25
1 Beban kalor ruangan 2 Beban kalor dari udara luar yang masuk ke dalam alat penyegar
3 Beban blower dan motor. 4 Kebocoran dari saluran, dsb.nya.
Dari kedua beban kalor di atas pada dasarnya dapat dikelompokkan lagi dalam kategori beban kalor sensibel dan kalor laten. Kalor sensibel
adalah kalorpanas ynag menyebabkan atau menemani perubahan temperatur dari sebuah subtansi. Kalor laten adalah kalorpanas yang
menyebabkan atau menyertai perubahan fase dari sebuah subtansi. Besarnya kalor laten adalah :
jumlah air yang menguap, kgjam x 597,3 kcalkg 3.3
5. Kipas Udara dan Blower
a. Klasifikasi Kipas Udara dan Blower Blower
dan kipas udara dalam berbagai jenis dan ukuran serta karakteristiknya bisa dimanfaatkan untuk beberapa keperluan. Dari
kondisi ini, maka ada penggolongan jenis kipas udara dan blower antara lain jenis blower dan kipas udara berdasarkan tekanan udara yaitu :
Arismunandar, 1991 1 Kipas udara listrik, dimanfaatkan untuk memasukkan udara atmosfir;
boleh dikatakan tak ada kenaikan tekanan 0 mm H
2
0. 2 Kipas udara, dimanfaatkan untuk memasukkan udara atmosfir;
kenaikan tekanan udara biasanya dibawah 1000 mm H
2
O.
26
3 Blower, diguanakan untuk memasukkan udara atmosfir; kenaikan tekanan 1000 H
2
O atau lebih besar. b. Karakteristik Kipas Udara
1 Tekanan Tekanan yang ditimbulkan oleh kipas udara ada dua jenis yaitu
berupa tekanan statik yang dimanfaatkan untuk mengatasi tahanan aliran melalui saluran. Selain tekanan statik, ada tekanan dinamik
untuk memberikan kecepatan pada udara. Berikut ini ilustrasi pengukuran tekanan statik dan dinamik pada sebuah pipa
Arismunandar, 1991:
Gambar 2.3 Tekanan udara dan pengukuran Dari Gambar 2.3, nilai tekanan total, tekanan statik maupun
tekanan dinamik dapat dihitung sebagai berikut: a Tekanan total mm H
2
O = tekanan statik mm H
2
O +tekanan dinamik mm H
2
O 3.4 b Tekanan dinamik mm H
2
O
27
= ]
ms 9,8
grafitasi akselerasi
2 [
kgm udara,
Spesifi ms
Kec.udara,
2 3
2
x Grafitasi
x
= 4,03
ms ,
Kec.udara
2
3.5 2 Daya yang diperlukan kipas udara
Nilai daya teoritik daya udara yang diperlukan untuk mengalirkan udara sebagnyak Q m
3
menit, dengan tekanan total Pt mm H
2
0 adalah : Daya udara, kW =
6120 O
H mm
P menit x
m
2 t
3
Q 3.6
Apabila efisiensi udara adalah , maka : Daya motor penggerak, kW=
η 6120
O H
mm P
menit x m
2 t
3
Q 3.7
c. Karakteristik Kipas Udara dan Tahanan Saluran
Grafik 2.4 Karakteristik kipas udara dan tahanan dalam saluran
28
Beberapa kondisi yang sering terjadi di lapangan, dan bisa dijelaskan berdasarkan diagram karakteristik di atas antara lain seperti berikut :
1 Jika katup saluran diubah, maka titik keseimbangan sistem salurankipas udara akan berpindah dari titik A ke titik B, sehingga
volume aliran udara berubah dari titik rancangan Q
1
ke Q
2
. 2 Dari kondisi di atas yaitu terjadinya kenaikan volume, maka hal ini
akan diikuti dengan kenaikan daya poros kW dari N
1
ke N
2
. Namun kondisi kenaikan daya sebagai akibat perubahan kondisi kerja ini
menyebabkan motor menjadi panas dan solusi untuk mengatasi ini adalah dengan menggunakan motor listrik dengan daya nominal satu
tinggkat lebih tinggi. 3 Jika volume aliran Q
2
dalam grafik tersebut, diperoleh dengan mengatur damper, maka kipas udara harus bekerja pada putaran lebih
tinggi dari pada yang normal. Sehingga hal ini berakibat daya poros bertambah besar, pemakaian daya listrik makin besar selain dari pada
itu suara yang timbul juga semakin besar. 4 Jika tahanan aliran jauh lebih besar daripada titik rancangannya,
misalnya hal ini karena ada kesalahan perancangan saluran atau penutup damper terlalu rapat, maka keseimbangan sitem salurankipas
udara berpindah dari titik A ke titik C dan volume aliran tetap di Q
1
, maka putaran poros harus dinaikkan dari n
1
ke n
3
untuk memperoleh
29
titik operasi E. Hal ini berakibat daya poros naik dan bunyi semakin keras.
d. Hukum Kipas Udara Karakteristik kipas udara tergantung pada putarannya. Hukum kipas
udara antara lain : 1 Volume aliran udara sebanding putaran kipas
Q
2
= Q
1
x
1 2
n n
3.8 2 Tekanan udara total, statik dan dinamik sebanding dengan kuadrat
putaran kipas udara. P
2
= P
1
x
2 1
2
n n
3.9 3 Daya poros sebanding dengan pangkat tiga putaran kipas udara
N
2
= N
1
x
3 1
2
n n
3.10 4 Apabila putaran kipas udara dan volume aliran udara adalah sebuah
konstata, maka tekanan daya sebanding dengan massa jenis udara. P
2
= P
1
x
1 2
ρ ρ
3.11
N
2
= N
1
x
1 2
ρ ρ
3.12
30
Keterangan: P
1
= tekanan udara sebelum terjadi perubahan, mm H
2
Q
1
= volume aliran udara sebelum terjadi perubahan, m
3
menit n
1
= putaran poros sebelum terjadi perubanan, rpm N
1
= daya poros sebelum ada perubahan, kW
1
= massa jenis udara sebelum ada perubahan, kgm
3
P
2
= tekanan udara setelah terjadi perubahan, mm H
2
Q
2
= volume aliran udara setelah terjadi perubahan, m
3
menit n
2
= putaran poros setelah terjadi perubanan, rpm N
2
= daya poros setelah ada perubahan, kW
2
= massa jenis udara setelah ada perubahan, kgm
3
6. Koil Pendingin FCU