b. Penduduk Kecamatan Pegajahan Menurut Umur
Keadaan penduduk Kecamatan Pegajahan terdiri 5 kelompok umur ,yaitu kelompok umur 17 – 59 yaitu 16.39 55,08 sedangkan kelompok umur
terkecil yaitu kelompok umur 0-5 proporsi 9,06. Hal ini menandakan bahwa penduduk di Kecamatan Pegajahan sebagian besar adalah usia pekerja.
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Kecamatan Pegajahan Tahun 2013 Menurut Kelompok Umur
No Kelompok
Umur Jumlah
Jiwa Persentase
1 0-5
2.654 9,06
2 06-Des
3.660 12,49
3 13-16
4.531 15,46
4 17-59
16.139 55,08
5 60+
2.318 7,91
Total 29.299
100,01
Sumber : Pegajahan Dalam Angka,2014
c. Penduduk Kecamatan Pegajahan Menurut Pekerjaan
Pada paparan sebelumnya dapat dilihat bahwa penduduk Kecamatan Pegajahan 16.139 Jiwa atau 55,08 Penduduk Kecamatan Pegajahan
merupakan usia angkatan kerja. Dapat dilihat tabel dibawah ini bahwa penduduk pegajahan paling banyak bermata pencaharian di pertanian yakni
sebanyak 3.722 Jiwa 25,28 kemudian penduduk yang bekerja sebagai buruh sebesar 23,20 dan penduduk Kecamatan Pegajahan sedikit yang
bekerja sebagai ABRIPOLRI yakni sebesar 0,24.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk Kecamatan Pegajahan Tahun 2013 Menurut Pekerjaan
Sumber : Pegajahan Dalam Angka, 2014 Diolah
d. Penduduk Kecamatan Pegajahan Menurut Pendidikan
Jumlah Penduduk Kecamatan Pegajahan menurut pendidikan dapat dibagi dengan 9 tingkatan pendidikan , berdasarkan tabel dibawah dapat dilihat
bahwa penduduk dengan pendididkan SD yang paling banyak bila dibandingkan dengan kategori lainnya yakni sebanyak dengan jumlah 6.791
jiwa 44,05 sedangkan dengan tingkat pendidikan S2 menempati jumlah terkecil yakni 2 Jiwa dengan persentase 0,01.
Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Kecamatan Pegajahan Menurut Pendidikan
S umber : Pegajahan Dalam Angka, 2014 Diolah
No Pekerjaan Jiwa
Jumlah Jiwa
Persentase
1 PNS
174 1,18
2 ABRI POLRI
35 0,24
3 Karyawan
1.125 7,64
4 Wiraswasta
2.657 18,05
5 Jasa
423 2,87
6 Petani
3.722 25,28
7 Nelayan
0,00 8
Buruh 3.416
23,20 9
Lainnya 3.170
21,53
Total 14.722
100
No Pendidikan
Jiwa Jumlah
Jiwa Persentase
1 TK
585 3,79
2 SD
6.791 44,05
3 SMP
3.831 24,85
4 SMA
3.823 24,80
5 D1
209 1,36
6 D2
47 0,30
7 D3
41 0,27
8 S1
88 0,57
9 S2
2 0,01
Total 15.417
100
Universitas Sumatera Utara
4.3 Sarana dan Prasarana di Kecamatan Pegajahan
Sarana dan prasarana merupakan faktor penting yang menunjang keberhasilan pelaksanaan pembangunan. Sarana yang merupakan segala sesuatu yang dipakai
sebagai alat untuk mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana yang merupakan barang atau benda yang tidak bergerak yang menunjang pelaksanaan
pembangunan. Sarana dan prasarana di Kecamatan Pegajahan dapat dilihat pada Tabel, dimana sarana dan prasarana di Kecamatan Pegajahan meliputi sarana dan
prasarana bidang peribadatan, pendidikan dan kesehatan. Berdasarkan tabel jika dibandingkang dengan jumlah penduduk Kecamatan Pegajahan maka Sarana dan
prasarana di Kecamatan Pegajahan masih belum memadai untuk seluruh penduduk di Kecamatan Pegajahan, sementara peran sarana dan prasarana sangat
mempengaruhi perkembangan masyarakat dalam melakukan kegiatannya.
Tabel 4.6 Sarana dan Prasarana di Kecamatan Pegajahan Sarana dan Prasarana
Jumlah
1. Peribadatan
-Mesjid 23
-Mushola 38
-Gereja 9
2. Pendidikan
-SD 18
-SMP 5
-SMA 3
-SMK 2
3. Kesehatan
-Puskesmas 1
-Puskesmas Pembantu 4
-Puskesdes 5
-Posyandu 45
Sumber : Pegajahan Dalam Angka,2014
Universitas Sumatera Utara
4.4Karakteristik Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah petani sawah yang mengalihfungsikan lahan sawahnya menjadi lahan perkebunan sawit pada tahun 2008 – 2010 atau
dengan kata lain petani padi sawah pada 5 tahun yang lalu yang mana sekarang lahannya menjadi lahan sawit yang menghasilkan di Kecamatan Pegajahan.
Karakteristik petani yang menjadi sampel pada penelitian ini meliputi luas lahan, luas lahan yang dialih fungsikan, umur, pengalaman bertani, dan jumlah
tanggungan. Adapun karakteristik sampel dapat dilihat pada Tabel 4.7 sebagai
berikut :
Tabel 4.7 Karakteristik Petani Sampel di Kecamatan Pegajahan No
Karakteristik Petani Range
Rata - rata
1 Luas Lahan m
2
1200 - 10000 4126,67
Lahan Basah 0 - 6600
1846,67 Lahan Kering
1200 - 10000 2280
2 Luas Lahan Konversi m
2
1200 - 3200 1706,67
3 Umur tahun
28 - 67 45,07
4 Pengalaman Bertani tahun
5 – 30 14,5
Sawah 5 – 25
10,46 Sawit
0- 10 4,03
5 Jumlah Tanggungan orang
1 – 9 3,63
Sumber : Diolah dari Data Primer, 2014
Luas Lahan
Luas lahan petani sampel yang saat ini yang sedang digunakan dalam usahataninya dalam penelitian ini luas lahan dibagi menjadi 2 kategori yakni
lahan basah dan lahan kering. Dilihat dari Tabel 4.7luas lahan petani secara
keseluruhan rata-rata 4.126,67 m
2
dengan range 1.200-10.000 m
2
. Pada lahan basah rata-rata petani memiliki lahan basah 1.846,67 m
2
dengan range 0- 6.600 m
2
sedangkan lahan kering rata-rata memiliki luas 2.280 m
2
dengan range 1.200-10.000 m
2
.
Universitas Sumatera Utara
Luas Lahan Konversi
Luas lahan konversi adalah luas lahan padi sawah yang dialihfungsikan oleh
petani sampel menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Berdasarkan Tabel 4.7
dapat dilihat range luas lahan yang dialihfungsikan 1.200-3.200 m
2
dengan rata-rata lahan sawah yang dialihfungsikan 1706,67 m
2
.
Umur
Umur adalah usia petani yang dihitung dari tanggal lahirnya sampai saat
dilakukan kuesioner tahun. Berdasarkan Tabel 4.7 rata-rata petani sampel
adalah 45,07 tahun dengan range 28-67 tahun. Dari data yang diolah dapat dilihat bahwa petani sampel tergolong masih usia produktif.
Pengalaman Bertani
Pengalaman bertani adalah lama petani telah bekerja dan bermata pencaharian sebagai petani. Dalam penelitian ini pengalaman dibagi 2 yakni pengalaman
bertani padi sawah dan pengalaman berkebun kelapa sawit.berdasarkan data yang diolah rata-rata pengalamanan petani sampel dalan bidang pertanian
sawah dan sawit 14,5 tahun dengan range 5-30 tahun kemudian rata-rata pengalaman bertani sawah petani sampel 10,46 tahun dengan range 5-25
tahun sedangkan rata-rata pengalaman petani dalam berkebun kelapa sawit
4,03 tahun dengan range 0-10 tahun. Berdasarkan Tabel 4.7 dapat
disimpulkan pengalaman sampel di bidang pertanian cukup lama terutama pengalaman bertani padi sawah.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah Tanggungan
Jumlah tanggungan adalah banyaknya anggota keluarga yang menjadi
tanggung jawab petani sampel secara ekonomi. Berdasarkan Tabel 4.7 , rata-
rata jumlah tanggungan petani sampel yakni 3,63 orang dengan range 1-9 orang.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Perkembangan Alih Fungsi Lahan di Kecamatan Pegajahan 5.1.1 Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Padi Sawah di Kecamatan
Pegajahan
Perkembangan luas lahan dan produksi tanaman padi selama tahun 2008- 2013 di Kecamatan Pegajahan adalah sebagai berikut:
Tabel 5.1 Perkembangan Produksi, Luas Panen, Produktifitas dan Pertumbuhan Luas Panen Padi Sawah Kecamatan Pegajahan
Menurut Tahun 2009 – 2013
Tahun Padi Sawah
Produksi ton
Luas Panen
ha Produktifitas
tonha Pertumbuhan
Luas Panen
2008 11.868
2.485 4,78
2009 13.928
2.835 4,91
14,08 2010
9.752 1.960
4,98 -30,86
2011 6.394
1.184 5,4
-39,59 2012
9.184 1.655
5,55 39,78
2013 10.217
1.814 5,63
9,61
Sumber : Diolah dari BPS Serdang Bedagai, 2009-2014
Pada Tabel 5.1 terlihat di Kecamatan Pegajahan luas panen padi sawah
mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2009 hingga tahun 2011, pada tahun 2009 luas panen padi sawah di Kecamatan Pegajahan penurunan yang
signifikan yakni sebesar 58,23 atau sebesar 1.651 ha. Penurunan luas panen padi sawah ini berturut-turut dari tahun 2010 luas panen padi sawah berkurang sebesar
875 ha kemudian pada tahun 2011 berkurang sebanyak 776 ha hingga luas panen padi sawah menjadi 1.960 ha.
