Teknik Keabsahan Data PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK TUNAGRAHITA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI GEJAYAN.

27 berbeda. Triangulasi teknik ini dilakukan dengan menggunakan hasil wawancara, yang kemudian dicek dengan menggunakan hasil observasi dan dokumentasi. Dari teknik-teknik tersebut diharapkan dapat menghasilkan sebuah kesimpulan terkait dengan pelaksanaan pembelajaran matematika pada anak tunagrahita di SDN Gejayan. 128 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dengan guu kelas, guru mata pelajaran, dan guru pendamping khusus, serta dokumentasi, didapatkan data sebagai berikut. 1. Deskripsi Subjek Penelitian a. Subjek I DN, berusia 13 tahun 5 bulan, saat ini bersekolah di SD Negeri Gejayan. Berdasakan hasil pemeriksaan psikologi oleh RSUP Dr.Sardjito pada tahun 2013, DN memilki hambatan intelektual ringan atau diklasifikikan sebagai tunagrahita ringan. Saat ini DN berada di kelas 4 dengan kemampuan akademik setara dengan kelas 2. Dalam akademik DN sudah dapat membaca, menulis dan melakukan operasi hitung sederhana. Namun dalam membaca masih lambat dan memerlukan waktu yang lebih lama dari temannya. Kemampuan berhitung DN cukup baik,hanya dalam menggunakan penggaris dan menggambar sesuai ukuran DN masih memerlukan bantan. DN cenderung mudah untuk melupakan materi pelajaran yang telah diterima, karena kemampuan pemahamannya cenderung rendah, dan ketika proses pembelajaran berlangsung, DN sering berbicara, dan ketika mulai bosan, DN akan jalan-jalan. b. Subjek 2 NR, berusia 11 tahun 3 bulan, saat ini bersekolah di SD Negeri Gejayan. Berdasakan hasil pemeriksaan psikologi oleh RSUP Dr.Sardjito pada tahun 2013, 29 NR memilki hambatan intelektual ringan atau diklasifikikan sebagai tunagrahita ringan. Saat ini NR berada di kelas 4 dengan kemampuan akademik setara dengan kelas 2. Dalam akademik NR sudah dapat membaca, menulis dan melakukan operasi hitung sederhana. Kemampuan berhitung NR cukup baik,hanya dalam menggunakan penggaris dan menggambar sesuai ukuran NR masih memerlukan bantuan. NR cenderung mudah untuk melupakan materi pelajaran yang telah diterima, karena kemampuan pemahamannya cenderung rendah. 2. Pengorganisasian materi pelajaran matematika dalam pelaksanaan pembelajaran Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi peneliti dapat mengetahui bahwa sebagian besar dari aspek pengorganisasian materi pelajaran matematika untuk anak tunagrahita belum terlaksana seluruhnya. Pengorganisasian materi pelajaran matematika pada anak tunagrahita dalam pelaksanaan pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut. a. Pemberian materi dari yang mudah ke yang sukar Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan terhadap guru yang mengampu pembelajaran tungrahita yakni guru kelas, guru mata pelajaran matematika, guru pendamping, jawaban yang dikemukakan sebagai berikut. To : “Tidak ada materi yang diindividualisasikan karena kurangnya jumlah pendidik sementara ABKnya banyak.” Ka : “Materi yang disampaikan bersifat umum karena gurunya terbatas .” Vi : “Materinya disamakan dengan kelas, subjek DN dan NR didampingi ketika GPK ada jadwal ke sekolah itupun kalau dirasa perlu lebih ke perilaku kalau pendampingannya.” Pernyataan dari para guru mengenai pemberian materi dari yang mudah ke yang sulit juga didukung dengan observasi yang peneliti lakukan di lapangan. Selama pelaksanaan pembelajaran matematika guru memberikan materi yang