27
2.1.2.1 Profesionalisme Guru
Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan profesionalisme di ataranya: a profesi suata pekerjaan yang menuntut persyaratan khusus
dan istimewa sehingga meyakinkan dan memperoleh kepercayaan pihak yang memerlukan, b profesional adalah memadai persyaratan sebagai
profesi, c profesionalisasi proses atau usaha menuju ke arah terpenuhinya persyaratan suatu jenis atau model pekerjaan yang ideal, d
profesionalitas adalah ukuran kadar keprofesiannya, e profesionalisme konsepsi keprosifesian yang telah menjadi budaya, pandangan, faham, dan
pedoman hidup seseorang atau sekelompok orang atau masyarakat tertentu. Angkatno: November 2006.
Perihal profesionalisme guru selanjutnya dalam pembahasan ini akan disebut dengan guru profesional. Para pakar manajemen pendidikan
telah banyak yang membahas tentang guru profesional, seperti : 1 Menurut Rice Bishoprick 1971 sebagai dikutip oleh Ibrahim
2003:5 mengemukakan guru profesional adalah “guru yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehari-
hari”. Profesionalisasi guru menurut kedua pakar di atas dipandang sebagai suatu proses yang bergerak dari tidak tahu ignorance menjadi
tahu, dari ketidakmatangan immaturity menjadi matang, dari diarahkan oleh orang lain other-directedness menjadi mengarahkan diri sendiri.
Peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah MPMBS mempersyaratkan adanya guru-guru yang memiliki pengetahuan yang
28 luas, kematangan, dan mampu menggerakkan dirinya sendiri dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. 2 Sedangkan menurut Glickman 1981 sebagai dikutip oleh Ibrahim
2003:5 menegaskan bahwa” seseorang akan bekerja secara profesional bilamana orang tersebut memiliki kemampuan ability dan motivasi
motivation.” Ini berarti bahwa seseorang akan bekerja secara profesional bilamana memiliki kemampuan kerja yang tinggi dan kesungguhan hati
untuk mengerjakan pekerjaan atau profesinya dengan sebaik-baiknya. Tetapi seseorang tidak akan bekerja secara profesional jika hanya
memenuhi salah satu persyaratan di atas. Oleh karena itu, setinggi apapun kemampuan seseorang tidak akan bekerja secara profesional apabila tidak
memiliki motivasi yang tinggi. Demikian juga sebaliknya, betapa pun tingginya motivasi kerja seseorang tidak akan sempurna melaksanakan
tugas-tugasnya tanpa didukung dengan kemampuan. Selanjutnya Glickman dalam Ibrahim 2003:5 mengatakan : “ seorang guru dapat
dikatakan profesional bilamana memiliki kemampuan tinggi high level of abstract dan motivasi kerja tinggi high level of commitment .“ Tingkat
komitmen guru terbentang dalam satu garis kontinum, bergerak dari yang paling rendah ke yang paling tinggi. Guru yang memiliki komitmen yang
rendah biasanya kurang memberikan perhatian kepada peserta didiknya, demikian juga waktu dan tenaga yang digunakan untuk meningkatkan
mutu pembelajaran sangat sedikit. Sebaliknya, seorang guru yang memiliki komitmen tinggi biasanya tinggi sekali perhatiannya kepada
29 peserta didiknya, demikian juga waktu yang disediakan untuk peningkatan
mutu pendidikan sangat banyak. Oleh karena itu, guru diharapkan mempunyai komitmen yang tinngi dalam menjalankan tugasnya untuk
meningkatkan mutu pendidikan. 3. Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen profesional adalah
“pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang yang menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.” Berdasarkan pengertian tersebut yang
dimaksud dengan guru profesional adalah guru yang melakukan pekerjaan sebagai sumber penghasilan atau mata pencaharian yang berdasarkan
keahlian, kemahiran, dan kecakapan, untuk memperoleh semua itu harus melalui pendidikan formal atau khusus.
2.1.2.2 Prinsip-prinsip Profesionalitas Guru dan Dosen Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen adalah: