 yang kurang sering atau hanya menonton 1-2 kali seminggu berita yang ditayangkan
di metro TV, 38 responden 47,5 yang sering menonton berita dan terdapat 16 responden 20 yang sangat sering menonton berita yang ditayangkan di Metro
TV. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rata-rata mahasiswa STIK-P
yaitu sebanyak 38 orang sering menonton berita yang ditayangkan di Metro TV. Di mana dari 38 orang tersebut terdiri dari 19 orang perempuan dan 19 orang laki-
laki, ini menunjukkan bahwa keingintahuan mahasiswa perempuan dan laki-laki mengenai pemberitaan yang sedang terjadi di Indonesia maupun mancanegara
merata. Dari 38 responden rata-rata yang sering menonton berita di Metro TV adalah mahasiswa yang berusia 20-22 tahun, ini menunjukan bahwa di usia 20-22
tahun seseorang dapat memilih tontonan yang berkualitas dan dapat menambah pengetahuan mereka. Dengan sering menonton berita, pasti peluang mahasiswa
untuk menonton pemberitaan kekerasan terhadap wartawan indonesia di Metro TV lebih besar.
Tabel 4.5 Seberapa Sering Menonton Pemberitaan Kekerasan Terhadap Wartawan
Indonesia di Metro TV
Frekuensi Tidak Pernah
Jarang 34
42,5 Sering
40 50
Sangat Sering 6
7,5 Total
80 100
Sumber: P.5FC.7
Pada tabel 4.5 dapat dilihat seberapa sering responden menonton pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia di Metro TV. Berdasarkan
tabel di atas bahwa diantara 80 responden tidak ada yang tidak pernah menonton pemberitaan kekerasan terhadap wartawan, terdapat 34 responden 42,5 yang
Universitas Sumatera Utara
jarang menonton pemberitaan kekerasan terhadap wartawan, 40 responden 50 yang sering menonton pemberitaan kekerasan terhadap wartawan dan hanya 6
responden 7,5 yang sangat sering menonton pemeberitaan kekerasan wartawan yang di tayangkan di Metro TV.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa dari 80 responden, lebih banyak atau dominan responden yang sering menonton pemberitaan kekerasan terhadap
wartawan indonesia yang di tayangkan di Metro TV yaitu sebanyak 40 orang yang terdiri dari 28 perempuan dan 12 laki-laki. Walaupun keingintahuan mahasiswa
perempuan dan laki-laki mengenai frekuensi menonton berita merata, tetapi yang cenderung sering menonton pemberitaan mengenai kekerasan terhadap wartawan
Indonesia adalah mahasiswa perempuan.
Tabel 4.6 Ketertarikan Terhadap Pemberitaan
Frekuensi Tidak Tertarik
2 2,5
Kurang Tertarik 8
10 Tertarik
44 55
Sangat Tertarik 26
32,5 Total
80 100
Sumber: P.6FC.8
Ketertarikan khalayak akan sebuah pemberitaan tidak lepas dari penyajian informasi yang menarik dan
fresh. Semakin menarik pemberitaan makan semakin besar pula kemungkinan khalayak akan tertarik dengan berita tersebut. Pada tabel
4.6 dapat dilihat tingkat ketertarikan responden terhadap pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia yang ditayangkan di Metro TV. Berdasarkan tabel
terdapat 2 responden 2,5 yang tidak tertarik terhadap pemberitaan, 8 responden 10 yang mengatakan kurang tertarik terhadap pemberitaan, 44
responden 55 yang mengatakan tertarik dengan pemberitaan kekerasan terhadap wartawan dan terdapat 26 responden 32,5 yang menyatakan bahwa
sangat tertarik dengan pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia yang ditayangkan di Metro TV.