29
Universitas Sumatera Utara
Penurunan luas panen padi sawah di Kecamatan Pegajahan sebagian besar disebabkan adanya terjadi alih fungsi lahan padi sawah, baik alih fungsi lahan
sawah ke komoditi lain seperti menjadi lahan kelapa sawit dan alih fungsi lahan sawah menjadi permukiman, selain itu penurunan luas panen padi sawah ini ada
disebabkan oleh gagal panen. Penurunan luas panen padi sawah di Kecamatan Pegajahan berdampak
langsung dengan penurunan produksi gabah basah yang terjadi pada tahun 2009 hingga tahun 2011 sebesar 54 dari produksi gabah basah 13.928 ton pada tahun
2009 berkurang drastis menjadi 6.394 ton pada tahun 2011. Penurunan produksi gabah basah ini terjadi secara bertahap yakni pada tahun 2010 produksi gabah
basah turun sebesar 4.176 ton kemudian pada tahun 2011 produksi gabah basah sebesar 3.358 ton.
5.1.2 Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Kelapa Sawit di Kecamatan Pegajahan
Perkembangan Luas Lahan dan Produksi Kelapa Sawit di Kecamatan Pegajahan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.2 Perkembangan Produksi, Luas Lahan, Produktifitas, dan Pertumbuhan Luas Kelapa Sawit Rakyat Kecamatan
Pegajahan Menurut Tahun 2009 – 2013
Tahun Kelapa Sawit Rakyat
Produksi ton
Luas Lahan
ha Produktifitas
tonha Pertumbuhan
Luas
2008 3.588,05
212 16,92
2009 3.606,00
227 15,89
7,08 2010
3.610,01 180,5
20 -20,48
2011 3.643,38
181,5 20,07
0,55 2012
3.679,33 247
14,9 36,09
2013 2.711,55
254 10,68
2,83
Sumber : Diolah dari BPS Serdang Bedagai, 2009-2014
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dilihat luas lahan kelapa sawit rakyat di
Kecamatan Pegajahan mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai tahun 2013 yakni sebesar 40,72 dari luas lahan kelapa sawit rakyat sebesar 181,5 ha
meningkat pada tahun 2013 menjadi 254 ha, dengan kata lain luas lahan kelapa sawit rakyat bertambah sebesar 73,5 ha. Peningkatan luas lahan kelapa sawit
rakyat terjadi secara bertahap yakni pada tahun 2011 luas lahan sawit rakyat meningkat sebesar 1 ha, pada tahun 2012 luas lahan kelapa sawit bertambah
sebesar 65,5 ha, kemudian pada tahun 2013 bertambah sebesar 7 ha. Pertumbuhan luas panen kelapa sawit rakyat di Kecamatan Pegajahan dari
tahun 2011 sampai tahun 2013 mengalami peningkatan yang signifikan dengan rata – rata 13,6 tahun dengan peningkatan pertumbuhan tertinggi pada tahun
2012 yakni sebesar 36,09.
5.1.3 Perbandingan Antara Luas Panen Padi Sawah dengan Luas Panen Kelapa Sawit Rakyat di Kecamatan Pegajahan
Tabel 5.3 Perbandingan Perkembangan Luas Panen Padi Sawah dengan Luas Lahan Kelapa Sawit Rakyat di Kecamatan Pegajahan
Menurut Tahun 2009 – 2013
Tahun Padi Sawah
Kelapa Sawit Rakyat Luas
Lahan ha
Pertumbuhan Luas Panen
Luas Lahan
ha Pertumbuhan
Luas Lahan
2008 2.485
212 2009
2.835 14,08
227 7,08
2010 1.960
-30,86 180,5
-20,48 2011
1.184 -39,59
181,5 0,55
2012 1.655
39,78 247
36,09 2013
1.814 9,61
254 2,83
Sumber : Diolah dari BPS Serdang Bedagai, 2009-2014
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 5.3 dapat dilihat pada tahun 2009 hingga tahun 2011 luas
panen padi sawah mengalami penurunan akan tetapi luas lahan kelapa sawit rakyat mengalami peningkatan pada tahun 2010 hingga tahun 2013 sehingga ada
kemungkinan penurunan luas panen sawah pada tahun 2009 hingga tahun 2011 disebabkan adanya alih fungsi lahan dari lahan persawahan menjadi lahan
perkebunan sawit rakyat, untuk mengetahui jumlah luas yang beralih fungsi tersebut tidak dapat diketahui pasti karena tidak adanya data sekunder mengenai
luas lahan persawahan yang beralih fungsi di Kecamatan Pegajahan.
5.2 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Persawahan Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit Rakyat di Kecamatan Pegajahan
Alih Fungsi Lahan merupakan suatu kegiatan yang merubah secara permanen fungsi dan kegiatan dari lahan pertanian ke bidang lainnya . dalam penelitian ini
yang ditelitili yakni alih fungsi lahan padi sawah menjadi lahan kelapa sawit rakyat yang terjadi antara tahun 2009 - 2011 pada di Kecamatan Pegajahan
Kabupaten Serdang Bedagai. Melalui metode snowball sampling ditemukan 30 petani sampel yang mengalihkan areal sawahnya menjadi perkebunan sawit rakyat
yang tersebar di Kecamatan Pegajahan Kabupaten Serdang Bedagai. Alih fungsi lahan padi sawah menjadi lahan perkebunan sawit rakyat dipengaruhi berbagai
faktor yang akan dijelaskan pada subbab selajutnya.
5.2.1 Deskripsi Variabel Penelitian
Faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan dari padi sawah menjadi lahan sawit di Kecamatan Pegajahan dianalisis dengan metode regresi berganda .
