95 Jika dilihat berdasarkan grafik di atas, maka data dari semua
data berdistribusi normal. Hal ini karena semua data menyebar mengikuti garis Normalitas.
4.1.2.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dapat dilihat dari uji Lavene dari pengulangan variabel profesionalisme maupun budaya organisasi
sekolah. Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan homogen. Adapun hasil pengujian homogenitas adalah
sebagai berikut : Tabel 4.14
Hasil Uji Homogenitas No Variabel
Lavene Statistic
Sig Kriteria 1
2 Profesionalisme
Budaya organisasi 0,976
0,772 0,300
0,369 Homogen
Homogen
Terlihat dari tabel 4.14 bahwa nilai Lavene statistic variabel profesionalisme dan budaya organisasi adalah sebesar 0,976 dan
0,772 dengan nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner pada masing-
masing variable bersifat homogen.
4.1.2.3 Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang “sempurna” atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel yang
menjelaskan dari model regresi. Istilah multikolinearitas berkenaan
96 dengan terdapatnya lebih dari satu hubungan linear pasti, dan istilah
kolinearitas dengan derajatnya satu hubungan linear Gujarati, 1999;157.
menurut Imam Ghozali 2001;63 multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor
VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dalam
pengertian sederhana setiap variabel bebas menjadi variabel terikat dan diregres terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur
variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai tolerance rendah sama
dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1tolerance dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cutoff yang
umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF di atas 10. Setiap analisis harus menentukan tingkat
kolinearitas yang masih dapat ditolerir. Hasil Analisis pada bagian coeffciient terlihat untuk keempat
variabel independent, angka VIF kurang dari 10 1,198 dan 1,198. Demikian juga dengan nilai Tolerance yang lebih dari 0,1 yaitu
0,835 dan 0,835. Dengan demikian dapat disimpulkan model regresi tersebut
tidak terdapat problem multikolinieritas. Maka model regresi yang ada layak untuk dipakai dalam memprediksi kinerja guru.
97
4.1.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Imam Ghozali 2001;77 juga berpendapat bahwa Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Deteksi adanya heterokedastisitas dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik, di mana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y
sesungguhnya yang telah di-studentized. Singgih Santoso, 2000. Adapun grafik hasil uji heterokesdastisitas adalah sebagai berikut :
Scatterplot Dependent Variable: Kinerja
Regression Standardized Predicted Value
3 2
1 -1
-2 -3
-4
Regression Studentized Residual
6 4
2
-2 -4
-6
Dari grafik, terlihat titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik
98 di atas maupun di bawah angka 0 nol pada sumbu Y. Hal ini
berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kinerja
guru.
4.1.3 Analisis Regresi Linier Berganda