Universitas Sumatera Utara
Dari data di atas dapat diambil gambaran bahwa rata-rata responden yaitu sebanyak 44 orang yang terdiri dari 18 perempuan dan 26 laki-laki, ini
menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki cenderung tertarik untuk menonton pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia yang ditayangkan di Metro
TV. Faktor kenapa laki-laki cenderung tertarik karena dari hasil wawancara peneliti ke beberapa responden, rata-rata mengatakan bahwa kebanyakan
mahasiswa laki-laki adalah seorang wartawan freelance, jadi karena berada dalam
bidang komunikasi terutama jurnalistik, para mahasiswa pria memiliki tingkat ketertarikan yang lebih tinggi dibandingkan wanita, dan berarti bahwa tingkat
ketertarikan wanita terhadap pemberitaan kekerasan wartawan kurang karena biasanya sebagian wanita lebih cenderung menyukai pemberitaan yang bersifat
ringan yaitu tentang kuiliner atau pariwisata.
Tabel 4.7 Bentuk Penyajian Berita
Frekuensi Tidak Menarik
1 1,25
Kurang Menarik 7
8,75 Menarik
51 63,75
Sangat Menarik 21
26,25 Total
80 100
Sumber: P.7FC.9
Bentuk penyajian berita sangat penting bagi para khalayak, mulai dari gambar, pembacaan narasi dan lain-lain. Semakin menarik bentuk penyajian berita
yang dilakukan oleh stasiun televisi swasta Metro TV maka akan semakin besar pula menarik perhatian para khalayak terhadap pemberitaan kekerasan terhadap
wartawan Indonesia. Pada tabel 4.7 dapat dilihat bagaimana bentuk penyajian berita kekerasan terhadap wartawan Indonesia yang ditayangkan di Metro TV.
Terdapat 1 responden 1,25 yang menyatakan bentuk penyajiannya tidak menarik, 7 responden 8,75 yang menyatakan kurang menarik, 51 responden
63,75 yang menyatakan menarik dan terdapat 21 responden 26,25 yang menyatakan bentuk penyajian pemberitaan sangat menarik.
Universitas Sumatera Utara
Dari data di atas dapat dilihat bahwa rata-rata responden yaitu sebanyak 51 orang yang terdiri dari 21 perempuan dan 30 laki-laki, menyatakan bahwa bentuk
penyajian pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia menarik perhatian mereka. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa laki-laki lebih cenderung
menyukai penyajian berita daripada wanita, dari hasil wawancara ke beberapa responden, faktor yang membuat para pria ini menyukai penyajian berita Metro
TV karena pada saat ditayangkannya pemberitaan, pembawa acara atau presenter yang membawa adalah seorang wanita, yang mempunyai artikulasi yang jelas
pada saat membacakan narasi dari berita tersebut. Rata-rata responden yang menyukai penyajian berita Metro TV, berusia 20-22 tahun, ini menyatakan bahwa
seseorang yang mau beranjak dari masa remaja ke masa dewasa dapat melihat atau mengetahui pemberitaan yang benar sesuai dengan kode etik jurnalistik.
Dengan kata lain Metro TV mampu mengemas isi berita tersebut semenarik mungkin sehingga responden merasa tertarik dan ingin mengetahui bagaimana
kelanjutan dari pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia.
Tabel 4.8 Keakuratan Berita
dddddSumber: P.8FC.10
Keakuratan suatu pemberitaan merupakan tingkat kedalaman penyampaian fakta yang disertai dengan data-data akurat dari sumber yang relevan dan
kompeten yang digunakan oleh wartawan dalam menyajikan pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia. Keakuratan pemberitaan di suatu media
dapat menjadi indikator dalam mengukur kredibilitas pemberitaan sebuah media televisi, surat kabar dan online dalam menyiarkan atau menayangkan pemberitaan
Frekuensi Tidak Akurat
Kurang Akurat 10
12,5 Akurat
55 68,75
Sangat Akurat 15
18,75 Total
80 100
Universitas Sumatera Utara
tersebut. Pada tabel 4.8 dapat dilihat tingkat keakuratan Metro TV dalam memberitakan kasus kekerasan terhadap wartawan Indonesia.