Luas lahan yang dialih fungsikan Y diduga dipengaruhi oleh jumlah tanggungan X
1
, biaya usahatani sebelum alih fungsi lahan X
2
, pendapatan total petani
Universitas Sumatera Utara
sebelum alih fungsi lahan X
3
, pengeluaran keluarga petani sebelum alih fungsi lahan X
4
, produktifitas padi sawah sebelum alih fungsi lahan X
5
dan luas kepemilikkan lahan X
6
. Data yang digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yakni data primer yang didapat dengan cara mewawancara petani sampel.
Tabel 5.4 Karakteristik Variabel Penelitian No
Karakteristik Variabel Range
Rata - rata
1 Luas Alih Fungsi Lahan ha
0,12 - 0,32 0,170
2 Jumlah Tanggungan orang
1 – 9 3,63
3 Biaya Usahatani Rp bulan
41.667 - 1.250.000 372.916
4 Pendapatan Total Sebelum Alih
Fungsi Lahan Rp bulan 1.092.500 - 2.860.833
1.833.755 5
Pengeluaran Keluarga Petani Sebelum Alih Fungsi Rp bulan
1.500.000 - 3.000.000 2.116.666
6 Produktifitas Padi Sawah tonha
3,10 - 6,25 4,61
7 Luas Kepemilikan Lahan
Sebelum Alih Fungsi ha 0,12 - 1,0
0,4065 Sumber : Diolah dari Data Lampiran 2, 2014
Luas Alih Fungsi Lahan
Luas alih fungsi lahan adalah luas lahan padi sawah yang dialihfungsikan oleh petani sampel menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Berdasarkan
Tabel 5.4 dapat dilihat range luas lahan yang dialihfungsikan 1.200-3.200 m
2
dengan rata-rata lahan sawah yang dialihfungsikan 1.706,67 m
2
.
Jumlah Tanggungan
Jumlah tanggungan adalah banyaknya anggota keluarga yang menjadi tanggung jawab petani sampel secara ekonomi seperti istri, anak dan saudara
yang menjadi tanggungan petani. Berdasarkan Tabel 5.4, rata-rata jumlah
tanggungan petani sampel yakni 3,63 orang dengan range 1-9 orang.
Universitas Sumatera Utara
Biaya Usahatani Sebelum Alih Fungsi
Biaya Usahatani Sebelum Alih Fungsi adalah biaya yang harus dikeluarkan petani dalam menjalankan usahataninya baik dalam usahatani padi sawah
maupun usahatani tanaman lainnya yang diusahan petani di lahannya seperti kedelai dalam satu bulan. Biaya usahatani ini melingkupi : bibit, pupuk,
pestisida, upah mengolah lahan, upah penanaman,dan lain-lain. Berdasarkan
Tabel 5.4 dilihat biaya usahatani rata-rata Rp 358.020 bulan dengan range
Rp 41.666 – Rp 1.250.000 bulan.
Pendapatan Total Petani Sebelum Alih Fungsi Lahan
Pendapatan total petani sebelum alih fungsi lahan adalah keseluruhan pendapatan yang terima petani dalam sebulan termasuk didalamnya
pendapatan dari hasil usahataninya maupun pendatan dari perkerjaan lainnya mengingat responden ada yang menjadikan petani merupakan pekerjan
sampingannya. Pekerjaan responden selain bertani yakni : karyawan, buruh, pedagang, tukang dan PNS. Pendapatan dari bidang pertanian bukan hanya
dari padi sawah saja karena dalam setahun lahan sawah juga digunakan untuk mengusahakan komoditi lain seperti kacang kedelai, kacang tanah, dan ubi.
Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dilihat rata-rata pendapat total petani responden
yakni Rp 1.877.802 bulan dengan range Rp 607.070 – Rp 2.989.899 bulan.
Pengeluaran Kelurga Petani Sebelum Alih Fungsi
Pengeluaran kelurga petani sebelum alih fungsi adalah biaya yang dikeluarkan petani responden dalam sebulan untuk menghidupi keluarganya
seperti biaya makan, sekolah anak, tranportasi, kebutuhan rumah tangga
Universitas Sumatera Utara
lainnya dan termasuk didalamnya biaya yang dikeluarkan petani untuk
membayar utang dan biaya rumah sakit. Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dilihat
rata-rata pengeluaran petani responden yakni Rp 2.116.666 dengan range Rp 1.500.000 – Rp 3.000.000 bulan.
Produktifitas Padi Sawah
Produktifitas padi sawah adalah kemampuan tanah untuk memproduksi sesuatu spesies tanam atau suatu sistem pertanaman pada suatu pengelolan
tertentu. Produktifitas ini merupakan tingkat kemampuan produksi lahan
petani responden dalam usahatani padi sawah. Berdasarkan Tabel 5.4 dapat
dilihat rata-rata produktifitas lahan sawah petani responden yakni 5,94 tonha dengan range 4,50 – 8,75 tonha.
Luas Kepemilikkan Lahan
Luas Kepemilikkan adalah jumlah keseluruhan luas lahan yang dimiliki petani baik itu lahan basah maupun lahan kering pada saat sebelum petani
mengalihfungsikan lahannya menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Lahan basah bukan hanya digunakan untuk padi sawah akan tetapi juga diusahakan
komoditi lainnya seperti kacang kedelai, ubi, dan kacang tanah, sedangkan lahan kering ada juga yang sudah digunakan untuk perkebunan kelapa sawit
rakyat. Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dilihat rata-rata luas lahan milik petani
yakni 0,406 ha dengan range 0,12 – 1,0 ha.
