PENERAPAN STRATEGI PEMBEL AJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI AKTIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn KELAS IV SD N SAWIT, SEWON BANTUL.

(1)

i

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI AKTIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn KELAS IV SD N SAWIT, SEWON BANTUL

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Emanuel Lamalelang NIM 12108249052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v MOTTO

“Bersabarlah dengan segala hal, tapi terutama bersabarlah terhadap dirimu. Jangan hilangkan keberanian dalam mempertimbangkan ketidaksempurnaanmu, tapi mulailah untuk memperbaikinya –mulailah setiap hari dengan tugas yang baru.”

(St. Fransiskus dari Sales)

“Kesabaran membuka jalan bagi diri kita untuk menuju babak baru kesuksesan,” (Penulis)


(6)

vi

PERSEMBAHAN

Seiring dengan rasa syukur kepada Tuhan Yesus, maka karya skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Bapak dan Ibuku tersayang yang tak kenal lelah dan selalu berusaha untuk memenuhi segala kebutuhanku dan menyatakanku dalam setiap doanya.

2. Almamaterku tercinta Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Nusa, Bangsa, dan Agama.


(7)

vii

PENERAPAN STRATEGI PEMBEL AJARAN PROBLEM BASED LEARNING

(PBL) UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI AKTIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKn KELAS IV SD N SAWIT, SEWON BANTUL

Oleh

Emanuel Lamalelang NIM 12108249052

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran PKn kelas IV dengan menerapkan strategi pembelajaran problem based learning (PBL).

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart. Subjek dalam penelitian yaitu siswa-siswi kelas IV SDN Sawit yang berjumlah 33 orang serta objek dalam penelitian adalah partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran PKn. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Tindakan yang dilakukan dalam pelaksanaan penelitian adalah pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran problem based learning (PBL). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan yaitu diawali dengan penyajian suatu masalah, siswa mendefenisikan masalah, membentuk kelompok diskusi untuk mencari tahu penyebap munculnya masalah melalui berbagai sumber kemudian menyajikan alternatif pemecahan masalah dalam kelompok kemudian melalui perwakilan dari tiap-tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa partisipasi aktif siswa kelas IV SDN Sawit, Sewon Bantul meningkat setelah penerapan strategi pembelajaran problem based learning (PBL) dalam pembelajaran PKn. Peningkatan ini diketahui melalui hasil observasi partisipasi aktif siswa dalam satu kelas. Berikut presentase partisipasi aktif siswa pra tindakan 42% meningkat menjadi 67% pada siklus I, kemudian meningkat pada siklus II menjadi 85% dengan partisipasi aktif siswa yang meningkat antara lain: siswa mulai terlihat berpikir untuk menemukan solusi atas suatu permasalahan, siswa terlibat dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber belajar, siswa terlibat dalam bertanya jawab dengan guru dan dengan teman dalam kelompoknya.

Kata Kunci : strategi pembelajaran problem based learning (PBL), partisipasi aktif siswa


(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat dan kuasa serta penyertaan-nya sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dan menyusun tugas akhir skripsi yang berjudul “ Penerapan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Dalam Pembelajaran PKn Siswa Kelas IV SDN Sawit, Sewon Bantul “ . Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, arahan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap ungkapan ketulusan dari hati yang paling dalam, penulis mengucapan banyak terima kasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di bangku kuliah.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta beserta jajararan yang telah memberikan ijin dan kemudahan dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah mendukung kelancaran penyelesaian Tugas Akhir Skripsi ini.


(9)

ix

4. Ibu Dr. Wuri Wuryandani, M. Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan serta petunjuk selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen PGSD UNY yang telah memberikan bekal ilmu serta wawasan pengetahuan kepada penulis selama menempuh perkuliahan.

6. Bapak dan Ibu dosen pengurus PPGT yang telah memberikan semangat dan dorongan serta bimbingan kepada penulis selama ini.

7. Bapak Suparyanto, S. Pd selaku Kepala Sekolah SDN Sawit, Sewon Bantul yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Ibu Dyah Ayu Sapta Rini selaku wali kelas IV SDN Sawit, Sewon Bantul yang telah berkenan untuk bekerja sama dengan penulis dalam melakukan penelitian. 9. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah raga Kabupaten Flores Timur yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi di Universitas Negeri Yogyakarta.

10.Bapak dan Ibu asrama yang telah bersedia mendampingi, membina dan memberi motivasi kepada penulis selama di asrama.

11. Bapak Yosep Magi dan Mama Ose Sabon yang kusayangi dan kubanggakan yang tidak pernah menyerah dan selalu bersusah payah serta berdoa demi kebahagiaan dan masa depanku.

12.Kakak Helena, Marlin Sedo, Agnes Ose, adik Tobias Boli, Gervasius Lubuk, serta Neneku Kidi Beda, Tuturi, Bao Boro yang selalu sayang dan memberi nasehat yang berharga dalam usaha dan perjuangan saya.


(10)

(11)

xi DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... vxi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BABA II KAJIAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran ... 8

1. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 8

2. Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran ... .. 9

3. Fungsi dan Tujuan Strategi Pembelajaran ... ... 10

B. Problem Based Learning (PBL) ... 11


(12)

xii

2. Ciri-ciri Problem Based Learning (PBL) ... 12

3. Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL) ... ... 13

4. Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning (PBL) ... .. 14

C. Tinjauan Tentang Partisipasi Aktif ... 16

1. Pengertian Partisipasi Aktif ... 16

2. Langkah-langkah mengembangkan Partisipasi Aktif ... 17

3. Faktor-faktor yang Berpengaruh Dalam Menciptakan Partisispasi Aktif ... 19

4. Bentuk-bentuk Partisipasi Aktif ... 20

D. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan ... 21

1. Pengertian Kewarganegaraan ... 21

2. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 23

3. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Kewarganegaraa ... 24

E. Kerangka Berpikir ... 26

F. Hipotesis Tindakan ... 27

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 28

B. Seting Penelitian ... 29

C. Rancangan Penelitian ... 29

D. Metode Pengumpulan Data ... 33

E. Instrumen Penelitian ... 34

F. Teknik Analisis Data ... 37

G. Validitas Istrumen ... 38

H. Indikator Keberhasilan ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 39

B. Deskripsi Subjek Penelitian ... 41


(13)

xiii

D. Implementasi Pelaksanaan Tindakan ... 44

1. Perencanaan Tindakan Siklus I ... 44

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 45

3. Hasil Observasi Siklus I ... 52

4. Refleksi Tindakan Siklus I ... 58

5. Perencanaan Tindakan Siklus II ... 60

6. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 61

7. Hasil Observasi Tindakan Siklus II ... 66

8. Refleksi Tindakan Siklus II ... 72

E. Pembahasan ... 72

F. Keterbatasan Penelitian ... 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Kisi – kisi lembar observasi partisipasi aktif siswa ... 35

Tabel 2. Kisi – kisi lembar observasi kegiatan guru ... 36

Tabel 3. Rubrik pengamtan partisipasi aktif siswa ... 37

Tabel 4. Data tenaga pendidikan SDN Sawit ... 40

Tabel 5. Hasil observasi siswa pra tindakan ... 42

Tabel 6. Jadwal pelaksanaan tindakan siklus I ... 46

Tabel 7. Hasil lembar observasi guru pada tindakan siklus I ... 54

Tabel 8. Hasil observasi partisipasi aktif siswa siklus I ... 56

Tabel 9. Jadwal pelaksanaan tindakan siklus II ... 62

Tabel 10. Hasil lembar observasi guru pada tindakan siklus II ... 67


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

hal Gambar 1. Model penelitian tindakan dari Kemmis dan taggart ... 30 Gambar 2. Diagram pencapaian partisipasi aktif siswa pra tindakan ... 43 Gambar 3. Diagram peningkatan partisipasi aktif siswa pra tindakan

dan siklus I ... 57 gambar 4. Diagram hasil observasi siklu II pertemuan 1 dan 2 ... 71


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1. Lembar observasi partisipasi aktif siswa ... 83

Lampiran 2. Kisi-kisi Lembar Observasi Guru ... 84

Lampiran 3. Rekapitulasi Hasil Observasi Partisipasi Aktif SiswaPra Tindakan ... 85

Lampiran 4. Rekapitulisi hasil observasi partisipasi aktif Siswa siklus I Pertemuan 1 dan 2 ... 86

Lampiran 5. Rekapitulasi Hasil Observasi Partisipasi Aktif Siswa Siklus II Pertemuan 1 dan 2 ... 87

Lampiran 6. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II Sertemuan 1 dan 2. ... 88

Lampiran 7. Hasil Observasi Kegiatan Guru Siklus II pertemuan 1 dan 2. ... 90

Lampiran 8. Hasil Observasi Partisipasi Aktif Siswa pra Tindakan 10 desember 2015 ... 92

Lampiran 9. Hasil Observasi Partisipasi Aktif Siswa Siklus I ... 93

Lampiran 11. Hasil Observasi Partisipasi Aktif Siswa siklus II ... 95

Lampiran 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 97

Lampiran 14. Lembar Kerja Siswa yang dikerjakan oleh siswa ... 136

Lampiran 15. Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran ... 141


(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran di sekolah selain menyampaikan materi dan memberikan bekal pengetahuan kepada siswa juga merupakan salah satu wahana bagi siswa dalam mengembangkan kepribadian dan keterampilan untuk siap menghadapi persoalan-persoalan dalam kehidupannya dan mampu untuk menyelesaikan persoalan-persoalan peserta didik. Dalam mengembangkan keterampilan dan pengatahuan, siswa tidaklah pasif tetapi lebih dituntut untuk selalu aktif. Keikut sertaan siswa dalam belajar secara aktif tidak hanya melibatkan aktivitas fisik saja melainkan juga melibatkan aktivitas mental sehingga dapat memberikan pengetahuan yang berharga bagi peserta didik.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran di sekolah dasar yang perlu diketahui oleh seorang guru yaitu harus mampu mengelola pembelajaran dengan tepat yang dapat melibatkan semua siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Guru akan memposisikan dirinya sebagai fasilitator dan memberikan kemudahan dalam proses pembelajaran (to facilitate of learning) kepada peserta didik (Isriani Hardini dan Dewi Puspitasari, 2012:83).

