mengalihfungsikan lahan padi sawahnya menjadi lahan perkebunan sawit rakyat..
Pengaruh Pengeluaran Keluarga Terhadap Alih Fungsi Lahan
Faktor ini dipilh sebagai faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan padi sawah menjadi lahan perkebunan kelapa rakyat karena pengeluaran yang
harus dibayar petani dalam menghidupi keluarganya termasuk didalamnya hutang petani, dll. Faktor pengeluaran petani dapat mempengaruhi keputusan
petani dalam mengalihfungsikan lahannya.
Pengaruh Produktifitas Padi Sawah Terhadap Alih Fungsi Lahan
Faktor ini dipilih sebagai faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan padi sawah menjadi lahan perkebunan kelapa rakyat karena tingkat produktifitas
padi sawah dilahannya menunjukkan tingkat kemampuan lahannya dalam mempengaruhi produksi padi sawah petani sehingga dapat mempengaruhi
keputusan petani dalam mengalihfungsikan lahannya.
Pengaruh Luas Kepemilikan Lahan Terhadap Alih Fungsi Lahan
Faktor ini dipilih sebagai faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan padi sawah menjadi perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Pegajahan karena
besar luas lahan yang dimiliki petani dapat mempengaruhi keputusan petani untuk mengalihfungsikan lahannya.
5.2.3 Interpretasi Model Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk pemaparan mengenai analisis faktor – faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan padi sawah menjadi perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan
Pegajahan akan dijelaskan menggunakan persamaan regresi linier berganda.
Universitas Sumatera Utara
Data primer yang didapatkan melalui kuesioner ditabulasi kemudian dianalisis menggunakan SPSS 16 sehingga menghasilkan Lampiran dan dirangkum dalam
Tabel 5.5 :
Tabel 5.5 Hasil Analisis Regresi Faktor - faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Padi Sawah Menjadi Pekebunan Kelapa Sawit Rakyat
Penduga Koefisien
Regresi Sig T
Sig
Konstanta 0,213
7,758 Jumlah Tanggungan
-0,001 -0,326
0,747 Biaya Usahatani Sebelum Alih Fungsi
-0,000000032 -1,588
0,126 Pendapatan Total Petani Sebelum Alih
Fungsi -0,0000000003
-0,024 0,981
Pengeluaran Keluarga Petani Sebelum Alih Fungsi
0,000000044 3,96
0,001 Produktifitas Padi Sawah
-0,032 -5,346
Luas Kepemilikan Lahan 0,073
2,594 0,016
R
2
0,685 F
hit
8,335
Sumber : Diolah dari Data Lampiran 3
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dibuat model persamaan sebagai berikut :
Dimana : Y = Luas Alih Fungsi Lahan Persawahan Menjadi Lahan Perkebunan Sawit
Rakyat ha X
1
= Jumlah Tanggungan Petani sebelum alih fungsi orang X
2
= Biaya Usahatani Sebelum Alih Fungsi Rpbulan X
3
= Pendapatan Total Petani Sebelum Alih Fungsi Rpbulan X
4
= Pengeluaran Keluarga Petani Sebelum Alih Fungsi Rpbulan X
5
= Produktifitas Padi Sawah sebelum Alih Fungsi tonha X
6
= Luas Kepemilikan Lahan ha
Universitas Sumatera Utara
Model persamaan yang dilampirkan diatas menjelaskan faktor yang paling mempengaruhi alih fungsi lahan persawahan menjadi perkebunan kelapa sawit di
Kecamatan Pegajahan yakni luas kepemilikkan lahan selanjutnya produktifitas padi sawah, jumlah tanggungan petani, pengeluaran keluarga petani sebelum alih
fungsi, pendapatan total petani sebelum alih fungsi, dan biaya usahatani sebelum alih fungsi.
Kemudian hasil estimasi diatas dapat dilihat bahwa R
2
= 0,685 yang bermakna bahwa variabel penelitian seperti jumlah tanggungan petani, biaya
usahatani padi sawah sebelum alih fungsi, pendapatan total petani sebelum alih fungsi, pengeluaran keluarga petani sebelum alih fungsi, produktifitas padi sawah
dan luas kepemilikkan lahan mampu menjelaskan variasi variabel alih fungsi lahan persawahan menjadi perkebunan kelapa sawit rakyat sebesar 68,5 sisanya
sebesar 31,5 dijelaskan variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model estimasi.