Universitas Sumatera Utara
5.2.2 Pengaruh Variabel Penelitian Terhadap Alih Fungsi Lahan Pengaruh Jumlah Tanggungan Terhadap Alih Fungsi Lahan
Faktor ini dipilh sebagai faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan padi sawah menjadi lahan perkebunan sawit rakyat karena jumlah tanggungan
menentukan biaya kebutuhan pribadi keluarga petani, sehingga semakin banyak jumlah tanggungan petani maka pengeluaran keluarga petani semakin
tinggi dan membuat petani untuk meningkatkan pendapatannya, secara langsung dan tidak langsung mendorong petani untuk mengalih fungsikan
lahan padi sawahnya menjadi lahan perkebunan kelapa sawit.
Pengaruh Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah Terhadap Alih Fungsi Lahan
Faktor ini dipilh sebagai faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan padi sawah menjadi lahan perkebunan kelapa rakyat karena biaya produksi
meliputi biaya yang dikeluarkan petani untuk pemeliharaan, pemupukan bibit, pestisida, upah buruh tani dan lain-lain untuk menunjang usahataninya di
lahannya sehingga dapat mempengaruhi keputusan petani untuk mengalihfungsikan lahan padi sawahnya menjadi lahan perkebunan sawit
rakyat.
Pengaruh Pendapatan Total Petani Terhadap Alih Fungsi Lahan
Faktor ini dipilh sebagai faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan padi sawah menjadi lahan perkebunan kelapa rakyat karena pendapatan yang
didapatkan petani baik dari usahatani padi sawahnya dan diluar itu untuk menghidupi petani dan keluarganya yang dapat menjadi alasan petani dalam
Universitas Sumatera Utara
mengalihfungsikan lahan padi sawahnya menjadi lahan perkebunan sawit rakyat..
Pengaruh Pengeluaran Keluarga Terhadap Alih Fungsi Lahan
Faktor ini dipilh sebagai faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan padi sawah menjadi lahan perkebunan kelapa rakyat karena pengeluaran yang
harus dibayar petani dalam menghidupi keluarganya termasuk didalamnya hutang petani, dll. Faktor pengeluaran petani dapat mempengaruhi keputusan
petani dalam mengalihfungsikan lahannya.
Pengaruh Produktifitas Padi Sawah Terhadap Alih Fungsi Lahan
Faktor ini dipilih sebagai faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan padi sawah menjadi lahan perkebunan kelapa rakyat karena tingkat produktifitas
padi sawah dilahannya menunjukkan tingkat kemampuan lahannya dalam mempengaruhi produksi padi sawah petani sehingga dapat mempengaruhi
keputusan petani dalam mengalihfungsikan lahannya.
Pengaruh Luas Kepemilikan Lahan Terhadap Alih Fungsi Lahan
Faktor ini dipilih sebagai faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan padi sawah menjadi perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Pegajahan karena
besar luas lahan yang dimiliki petani dapat mempengaruhi keputusan petani untuk mengalihfungsikan lahannya.
5.2.3 Interpretasi Model Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk pemaparan mengenai analisis faktor – faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan padi sawah menjadi perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan
Pegajahan akan dijelaskan menggunakan persamaan regresi linier berganda.
Universitas Sumatera Utara
Data primer yang didapatkan melalui kuesioner ditabulasi kemudian dianalisis menggunakan SPSS 16 sehingga menghasilkan Lampiran dan dirangkum dalam
Tabel 5.5 :
Tabel 5.5 Hasil Analisis Regresi Faktor - faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Padi Sawah Menjadi Pekebunan Kelapa Sawit Rakyat
Penduga Koefisien
Regresi Sig T
Sig
Konstanta 0,213
7,758 Jumlah Tanggungan
-0,001 -0,326
0,747 Biaya Usahatani Sebelum Alih Fungsi
-0,000000032 -1,588
0,126 Pendapatan Total Petani Sebelum Alih
Fungsi -0,0000000003
-0,024 0,981
Pengeluaran Keluarga Petani Sebelum Alih Fungsi
0,000000044 3,96
0,001 Produktifitas Padi Sawah
-0,032 -5,346
Luas Kepemilikan Lahan 0,073
2,594 0,016
R
2
0,685 F
hit
8,335
Sumber : Diolah dari Data Lampiran 3
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dibuat model persamaan sebagai berikut :
Dimana : Y = Luas Alih Fungsi Lahan Persawahan Menjadi Lahan Perkebunan Sawit
Rakyat ha X
1
= Jumlah Tanggungan Petani sebelum alih fungsi orang X
2
= Biaya Usahatani Sebelum Alih Fungsi Rpbulan X
3
= Pendapatan Total Petani Sebelum Alih Fungsi Rpbulan X
4
= Pengeluaran Keluarga Petani Sebelum Alih Fungsi Rpbulan X
5
= Produktifitas Padi Sawah sebelum Alih Fungsi tonha X
6
= Luas Kepemilikan Lahan ha
Universitas Sumatera Utara
Model persamaan yang dilampirkan diatas menjelaskan faktor yang paling mempengaruhi alih fungsi lahan persawahan menjadi perkebunan kelapa sawit di
Kecamatan Pegajahan yakni luas kepemilikkan lahan selanjutnya produktifitas padi sawah, jumlah tanggungan petani, pengeluaran keluarga petani sebelum alih
fungsi, pendapatan total petani sebelum alih fungsi, dan biaya usahatani sebelum alih fungsi.