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang menyatakan bahwa pemberitaan kekerasan terhadap wartawan indonesia yang
ditayangkan di Metro TV tidak akurat, 10 responden 12,5 yang menyatakan bahwa pemberitaan yang disiarkan Metro TV kurang akurat, 55 responden
68,75 menyatakan bahwa pemberitaan mengenai kekerasan terhadap wartawan Indonesia yang disiarkan di Metro TV akurat dan 15 responden
18,75 menyatakan bahwa pemberitaan yang disiarkan Metro TV sangat akurat.
Dengan demikian sebagian besar responden yaitu sebanyak 55 responden yang terdiri dari 23 orang perempuan dan 32 orang laki-laki berpendapat bahwa
Metro TV telah memberikan informasi yang akurat dalam memberitakan kasus kekerasan terhadap wartawan Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa laki-laki
cenderung percaya dengan data-data yang diinformasikan oleh Metro TV karena penyajian berita sesuai dengan narasi dan gambar yang ditayangkan Metro TV.
Tabel 4.9 Faktualitas Pemberitaan
Frekuensi Tidak Faktual
Kurang Faktual 7
8,75 Faktual
64 80
Sangat Faktual 9
11,25 Total
80 100
Sumber: P.9FC.11
Sebuah pemberitaan dapat dikatakan faktual apabila dalam pemberitaan tersebut tidak terdapat pencampuran antara fakta dan opini. Informasi yang ada di
dalam sebuah berita harus berdasarkan pada kenyataan yang terjadi dan mengandung kebenaran. Pada tabel 4.9 dapat dilihat tingkat faktualitas
pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia yang ditayangkan di Metro TV. Berdasarkan tabel, tidak ada responden yang berpendapat bahwa pemberitaan
kekerasan terhadap wartawan tidak faktual, 7 responden 8,75 berpendapat
Universitas Sumatera Utara
bahwa pemberitaan kurang faktual, 64 responden 80 berpendapat bahwa pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia yang ditayangkan Metro TV
faktual dan 9 responden 11,25 berpendapat bahwa pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia sangat faktual.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden yaitu 64 responden 80 yang terdiri dari 29 perempuan dan 35 laki-laki berpendapat
bahwa pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia yang ditayangkan di Metro TV adalah faktual. Hal ini menunjukan bahwa laki-laki lebih mempercayai
Isi dari pemberitaan karena antara fakta yaitu gambar atau video yang di tayangkan sesuai dengan narasi yang disampaikan seorang pembawa berita Metro
TV.
Tabel 4.10 Kejelasan Isi Berita
Frekuensi Tidak Jelas
Kurang Jelas 12
15 Jelas
58 72,5
Sangat Jelas 10
12,5 Total
80 100
Sumber: P.10FC.12
Pada tabel 4.10 dapat dilihat tingkat kejelasan informasi yang diterima oleh responden mengenai pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia di
Metro TV. Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang menyatakan bahwa pemberitaan yang ditayangkan tidak jelas, 12 responden
15 menyatakan bahwa informasi yang mereka terima mengenai pemberitaan kekerasan terhadap wartawan indonesia kurang jelas, 58 responden 72,5
menyatakan bahwa informasi yang mereka terima mengenai pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia sudah Jelas dan 10 responden 12,5
menyatakan bahwa informasi yang diterima mengenai pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia sudah sangat jelas.
Dengan demikian mayoritas responden menilai pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia yang ditayangkan di Metro TV sudah jelas.
Universitas Sumatera Utara
Pemberitaan yang dimaksud meliputi awal terjadi kekerasan dan pasal-pasal yang dilanggar oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Tabel 4.11 Gaya Bahasa Dalam Pemberitaan
Frekuensi Tidak Menarik
Kurang Menarik 12
15 Menarik
52 65
Sangat Menarik 16
20 Total
80 100
Sumber: P.11FC.13
Gaya bahasa sangat penting dalam menarik perhatian khalayak, dengan gaya bahasa yang menarik mampu membuat khalayak terpengaruh dan ingin
mengetahui lebih banyak lagi pemberitaan mengenai kekerasan terhadap wartawan Indonesia yang ditayangkan di Metro TV. Pada tabel 4.11 dapat dilihat
frekuensi responden yang terpengaruh oleh gaya bahasa yang disampaikan Metro TV dalam tayangan pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia.