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasional. pembelajaran PKn menurut BSNP (2006), memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) melatih siswa berpikir kritis; (2) melatih siswa mengenal, memilih dan memecahkan masalah sendiri; (3) melatih siswa untuk berpikir sesuai dengan kenyataan; (4) melatih siswa untuk berpikir dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Pelajaran PKn di sekolah dasar


(18)

2

mengajarkan konsep-konsep untuk membentuk warga negara yang baik sehingga siswa dapat memiliki sikap dan tanggung jawabnya serta memiliki kesadaran dan wawasan dalam kehidup bermasyarakat.

Sunarso dkk (2008:2) mengungkapkan bahwa pelaksanaan PKn saat ini tidak mengarah pada misi sebagaimana seharusnya. Beberapa indikasi yang menunjukan salah arah tersebut antara lain adalah : proses pembelajaran dan penilaian dalam PKn lebih ditekankan pada dampak instruksional (instructional effects) yang terbatas pada penguasaan materi (content mastry) atau dengan kata lain hanya ditekankan pada dimensi kognitif saja. Pengembangan dimensi-dimensi lainnya (efektif dan pskomotorik) belum mendapatkan perhatian sebagaimana mestinya. Selain itu pengelolaan kelas belum mampu menciptakan suasana kondusif dan produktif untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa melalui pelibatanya secara proaktif dan interaktif sehingga berakibat pada kurangnya pengalaman belajar yang bermakna (meaningful learning) untuk mengembangkan kehidupan dan prilaku siswa. Sehingga tujuan dalam pembelajaran PKn belum tercapai secara utuh.

Berdasarkan hal di atas, maka pembelajaran PKn adalah pembelajaran yang bertujuan untuk melakukan proses pembangunan karakter bangsa. Harapannya dalam melaksanakan proses pembelajaran harus membantu siswa untuk menghadapi berbagai masalah kehidupan, baik fisik maupun sosial budaya di lingkungan sosial kehidupan siswa. Untuk mencapai hal tersebut, maka diperlukan kombinasi antar komponen pembelajaran baik itu guru, siswa, model/ metode, strategi pembelajaran, sarana, dan lain sebagainya. Hal penting agar


(19)

3

pembelajaran PKn dapat dikemas dengan menarik, tidak membosankan dan mudah diterima oleh siswa salah satunya adalah kemampuan guru dalam mengembangkan materi pembelajaran PKn dan menentukan strategi pembelajaran yang demokratif kreatif, dimana siswa terlibat langsung sebagai subjek maupun objek pembelajaran dalam hal ini strategi pembelajaran yang digunakan guru haruslah memiliki kadar keterlibatan siswa setinggi mungkin sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai.

Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran sangat penting karena dalam proses pembelajaran berlangsung, terjadi interaksi antara siswa dengan guru ataupun dengan sumber belajar lainnya. Partisipasi aktif siswa ini menandakan bahwa proses pembelajaran yang berlangsung di kelas tidak berjalan satu arah saja. Hal ini akan menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif karena siswa merasa tertarik dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.

Namun fakta di lapangan menunjukan bahwa partsipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran PKn masih belum tampak. Hal ini terjadi di kelas IV SD N Sawit Sewon Bantul. Kurangnya partisipasi aktif tersebut ditandai dengan hasil observasi dan wawancara peneliti yang dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2015. Peneliti menemukan bahwa lebih dari setengah siswa belum berpartisipasi secara aktif pada saat mengikuti proses pembelajaran yaitu seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 33 orang yang belum berpartisipasi secara aktif yaitu 19 siswa. Selain itu dalam proses pembelajaran jarang sekali ditemukan aktifitas siswa bertanya atau berkomentar terkait materi yang diajarkan. Siswa cenderung hanya duduk diam dan mendengarkan penjelasan dari guru. Guru juga menjelaskan


(20)

4

bahwa terkadang siswa suka bercerita dengan teman di sampingnya saat proses pembelajaran berlangsung. Menurut penjelasan guru penggunaan strategi dalam mengajar PKn kurang bervariasi sehingga meninbulkan kejenuhan serta kurang mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran.

Menurut Dunn dan Dunn (Miftahhul Huda, 2013:7) mengungkapkan bahwa agar pembelajaran menjadi efektif, pembelajaran harus dipahami lebih dari sekedar penerimaan pasif pengetahuan, melainkan seorang secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran yang diarahkan oleh guru menuju lingkungan kelas yang nyaman dan kondisi emosional, sosiologis, psikologis, dan fisiologis yang kondusif. Dengan kata lain bahwa dalam proses pembelajaran berlangsung siswa selalu senang dalam belajar dan terhindar dari tekanan atau paksaan sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan serta mampu merangsang siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembelajaran.

Untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran PKn kelas IV SD maka guru haruslah memilih untuk menggunakan strategi yang tepat. Misalnya strategi pembelajaran yang berbasis pada masalah atau PBL. Menurut Wina Sanjaya (2006:214) mengungkapkan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning merupakan strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran.

Menurut Barrow (Miftahul Huda 2013:271) mengunkapkan bahwa Problem Based Learning sebagai pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah dimana dalam proses


(21)

5

pembelajaran Problem based learning tidak mengharapkan siswa hanya sekedar mendengarkan, mencatat, kemudian menghafal materi pelajaran, akan tetapi melalui strategi ini siswa lebih berpartisipasi aktif dalam berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengelola data dan akhirnya menyimpulkan sehinngga proses pembelajaran terkesan akan lebih menyenangkan. Andres (Eni Wulandari, 2012:2) menyebutkan bahwa PBL adalah pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi masalah yang autentik dan bermakna kepada siswa yang dapat berfunsi sebagai batu loncatan untuk infestigasi dan penyelidikan.

Pemilihan penggunaan strategi pembelajaran PBL juga disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas IV SD. Banyak aspek yang berkembang pada diri anak seperti aspek fisik, sosial, emosional, dan moral sehingga anak akan menemukan jati diri mereka dan juga harus ditunjang oleh lingkungan dan proses pembelajaran menuju kedewasaan. Siswa kelas IV sekolah dasar digolongkan ke dalam stadium operasional konkret, anak mampu melakukan aktivitas logis, mampu menyelesaikan masalah dengan baik tetapi masih sulit mengungkapkan sesuatu yang masih tersembunyi. Dengan berdiskusi dan berfikir sendiri dengan teman, diharapkan siswa lebih bisa memahami konsep, menambah pengetahuannya serta dapat menemukan kemungkinan solusi dari permasalahan (Agus Suprijono, 2013: 91). Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitan yang berjudul ‘’Penerapan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Kelas IV SD N Sawit, Sewon Bantul.


(22)

6 B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas maka didapatkan identifikasi permasalahnya sebagai berikut:

1. Partisipasi aktif siswa dalam mengikuti pelajaran PKn siswa kelas IV SDN sawit masi sangat rendah.

2. Anak kurang serius dalam menerima pelajaran yang diberikan oleh guru. 3. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam mengajarkan materi pada

mata pelajaran PKn masih kurang mengaktifkan siswa. C. Batasan Masalah

Dari berbagai identifikasi masalah di atas permasalahan pada penelitian ini hanya pada kurangnya partisipasi aktif siswa dalam mengikuti pelajaran PKn di kelas IV SD N Sawit Sewon, Bantul.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: ‘’Bagaimana penggunaan strategi pembelajaran problem based learning untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa pada mata pelajaran PKn kelas IV siswa SD N Sawit?’’

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam mengikuti pelajaran PKn kelas IV SD N Sawit melalui strategi pembelajaran problem based learning.


(23)

7 F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Secara teoritis, manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang strategi pembelajaran PKn di Sekolah Dasar.

2. Manfaat praktis a. Bagi siswa

1) Siswa dapat mengalami perubahan dalam proses belajar. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam mengikuti pelajaran di kelas. 2) Membangun pengetahuan siswa dalam menyelesaikan persoalan

hidup sehari-hari. b. Bagi guru

1) Membantu guru untuk lebih trampil dalam mengelola proses pembelajaran.

2) Memperoleh pengetahuan dalam meningkatkan partisipasi aktif siswa pada mata pelajaran PKn.

3) Membantu guru dalam memilih strategi yang digunakan dalam meningkatkan partisipasi aktif siswa pada saat mengikuti pelajaran.

c. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang berharga mengenai penerapan strategi pembelajaran problem based learning pada mata pelajaran PKn di kelas IV SD N Sawit.


(24)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran

1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi berasal dari kata Yunani, strategia, yang berarti ilmu perang atau panglima perang (Isriani Hardini & Dewi Puspitasari, 2011:11). Sementara itu menurut KBBI, strategi adalah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan dalam perang dan damai. Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru, anak didik dalam perwujutan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan (Syaiful Bahri & Aswan Zain, 1995:5).

Kemp (Wina Sanjaya, 2006:126) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Strategi pembelajaran merupakan cara pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat dilakukan guru untuk mendukung terciptanya efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran.

Sedangkan menurut Abizar (Darmansyah, 2010:18) menyatakan bahwa strategi pembelajaran diartikan sebagai pandangan yang bersifat umum sertah arah umum dari tindakan untuk menentukan metode yang akan


(25)

9

di pakai dengan tujuan utama yauitu siswa memperoleh pengetahuan secara optimal.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk juga penggunaan cara dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.

2. Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran yang dipilih oleh guru dalam mengajar seharusnya perlu dipertimbangkan sesuai dengan situasi, kondisi dan lingkungan yang akan dihadapi. Ahmadi dkk (Isriani, 2012:75) menyatakan bahwa pemilihan strategi pembelajaran umumnya bertolak dari: (a) rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, (b) analisis kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihasilkan, (c) jenis materi pelajaran yang akan dikomunikasikan.

Sedangkan dalam kurikulum 2004 berbasis kompetisi dijelaskan bahwa untuk mencapai pembelajaran yang efektif guru perlu mempertimbangkan beberapa strategi. Startegi tersebut diuraikan oleh Depdiknas (2003) dengan jelas yaitu: (1) bagaimana mengaktifkan siswa, (2) bagaimana siswa membangun peta konsep, (3) bagaimana mengumpulkan


(26)

10

informasi dengan stimulus pertanyaan efektif, (4) bagaimana menggali informasi dari media cetak, (5) bagaimana membandingkan dan mensintesiskan informasi, (6) bagaimana mengamati, mengawasi kerja siswa secara aktif, (7) bagaimana cara menganalisis dengan peta akibat atau roda masa depan serta , (8) bagaimana melakukan kerja praktik (Darmansyah, 2010:17). Dalam arti bahwa dengan tujuan yang sudah jelas guru dapat mengetahui pencapaian yang diperoleh para peserta didik selain itu kebutuhan setiap peserta didik selalu berbeda-beda antara satu dengan yang lain sehingga guru perlu memperhatikan secara menyeluru agar dalam proses pembelajaran tidak hanya berfokus pada guru saja akan tetapi perlu juga melibatkan seluruh aktivitas peserta didik.

3. Fungsi dan Tujuan Strategi Pembelajaran

Penggunaan strategi pembelajaran dalam proses belajar mengajar sangat penting karena dapat membantu siswa dalam pembelajaran secara efektif dan produktif. Agar siswa dapat belajar dengan baik maka guru perlu persiapan sebelum pelaksanaan pembelajaran di kelas. Menurut Wina Sanjaya (2006:126) menyatakan bahwa strategi pembelajaran sebagai suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk pengelolaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam pembelajaran.

Oleh karena itu maka tujuan penggunaan strategi pembelajaran untuk mempersiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran yang termasuk didalamnya adalah penyunsunan langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan fasilitas dan sumber belajar. Hal


(27)

11

tersebut sangat berpengaruh dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang mampu melibatkan siswa untuk berpartisipasi dan terlibat langsung dalam proses pembelajaran berlangsung.

B. Problem Based Learning (PBL)

1. Pengertian Problem Based Learning (PBL)

Brrow (Miftahul Huda 2013:271) mendefenisikan Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL) sebagai pembelajaran yang diperoleh melalui proses menuju pemahaman akan resolusi suatu masalah. Sementara itu menurut Arands (Warsono & Haryanto, 2014: 147) mengungkapkan bahwa pada esensinya PBL adalah pembelajaran yang berlandaskan konstruktivisme dan mengakomodasikan keterlibatan siswa dalam belajar serta terlibat dalam pemecahan masalah yang kontekstual. Dengan kata lain dalam proses pembelajaran guru menempatkan masalah sebagai pokok penjelasan terkait materi yang diajarkan.

Eni Wulandari, dkk (2012:2) mengemukakan bahwa Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran yang memberikan masalah kepada siswa dan siswa diharapkan untuk menyelesaikan masalah yang diberikan tersebut dengan melaksanakan pembelajaran yang aktif sehingga pembelajaran menjadi siswa aktif, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Sejalan dengan itu Isriani Hardini & Dewi Puspitasari (2011:106) menyatakan bahwa PBL merupakan pembelajaran dengan menghadapkan siswa pada permasalahan- permasalahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahan-permasalahan yang


(28)

12

diketahuinya. Menurut Andres (Eni Wulandari, 2012:2) menyatakan bahwa PBL adalah pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi masalah yang autentik dan bermakna kepada siswa, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk investigasi dan penyelidikan.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan Problem Based Learning sebagai pembelajaran yang lebih melibatkan siswa secara aktif dengan menggunakan masalah sebagai pendekatan melalui stimulus dalam belajar. Sehingga pada proses pembelajaran di kelas tidak hanya berfokus pada gurunya saja akan tetapi siswa juga akan berperan aktif dalam proses pembelajaran.

2. Ciri-ciri Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Menurut Wina Sanjaya, (2006:214) ada 3 ciri utama dari Problem Based Learning yaitu: (1) Problem Based Learning merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran, artinya dalam implementasi PBL ada sejumlah kegiatan yang harus dilakukan siswa. (2) aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. (3) pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmia.

Sedangkan menurut Lloyd-Jones, Margeston, (dalam Mftahul Huda, 2013:271) menyatakan bahwa ada tiga elemen dasar yang seharusnya muncul dalam pelaksanaan PBL yaitu: (1) menginisiasi pemicu masalah awal (initiating trigger), (2) meneliti isu-isu yang diidentifikasi sebelumnya, (3) memanfaatkan pengetahuan dalam memahami lebih jauh situasi masalah. Savoie dan hughe dalam wena, (Isriani Hardini & Dewi Puspitasari:2012)


(29)

13

menyatakan strategi pembelajaran berbasis masalah memiliki beberapa karakteristik yaitu:

1) Belajar dimulai dengan suatu permasalahan.

2) Permasalahan yang diberikan harus berhubungan dengan dunia nyata siswa.

3) Mengorganisasikan pembelajaran di seputar permasalahan, bukan di seputar disiplin ilmu.

4) Memberikan tanggung jawab yang besar dalam membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri

5) Menggunakan kelompok kecil.

6) Menuntut siswa untuk mendemonstrasikan apa yang telah dipelajarinya dalam bentuk produk dan kinerja.

3. Langkah-langkah Problem Based Learning (PBL)

Menurut David Johnson & Johnson (dalam Wina Sanjaya,2006:217) ada 5 langkah PBL melalui kegiatan kelompok yaitu:

1) Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji.

2) Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta menganalisis berbagai faktor baik faktor yang bisa menghambat maupun factor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah.


(30)

14

3) Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas.

4) Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan.

5) Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil.

Menurut Forgarty dalam Wena, (Isriani Hardini & Dewi Puspitasari, 2012:107) tahap-tahap PBL adalah sebagai berikut: (a) menemukan masalah, (b) mendefinisikan masalah, (c) mengumpulkan fakta, (d) menyusun hipotesis, (e) melakukan penyelidikan, (f) menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan, (g) menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif, (h) melakukan pengujian hasil (solusi) pemecahan masalah.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah Problem Based Learning (PBL) adalah sebagai berikut: (1) guru menyajikan suatu permasalahan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari, (2) siswa dikelompokan dalam beberapa kelompok kecil, (3) siswa berusaha mencari cara dalam mengatasi permasalah tersebut melalui berbagai sumber, (4) siswa menyajikan solusi yang ditemukan, (5) guru bersama siswa melakukan evaluasi atas seluruh kegiatan yang suda dilaksanakan termasuk pelaksanaan PBL.

