108 9.
Seorang guru harus memiliki kompetensi terhadap pendidikan khususnya pembelajaran. Jika masalah ini dimiliki oleh setiap
guru maka apa yang menjadi harapan masyarakat dan pemerintah akan mudah terwujud. Namun kenyataan di lapangan masih banyak
guru yang belum berkompetensi dalam pembelajaran. Salah satu penyebabnya adalah guru kelas karena terlalu banyak beban yang
harus dikerjakan.
4.2.2 Hubungan Budaya Organisasi Sekolah dengan Kinerja Guru.
Berdasarkan uji parsial diperoleh p value 0,000 yang berarti bahwa hipotesis menyatakan ada hubungan budaya organisasi sekolah dengan
kinerja guru diterima. Berdasarkan hasil analisis regresi menyatakan bahwa semakin tinggi budaya organisasi sekolah diikuti dengan
kenaikkan kinerja guru. Salah satu faktor yang ikut menentukan kinerja guru adalah budaya organisasi sekolah. Semakin tinggi budaya organisasi
sekolah semakin tinggi pula kinerja gurunya, sebaliknya semakin berkurang budaya organisasi sekolah yang terjadi di sekolah maka
semakin menurun kinerja gurunya. Berdasarkan hasil penelitian ternyata sebagian besar responden
guru menyatakan bahwa budaya organisasi sekolah di SD Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes tergolong tinggi. Menurut Edgar H.
Schein, 1985:2 menyatakan budaya organisasi pola asumsi dasar yang dimiliki bersama di mana kelompok mempelajari untuk memecahkan
adaptasi eksternal dan integrasi internal. Pendapat Schein diperkuat oleh
109 Owns 1995:82 menyatakan bahwa keduanya berpendapat setiap
organisasi memiliki dua masalah pokok yang berkaitan dengan kondisi internal dan tantangan eksternal. Selain itu keduanya memandang bahwa
budaya organisasi memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah- masalah tersebut, jika budaya tersebut diterapkan secara baik oleh anggota
dan diajarkan kepada anggota baru. Data penelitian menunjukan bahwa budaya organisasi sekolah
tergolong baik 63,33, sangat baik 20,00, cukup 15,00, dan rendah 1,67. Ini menunjukan bahwa budaya organisasi sekolah di SD
Kecamatan Banjarharjo tinggi. Hal ini terbukti dengan mean 37,9167 dalam kategori baik. Adapun besarnya pengaruh budaya organisasi
terhadap kinerja guru diperoleh koefisien sebesar 0,727 atau sebesar 0,727² = 54,88. Budaya organisasi sekolah yang sangat baik perlu
dipertahankan dan diperhatikan oleh guru adalah : 1.
Seorang guru harus memahami dan melaksanakan konsensus pentingnya keyakinan terhadap misi dan strategi
sekolah. Jika semua guru melaksanakan apa yang menjadi misi dan strategi sekolah maka akan tercipta budaya
organisasi sekolah yang baik dan akan berdampak positif terhadap kinerja guru.
2. Seorang guru harus selalu melaksanakan adanya konsesus
untuk memperbaiki kegagalan. Tidak semua orang memiliki sifat yang sama, ada orang yang masa bodoh
110 terhadap kegagalan yang dihadapi ada pula yang cepat
tanggap dalam menghadapi kegagalan. Bila semua guru berpendapat bahwa kegagalan merupakan suatu
keberhasilan yang tertunda maka mereka mau memperbaiki kegagalan tersebut.
3. Seorang guru harus selalu melaksanakan adanya pentingnya
keyakinan akan kesatuan bahasa dalam mencapai tujuan. Bila semua guru mau melaksanakan hal tersebut, maka
setiap ada permasalahan yang dihadapi akan segera dipecahkan untuk mencapai mufakat tanpa ada perselisihan
maupun perseteruan. Sehingga akan tercapai suasana yang aman, nyaman, dan damai di lingkungan sekolah.
4. Seorang guru harus melaksanakan konsensus untuk
mengembangkan rasa kesetiakawanan. Jika hal ini dilaksanakan guru dengan sebaik-baiknya maka akan
tercipta persatuan dan kesatuan seluruh warga sekolah yang akan berdampak positif terhadap kinerja guru.
5. Seorang guru harus menyadari konsensus adanya hukuman
dan hadiah dalam melanggar dan meraih prestasi. Hal ini jika disadari oleh para guru maka mereka tidak akan
melanggar peraturan yang ada, tetapa sebaliknya mereka justru
akan berlomba-lomba
meraih prestasi. Untuk itu
111 pemerintah baik kota maupun provinsi hendaknya
memotivasi kepada para guru untuk berprestasi.
4.2.3 Hubungan secara bersama-sama antara Profesionalisme Guru,