Berdasarkan tabel, tidak ada responden yang berpendapat bahwa gaya bahasa yang disampaikan tidak menarik perhatian responden, 12 responden 15
menyatakan bahwa gaya bahasa yang disampaikan kurang menarik, 52 responden 65 menyatakan bahwa gaya bahasa dalam menyampaikan informasi sudah
menarik dan 16 responden 20 menyatakan bahwa gaya bahasa yang digunakan pada saat menyampaikan pemberitaan mengenai kekerasan terhadap wartawan
Indonesia sangat menarik. Jadi dengan demikian kita dapat melihat bahwa sebagian besar responden
berpendapat bahwa gaya bahasa yang disampaikan dalam pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia yang ditayangkan Metro TV sudah menarik.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12 Tingkat Pemahaman Isi Berita
Frekuensi Tidak Paham
Kurang Paham 8
10 Paham
62 77,5
Sangat Paham 10
12,5 Total
80 100
Sumber: P.12FC.14
Pada tabel 4.12 dapat dilihat tingkat pemahaman responden terhadap penyajian pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia yang disampaikan
Metro TV. Dalam sebuah pemberitaan mudah atau tidaknya informasi yang disampaikan media untuk dipahami khalayak dipengaruhi oleh bagaimana cara
media tersebut mengemas isi berita yang disampaikan. Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa tidak ada responden yang tidak memahami pemberitaan yang
disajikan oleh Metro TV, 8 responden 10 yang menyatakan kurang memahami isi pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia yang ditayangkan oleh
Metro TV, 62 responden 77,5 yang menyatakan bahwa mereka memahami isi berita mengenai kekerasan terhadap wartawan Indonesia yang disampaikan oleh
Metro TV dan 10 responden 12,5 menyatakan sangat memahami isi pemberitaan yang disajikan oleh Metro TV mengenai kekerasan terhadap
wartawan Indonesia. Dengan demikian dapat dilihat bahwa rata-rata responden memahami isi
berita yang disampaikan oleh Metro TV mengenai kekerasan terhadap wartawan Indonesia. Hal ini didasari oleh latar belakang pendidikan responden di mana
mereka merupakan mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi “Pembangunan” STIK-P yaitu satu-satunya Sekolah Tinggi yang fokus untuk
melahirkan sarjana-sarjana ilmu komunikasi yang berkualitas.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13 Keseimbangan Berita
Frekuensi Tidak Seimbang
2 2,5
Kurang Seimbang 13
16,25 Seimbang
61 76,25
Sangat Seimbang 4
5 Total
80 100
Sumber: P.13FC.15 Kesimbangan berita dapat diartikan dengan ada atau tidaknya “source
bias” atau ketidakseimbangan sumber berita dan juga ada atau tidaknya kecenderungan berita miring. Pada tabel 4.13 dapat dilihat tingkat keseimbangan
Metro TV dalam menyajikan pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia. berdasarkan tabel terdapat 2 responden 2,5 menyatakan bahwa
pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia tidak seimbang, 13 responden 16,25 menyatakan bahwa pemberitaan kurang seimbang, 61
responden 76,25 menyatakan bahwa pemberitaan yang disajikan Metro TV tentang kekerasan terhadap wartawan Indonesia sudah seimbang dan 4 responden
5 menyatakan pemberitaan kekerasan terhadap wartawan sangat seimbang. Dengan kata lain bahwa rata-rata responden yaitu sebanyak 61 responden
yang cenderung terdiri dari laki-laki, berusia 20-22 tahun dan dari angkatan 2010 menyatakan bahwa pemberitaan yang disajikan Metro TV mengenai kekerasan
terhadap wartawan Indonesia sudah seimbang.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14 Pemberitaan diberitakan Secara Berkelanjutan
Frekuensi tidak setuju
1 1,25
kurang setuju 11
13,75 Setuju
50 62,5
sangat setuju 18
22,5 Total
80 100