Kemudian hasil estimasi diatas dapat dilihat bahwa R
2
= 0,685 yang bermakna bahwa variabel penelitian seperti jumlah tanggungan petani, biaya
usahatani padi sawah sebelum alih fungsi, pendapatan total petani sebelum alih fungsi, pengeluaran keluarga petani sebelum alih fungsi, produktifitas padi sawah
dan luas kepemilikkan lahan mampu menjelaskan variasi variabel alih fungsi lahan persawahan menjadi perkebunan kelapa sawit rakyat sebesar 68,5 sisanya
sebesar 31,5 dijelaskan variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi.
Dari hasil uji simultan serempak yang dilakukan melihat signifikansi secara bersama-sama variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat
dependentvariable, dari estimasi tersebut diperoleh nilai F
hit
sebesar 8,355 lebih besar dari F
tabel
2,53. Dan nilai Signifikasi uji F pada Tabel 5.5 sebesar 0,000 lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir yaitu 5. Hal ini menunjukkan
bahwa H ditolak atau H
1
diterima yangberarti oleh jumlah tanggungan petani X
1
, biaya usahatani sebelum alih fungsi X
2
, pendapatan total petani sebelum alih fungsi X
3
, pengeluaran keluarga petani sebelum alih fungsi X
4
, produktifitas padi sawah sebelum alih fungsi X
5
, dan luas kepemilikkan lahan X
6
secara serempak berpengaruh nyata terhadap luas alih fungsi lahan padi
Universitas Sumatera Utara
sawah menjadi perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Pegajahan secara signifikan dengan tingkat keyakinan 95.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai F
hit
dengan F
tabel
.Untuk Degree of Freedom pada pengujian F adalah v1 = k-1 = 7-1= 6 dan v2 = n-k=
30 - 7 = 23, dijumpai F-tabel; pada á = 0,05 sebesar 2,53. Sebagaimana yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya, bahwa pengujian
secara parsial dilakukan dengan membandingkan nilai t
hit
dengan nilai t
tabel
. Selain itu juga dilihat berdasarkan nilai signifikansi sig pada hasil estimasi.
Berdasarkan uji parsial Uji t-statistik dapat diketahui variabel-variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap luas alih fungsi lahan Y. Pada jumlah
sampel n = 30, variabel bebas k = 6. Koutsoyiannis, 1981 menjelaskan bahwa besarnya k adalah variabel bebas termasuk konstanta. Dengan demikian k = 7
dijumpai Degree of Freedom df = 30 - 7 = 23. Pada df dan jumlah parameter 7 dijumpai t
tabel
pada pengujian α = 0,05 sebesar 2,064. Kemudian dari hasil estimasi diperoleh hasil uji parsial dan elastisitas
setiapvariabel sebagai berikut: 1. Konstanta sebesar 0,213, nilai ini menunjukkan bahwa luas alih fungsi
lahan padi sawah di Kecamatan Pegajahan adalah sebesar 0,213 ha apabila tidak dipengaruhi oleh jumlah tanggungan petani X
1
, biaya usahatani sebelum alih fungsi X
2
, pendapatan total petani sebelum alih fungsi X
3
, pengeluaran keluarga petani sebelum alih fungsi X
4
, produktifitas padi sawah sebelum alih fungsi X
5
dan luas kepemilikkan lahan X
6
. 2. Jumlah tanggungan petani X
1
memiliki t
hit
sebesar -0,326 lebih kecil dari t
tabel
2,064 dan nilai signifikan t 0,798 lebih besar dari nilai α sebesar
Universitas Sumatera Utara
0,05 5 dengan demikian H diterima dan H
1
ditolak. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yakni variabel jumlah tanggungan petani
sebelum alih fungsi tidak berpengaruh secara parsial terhadap luas alih fungsi lahan padi sawah menjadi perkebunan kelapa sawit di Kecamatan
Pegajahan. Koefisien jumlah tanggungan petani sebelum alih fungsi bernilai 0,001, angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan
jumlah tanggungan petani sebanyak 1 orang maka akan terjadi penurunan luas alih fungsi lahan sebanyak 0,001 ha ceteris paribus. Hal ini terjadi
dikarenakan peningkatan jumlah tanggungan petani mempengaruhi biaya usahatani karena peningkatan jumlah tanggungan menambah tenaga kerja
dalam keluarga di dalam usahataninya. 3. Biaya usahatani sebelum alih fungsi X
2
memiliki t
hit
sebesar 1,588 lebih kecil dari t
tabel
2,064 dan nilai signifikan t 0,126 lebih besar dari nilai α
sebesar 0,05 5 dengan demikian H diterima dan H
1
ditolak. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yakni variabel biaya usahatani sebelum
alih fungsi tidak berpengaruh secara parsial terhadap luas alih fungsi lahan padi sawah menjadi perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Pegajahan.
