Analisis Peluang Hemat Energi

78 konsumsi energi listrik pada FCU kotor akan naik. Selain itu debu-debu yang melekat di atas permukaan fin evaporator akan menyebabkan proses perpindahan panas yang terjadi tidak optimal karena karena debu yang melekat akan berfungsi sebagai isolator sehingga dingin yang berasal dari air chiller tidak sepenuhnya dapat dikirim ke udara yang dihembuskan dengan bantuan kipas. b. Mengatur setup temperatur air keluar Leaving Chilled Water Temperatur =LCWT pada chiller. Dengan menaikkan LCWT dapat menyebabkan kapasitas pendinginan dari chiller menjadi berkurang. Pengurangan kapasitas chiller ini akan berdampak pada penurunan konsumsi listrik. Karena kenaikan LCWT datat menyebabkan naiknya suhu ruangan seluruh hotel, maka dengan pengaturan LCWT sebaikya perlu diatur agar temperatur ruangan-ruangan masih berada di kondisi nyaman. Dari pengenalan peluang hemat energi PHE di atas diharapkan dapat menurunkan konsumsi energi listrik terutama pada sistem pendingin hotel dan pada akhirnya dapat menurunkan nilai IKE listrik hotel.

C. Analisis Peluang Hemat Energi

Setelah dilakukan pengenalan peluang penghematan energi, selanjutnya dilakukan analisis terhadap peluang hemat energi tersebut. Diketehui bahwa di Hotel Santika Premiere tedapat 153 unit FCU yang tersebar di ruangan- 79 ruangan mulai dari lantai bawah tanah basement floor sampai kamar-kamar tamu lantai 3 sd 11 dan unit FCU yang terbagi menjadi 2 kategori yaitu FCU dengan menggunakakn daya motor 20 watt dan 750 watt yang terletak di setiap kolidor. Dalam peluang hemat ini akan dilihat seberapa besar perubahan laju aliran volume udara suplai yang terjadi akibat pengotoran debu pada kipas fan dan menentukan seberapa besar perbedaan konsumsi energi listrik untuk kondisi kotor dan bersih. Untuk pengukuran mula-mula diukur terlebih dahulu besar kecepatan keluar dari saluran udara ducting pada suatu unit FCU, kemudian dengan mengukur pula dimensi dari saluran udara ducting, mengukur besar arus listrik dan waktu pengkondisisan suatu ruangan untuk mencapai kondisi nyaman. Setelah itu menghitung dan membedakan antara banyaknya udara yang dihasilkan kipas fan baik kondisi kotor ataupun kondisi bersih. Selama observasi dan wawancara dengan staf engineering dijelaskan bahwa periode pembersihan unit FCU dilakukan selam 1 sd 2 bulan sekali, akan tetapi pembersihan unit FCU ada beberapa yang terlewati karena penjadwalan selalu terbentur dengan event-event tertentu dan kamar selalu terisi oleh tamu sehingga pembersihan unit FCU bisa dilakukan selam 3 bulan sekali atau tidak sama sekali dibersihkan seperti FCU di ruang-ruang karyawan tiap departement. Hal ini diakibatkan karena karyawan merasa terganggu apabila adanya pembersihan FCU di ruang mereka. Untuk 80 spesifikasi lokasi unit FCU yang ada di Hotel Santika Premiere Semarang dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.14 Spesifikasi lokasi unit FCU di Hotel Santika Premiere Semarang No Nama Alat Jumlah Lokasi Daya Fan W att 1 Fan Coil Unit FCU Koridor 16 Lantai 3 A-B 750 Merk : Carier Lantai 10 A-B 2 Fab Coil Unit FCU Room 125 Room 301 s Room 1016 20 Merk : Carier 3 Fan Coil Unit FCU room lt XI dan Launge 1 blower 12 1101 = 4 pcs 20 Merk : Carier 1102 = 2 pcs 1103 = 2 pcs Launge = 4 pcs Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah unit FCU pada Hotel Santika Premiere Semarang ada sekitar 153 unit yang terbagi atas 132 unit daya motor 20 watt dan 16 unit FCU motor 750 watt. Selanjutnya melakukan pengukuran baik pada kondisi aktual kotor maupun kondisi setelah dibersihkan dan prosedur pengukurannya adalah sebagai berikut: 1. Mengukur kecepatan udara Grill pada ujung saluran udara ducting dilepas kemudian anemometer diletakkan tepat ditengah-tengah saluran udara, kemudian diukur besar kecepatan udara yang keluar dari saluran udara tersebut. Untuk grill yang tidak dapat dilepas pengukuran dilakukan dengan cara 81 membuat corong bebentuk segiempat dengan panjang dan lebar sesuai dengan dimensi grill lalu dipasang dan dilekatkan pada grill tersebut. Hal ini bertujuan agar udara yang keluar menyebar dari grill dapat terkumpul lagi pada corong tersebut. Lalu anemometer diletakkan di tengah-tengah dari corong buatan tadi dan mengukur kecepatan udara yang dihasilkanoleh FCU tersebut. 2. Pengukuran besar putaran kipas fan Mengukur besar putaran fan dengan menggunakan tachometer. Dan pengukuran ini dilakukan sesuai dengan tingkat kecepatan putar fan. Pengukuran putaran fan ini adalah untuk menunjukkan apakah putaran fan pada kondisi kotor dan kondisi bersih sama. 3. Pengukuran besar arus dan tegangan kipas Mengukur besar arus dan tegangan kipas berdasarkan pada variasi kecepatan putaran dari kipas. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan digital clamp meter. 4. Mengukur waktu yang diperlukan suatu ruangan mencapai kondisi nyaman 5. Mengukur suhu ruangan aktual Mencatat semua kondisi suhu ruangan mula-mula dan sesudah kipas dibersihkan. Pengukuran menggunakan higrometer. 6. Mencatat periode pembersihan pada FCU yang diteliti. 82 Setelah pengukuran lalu dilakukan analisis dengan perhitungan, berikut ini adalah contoh perhitungan pada suatu ruangan: Misal : pada ruangan Guest Room kamar tamu 303 di lantai 3 menggunakan FCU Fan Coil Unit. Berikut ini adalah data spesifikasinya: Dari hasil pengukuran dan perhitungan dapat ditabelakan sebagai berikut : AA204553 ITU 4P oP 20W 230V-1Ø 50Hz; 1,5mf 450VAC; No batch B05001A No seri 39-0016; Model CC1000-2 LH Jumlah grill : 1 buah Dimensi grill : berbentuk persegi panjang Periode pembersihan : 1 tahun 3 bulan 1 kondisi FCU kotor Tabel 4.15 Data hasil pengukuran pada kondisi FCU kotor untuk daya kipas 20 watt Tingkat kecepatan kipas Kec. Putar kipas rpm Kec. Udara fpm Debit udara cfm Arus A Teg. V Daya watt Waktu Pengkond menit 1 1420 520 292,18 0.15 230 21,06 18 2 1665 610 340,56 0,2 230 30,5 13 3 2314 710 388,54 0,2 230 30,5 10 2 Kondisi FCU bersih 83 Tabel 4.16 Data hasil pengukuran pada kondisi FCU bersih untuk daya kipas 20 watt. Tingkat kecepatan kipas Kec. Putar kipas rpm Kec. Udara fpm Debit udara cfm Arus A Teg. V Daya watt Waktu Pengkond. menit 1 1415 580 326,89 0.2 230 31,6 14 2 1669 650 378,86 0,3 230 50,4 10 3 2317 710 405,59 0,3 230 50,4 8 Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa pada kondisi FCU kotor putaran kipas yang sama debit dari udara yang dihasilkan berkurang jumlahnya. Disamping pihak daya yang dibutuhkan kipas naik. Dan waktu pengkondisian pada FCU kotor membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dari pada kondisi bersih untuk sama-sama mencapai kondisi nyaman ruangan. Berikut ini adalah analisis perhitungan energi listrik yang dikonsumsi antara kondisi kotor dan kondisi bersih dilihat dari debit udara. Pada putaran kipas 1 pada FCU bersih dihasilkan debit udara sebesar 326,89 cfg sedangkan pada kondisi FCU kotor pada putaran kipas 1 debit udara berkurang menjadi 292,18 cfg. Maka untuk mempertahankan debit sesuai dengan kondisi bersih, maka pada kondisi kotor putaran kipas harus diatur pada putaran yang lebih tinggi satu tingkat di atasnya yaitu pada putaran 2. dan pada putaran 2 ini debit udara yang dihasilkan adalah 340,56 cfm. 84 Untuk daya kipas pada tingkat kecepatan satu ke tingkat dua juga meningkat yaitu dari 21,06 watt menjadi 30,5 watt. Peningkatan daya kipas pada kondisi kotor ini merupakan pemborosan konsumsi energi listrik yang terjadi, berikut ini adalah perhitungannya : P = P kec.putar kipas2 -P kec.putar kipas1 = 30,5 – 21,06 = 9,44 atau kenaikannya sebesar 30,9 . Apabila FCU dioperasikan 20 jam sehari berturut-turut dan selama setahun, maka besar kenaikan energi listrik sebesar : W= P.t = 9,44 x 20 x365 = 68,91 kWHtahun 68,91 kWHtahun adalah pemakaian untuk 1 unit FCU, sedangkan di Hotel Santika Premiere terdapat 137 FCU yang berkapasitas 20 watt. Maka untuk total pemakaian energi untuk keselurahan FCU 20 watt adalalah 137 x 68,91 kWHtahun = 9.439,3 kWHtahun Dari tabel di atas baik 5.9 dan 5.10 maupun diketahui bahwa kecepatan kipas hampir sama untuk unit FCU baik pada kondisi kotor maupun bersih sehingga kecepatan putaran kipas tidak terpengaruh oleh kondisi baik atau kotornya FCU. Namun yang mempengaruhi kondisi kondisi kotor atau bersihnya kipas adalah debit atau jumlah udara yang dihasilkan kipas menjadi berkurang untuk kondisi kotor. 85 Selain itu waktu pengkondisian yang diperlukan agar suau ruangan dapat mencapai kondisi nyaman juga lebih lama pada konsisi FCU kotor sehingga pemakaian energi listriknya pun meningkat.

D. Implementasi Peluang Hemat Energi