Sumber: P.14FC.16
Suatu pemberitaan harus diberitakan secara berkelanjutan untuk mengetahui perkembangan yang terjadi terhadap pemberitaan dan penyelesaian
yang dilakukan terhadap kasus kekerasan wartawan Indonesia. Pada tabel 4.14 dapat dilihat apakah pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia di
Metro TV diberitakan secara berkelanjutan. Berdasarkan tabel 1 responden 1,25 menyatakan tidak setuju kalau pemberitaan kekerasan terhadap wartawan
Indonesia diberitakan secara berkelanjutan, 11 responden 13,75 menyatakan kurang setuju kalau pemberitaan diberitakan secara berkelanjutan, 50 responden
62,5 menyatakan bahwa setuju kalau pemberitaan diberitakan secara berkelanjutan dan 18 responden 22,5 menyatakan sangat setuju kalau
pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia diberitakan secara berkelanjutan.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa sebagian besar responden yaitu sebanyak 50 orang menyetujui pemberitaan kekerasan terhadap wartawan
Indonesia agar diberitakan secara berkelanjutan, maka dapat kita lihat bahwa responden mengikuti pemberitaan dan ingin pemberitaan tersebut diselesaikan
dengan tuntas, agar tidak ada lagi kekerasan yang terjadi kepada wartawan yang mencari kebenaran. Akan tetapi dari hasil wawancara peneliti kepada beberapa
responden mengatakan bahwa sebenarnya Metro TV sendiri kurang menayangkan pemberitaan kekerasan terhadap wartawan secara berkelanjutan, beberapa
pemberitaan terkesan menghilang tidak diangkat lagi berita yang terjadi setelah kekerasan tersebut, apakah pelaku diberi hukuman, kalau iya diberi sanksi apa
terhadap pelaku, kurang jelas diberitakan oleh Metro TV.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15 Pemberitaan Mempengaruhi Emosional Khalayak
Frekuensi Tidak Mampu
Kurang Mampu 7
8,75 Mampu
46 57,5
Sangat Mampu 27
33,75 Total
80 100
Sumber: P.15FC.17
Suatu pemberitaan yang ditayangkan di media televisi, media surat kabar maupun media online sebagian besar khalayak dapat terpengaruh oleh
pemberitaan, apalagi pemberitaan tersebut terus-menerus diberitakan. Maka dari itu pada tabel 4.15 dapat diihat seberapa besar pemberitaan kekerasan terhadap
wartawan Indonesia di Metro TV mempengaruhi emosional para responden. Berdasarkan tabel tidak ada responden yang menyatakan bahwa pemberitaan tidak
mampu mempengaruhi emosional para khalayak yang menonton atau mengetahui pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia, 7 responden 8,75 yang
menyatakan bahwa pemberitaan kurang mampu mempengaruhi emosional para khalayak, 46 responden 57,5 menyatakan bahwa pemberitaan mampu
mempengaruhi emosional para khalayak yang menonton pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia dan 27 responden 33,75 yang menyatakan
bahwa pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia sangat mampu mempengaruhi emosional khalayak.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa setengah dari jumlah responden yaitu sebanyak 46 orang yang terdiri dari 24 perempuan dan 22 laki-
laki yang menyatakan bahwa pemberitaan kekerasan terhadap wartawan Indonesia yang ditayangkan di Metro TV mampu mempengaruhi emosional para khalayak
yang menonton atau mengetahui pemberitaan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa emosional seorang perempuan lebih sensitif dan peka terhadap sesuatu
daripada laki-laki sehingga mudah dipengaruhi oleh pemberitaan, terutama pemberitaan mengenai kekerasan, kelaparan, kemiskinan dan pemberitaan yang
dapat dengan cepat mempengaruhi hati dan emosionalnya.
Universitas Sumatera Utara
4.3.3 Variabel Y Sikap Mahasiswa STIK-P