Dari hasil uji simultan serempak yang dilakukan melihat signifikansi secara bersama-sama variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat
dependentvariable, dari estimasi tersebut diperoleh nilai F
hit
sebesar 8,355 lebih besar dari F
tabel
2,53. Dan nilai Signifikasi uji F pada Tabel 5.5 sebesar 0,000 lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir yaitu 5. Hal ini menunjukkan
bahwa H ditolak atau H
1
diterima yangberarti oleh jumlah tanggungan petani X
1
, biaya usahatani sebelum alih fungsi X
2
, pendapatan total petani sebelum alih fungsi X
3
, pengeluaran keluarga petani sebelum alih fungsi X
4
, produktifitas padi sawah sebelum alih fungsi X
5
, dan luas kepemilikkan lahan X
6
secara serempak berpengaruh nyata terhadap luas alih fungsi lahan padi
Universitas Sumatera Utara
sawah menjadi perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Pegajahan secara signifikan dengan tingkat keyakinan 95.
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai F
hit
dengan F
tabel
.Untuk Degree of Freedom pada pengujian F adalah v1 = k-1 = 7-1= 6 dan v2 = n-k=
30 - 7 = 23, dijumpai F-tabel; pada á = 0,05 sebesar 2,53. Sebagaimana yang telah dirumuskan pada bab sebelumnya, bahwa pengujian
secara parsial dilakukan dengan membandingkan nilai t
hit
dengan nilai t
tabel
. Selain itu juga dilihat berdasarkan nilai signifikansi sig pada hasil estimasi.
Berdasarkan uji parsial Uji t-statistik dapat diketahui variabel-variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap luas alih fungsi lahan Y. Pada jumlah
sampel n = 30, variabel bebas k = 6. Koutsoyiannis, 1981 menjelaskan bahwa besarnya k adalah variabel bebas termasuk konstanta. Dengan demikian k = 7
dijumpai Degree of Freedom df = 30 - 7 = 23. Pada df dan jumlah parameter 7 dijumpai t
tabel
pada pengujian α = 0,05 sebesar 2,064. Kemudian dari hasil estimasi diperoleh hasil uji parsial dan elastisitas
setiapvariabel sebagai berikut: 1. Konstanta sebesar 0,213, nilai ini menunjukkan bahwa luas alih fungsi
lahan padi sawah di Kecamatan Pegajahan adalah sebesar 0,213 ha apabila tidak dipengaruhi oleh jumlah tanggungan petani X
1
, biaya usahatani sebelum alih fungsi X
2
, pendapatan total petani sebelum alih fungsi X
3
, pengeluaran keluarga petani sebelum alih fungsi X
4
, produktifitas padi sawah sebelum alih fungsi X
5
dan luas kepemilikkan lahan X
6
. 2. Jumlah tanggungan petani X
1
memiliki t
hit
sebesar -0,326 lebih kecil dari t
tabel
2,064 dan nilai signifikan t 0,798 lebih besar dari nilai α sebesar
Universitas Sumatera Utara
0,05 5 dengan demikian H diterima dan H
1
ditolak. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yakni variabel jumlah tanggungan petani
sebelum alih fungsi tidak berpengaruh secara parsial terhadap luas alih fungsi lahan padi sawah menjadi perkebunan kelapa sawit di Kecamatan
Pegajahan. Koefisien jumlah tanggungan petani sebelum alih fungsi bernilai 0,001, angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan
jumlah tanggungan petani sebanyak 1 orang maka akan terjadi penurunan luas alih fungsi lahan sebanyak 0,001 ha ceteris paribus. Hal ini terjadi
dikarenakan peningkatan jumlah tanggungan petani mempengaruhi biaya usahatani karena peningkatan jumlah tanggungan menambah tenaga kerja
dalam keluarga di dalam usahataninya. 3. Biaya usahatani sebelum alih fungsi X
2
memiliki t
hit
sebesar 1,588 lebih kecil dari t
tabel
2,064 dan nilai signifikan t 0,126 lebih besar dari nilai α
sebesar 0,05 5 dengan demikian H diterima dan H
1
ditolak. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yakni variabel biaya usahatani sebelum
alih fungsi tidak berpengaruh secara parsial terhadap luas alih fungsi lahan padi sawah menjadi perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Pegajahan.
