Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Tinjauan Pustaka

Tabel 1.1 Perkembangan Luas Sawah dan Sawit Rakyat Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Tahun2009 - 2013 Tahun Padi Sawah Sawit Rakyat Luas ha Produksi ton Luas ha Produksi ton 2009 72.044 347.473 11.865,86 148.815,38 2010 73.534 364.876 12.075,49 149.260,00 2011 63.584 328.344 12.281,74 146.620,00 2012 68.355 369.190 12.485,47 156.720,96 2013 71.748 394.793 12.573,93 160.333,74 Sumber : Serdang Bedagai Dalam Angka, 2014 Dilihat dari Tabel 1.1, luas lahan sawah di Kabupaten Serdang Bedagai pada periode 2009 – 2013 mengalami perkembangan yang fluktatif, dimana pada tahun 2009 luas lahan sawah yakni 72.044 hakemudian turun secara signifikan pada tahun 2011 menjadi 63.584 ha sedangkan luas perkebunan kelapa sawit rakyat semakin bertambah dari tahun 2009 luas kelapa sawit rakyat seluas 11.865,86 ha menjadi 12.573,93 ha Berkurangnya luas panen padi sawah di Kabupaten Serdang Bedagai disebabkan terjadinya alih fungsi lahan dari lahan pertanian pangan ke penggunaan lainnya seperti pemukiman, atau pertanian lainya.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat diidentifikasikan beberapa masalah dalam penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana alih fungsi lahan yang terjadi di daerah penelitian ? 2. Apa faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya alih fungsi lahan persawahan menjadi perkebunan kelapa sawit di daerah penelitian ? Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis alih fungsi lahan yang terjadi di daerah penelitian. 2. Untuk Menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya alih fungsi lahan persawahan menjadi perkebunan kelapa sawitdi daerah penelitian 1. 4 Kegunaan penelitian 1. Sebagai bahan referensi dan studi untuk pengembangan ilmu untuk pihak – pihak yang membutuhkan. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dan kebijakan dalam rangka peningkatan produksi usaha padi sawah, pendapatan petani, dan kinerja kelembagaan pertanian. 3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti dalam pengembangan wawasan untuk menjadi seorang peneliti. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

Utomo dkk 1992 mendefinisikan alih fungsi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula seperti yang direncanakan menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif masalah terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Lestari 2009 mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula seperti yang direncanakan menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif masalah terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan dalam artian perubahanpenyesuaian peruntukan penggunaan, disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik. Dampak negatif dari alih fungsi lahan adalah hilangnya peluang memproduksi hasil pertanian di lahan sawah yang terkonversi, yang besarnya berbanding lurus dengan luas lahannya. Jenis kerugian tersebut mencakup pertanian dan nilainya, pendapatan usaha tani, dan kesempatan kerja pada usahatani. Selain itu juga hilangnya pendapatan dan kesempatan kerja pada kegiatan ekonomi yang tercipta secara langsung maupun tidak langsung dari kaitan ke depan forward linkage 6 Universitas Sumatera Utara maupun ke belakang backward linkage dari kegiatan usaha tani tersebut, misalnya usaha traktor dan penggilingan padi. Sumaryanto,dkk,1994. Konversi lahan pertanian menjadi bentuk penggunaan lainnya tidak terlepas dari situasi ekonomi secara keseluruhan. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menyebabkan beberapa sektor ekonomi tumbuh dengan cepat. Pertumbuhan sektor tersebut akan membutuhkan lahan yang lebih luas. Apabila lahan tersebut letaknya dekat dengan sumber pertumbuhan ekonomi maka akan bergeser penggunaannya ke bentuk lain. Hal ini terjadi karena land rent persatuan luas yang diperoleh dari aktifitas baru lebih tinggi dari pada yang dihasilkan pertanian Anwar. Effendi, 1993. Selama 1999 – 2003, sebanyak 423.000 petani mengkonversikan lahan sawahnya ke dalam berbagai bentuk. Dalam masa itu 64.718 ha lahan sawah hilang dan berubah fungsinya sebagai pemasok produk pangan. Daya tarik dari pertanian persawahan menurun dan kemiskinan yang menjerat petani mendorong mereka mengalih fungsikan lahan padi sawahny.Anonimus 2006 Upaya revitalisasi dan perlindungan lahan dilakukan dengan melindungi dan menjamin ketersediaan lahan dengan menindaklanjuti UU 412009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Peraturan Pemerintah pendukungnya. Sekarang sudah terbit PP No. 12011 tentang Penetapan dan alih fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan, PP No 122012 tentang Insentif Perlindngan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan, PP No. 252012 tentang Sistem Informasi Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan PP No. 302012 tentang Pembiayaan Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan dan Universitas Sumatera Utara Peraturan Menteri Pertanian No 07PermentanOT.14022012 tentang Pedoman Teknis Kriteria dan Persyaratan Kawasan, Lahan dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Selanjutnya Kementerian Pertanian ikut secara aktif dalam pelaksanaan Rencana Tata Ruang dan Wilayah baik Nasional, Propinsi maupun KabupatenKota Deptan, 2014. Pada Permentan no 81 tahun 2013 dijelaskan alih fungsi lahan harus memperhatikan luas lahan yang akan dialihkan, potensi kehilangan hasil pangan akibat konversi, nilai resiko akibat konversi, dampak pada penurunan penyerapan tenaga kerja pertanian, dan perkiraan perubahan pada sosio kultural masyarakat kekerabatan, pemukiman dll.

2.3 Landasan Teori