Proses Pembelajaran Matematika Pembelajaran Matematika pada Anak Tunagrahita

15 c. Tahap keterampilan Tahap keterampilan yaitu anak dilatih menggunakan konsepkonsep matematika yang telah diperoleh dalam memecahkan masalah. Dari uraian diatas dapat dimaknai bahwa pembelajaran matematika bagi anak tunagrahita ringan didasarkan pada materi matematika yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari anak tungrahita ringan. Anak tunagrahita ringan diharapkan dapat menguasai keterampilan-keterampilan dalam menghitung, bilangan, pengangkaan, hubungan, pengukuran, pengoperasian angka, pengoperasian angka rasional dan pemecahan masalah. Namun, pada anak tunagrahita ringan pemahaman konsep perlu diberikan secara mendalam agar anak dapat terampil dalam menggunakan konsep- konsep matematika untuk memecahkan permasalahan di lingkungan sehari-hari. Dalam hal ini, guru harus menggunakan alat bantu media pembelajaran untuk membentuk pemahaman yaitu dengan benda konkret.

4. Pendekatan Pembelajaran Matematika Anak Tunagrahita Ringan

Menurut Mumpuniarti 2007: 140 pendekatan pembelajaran matematika bagi tunagrahita berkaitan dengan prinsip belajar sebelumnya. Prinsip tersebut atas dasar teori tingkah laku. Prinsip-prinsip atas dasar teori tingkah laku tersebut meliputi : a. Suatu program yang dapat diberikan kepada siswa dari yang mudah menuju tugas yang sukar atau belum diketahui sebelumnya. b. Belajar akan lebih efektif apabila ikut serta dalam proses pembelajaran. 128 c. Positif reinforcement harus segera diberikan untuk mengikuti tanggapan yang tepat. d. Program harus menyediakan pembelajaran yang bersifat individual sehingga siswa dapat mengikuti sesuai dengan kemampuannya. Sebaiknya siswa diberikan waktu yang cukup sesuai kebutuhannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. e. Evaluasi perlu dilakukan untuk menentukan cara belajar siswa pada setiap materi pengajaran agar menjadi lebih efektif. f. Materi yang diberikan kepada siswa harus mendukung tercapainya tujuan khusus yang telah ditentukan sebelumnya. g. Materi yang diberikan harus sesuai dengan batas kemampuan siswa yang akan mempelajarinya. Hal ini berkaitan langsung dengan potensi yang terdapat pada siswa tunagrahita, sesuai kelainan yang dialaminya. h. Materi yang diberikan harus bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari siswa tunagrahita. i. Materi harus dirancang dari yang mudah ke yang sulit, dari yang konkret ke yang abstrak, agar pola fikir anak dapat berkembang. Prinsip-prinsip penyajian materi tersebut berkaitan dengan prosedur pembelajaran, dan materi yang disajikan perlu disesuaikan dengan perkembangan usia mental anak tunagrahita ringan. Tahapan usia mental anak tunagrahita perkembangannya lebih rendah dengan usia kronologisnya. Untuk itu, materi yang disajikan perlu disesuaikan dengan tahapan usia mental.

5. Srategi Pembelajaran Anak Tunagrahita