Koefisien biaya usahatani sebelum alih fungsi bernilai 0,000000032, angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan biaya usahatani
sebelum alih fungsi sebanyak Rp 1 maka akan terjadi penurunan luas alih fungsi lahan sebanyak 0,000000032 ha ceteris paribus. Hal ini terjadi
dikarenakan biaya usahatani yang ditanggung petani di Kecamatan Pegajahan tidak besar sehingga biaya usahatani ini karena adanya tenaga
Universitas Sumatera Utara
kerja dalam keluarga yang dicurahkan dalam usahatani dan adanya pupuk subsidi dari pemerintah.
4. Pendapatan Total Petani Sebelum Alih Fungsi X
3
memiliki t
hit
sebesar 0,024 lebih kecil dari t
tabel
2,064 dan nilai signifikan t 0,981 lebih besar dari nilai α sebesar 0,05 5 dengan demikian H
diterima dan H
1
ditolak. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yakni variabel pendapatan total petani sebelum alih fungsi tidak berpengaruh secara
parsial terhadap luas alih fungsi lahan padi sawah menjadi perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Pegajahan. Koefisien pendapatan total petani
sebelum alih fungsi bernilai 0,0000000003, angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan peningkatan total petani sebelum alih fungsi
sebanyak Rp 1 maka akan terjadi penurunan luas alih fungsi lahan sebanyak 0,0000000003 ha ceteris paribus. Hal ini terjadi dikarenakan
pendapatan yang diterima petani bukan hanya dari pekerjaan di bidang pertanian saja akan tetapi pekerjaan utama sebagian besar responden tidak
sebagai petani padi sawah akan tetapi pekerjaan diluar bidang pertanian seperti buruh, karyawaan, PNS, pedagang, dan lain-lain.
5. Pengeluaran keluarga petani sebelum alih fungsi X
4
memiliki t
hit
sebesar 3,96 lebih besar dari t
tabel
2,064 dan nilai signifikan t 0,001 lebih kecil dari nilai α sebesar 0,05 5 dengan demikian H
ditolak dan H
1
diterima. Hal ini bermakna bahwa variabel pengeluaran keluarga petani sebelum alih fungsi berpengaruh signifikan pada α sebesar 0,05 5
terhadap alih fungsi lahan padi sawah menjadi perkebunan sawit rakyat di Kecamatan Pegajahan, sesuai dengan hipotesis awal yakni variabel
Universitas Sumatera Utara
pengeluaran keluarga petani sebelum alih fungsi berpengaruh secara parsial terhadap luas alih fungsi lahan padi sawah menjadi perkebunan
kelapa sawit di Kecamatan Pegajahan. Koefisien pengeluaran keluarga petani sebelum alih fungsi bernilai 0,0000000443, angka ini menunjukkan
bahwa jika terjadi peningkatan biaya usahatani sebelum alih fungsi sebanyak Rp 1 maka akan terjadi peningkatan luas alih fungsi lahan
sebanyak 0,0000000443 ha ceteris paribus. Hal ini terjadi dikarenakan biaya kehidupan yang semakin meningkat dengan jumlah keluarga cukup
banyak yakni responden rata-rata 4 sesuai dengan hasil penelitian oleh Pewista 2011 di Kabupaten Bantul yakni penduduk dengan jumlah
tanggungan keluarga 4-6 orang yang paling banyak melakukan alih fungsi lahan pertaniannya. Telah kita ketahui bahwa semakin banyaknya
tanggungan keluarga tentunya pengeluaran keluarga juga semakin besar. Untuk mendapatkan penghasilan rumah tangga yang besar tentunya akan
dilakukan berbagai upaya, tidak sedikit orang yang memiliki lahan pertanian akan mengalihfungsikan lahan pertaniannya untuk menghasilkan
tambahan agar dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, dan juga mendukung pernyataan Rahmanto dkk bahwa karakteristik rumahtangga
memiliki hubungan kuat terhadap keragaman persepsi multi fungsi lahan sawah di antaranya mencakup peubah-peubah berikut: 1 usia responden;
2 tingkat pendidikan; 3 jumlah anggota keluarga tertanggung; 4 luas garapan sawah; 5 proporsi pendapatan rumahtangga dari lahan sawah.
6. Produktifitas padi sawah sebelum alih fungsi X
5
memiliki t
hit
sebesar 5,346 lebih besar dari t
tabel
2,064 dan nilai signifikan t 0,000 lebih kecil
Universitas Sumatera Utara
dari nilai α sebesar 0,05 5 dengan demikian H ditolak dan H
1
diterima. Hal ini bermakna bahwa variabel produktifitas padi sawah sebelum alih fungsi berpengaruh signifikan pada α sebesar 0,05 5
terhadap alih fungsi lahan padi sawah menjadi perkebunan sawit rakyat di Kecamatan Pegajahan, sesuai dengan hipotesis awal yakni variabel
produktifitas padi sawah sebelum alih fungsi berpengaruh secara parsial terhadap luas alih fungsi lahan padi sawah menjadi perkebunan kelapa
sawit di Kecamatan Pegajahan. Hasil ini mendukung hasil temuan Rusastra et al. 1997 di Kalimantan Selatan, alasan utama petani
melakukan alih fungsi lahan adalah karena kebutuhan dan harga lahan yang tinggi, skala usaha yang kurang efisien untuk diusahakan akibat
rendahnya harga padi sawah, rendahnya produktivitas tanaman padi sawah. Akibat rendahnya harga padi sawah di pasaran maka petani lebih
memilih untuk mengalihkan lahan padi sawahnya menjadi lahan pertanian non padi sawah. Koefisien produktifitas padi sawah sebelum alih fungsi
bernilai 0,032, angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan tingkat produktifitas pdi sawah sebelum alih fungsi sebanyak 1tonha
maka akan terjadi penurunan luas alih fungsi lahan sebanyak 0,032 ha ceteris paribus.