4. Kelebihan dan kekurangan Problem Based Learning (PBL)

Strategi pembelajaran Problem Based Learning memiliki kelebihan/keunggulan dan kekurangan/kelemahan. Wina Sanjaya (2006:220) menyebutkan beberapa keunggulan, diataranya: (1) PBL merupakan teknik


(31)

15

yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran, (2) PBL dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa, (3) PBL dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa, (4) PBL dapat membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata, (5) PBL dapat membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan, (6) PBL bisa memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengarti oleh siswa, (7) PBL dianggap lebih menyenangkan dan disukai oleh siswa, (8) PBL dapat mengembankan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru, (9) PBL dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata, (10) PBL dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

Sedangkan kekurangan atau kelemahan PBL diantaranya yaitu: (1) manakalah siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka meraka merasa enggan untuk mencoba, (2) keberhasilan PBL membutuhkan cukup banyak waktu untuk persiapan, (3) tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang di pelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang ingin mereka pelajari.


(32)

16 C. Tinjauan tentang Partisipasi aktif

1. Pengertian patisipasi aktif

Huneryear & Hecman (dalam Fitri yulia Widyastuti, 2012: 3) mendefinisikan partisipasi sebagai suatu keterlibatan mental dan emosional individu dalam situasi kelompok yang mendorongnya memberi sumbangan terhadap tujuan kelompok serta membagi tanggung jawab kelompok bersama mereka. Menurut George Terry (dalam Taba Subekti, 2011:19) menyatakan bahwa partisipasi adalah turut sertanya individu baik secara mental dan emosional untuk memberikan sumbangan-sumbangan dalam proses pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan dalam hal keterlibatan individu yang bersangkutan dalam melaksanakan tanggung jawabnya untuk melakukan hal tersebut.

Menurut Martinis Yamin (2007:81). partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran merupakan penekanan pembelajaran kompetensi, dimana proses yang dilakukan menekankan tercapainya suatu tujuan (indicator) yang dikehendaki. Sejalan dengan itu Ketut Sudharma dan Eva M. Sakdiah (2007: 165) mengungkapkan bahwa partisipasi siswa dalam kelas dapat ditunjukan dengan keaktifanya dalam proses belajar mengajar, perhatian saat guru menyampaikan materi dan menanyakan apa yang menjadi hambatan dalam pikirannya serta dapat berkomunikasi timbal balik dalam proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran sangatlah penting. Pengajar atau


(33)

17

guru tidak hanya melakukan kegiatan penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa, akan tetapi guru harus mampu membawa siswa untuk aktif dalam berbagai bentuk belajar, berupa belajar penemuan, belajar mandiri, belajar berkelompok, belajar memecahkan masalah, dan sebagainya.

2. Langkah-langkah mengembangkan Partisipasi Aktif

Dalam kegiatan belajar keterlibatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sangat penting. Gargne dan Briggs, (dalam Martinis Yamin,2007: 83-84) menjelaskan rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam kelas meliputi 9 aspek untuk mengembangkan aktifitas dan partisipasi aktif siswa. Masing-masing di antaranya:

1) Memberikan motivisi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar) kepada siswa. 3) Mengingatkan kompetensi prasyarat.

4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep) yang akan dipelajari.

5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.

6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

7) Memberikan umpan balik (feed back)

8) Melakukan tagihan-tagihan terhadap siswa berupa tes, sehingga kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur.


(34)

18

9) Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran. Sedangkan menurut Paul D. Dierich, (dalam Martinis Yamin, 2007: 85) membagi kegiatan belajar agar siswa dapat berpartisipasi secara aktif, masing-masing diantaranya: (a) kegiatan-kegiatan visual yang meliputi: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pemeran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain, (b) kegiatan-kegiatan lisan (oral) meliputi: mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan instrupsi, (c) kegiatan-kegiatan mendengarkan meliputi: mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio, (d) kegiatan-kegiata menulis meliputi: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisikan angket, (e) kegiatan-kegiatan menggambar meliputi: menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola, (f) kegiatan-kegiatan mental meliputi: merenung, mengingatkan, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan, (h) kegiatan-kegiatan emosional meliputi: minat, membedakan, berani, tenang.

Berdasarkan pendapat di atas maka dalam pelaksanaan pembelajaran, seorang guru harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang melibatkan aktivitas fisik maupun mental dari peserta didik. Hal tersebut


(35)

19

dimaksud agar adanya interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.

3. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam menciptakan Partisipasi Aktif Wina Sanjaya (2006: 139) ada 2 faktor yang memiliki peranan yang sangat penting dalam menciptakan partisipasi aktif dalam proses pembelajaran diantaranya :

a) Guru

Dalam proses pembelajaran, guru merupakan ujung tombak yang sangat menentukan terciptanya pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam mengikuti proses pembelajara. Guru tidak berperan sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi agar siswa dapat belajar dan memahami materi dengan baik. Oleh karena itu maka guru dituntut untuk kreatif dan inovatif sehingga mampu menyesuaikan kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik belajar siswa.

b) Sarana belajar.

Keberhasilan dalam menciptakan partisipasi aktif tidak terlepas dari ketersediaan sarana belajar. Yang termasuk ketersediaan sarana itu meliputi ruang kelas, dan setting tempat duduk siswa, media dan sumber belajar.


(36)

20

Selain itu Mc Keachie dalam Dimyati, (Martinis Yamin, 2007: 77) menyatakan bahwa ada 7 aspek yaitu :

1) Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran. 2) Tekanan pada aspek afektif dalam belajar

3) Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antara siswa.

4) Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar.

5) Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa, dan kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam proses pembelajaran.

6) Pemberian waktu untuk menanggulangi masalah pribadi siswa baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran.

Sesuai pendapat dari beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan oeh guru bersama siswa di kelas harus lebih mengacuh pada peningkatan aktifitas dan partisipasi siswa sehingga dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran maka kita juga mengembangkan kapasitas dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik secara penuh.

4. Bentuk-bentuk partisipasi aktif

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran partisipasi aktif siswa sangan dibutuhkan sehigga dapat menghindari situasi belajar yang hanya berpusat pada gurunya saja. Bentuk-bentuk partisipasi siswa dalam mengikuti pelajaran menurut Wina Sanjaya (2006:143) antara lain:

1. Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, emosional, maupun intelektual dalam setiap proses pembelajaran. hal ini dapat dilihat dari tingginya perhatian serta motivasi siswa untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.


(37)

21

Dalam proses pembelajaran secara langsung, konsep dan prinsip diberikan melalui pengalaman nyata seperti merasakan, meraba, mengoperasikan,melakukan sendiri, dan lain sebagainya. Selain itu pengalaman itu bisa dilakukan dalam bentuk kerja sama dan interaksi dalam kelompok.

3. Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan pembelajaran.

4. Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa seperti menjawab dan mengajukan pertanyaan, berusaha memecakan masalah yang diajukan atau yang timbul selama proses pembelajaran berlangsung. 5. Terjadinya interaksi yang multi arah, baik antara siswa dengan siswa

atau guru dengan siswa. Interaksi ini juga ditandai dengan keterlibatan semua siswa secara merata. Artinya pembicaraan atau proses tanya jawab tidak didominasi oleh siswa-siswa tertentu.

Sesuai dengan penjelasan dari bentuk-bentuk di atas maka dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sangat dibutuhkan guna mengaktifkan siswa agar mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dan tidak hanya berfokus pada guru saja.

D. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan 1. Pengertian Kewarganegaraan

Hamid Darmadi (2012: 7) menyatakan bahwa kewarganegaraan dalam bahasa Latin disebut “CIVIS’’ selanjutnya dari kata “CIVIS” ini dalam bahasa


(38)

22

Inggris disebut “Civic” artinya mengenai warga negara atau kewarganegaraan. Selain itu menurut Cogan &Derricott (Dalam Winarno Narmoatmojo, dkk 2015: 29) mendefinisikan kewarganegaraan sebagai

‘’a set of characteristic of being a citizen’’. Kewarganegaraan sebagai seperangkat karakteristik dari seorang warga. Karakteristik atau atribut kewarganegaraan (attribute of citizenship) itu meliputi: 1) Sense of identifi (perasaan akan identitas), 2) The enjoiment of certain rights (pemilikan hak-hak tertentu), 3) The fulfillment of corresponding obligations (pemahaman kewajiban-kewajiban yang sesuai), 4) A degree of interest and involvement in publich affair (tingkat ketertarikan dan keterlibatan dalam masalah public), dan 5) An acceptance of basic social values (penerimaan terhadap nilai-nilai sosial dasar.

Sehingga dapat dipahami bahwa seseorang dapat dikatakan sebagai warga negara apabila memiliki pemahaman akan identitas berupa siapakah yang dapat disebut sebagai warga negara dan bagaimana cara memperoleh atau kehilangan kewarganegaraan di negara itu. Selanjutnya mengenai hak dan kewajiban dimuat dalam praturan perundangan negara serta peran atau partisipasi warga mencakup di berbagai bidang kehidupan negara. Sedangkan kepemilikan nilai bersama merupakan nilai yang dikembangkan dan diterima warga negara di negara tersebut.

