75
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini merupakan kajian ilmiah tentang motivasi konservasi kebudayaan pada masyarakat Salappa’. Hasil penelitian merupakan data yang
diperoleh dari penyebaran instrumen tertentu yang kemudian dianalisis dengan teknik dan metode tertentu yang telah ditentukan. Pada bab ini akan disajikan
beberapa hal yang berkaitan dengan proses, hasil dan pembahasan penelitian. Adapun hal-hal yang akan dibahas dalam bab ini adalah sebagai berikut:
4.1 Persiapan Penelitian
4.1.1 Tempat Penelitian
Salappa’ adalah sebuah dusun yang terletak di Desa Muntei, Kecamatan Siberut Selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai. Untuk mencapai dusun ini kita
harus melewati sungai Silaoinan yang memakan waktu 3 sampai 5 jam dari muara Siberut Selatan dengan menggunakan perahu dengan mesin 15 PK. Dusun
Salappa’ itu sendiri berasal dari nama suku yang pertama kali menempati wilayah ini, sedangkan kata Salappa’ itu sendiri berasal dari kata Lappa’ yaitu sejenis
pohon yang mengandung racun dan nenek moyang suku Salappa’lah yang menemukan pohon ini pertama kali ketika akan membuka lahan dikawasan
Silaoinan Hulu oleh karena mereka yang menemukan pohon tersebut maka suku mereka dinamai dengan Salappa’.
76
Setelah Indonesia merdeka, sekitar tahun 1950-an, semua penduduk yang menyebar di daerah Silaoinan dikampungkan oleh pemerintah. Lokasi yang
dipilih adalah Silaoinan Hilir, yang dahulunya merupakan perladangan suku Salaisek, Saboijiat dan Sadodolu. Pemerintah menamakanya dengan Dusun
Salappa’. Dusun Salappa’ itu sendiri memiliki luas sekitar 360 ha dengan luas wilayah pemukiman 36 ha. Wilayah seluas 360 ha ini dibagi berdasarkan
kegunaan kawasan tersebut. Perkampungan disebut dengan Barasi, perladangan yang disebut Mone dan kawasan hutan yang disebut Leleu, serta sungai yang
disebut Oinan. Perkampungan yang dinamai Barasi ini terdapat 72 Kepala Keluarga KK yang tinggal dirumah-rumah buatan pemerintah yang lebih dikenal
oleh masyarakat setempat dengan rumah sosial, yang berbahan dasar kayu. Pembangunan rumah-rumah sosial ini dilakukan dalam rangka proyek
Pemukiman Kembali Masyarakat Adat Terasing PKMAT yang sempat terbengkalai pada tahun 1998 dan baru selesai pada bulan Oktober 2003.
4.1.2 Proses Perijinan
Salah satu prosedur yang harus dipenuhi untuk melakukan sebuah penelitian adalah mendapatkan ijin dari lembaga atau pihak-pihak terkait.
Perijinan melakukan penelitian diawali dari permohonan surat ijin dari Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang diajukan kepada Dekan
Fakultas Ilmu Pendidikan. Surat ijin penelitian diperoleh dan disahkan pada tanggal 20 September 2008 oleh Pembantu Dekan Bidang Akademik yaitu Drs.
Akhmad Munib, SH, MH, M.Si dengan nomor 2002H37.1.1PP2008.
77
Langkah selanjutnya adalah memberikan surat injin penelitian tersebut yang dilampirkan proposal penelitian kepada Badan Kesatuan Bangsa dan
Perlindungan Masyarakat KESBANG LINMAS, yang kemudian mengeluarkan rekomendasi untuk melaksanakan penelitian pada tanggal 29 Oktober 2008
dengan nomor B.0701285KB-BKL2008. Surat rekomendasi tersebut memiliki tembusan kepada:
1. Mendagri Cq. Dirjen Kesatuan Bangsa di Jakarta
2. Bapak Gubernur Prop. Sumbar sebagai laporan
3. Sdr Bupati Kep.Mentawai Cq.Kakan Kesbang Pol Linmas di Tua Pejat
4. Sdr. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
5. Pertingal
Setelah mendapat ijin tersebut dan ijin dari kepala dusun dan masyarakat setempat maka peneliti mulai melakukan penelitian tentang Motivasi Konservasi
Kebudayaan Pada Masyarakat Salappa’.
4.1.3 Penentuan Sampel