Koefisien biaya usahatani sebelum alih fungsi bernilai 0,000000032, angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan biaya usahatani
sebelum alih fungsi sebanyak Rp 1 maka akan terjadi penurunan luas alih fungsi lahan sebanyak 0,000000032 ha ceteris paribus. Hal ini terjadi
dikarenakan biaya usahatani yang ditanggung petani di Kecamatan Pegajahan tidak besar sehingga biaya usahatani ini karena adanya tenaga
Universitas Sumatera Utara
kerja dalam keluarga yang dicurahkan dalam usahatani dan adanya pupuk subsidi dari pemerintah.
4. Pendapatan Total Petani Sebelum Alih Fungsi X
3
memiliki t
hit
sebesar 0,024 lebih kecil dari t
tabel
2,064 dan nilai signifikan t 0,981 lebih besar dari nilai α sebesar 0,05 5 dengan demikian H
diterima dan H
1
ditolak. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yakni variabel pendapatan total petani sebelum alih fungsi tidak berpengaruh secara
parsial terhadap luas alih fungsi lahan padi sawah menjadi perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Pegajahan. Koefisien pendapatan total petani
sebelum alih fungsi bernilai 0,0000000003, angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan peningkatan total petani sebelum alih fungsi
sebanyak Rp 1 maka akan terjadi penurunan luas alih fungsi lahan sebanyak 0,0000000003 ha ceteris paribus. Hal ini terjadi dikarenakan
pendapatan yang diterima petani bukan hanya dari pekerjaan di bidang pertanian saja akan tetapi pekerjaan utama sebagian besar responden tidak
sebagai petani padi sawah akan tetapi pekerjaan diluar bidang pertanian seperti buruh, karyawaan, PNS, pedagang, dan lain-lain.
5. Pengeluaran keluarga petani sebelum alih fungsi X
4
memiliki t
hit
sebesar 3,96 lebih besar dari t
tabel
2,064 dan nilai signifikan t 0,001 lebih kecil dari nilai α sebesar 0,05 5 dengan demikian H
ditolak dan H
1
diterima. Hal ini bermakna bahwa variabel pengeluaran keluarga petani sebelum alih fungsi berpengaruh signifikan pada α sebesar 0,05 5
terhadap alih fungsi lahan padi sawah menjadi perkebunan sawit rakyat di Kecamatan Pegajahan, sesuai dengan hipotesis awal yakni variabel
Universitas Sumatera Utara
pengeluaran keluarga petani sebelum alih fungsi berpengaruh secara parsial terhadap luas alih fungsi lahan padi sawah menjadi perkebunan
kelapa sawit di Kecamatan Pegajahan. Koefisien pengeluaran keluarga petani sebelum alih fungsi bernilai 0,0000000443, angka ini menunjukkan
bahwa jika terjadi peningkatan biaya usahatani sebelum alih fungsi sebanyak Rp 1 maka akan terjadi peningkatan luas alih fungsi lahan
sebanyak 0,0000000443 ha ceteris paribus. Hal ini terjadi dikarenakan biaya kehidupan yang semakin meningkat dengan jumlah keluarga cukup
banyak yakni responden rata-rata 4 sesuai dengan hasil penelitian oleh Pewista 2011 di Kabupaten Bantul yakni penduduk dengan jumlah
tanggungan keluarga 4-6 orang yang paling banyak melakukan alih fungsi lahan pertaniannya. Telah kita ketahui bahwa semakin banyaknya
tanggungan keluarga tentunya pengeluaran keluarga juga semakin besar. Untuk mendapatkan penghasilan rumah tangga yang besar tentunya akan
dilakukan berbagai upaya, tidak sedikit orang yang memiliki lahan pertanian akan mengalihfungsikan lahan pertaniannya untuk menghasilkan
tambahan agar dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarganya, dan juga mendukung pernyataan Rahmanto dkk bahwa karakteristik rumahtangga
memiliki hubungan kuat terhadap keragaman persepsi multi fungsi lahan sawah di antaranya mencakup peubah-peubah berikut: 1 usia responden;
2 tingkat pendidikan; 3 jumlah anggota keluarga tertanggung; 4 luas garapan sawah; 5 proporsi pendapatan rumahtangga dari lahan sawah.
6. Produktifitas padi sawah sebelum alih fungsi X
5
memiliki t
hit
sebesar 5,346 lebih besar dari t
tabel
2,064 dan nilai signifikan t 0,000 lebih kecil
Universitas Sumatera Utara
dari nilai α sebesar 0,05 5 dengan demikian H ditolak dan H
1
diterima. Hal ini bermakna bahwa variabel produktifitas padi sawah sebelum alih fungsi berpengaruh signifikan pada α sebesar 0,05 5
terhadap alih fungsi lahan padi sawah menjadi perkebunan sawit rakyat di Kecamatan Pegajahan, sesuai dengan hipotesis awal yakni variabel
produktifitas padi sawah sebelum alih fungsi berpengaruh secara parsial terhadap luas alih fungsi lahan padi sawah menjadi perkebunan kelapa
sawit di Kecamatan Pegajahan. Hasil ini mendukung hasil temuan Rusastra et al. 1997 di Kalimantan Selatan, alasan utama petani
melakukan alih fungsi lahan adalah karena kebutuhan dan harga lahan yang tinggi, skala usaha yang kurang efisien untuk diusahakan akibat
rendahnya harga padi sawah, rendahnya produktivitas tanaman padi sawah. Akibat rendahnya harga padi sawah di pasaran maka petani lebih
memilih untuk mengalihkan lahan padi sawahnya menjadi lahan pertanian non padi sawah. Koefisien produktifitas padi sawah sebelum alih fungsi
bernilai 0,032, angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan tingkat produktifitas pdi sawah sebelum alih fungsi sebanyak 1tonha
maka akan terjadi penurunan luas alih fungsi lahan sebanyak 0,032 ha ceteris paribus.
7. Luas kepemilikkan lahan petani X
6
memiliki t
hit
sebesar 2,594 lebih besar dari t
tabel
2,064 dan nilai signifikan t 0,016 lebih kecil dari nilai α
sebesar 0,05 5 dengan demikian H ditolak dan H
1
diterima. Hal ini bermakna bahwa variabel Luas kepemilikkan lahan petani berpengaruh
signifikan pada α sebesar 0,05 5 terhadap alih fungsi lahan padi sawah
Universitas Sumatera Utara
menjadi perkebunan sawit rakyat di Kecamatan Pegajahan, sesuai dengan hipotesis awal yakni variabel Luas kepemilikkan lahan petani
berpengaruh secara parsial terhadap luas alih fungsi lahan padi sawah menjadi perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Pegajahan. Hasil ini
mendukung hasil penelitian Pewista 2012 di Kabupaten Bantul, pada luas lahan pertanian 1.000 m
2
, dimana sebelum terjadi alih fungsi berjumlah 10 orang atau 14,29, tetapi kini meningkat menjadi 42 orang
atau 60. Untuk kepemilikan lahan 1.000 – 2.000 m
2
sebelum alih fungsi lahan ada 45 orang atau 64,29 tetapi setelah alih fungsi mengalami
penurunan menjadi 22 orang atau 31,43. Sedangkan pemilik lahan 2.000 m
2
juga mengalami penurunan kepemilikan lahan dari 15 orang atau 21,42 menjadi 6 orang atau 8,57. Penurunan kepemilikan lahan
pertanian yang cukup drastis terjadi pada luasan 1.000 – 2.000 m
2
, dimana sebagian besar telah menyusut menjadi 1.000 m
2
. Oleh sebab itulah kepemilikan lahan dengan luas 1.000 m
2
mengalami peningkatan yang drastis pula. Koefisien luas kepemilikkan lahan sebelum alih fungsi
bernilai 0,073, angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan luas kepemilikkan lhan sebelum alih fungsi sebanyak 1ha maka akan terjadi
peningkatan luas alih fungsi lahan sebanyak 0,073 ha ceteris paribus.
5.2.4 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik