80
pimpinan sering memberikan perhatian yang menyenangkan. Namun demikian masih ada 40 dosen yang kadang-kadang saja merasa senang terhadap tugas bahkan
hanya 12 dosen yang melaksanakan tugas tersebut sepenuh hati karena imbalan yang pantas, selebihnya belum melaksanakan secara baik karena imbalan yang
diterima belum pantas atau sebanding dengan tugas yang diberikan. Hasil penelitian ini memberikan konsekuensi logis bagi pengelola akademi swasta di Kota Semarang
untuk memberikan perhatian dalam hal imbalan yang sepadan dan tentu saja perlu upaya penyadaran diri bagi dosen untuk mengimbanginya dengan pelaksanaan tugas
secara lebih baik.
d. Promosi
Promosi yang diberikan akademi demi kenaikan pangkat serta pengembangan profesi sangat dibutuhkan oleh para dosen karena menyangkut kesejahteraan mereka
dalam bekerja. Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa promosi yang didapatkan para dosen bervariasi seperti terlihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Motivasi akan Promosi Dosen Akademi Swasta Di Kota Semarang
No Interval skor
Kriteria Frekuensi
Persentase 1 85-100 Sangat
tinggi 1
1.0 2 69-84
Tinggi 50
49.5 3 53-68
Cukup 40
39.6 4 37-52
Rendah 10
9.9 5 20-36 Sangat
rendah 0.0
Jumlah 101
100 Sebanyak 49,5 dosen memandang bahwa promosi yang diberikan tergolong
tinggi, selebihnya 39,6 dalam kategori cukup bahkan 9,9 masih merasa rendah. Promosi dan jabatan pada umumnya diberikan kepada dosen-dosen yang memiliki
81
kemampuan lebih dalam berorganisasi, akademik dan memiliki wawasan luas untuk memajukan akademi, apalagi akademi swasta yang mati hidupnya tergantung dari
pemasukan keuangan yang diperoleh dari banyak sedikitnya mahasiswa yang kuliah pada akademi tersebut.
Salah satu upaya yang sering dilakukan adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai pengajar sehingga image di masyarakat menjadi meningkat
kualitasnya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pengembangan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan bagi tenaga pengajar melalui pelatihan-pelatihan
sesuai dengan bidangnya. Bentuk perhatian inilah yang sebenarnya dibutuhkan oleh dosen sebagai pengajar demi meningkatkan keilmuan di bidang yang digelutinya.
Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa perhatian ini masih dirasa belum optimal oleh para dosen. Faktor finansial yang disinyalir menjadi penyebab mengapa realisasi
motivasi promosi bagi dosen masih tergolong cukup. Akibatnya tidak semua dosen mendapatkan pelatihan-pelatihan yang diperlukan untuk menunjang profesinya
ataupun kenaikan jabatan dan pangkat juga belum banyak dirasakan oleh dosen akademi swasta di kota Semarang. Dosen seperti halnya tenaga pengajar yang tidak
tetap dan dihargai dengan banyaknya jumlah SKS mata kuliah yang diampunya. Tabel 4.11 Motivasi akan Promosi Dosen Akademi Swasta Di Kota Semarang
ditinjau dari setiap aspek
No Pernyataan Frekuensi Persentase
SL S K J TP SL S K J TP
1 Pimpinan
mengembangkan pengetahuan, kemampuan
dan keterampilan yang sesuai dengan bidang
17 51 15 16 2 17 50 15 16 2
2 Megikuti pendidikan dan
pelatihan guna kenaikan 14 55 14 12
6 14 54 14 12 6
82
pangkatgolongan
3 Mengikuti
kursuspelatihan dengan biaya akademi
8 9 23 49 12 8 9 23
48 12
4 Bekerja dengan baik
untuk mendapatkan promosi kenaikan
pangkat 15 33 27 16
10 15 33 26 16 10
Terlihat pada tabel 4.11 sebanyak 50 dosen menyatakan bahwa pimpinan sering mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan dan 54 dosen
menyatakan sering mengikuti pendidikan dan pelatihan guna kenaikan pangkat dan golongan, namun hanya 9 dosen yang sering dan 8 selalu mengikuti
kursuspelatihan dengan dibiayai oleh akademi. Akibatnya hanya 33 dosen yang sering dan 15 selalu menunjukkan kinerjanya agar mendapatkan promosi kenaikan
pangkat. Berdasarkan hasil penelitian ini maka perlu upaya dari pengelola akademi swasta di Kota Semarang untuk lebih memberikan perhatian tentang promosi para
dosen dalam pengembangan karirnya.
e. Pertumbuhan