Refleksi Tindakan Siklus II

78

d. Refleksi Tindakan Siklus II

Tahap refleksi dapat dilakukan untuk melihat data dari hasil observasi guru dalam penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran, proses belajar mengajar yang dihadapi selama tindakan pada siklus II, diperoleh data bahwa siswa sudah aktif dalam mengikuti pembelajaran. Setelah kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II selesai dilaksanakan, peneliti bersama guru kelas merefleksikan kegiatan yang dilaksanakan, peneliti melihat adanya peningkatan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Penerapan siklus II ini ternyata sudah tidak ada kendala yang terlihat. Semua dapat dilihat dari hasil refleksi siklus II yaitu sebagai berikut: a Waktu diskusi sudah efektif sehingga waktu presentasi, tanya jawab dan menyelesaikan LKS waktunya terpenuhi. b Pembagian kelompok siswa harus dipertahankan karena sesuai dengan kriteria yang heterogen. c Guru memberikan reward yang menyenangkan seperti tepuk tangan. Berdasarkan hasil keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn yang diperoleh pada setiap siklus, dapat dikatakan bahwa penelitian ini berhasil karena 79 dari jumlah 24 siswa sudah mencapai kriteria keberhasilan yaitu 75. Oleh karena itu, penelitian ini dihentikan pada siklus II. 79

B. Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan selama 2 siklus, yang terdiri dari pelaksanaan tindakan siklus I dan pelaksanaan tindakan siklus II. Pelaksanaan tindakan tiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Dalam pelaksanaan tiap pertemuan tidak terlepas dari beberapa tahapan diantaranya tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pada pra-siklus, keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn melalui penerapan pendekatan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas VA SD Negeri 1 Blunyahan masih rendah. Siswa belum aktif dalam berdiskusi seperti pendapat Nana Sudjana 2006: 61, Mc Keachie Martinis Yamin, 2007: 77-78 yang meliputi beberapa kriteria keaktifan. Berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa sebanyak 5 siswa dari 24 siswa yang berhasil memenuhi kriteria keberhasilan, sedangkan 19 siswa dari 24 siswa kelas VA belum memenuhi kriteria keberhasilan yang ditentukan yaitu 75. Hal ini diketahui pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa kurang aktif, siswa masih ramai dengan kegiatannya sendiri dan suka mengganggu teman sebangkunya. Siswa juga kurang memperhatikan saat guru menjelaskan materi. Siswa tidak bertanya saat ada materi yang kurang dimengertinya. Berdasarkan hambatan di atas, diperlukan adanya upaya untuk mengatasi rendahnya keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas VA SD Negeri 1 Blunyahan ini. Untuk itu, peneliti memilih menggunakan pendekatan cooperative learning tipe jigsaw sebagai strategi