7. Luas kepemilikkan lahan petani X
6
memiliki t
hit
sebesar 2,594 lebih besar dari t
tabel
2,064 dan nilai signifikan t 0,016 lebih kecil dari nilai α
sebesar 0,05 5 dengan demikian H ditolak dan H
1
diterima. Hal ini bermakna bahwa variabel Luas kepemilikkan lahan petani berpengaruh
signifikan pada α sebesar 0,05 5 terhadap alih fungsi lahan padi sawah
Universitas Sumatera Utara
menjadi perkebunan sawit rakyat di Kecamatan Pegajahan, sesuai dengan hipotesis awal yakni variabel Luas kepemilikkan lahan petani
berpengaruh secara parsial terhadap luas alih fungsi lahan padi sawah menjadi perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Pegajahan. Hasil ini
mendukung hasil penelitian Pewista 2012 di Kabupaten Bantul, pada luas lahan pertanian 1.000 m
2
, dimana sebelum terjadi alih fungsi berjumlah 10 orang atau 14,29, tetapi kini meningkat menjadi 42 orang
atau 60. Untuk kepemilikan lahan 1.000 – 2.000 m
2
sebelum alih fungsi lahan ada 45 orang atau 64,29 tetapi setelah alih fungsi mengalami
penurunan menjadi 22 orang atau 31,43. Sedangkan pemilik lahan 2.000 m
2
juga mengalami penurunan kepemilikan lahan dari 15 orang atau 21,42 menjadi 6 orang atau 8,57. Penurunan kepemilikan lahan
pertanian yang cukup drastis terjadi pada luasan 1.000 – 2.000 m
2
, dimana sebagian besar telah menyusut menjadi 1.000 m
2
. Oleh sebab itulah kepemilikan lahan dengan luas 1.000 m
2
mengalami peningkatan yang drastis pula. Koefisien luas kepemilikkan lahan sebelum alih fungsi
bernilai 0,073, angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan luas kepemilikkan lhan sebelum alih fungsi sebanyak 1ha maka akan terjadi
peningkatan luas alih fungsi lahan sebanyak 0,073 ha ceteris paribus.
5.2.4 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Dalam suatu model regresi berganda ada beberapa permasalahan yang bisa terjadi yang secara statistik dapat mengganggu model yang ditentukan, bahkan
dapat menyesatkan kesimpulan yang diambil dari persamaan yang dibentuk. Untuk itu perlu dilakukan uji penyimpangan asumsi klasik.
Universitas Sumatera Utara
Uji Multikolinearitas
Menurut Ragner Frish dalam Surapto 2005 untuk mendeteksi adanya multikolineritas dapat ditinjau dari beberapa hal berikut :
1. Nilai toleransi lebih besar dari 0,1 2. Nilai VIF lebih kecil dari 10
3. R
2
= 1
Tabel 5.6 Hasil Uji Multikolinearitas Faktor - faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Padi Sawah Menjadi Pekebunan Kelapa Sawit
Rakyat
Penduga Toleance
VIF
Konstanta Jumlah Tanggungan
0,716 1,397
Biaya Usahatani Sebelum Alih Fungsi 0,381
2,628 Pendapatan Total Petani Sebelum Alih Fungsi
0,776 1,288
Pengeluaran Keluarga Petani Sebelum Alih Fungsi 0,597
1,675 Produktifitas Padi Sawah
0,658 1,519
Luas Kepemilikan Lahan 0,346
2,893
Sumber : Diolah dari Data Lampiran 3
Berdasarkan Tabel 5.6dapat disimpulkan dari masing-masing variabel berada
diatas 0,1. Nilai toleransi jumlah tanggungan petani yakni 0,716, biaya usahatani sebelum alih fungsi 0,381, pendapataan total petani sebelum alih fungsi 0,776,
pengeluaran keluarga petani sebelum alih fungsi 0,597, produktifitas padi sawah 0,658, dan luas kepemilikkan lahan 0,346. Nilai VIF semua variabel dibawah 10.
Nilai VIF jumlah tanggungan petani yakni 1,397, biaya usahatani sebelum alih fungsi 2,628, pendapatan total petani sebelum alih fungsi 1,288, pengeluaran
keluarga petani sebelum alih fungsi 1,675, produktifitas padi sawah 1,519 dan luas kepemilikkan lahan 2,893 sehingga semua variabel di dalam model tidak
mengandung multikolineritas.
Universitas Sumatera Utara
Uji Normalitas
Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik tidak
menjadi valid untuk sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal, yaitu dengan cara:
a.Analisis Grafik:
Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari
residualnya. Dasar pengambilan keputusan dengan cara: Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
Gambar5.1 Normal P-P Plot of Regression Standarized
Residual
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.1 di atas menunjukkan bahwa sebaran data pada gambar di atas
bisa dikatakan tersebar di sekeliling garis diagonal tidak terpencar jauh dari garis diagonal. Hasil ini menunjukkan bahwa data yang akan diregresi dalam
penelitian ini berdistribusi normal atau dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas data bisa dipenuhi.
b. Analisis Uji K-S