Sedangkan menurut Undang-Undang No 20. 12 Tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan adalah segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara. Hal ikhwal tersebut merupakan isi dari warga negara itu sendiri yang meliputi: identitas, hak, kewajiban, peran serta (partisipasi), dan kepemilikan nilai sosial bersama Winarno Narmoatmojo (2015: 30).


(39)

23

Merujuk dari pendapat para ahli di atas menunjukan bahwa kewarganegaraan merupakan identitas dari seseorang sebagai warga yang memiliki kesamaan hak politik yang sama dengan warga yang lain dalam satu negara. Dengan kata lain kewarganegaraan mengarah pada bentuk hubungan (ikatan) antara seseorang dengan negaranya.

2. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut Fathurrohman dan Wuri Wuryandani (2011: 33) menyatakan bahwa PKn memiliki peranan yang sengat penting dalam menyiapkan warga negara yang berkualitas, sehingga warga negara dapat berpartisipasi aktif, diperlukan bekal pengetahuan dan keterampilan, pengalaman praktis, dan pemahaman tentang pentingnya warga negara. Lebih dari itu PKn juga memiliki tugas dalam mengembangkan pendidikan demokrasi dengan mengemban tiga fungsi pokok yakni mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelligence), membina tanggung jawab warga negara (civic responsibility) dan mendorong partisipasi warga (civic participation).

Selain itu Winarno Narmoatmojo (2015: 15) menyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan pendidikan yang mencakup Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Repoblik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Repoblik Indonesia (NKRI), dan Bhineka Tunggal Ika untuk membentuk warga negara yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tana air. Sehingga dapat dipahami bahwa secara kurikuler PKn dirancang sebagai subjek pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar menjadi warga negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas,


(40)

24

partisipasif, dan bertanggung jawab. Secara teoritik PKn dirancang sebagai subjek pembelajaran yang memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang bersifat konfluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam konteks substansi ide, nilai, konsep, dan moral pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara. PKn secara pragmatik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai ( content embedding values) dan pengalaman belajar (learning experiences) dalam bentuk berbagai prilaku yang perlu diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntunan hidup bagi warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara Sunarsono, dkk (2006: 1-2).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa PKn sebagai salah satu mata pelajaran yang sengat penting karna mempersiapkan warga negara agar dapat menjadi waga negara yang baik dengan memiliki sikap dan tanggung jawab serta berprilaku briman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, bersikap rasional dan sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara serta memiliki kesadaran dalam bela negara.

3. Funsi dan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan secara umum merupakan salah satu bidang kajian yang mengemban misi nasional untuk mencerdaskan kehidupan


(41)

25

bangsa. Fungsi PKn menurut Sunarso, dkk (2006: 5) adalah sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang setiah kepada bangsa dan negara Indonesia dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berfikir dan bertindak sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.

Sedangkan tujuan Pendidikan Kewarganegaraan menurut Fathurrohman & Wuri Wuryandani, (2010:7-8) adalah agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:

1) Berfikir secara kritis, rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta anti korupsi.

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Sejalan dengan itu Hamid Darmadi (2012: 30) mengungkapkan tujuan PKn secara garis besar yaitu untuk meningkatkan kesadaran dan kemampuan diri pribadi siswa sebagai insan pancasila dan meningkatkan diri siswa sebagai warga negara yang Pancasialis yang mahir dalam


(42)

26

hubungan sosial. Oleh sebab itu maka PKn memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan dan membina sikap individu agar dapat berperan penting dalam kehidupan bebangsa dan bernegara dengan baik sesuai yang diharpkan.

E. Kerangka Berpikir

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki bidang kajian yang membahas tentang bagaiman membentuk sikap dan prilaku siswa agar menjadi warga negara yang baik yang memiliki tanggung jawab dalam menjaga keutuhan bangsa dan negaranya. Siswa dibekali dengan berbagai pengetahuan untuk siap menghadapi segala tantangan dengan turut berpartisipasi aktif dalam segala tindakan bela negara.

Pada dasarnya partisipasi aktif siswa dalam mengikuti pelajaran umumnya dapat dikembangkan melalui kegiatan pembelajaran yang merujuk pada keterlibatan seluruh aktifitas siswa pada saat mengikuti pelajaran. Keterlibatan siswa tidak hanya terlihat pada aktifitas fisik saja akan tetapi melibatkan aktifitas mental. Agar siswa dapat berpartisipasi secara aktif hendaknya guru menyiapkan rencana kegiatan seperti menyajikan suatu masalah konkrit atau kegiatan pembelajaran dimana siswa disuguhi dengan masalah-masalah. Pembelajaran dengan PBL ini mampu merangsang siswa berpartisipasi secara aktif dalam mengikuti pelajaran.

Akan tetapi pada kegiatan pembelajaran PKn kelas IV SD N Sawit ditemukan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran semacam ini belum tampak. Sehingga dengan penerapan strategi pembelajaran PBL diharapkan dapat


(43)

27

membantu siswa untuk lebih berpartisipasi aktif dalam mengikuti proses pembelajaran dan memiliki pengalaman yang berharga dalam menyelesaikan berbagai persoalan.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka pikir di atas, hipotesis tindakan yang diajukan peneliti adalah “Penerapan Strategi Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa pada mata pelajaran PKn di kelas IV SD N Sawit”.


(44)

28 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama Suharsimi Arinkunto (2007: 3). Penelitian ini bertujuan utuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dengan menerapkan penggunaan strategi baru yang dapat menciptakan pembelajaran yang bermanfaat.

Penelitian tindakan kelas ini dikemas dalam bentuk penelitian tindakan kelas kolaboratif yaitu bekerja sama dengan guru kelas dalam merencanakan, mengobservasi, dan merefleksi tindakan yang telah di lakukan. Guru bertindak sebagai pelaksana proses pembelajaran di kelas, sedangkan peneliti bertindak sebagai observer atau pengamat. Oleh sebab itu peneliti dalam penelitiannya terlibat sejak awal perencanaa, memantau, mengumpulkan data, dan menganalisis serta melaporkan hasil penelitian dengan dibantu oleh kolaboratornya. Apabila masih ada masalah dalam proses pelaksanaan tindakan maka guru bersama dengan peneliti melakukan revisi dan refleksi untuk memperbaikinya pada tindakan berikutnya.


(45)

29 B. Seting Penelitian

1. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Sawit, Sewon, Bantul, Yogyakarta yang berjumlah 33 orang, objek yang akan diteliti adalah partisipasi aktif siswa kelas IV SDN Sawait pada mata pelajaran PKn melalui penggunaan strategi pembelajaran Learning (PBL). 2. Tempat dan waktu

a. Tempat

Penelitian ini dilakukan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sawit, Sewon, Bantul, Yogyakarta.

b. Waktu penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap Tahun ajaran 2016/2017 pada bulan maret. Untuk pelaksanaan penelitian, peneliti akan menyesuaikan dengan pihak sekolah.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart. Perencanaan model ini menggunakan sistem spiral, yang masing-masing siklus terdiri dari 4 komponen, yaitu: rencana, tindakan, observasi, dan refleksi Suharsimi Arikunto (2013:132).Keempat komponen tersebut menunjukan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan berulang seperti pada gambar berikut:


(46)

30 3 1 3-2

Gambar 1. Model penelitian tindakan dari Kemmis & Taggart 1. Tahap perencanaan (Plan)

Pada tahapan ini guru dan peneliti akan melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Menemukan masalah yang ada di lapangan, yaitu:

1) Tahapan ini peneliti melakukan kegiatan awal dengan mewawancarai guru kelas IV untuk mengetahui permasalahan yang ada dalam pembelajaran PKn. Pada penelitian ini masalah yang ditemukan di lapangan adalah kurangnya partisipasi aktif

4

1

3-2

Keterangan Siklus 1

1. Perencanaan 2. Tindakan 3. Pengamatan 4. Refleksi


(47)

31

siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn serta penggunaan startegi dalam pembelajaran masih kurang bervariasi.

2) Memaparkan alasan dipilihnya permasalah tersebut sebagai latar belakang penelitian tindakan kelas.

3) Merumuskan masalah secara jelas dan rinci

4) Merancang tindakan yang yang akan digunakan pada penelitian tindakan kelas ini.

b. Merancang tindakan yang akan dilakukan

Setelah melakukan observasi untuk mengetahui permasalahan yang ada di lapangan, kemudian peneliti bersama guru menyusun rencana tindakan berupa tindakan apa yang akan diterapkan sebagai sulusi dari permasalahan yang ada sehingga dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa.

Tindakan yang dilakukan meliputi:

1) Peneliti mengeksplorasi teori yang relevan dan menerapkan alternatif tindakan untuk mengatasi masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran PKn. Solusi yang akan di gunakan yaitu dengan menerapkan strategi pembelajaran PBL untuk meningkatkan partisiipasi aktif siswa.

2) Peneliti bersama guru merencanakan langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan stategi pembelajaran PBL pada siklus 1 yang dituangkan dalam RPP.


(48)

32

4) Peneliti bersama guru membentuk siswa kedalam kelompok-kelompok kecil. Setelah kelompok-kelompok-kelompok-kelompok terbentuk guru menyajikan suatu masalah yang akan di pecahkan atau dicari solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan menyajikan resolusi dari permasalahan tersebut.

5) Peneliti bersama dengan guru merencanakan untuk membentuk siswa menjadi 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa.

2. Tahap pelaksanaan (Action)

Apabila jenis tindakan dan serta kelengkapan yang suda direncanakan suda tersusun maka peneliti dan 4 obserasi yang membantu beserta guru melaksanakan skenario yang telah direncanakan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan sesuai dengan rencana atau tidak. Peneliti juga perlu melakukan pemantauan untuk mengetahui hasil yang sudah dilaksanakan. Pemantauan dilaksanakan oleh guru, peneliti dan dibantu oleh 4 observasi lainnya. 3. Tahap observasi atau pengamatan

Tahap ini peneliti akan menjabarkan hasil jalannya tindakan. Peneliti dibantu oleh empat oserver untuk melaksanakan observasi siswa dalam kelas. Dalam hal ini unpan balik dilakukan sebagai bahan untuk memodifikasi rencana selanjutnya. Bila perlu dilakukan perencanaan ulang ketika rencana awal kurang tepat dan hasilnya tidak sesuai yang diharapkan.


(49)

33 4. Tahap refleksi (reflect)

Tahap ini merupakan tahap akhir dengan melakukan refleksi pelaksanaan yang telah dilakukan. Tahap refleksi terdiri dari beberapa komponen yaitu:

a. Menganalisis, yaitu dengan menganalisis hasil tindakan yang telah dilakukan. Apakah perlu adanya perbaikan atau tidak, berhasil atau tidak, dan bagaimana hasil dari tindakan yang dilakukan tersebut. b. Melakukan sintesis, yaitu dengan menghubungkan antara hasil yang

telah diperoleh pada tindakan. Apakah setelah melakukan tindakan ada munculnya perubahan atau belum.

c. Memberi makna, yaitu dengan mengambil kesimpulan hasil yang telah diperoleh setelah disertasi awal.

d. Refleksi, yaitu tahap dimana diadakan perbaikan untuk mencapai tujuan yang akan diperoleh.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan (Suharsimi Arikunto 2010: 175). Data yang diperoleh dari penelitian ini bersumber dari peneliti, guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran PKn dengan menggunakan strategi pembelajaran PBL. Untuk memperoleh data tersebut peneliti menggunakan metode sebagai berikut:

1. Observasi

Pengumpulan data melalui observasi dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh guru kelas. Peneliti mengamati segala aktivitas siswa dan guru


(50)

34

selama proses pembelajaran berlangsung. Proses pelaksanaan observasi menggunakan alat bantu berupa lembar observasi.

Lembar observasi bertujuan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan penggunaan strategi pembelajaran PBL untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam belajar. Hal ini dilakukan dengan tujuan memberi gambaran tentang aktivitas guru dan juga siswa selama proses pembelajaran berlangsung untuk kegiatan partisipasi siswa.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara lisan kepada subjek yang akan diteliti. Wawancara dalam penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data-data terkait dengan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada siswa terkait partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2010:192) adalah alat yang digunakan oleh peneliti pada waktu penelitian dengan menggunakan sesuatu metode. Instrumen merupakan alat pengambilan data oleh karena itu harus dapat memberikan informasi dan dapat dipertangggung jawabkan. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi pada saat kegiatan pembelajaran. Kisi-kisi instrument lembar observasi disajikan dalam bentuk tabel seperti berikut:


(51)

35

Tabel 1. Kisi-kisi lembar observasi partisipasi aktif siswa

No Aspek yang diamati Indikator Deskripsi

1

Keterlibatan siswa dalam setiap proses pembelajaran.

1. Parhatian siswa tertuju pada penjelasan guru

2. Sikap siswa yang menunjukan rasa ingin tahu dan bertanya tentang hal yang belum di ketahui.

3. Siswa selalu disiplin dalam mengerjakan tugas.

2

Siswa belajar secara langsung

(experiential).

4. Siswa belajar melalui pengalaman nyata.

5. Siswa menggunakan media dalam pembelajaran. 3

Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber belajar.

6. Siswa ikut menentukan sumber belajar yang sesuai dengan materi pembelajaran.

7. Siswa memanfaatkan sumber belajar yang ada untuk pembelajaran.

4

Adanya keterlibatan siswa dalam

melakukan prakarsa seperti menjawab dan mengajukan

pertanyaan, berusaha memecahkan masalah yang diajukan atau yang timbul saat proses pembelajaran

berlangsung.

8. Siswa menjawab setiap pertannyaan yang diberikan. 9. Siswa bertanya tentang materi. 10. Siswa memberikan pendapat

untuk menyelesaikan masalah terkait pembelajaran.

5

Terjadi interaksi yang multi arah, baik antara siswa denga siswa atau guru dengan siswa.

11. Siswa melakukan diskusi. 12. Siswa bertanya kepada guru. 13. Siswa menjawab pertanyaan


(52)

36

Tabel 2. Kisi-kisi lembar observasi kegiatan guru No Aspek yang

diamati

Indikator keterangan

1 Kegiatan pra pembelajaran

1.Menyiapkan kelas.

2.Membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa. 3.Menyampaikan pokok materi

yang akan dibahas. 2 Kegiatan inti

pembelajaran

4.Menyajikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan materi pembelajaran dengan jelas. 5.Siswa dikelompokan menjadi

beberapa kelompok kecil. 6.Siswa berdiskusi dalam

kelompoknya masing-masing untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut melalui berbagai sumber.

7.Siswa secara kelompok menyajikan solusi yang ditemukan.

3 Kegiatan penutup 8.Memberikan evaluasi 9.Meberikan penilaian 10. Guru bersama siswa

menyimpulkan hasil pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran PBL

11. Menutup pelajaran dengan berdoa bersama


(53)

37

Tabel 3. Rubrik pengamatan partisipasi aktif siswa

No Indikator Kemunculan Keterangan

Ya tidak 1 Parhatian siswa tertuju pada penjelasan

guru

2 Sikap siswa yang menunjukan rasa ingin tahu dan bertanya tentang hal yang belum di ketahui.

3 Siswa selalu disiplin dalam mengerjakan tugas.

4 Siswa belajar melalui pengalaman nyata.

5 Siswa menggunakan media dalam pembelajaran.

6

Siswa ikut menentukan sumber belajar yang sesuai dengan materi

pembelajaran.

7 Siswa memanfaatkan sumber belajar yang ada untuk pembelajaran

8 Siswa menjawab setiap pertannyaan yang diberikan

9 Siswa bertanya tentang materi 10 Siswa memberi pendapat untuk

menyelesaikan masalah terkait pembelajaran.

11 Siswa melakukan diskusi 12 Siswa bertanya kepada guru 13 Siswa menjawab pertanyaan guru F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini berupa analisis deskriptif kualitatif dengan teknik presentase. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan bahwa tindakan yang dilaksanakan dapat memunculkan peningkatan dan juga kemungkinan adanya perbaikan agar mengarah ke hasil yang lebih baik. Setelah pengumpulan data kemudian dilakukan analisis berupa refleksi dalam penelitian tindakan untuk membantu


(54)

38

dalam menafsirkan data. Peningkatan partisipasi aktif siswa dilihat dari peningkatan rata-rata presentase partisipasi aktif siswa yang tercapai dalam kelas yang diamati. Untuk menghitung presentase tersebut dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: S = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa N = Skor maksimum ideal

100 = Bilangan tetap

G. Validitas Istrumen

Suharsimi Arikunto (2006: 168) menyatakan bahwa validitas merupakan suatu ukuran yang dapat menunjukan tingkat kevalitan dan keabsahan suatu instrumen dalam penelitian. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu digunakan utuk mengukur apa yang hendak diukur. Pada penelitin ini peneliti menyusun rencana pembelajaran, lembar observasi dan rubrik pengamatan kemudian dikonsultasikan terlebi dahulu oleh dosen ahli.

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan ini adalah apabila partisipasi aktif siswa dalam satu kelas sudah mencapai 80 % setelah penerapan strategi pembelajaran PBL dalam proses pembelajaran.


(55)

39 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sawit yang terletak di dusun Miri, desa Panggungharjo, kecamatan Sewon, kabupaten Bantul, Jawa Tengah. Lokosinya sangat strategis karena berdekatan dengan jalan raya serta tidak berdekatan langsung dengan rumah penduduk sehingga suasana pembelajaran selalu kondusif.

SDN Sawit didirikan pada 02 Januari 1982 dan sejak itulah sekolah mulai beroperasi. Sekolah ini berdiri di tanah milik pemerintah daerah setempat dan memiliki sarana dan pra sarana yang cukup memadai dengan jumlah siswa yaitu 189 siswa yang terdiri dari kelas 1 berjumlah 26 siswa, kelas IIA berjumlah 20 siswa, kelas IIB berjumlah 20 siswa, kelas IIIA berjumlah 20 siswa, kelas IIIB berjumlah 15 siswa, kelas IV berjumlah 33 siswa, kelas V berjumlah 29 siswa, dan kelas VI berjumlah 26 siswa. Selain itu SDN Sawit memiliki 21 ruang yang terdiri dari 1 ruangan kelas I, 2 ruangan kelas II, 2 ruangan kelas III, 1 ruangan kelas IV, 1 ruangan kelas V, 1 ruangan kelas VI, 1 ruangan laboratorium IPA, 1 ruangan laboratorium computer, 1 ruangan perpustakaan, 1 ruangan UKS, 1 ruangan kantor kepala sekolah, 1 ruangan guru, 1 ruangan administrasi, 1 ruangan penjaga, 1 ruangan mushola, 1 ruangan gudang, 1 ruang kamar mandi guru, 1 ruang kamar mandi siswa,1 ruang kamar mandi tamu. Selain itu sekolah ini juga dilengkapi dengan akses internet. Dengan ketersediaan fasilatas tersebut tentu saja sangat memudahkan baik siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran


(56)

40

maupun para guru dan staf dalam mempersiapkan segala sesuatu terkait pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.

SDN Sawit memiliki 17 tenaga pendidikan yang dipimpin oleh seorang kepala sekolah. Berikut adalah tabel data tenaga kependidikan SDN Sawit Sewon, Bantul.

Tabel 4. Data tenaga pendidikan SDN Sawit

NO NAMA STATUS

KEPEGAWAIAN

JABATAN

1 Suparyanto S.Pd PNS Kepala Sekolah

2 Winantu Pudji Astuti S.Pd PNS Wali Kelas VI

3 Subaryani S.Pd PNS Wali Kelas V

4 Dyah Ayu Sapta Rini S.Pd PNS Wali Kelas IV

5 M. Nuryono S.Pd PNS Wali Kelas III A

6 Rohmat Nurhadi Guru Honor Sekolah Wali Kelas III B

7 Yuri Antini A.Ma.Pd PNS Wali Kelas II A

8 Partilah S.Pd PNS Wali Kelas II B

9 Dra Manis Herawati PNS Wali Kelas I

10 Thoviub Sa'bandi PNS Guru Mata Pelajaran PJOK

11 Wagiman S.Pd.I PNS Guru Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam

12 Watini M.Ag PNS Guru Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Kristen, 13 Novika Putri Agustin S.Pd Tenaga Honor Sekolah Tenaga Administrasi

Sekolah

14 Darmadi Tenaga Honor Sekolah Tenaga Administrasi Sekolah

15 Belan Yuni Asmorowati Guru Honor Sekolah Guru Mata Pelajaran 16 Yuli Sutanta A.Ma.Pd GTT/PTT Provinsi Pengelola PKBM

17 Supriyadi GTT/PTT Kab/Kota Pustakawan

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek yang diambil oleh peneliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN Sawit Sewon Bantul dengan jumlah siswa 33 anak yang terdiri dari siswa laki-laki berjumlah 23 anak dan siswa perempuan berjumlah 10 anak.


(57)

41

C. Deskripsi Penelitian Tahap Awal (Pra Tindakan)

Kegiatan pra tindakan yang dilakukan pada tanggal 10 November 2015, dengan menggunakan lembar observasi untuk mengetahui tingkat partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran PKn di kelas IV SDN Sawit sebelum diberikan tindakan. Dari hasil yang diperoleh dari lembar observasi menunjukan bahwa rata-rata partisipasi aktif siswa kelas IV dalam pembelajaran PKn sebesar 68,07% dengan jumlah siswa yang sudah berpartisipasi aktif ≥ 80% sebanyak 14 siswa. Artinya dari keseluruhan siswa yang berjumlah 33 belum ada separuh siswa di SDN Sawit yang berpartisipasi secara aktif dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran PKn. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel presentase pencapaian partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran PKn pada pra tindakan di bawa ini.


(58)

42 Tabel 5. Hasil observasi siswa pra tindakan

No Nama Siswa Nilai (%)

No Nama siswa Nilai (%)

1. ADS 69 18. M 85

2. DS 85 19 MIR 69

3. PDK 54 20. MAI 85

4. AT 54 21. NSU 54

5. JAS 85 22. NA 85

6. S 54 23. RAI 62

7. AP 85 24. RUS 85

8. ASP 85 25. RR 85

9. AA 85 26 RA 54

10. DAS 85 27. SDC 85

11. EI 46 28. WAR 46

12. FAM 62 29. WSR 85

13. FAM 54 30. S 46

14. GAAF 69 31. DTA 46

15. IH 62 32. FMLS 54

16. MRM 54 33. DBK 85

17. MA 54

Jumlah 2246

Rata-rata 68,07

Jumlah siswa yang nilainya mencapai ≥ 80% 14

Presentase 42%

Berdasarkan hasil perolehan data dari tabel di atas maka hasil tersebut dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut:


(59)

43

Gambar 2. Diagram pencapaian partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran PKn Pra Tindakan

Dilihat dari tabel dan diagram di atas menunjukan bahwa presentase siswa yang sudah berpartisipasi aktif dalam pembelajaran PKn sebelum dilakukan tindakan sebanyak 42% dan yang belum berpartisipasi aktif sebanyak 58%. Hal ini dikarenakan Dalam pembelajaran PKn di kelas IV terlihat proses pembelajarannya masih berpusat pada guru yang menyajikan meteri pembelajaran hanya berpedoman pada buku pegangan guru tanpa menyajikan suatu peristiwa atau masalah yang berkaitan dengan kehidupan yang sering dialami oleh siswa sehingga siswa kurang terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Sebagian besar siswa hanya duduk dan mendengarkan penjelasan guru tanpa berkomentar atau memberi tanggapan terkait materi yang diajarkan. Hal ini menyebabkan siswa cenderung belajar bergantung pada gurunya saja tanpa berusaha mencari tahu dan menemukan sendiri

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

sudah mencapai

belum mencapai 42%


(60)

44

informasi dan pengetahuan terkait dengan pembelajaran PKn. Oleh karena itu maka tindakan yang dilakukan oleh peneliti yaitu berkolaborasi dengan guru kelas IV untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dalam proses pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran PBL pada mata pelajaran PKn.

D. Implementasi Pelaksanaan Tindakan a) Siklus I

1. Perencanaan Tindakan Siklus I

Data yang didapat pada tahap pra tindakan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan tindakan siklus I. Hal ini bertujuan agar dalam pelaksanaan silkus I mampu memperoleh peningkatan siswa dalam berpartisipasi aktif khususnya dalam pebelajaran PKn. Pada tahap perencanaan peneliti menyusun rencana tindakan yang akan dilaksanakan antara lain sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Dalam penyusunaan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) materi yang digunakan yaitu pengaruh globalisasi dan dalam pelaksanaan pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Penyusunan RPP ini berdasarkan petunjuk dosen pembimbing kemudian didiskusikan bersama guru kelas sebelum pelaksanaan.


(61)

45 2) Menyusun lembar observasi

Dalam penyusunan lembar observasi peneliti membagi dalam dua bagian yaitu lembar observasi untuk pengamatan aktivitas siswa dan lembar observasi untuk pengamatan aktivitas guru kelas. Untuk lembar observasi siswa memuat bentuk-bentuk partisipasi aktif siswa yang suda di kembangkan masing-masing menjadi 13 indikator. Sedangkan untuk lembar observasi guru kelas memuat aspek-aspek dalam mengjar yang menggunakan strategi pembelajaran PBL.

3) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS).

4) Menyiapkan media pembelajaran berupa gambar. 5) Menyusun tes evaluasi pada akhir pembelajaran.

6) Menyiapkan kamera untuk melakukan dokumentasi saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pelaksanaan siklus I dilaksanakan dengan berkolaborasi antara guru kelas dan peneliti. Peneliti mengamati secara langsung seluruh kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran PBL.

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini dilaksanakan sesuai tahap-tahap pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran PBL. Tahapan awal dilaksanakan dengan pengarahan serta penyajian suatu bentuk permasalahan yang kontekstual di lingkungan sekitar oleh guru


(62)

46

agar siswa lebih berperan aktif dalam berdiskusi dan berpendapat serta ikut serta dalam mencari solusi atas permasalahan yang disajikan tersebut. Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dalam satu minggu. Berikut jadwal pelaksaan tindakan siklus I akan dipaparkan pada tabel di bawa ini:

Tabel 6. Jadwal pelaksanaan tindakan siklus I

No Hari/Tanggal Waktu Materi

1 Jum’at, 01 April 2016 10:15 - 11:00 Pengaruh Globalisai 2 Sabtu, 02 April 2016 08:10 – 09:00 Dampak pengaruh

globalisai bagi kehidupan

Dalam pelaksanaan tindakan siklus I ini pihak sekolah telah mengijinkan untuk melaksanakan dua kali pertemuan dalam satu minggu seperti pada tabel jadwal pelaksanaan siklus I di atas. Peneliti bersama guru melanjutkan materi yang telah dilaksanakan sehingga tidak mengganggu proses pembelajaran. Peneliti menyesuaikan dengan materi yang sedang dipelajari untuk dilaksanakan menggunakan strategi pembelajaran PBL. Deskripsi pelakasanaan tindakan siklus I dengan menggunakan strategi pembelajaran PBL untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa pada mata pelajaran PKn siswa kelas IV antara lain sebagai berikut:


(63)

47

1) Tahap pengarahan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran PBL.

Sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran PBL pada siklus I, guru menyampaikan kepada siswa bahwa kegiatan pembelajaran ini akan berbeda dengan sebelumnya. Guru memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menyampaikan maksud dan tujuan peneliti ikut serta dalam kegiatan pembelajaran di kelas serta menyampaikan bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran PKn selama dua hari akan menggunakan strategi pembelajaran PBL. Peneliti juga menyampaikan bahwa dalam pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran PBL siswa akan belajar berdasarkan masalah yang ada di lingkungan sekitar yang akan disajikan dalam kegiatan pembelajaran oleh guru.

2) Pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran PBL siklus I.

a) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama siklus I dimulai pada hari jum’at, tanggal 01 April 2016 pukul 10:15 sampai pukul 11:00 dengan tindakan yang dilaksanakan sebagai berikut:

(1) Sebelum memulai pelajaran siswa diminta untuk mempersiapkan diri termasuk mengeluarkan buku pegangan siswa PKn SD kelas IV. Sementara itu guru


(64)

48

memberikan apersepsi tentang perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar akibat munculnya globalisasi seperti adanya alat-alat transportasi modern, adanya alat-alat komunikasi modern dan lain-lain.

(2) Setelah guru menyampaikan apersepsi, guru menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu tentang pengaruh globalisasi dan siswa diminta untuk mengamati gambar bentuk-bentuk pengaruh globalisasi di berbagai bidang yang dipaparkan oleh guru di depan kelas.

(3) Setelah memberitahukan tentang materi yang akan di pelajari, Guru menyampaikan tujuan dalam mempelajari materi pengaruh globalisasi.

(4) Selanjutnya guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran tersebut.

(5) Pada kegiatan ini guruh mulai menjelaskan tentang pengertian globalisasi serta fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar. Pada bagian ini terjadi Tanya jawab antara guru dan siswa tentang pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar.

(6) Siswa dibagi menjadi 8 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 4 sampai 5 siswa. Setelah kelompok terbentuk guru mulai menyajikan satu masalah yang beraitan dengan globalisasi. Kali ini guru menyajikan


(65)

49

tentang suatu masalah berupa perubahan gaya hidup orang disekitar kita akibat munculnya globalisasi. Setelah itu siswa ditugaskan untuk mengidentifikasi munculnya masalah tersebut dengan memberikan masing-masing contoh penyebab dari munculnya globalisasi serta pengaruhnya di berbagai bidang kehidupan misalnya pada bidang ekonomi, iptek, komunikasi, kebudayaan dan lain-lain. Selanjutnya siswa mengkaji alternatif untuk memecahkan permasalahan tersebut sesuai dengan pengetahuan mereka.

(7) Selanjutnya guru meminta seorang siswa yang menjadi perwakilan kelompoknya untuk maju kedepan kelas dan mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka dan kelompok lain diminta untuk mendengarkan dan menanggapi hasil presentasi kelompok tersebut. Setelah semua kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, guru menjelaskan kembali tentang materi tersebut sebagai penekanan ulang agar siswa lebih jelas dalam memahaminya. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas terkait pembelajaran hari ini. Selanjutnya guru akan menanggapi pertanyaan dari siswa dan setelah memberikan tanggapan dan penekanan kembali terkait materi yang


(66)

50

dipelajarinya, guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan sesuai dengan materi yang dipelajari yaitu pengaruh globalisasi.

(8) Siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi yang sudah disiapkan berjumlah tiga soal uraian untuk mengetahui pemahaman siswa dalam mempelajari materi pengaruh globalisasi.

b) Pertemuan kedua

Pertemuan kedua pada siklus I ini dilaksanakan pada hari sabtu, 02 April 2016 pukul 08:10 – 09:00, pada pertemuan ini guru masih melanjutkan materi tentang pengaruh globalisasi namun lebih mengarah ke dampak positif dan dampak negatif pengaruh globalisasi. Tindakan yang dilakukan pada pertemuan ini antara lain sebagai berikut:

(1) Guru membuka pelajaran dengan menyampaikan pelajaran yang suda dibahas sebelumnya dan memberikan apersepsi tentang masalah yang sering siswa temukan di sekitar lingkungan siswa yang berkaitan dengan pengaruh globalisasi. Guru menjelaskan bahwa kebanyakan orang tidak suka menggunakan produk dalam negri dan lebih suka berbelanja di mall daripada di pasar tradisional. Guru juga memberikan pertanyaan mengapa kabar tentang keluarga kita di tempat lain dapat kita ketahui tanpa harus menunggu


(67)

51

surat dari kantor pos yang memerlukan waktu beberapa hari. Dari pertanyaan tersebut ada beberapa siswa yang menjawab karena adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, dari jawaban tersebut guru langsung memberikan apresiasi beserta penjelasan lebih lanjut. (2) Siswa diminta untuk mendengarkan penjelasan guru

tentang dampak positif dan dampak negatif dengan adanya pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar.

(3) Setelah selesai menjelaskan, siswa diminta untuk membentuk 8 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang. Setelah kelompok terbentuk, guru menjelaskan kepada siswa tentang beberapa masalah terkait munculnya pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan. Setelah menjelaskan masalah tersebut guru membagikan LKS yang berisikan pertanyaan yang berkaitan dengan dampak dari pengaruh globalisasi di tiap-tiap kelompok. Siswa secara kelompok diminta untuk berdiskusi dalam mengerjakan LKS tersebut.

(4) Setelah siswa selesai berdiskusi guru kemudian meminta perwakilan dari tiap-tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Setelah selesai mempresentasikan hasilnya guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain untuk menanggapinya.


(68)

52

(5) Guru kemudian memberikan penguatan kembali tentang materi yang dipelajari hari ini serta menjelaskan kembali kepada beberapa siswa yang masih kurang mengerti tentang materi ini.

(6) Setelah itu guru menyuruh siswa untuk kembali ke tempat duduknya masing-masing dan guru melanjutkan pembelajaran dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui kepada guru. Guru memberikan tanggapan terhadap pertanyaan siswa dan memberikan apresiasi terhadap siswa yang sudah bertanya.

(7) Selanjutnya guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran hari ini yaitu tentang dampak positif dan dampak negatif adanya pengaruh globalisasi.

(8) Setelah menyimpulkan pembelajaran, guru menyuruh siswa untuk mengerjakan soal evaluasi guna mengukur pemahaman siswa.

3. Hasil Observasi Siklus I

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dalam kegiatan pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran PBL untuk meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam mengikuti pelajaran PKn. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti sebagai pengamat tindakan yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang partisipasi aktif sisiwa


(69)

53

dalam mengikuti pembelajaran PKn dengan menggunakan strategi pembelajaran PBL pada siswa kelas IV. Pengamatan dilakukan dengan melihat aktivitas guru dan siswa dengan menggunakan lembar observasi. Deskripsi penjabaran data hasil observasi tindakan sebagai berikut:

a) Aktivitas Guru

Aktivitas yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran mengunakan strategi pembelajaran PBL berdasarkan lembar observasi guru pada tindakan siklus I pertemuan 1 dan 2 adalah:


(1)

143

Gambar 5. Guru bersama dibantuh observer membimbing siswa dalam berdiskusi.


(2)

144

Gambar 7. Siswa dari tiap-tiap perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.


(3)

145

Gambar 9. Siswa dan guruh sedang bertanya jawab terkait pembelajaran.


(4)

146 Lempira 16. Surat Izin Penelitian


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa

2 9 120

Implementasi Model PBL Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Kelas IV SD Insan Teladan Parung Bogor

0 3 128

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PBL (Problem Based Learning) Peningkatan Partisipasi Belajar Ipa Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Pbl (Problem Based Learning) Pada Siswa Kelas V SDN 3 Tanjungrejo Tahun

0 1 13

PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR Penerapan Strategi Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri I Baleharjo Tahun Ajaran 2012/ 2013.

0 2 15

PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR Penerapan Strategi Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri I Baleharjo Tahun Ajaran 2012/ 2013.

0 3 12

PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PENERAPAN STRATEGI PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KRAJAN TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 2 18

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING(PBL) UNTUK MENINGKATKAN PARTICIPATION SKILLS SISWA PADA PELAJARAN PKN KELAS V, SDN KARANGGONDANG, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA.

0 0 136

The Effect of Problem Based Learning PBL

0 0 6

The effects of PBL Problem Based Learnin

0 0 2

BAB IV n Efektivitas model pembelajaran

0 1 25