Kebutuhan untuk Melindungi Kebudayaan yang Tidak Tampak

93

4.5.1.2 Kebutuhan untuk Melindungi Kebudayaan yang Tidak Tampak

Kebutuhan untuk melindungi kebudayaan yang tidak tampak merupakan salah satu dari enam indikator dari motivasi konservasi kebudayaan. indikator ini terdiri dari 11 aitem yang valid dengan skor tertinggi 4 dan skor terendah 1. Berdasarkan penilaian dengan menggunakan kategorisasi jenjang ordinal dari Azwar 2005:108 diperoleh tingkat motivasi konservasi dengan kriteria sebagai berikut: Skor tertinggi = 11 x 4 = 44 Skor terendah = 11 x 1 = 11 Mean teoritis = 11 x 2,5 = 27, 5 Standar deviasi = = = 5,5 Hasil analisis data motivasi konservasi kebudayaan pada indikator kebutuhan untuk melakukan perlindungan terhadap kebudayaan yang tidak tampak pada masyarakat Salappa’ dapat dilihat pada table berikut, sedang rincian peresponden dapat dilihat pada lampiran skor mentah penelitian. Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Motivasi Konservasi Kebudayaan pada Indikator Kebutuhan untuk Melindungi Kebudayaan yang Tidak Tampak pada Masyarakat Dusun Salappa’ No Kategori Kriteria ∑Subjek frekuensi Persentase 1 Sangat Tinggi 35,75 X 24 44,44 2 Tinggi 30,25 X ≤ 35,75 24 44,44 3 Sedang 24,75 X ≤ 30,25 4 7,41 4 Rendah 19,25 X ≤ 24,75 2 3,71 5 Sangat rendah X ≤ 19,25 Jumlah 54 100 94 Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui apabila subjek penelitian mempunyai skor lebih dari 35,75 berarti subjek mempunyai tingkat kebutuhan untuk melindungi kebudayaan tidak tampak yang sangat tinggi. Subjek penelitian yang mempunyai skor antar 30,25 sampai dengan 35,75 berarti subjek penelitian mempunyai tingkat kebutuhan untuk melindungi kebudayaan tidak tampak pada kriteria yang tinggi. Subjek penelitian dikatakan memiliki kebutuhan untuk melindungi kebudayaan tidak tampak yang sedang jika ia memiliki skor antara 24,75 sampai dengan 30,25 Subjek penelitian yang mempunyai skor antara 19,25 sampai dengan 24,75 maka subjek penelitian berada pada tingkatan rendah pada kebutuhan untuk melindungi kebudayaan tidak tampak. Subjek penelitian yang mempunyai skor kurang dari 19,25, maka subjek penelitian tersebut berada pada tingkatan kebutuhan untuk melindungi kebudayaan tidak tampak. Terlihat pada tabel 4.9 bahwa sebagian besar responden memiliki kebutuhan untuk melindungi kebudayaan yang tidak tampak dalam rangka motivasi konservasi kebudayaan masuk pada kategori tinggi cenderung sangat tinggi. Hal ini ditandai dengan 44,44 responden berada pada kategori tinggi dan 44,44 responden berada pada kategori yang sangat tinggi. Hal ini berarti responden mempunyai kebutuhan yang kuat untuk melindungi nilai-nilai, norma dan adat istiadat Mentawai agar tidak punah pada tingkat yang tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar diagram persentase motivasi konservasi kebudayaan dalam indikator kebutuhan untuk melindungi kebudayaan yang tidak tampak berikut ini: 95 Gambar 4.3 Diagram Persentase Motivasi Konservasi Kebudayaan pada Indikator Kebutuhan untuk Melindungi Kebudayaan yang Tidak Tampak Berdasarkan norma kategorisasi pada tabel 4.7 diketahui bahwa kuatnya kebutuhan untuk melindungi kebudayaan yang tidak tampak ini ditandai dengan 11 sub indikatornya masuk pada kategori tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10 Norma Kategorisasi Sub Indikator dari Kebutuhan untuk Melindungi Kebudayaan yang Tidak Tampak pada Masyarakat Dusun Salappa’ N O Sub Indikator Kategori Jumlah Tinggi Sedang Rendah 1 Kebutuhan untuk melindungi upacara nemnem kabei 83,3 16,7 100 2 Kebutuhan melindungi upacara pangabela 77,8 22,2 100 3 Kebutuhan melindungi upacara panuggru 92,5 7,5 100 4 Kebutuhan melindungi upacara irig gou-gou 81,4 18,6 100 5 Kebutuhan melindungi upacara irig toitet 85,2 14,8 100 6 Kebutuhan melindungi upacara rauk 88,8 11,2 100 96 7 Kebutuhan melindungi upacara pasoga 79,7 20,3 100 8 Kebutuhan melindungi upacara pasisio’so 61,1 38,9 100 9 Kebutuhan melindungi upacara Eneget 88,9 11,1 100 10 Kebutuhan melindungi kebudayaan membayar tulou 85,2 14,8 100 11 Kebutuhan melindungi upacara masiut potat tubu 55,5 44,5 100

4.5.1.3 Dorongan untuk Melakukan Perlindungan Kebudayaan yang Tampak

Dokumen yang terkait

GEOGRAFI DIALEK BAHASA MENTAWAI DI KECAMATAN SIBERUT SELATAN.

0 5 15

KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT MENTAWAI PASCA GEMPA DAN TSUNAMI Studi Dusun Purourogat Desa Malakopak Kecamatan Pagai Selatan Kepulauan Mentawai.

1 5 46

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENGOBATAN TRADISIONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA SIBERUT KECAMATAN SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI TAHUN 2012.

0 0 14

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENGOBATAN TRADISIONAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA SIBERUT KECAMATAN SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI TAHUN 2012.

0 2 13

NEGARA VS MASYARAKAT DALAM POLITIK AGRARIA (STUDI KASUS EKSISTENSI KEPEMILIKAN MASYARAKAT ADAT ATAS HUTAN DALAM AREAL TAMAN NASIONAL SIBERUT DI DESA BOJAKAN KECAMATAN SIBERUT UTARA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI).

0 0 16

PENGKAJIAN CALON LOKASI PEMBERDAYAAN KOMUNITAS ADAT TERPENCIL Dusun Pei Pei Desa Pasakiat Taleleu Kec. Siberut Selatan Kab. Kepulauan Mentawai Propinsi Sumatra Barat.

0 0 19

NEGARA vs MASYARAKAT DALAM POLITIK AGRARIA (Studi Kasus Eksistensi Kepemilikan Masyarakat Adat Atas Hutan Dalam Areal Taman Nasional Siberut Di Desa Bojakan Kecamatan Siberut Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai).

0 1 2

Konflik Tanah Adat Pasca Program Pemukiman Kembali Masyarakat Terasing Di Komunitas Siberut(studi Kasus : Desa Maileppet, Kec. siberut selatan, Kabupaten Kep. Mentawai).

0 0 10

Pemilikan dan Penguasaan Lahan pada Orang Mentawai: Studi Enografi pada Masyarakat Dusun Madobag Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Mentawai - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 72

Pemilikan dan penguasaan lahan pada orang Mentawai: studi etnografi pada masyarakat Dusun Madobag Kecamatan Siberut Selatan Kapubaten Mentawai - Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

0 0 17