78
data hanya 16 yang menyatakan sering dan 10 menyatakan selalu mendapatkan sarana dan prasarana memadai guna mendukung proses pengajaran.
Kondisi ini menuntut para pengelola akademi swasta di kota Semarang untuk lebih mampu mengelola keuangan sehingga dapat lebih memperhatikan sarana dan
prasarana pendukung pengajaran dengan harapan para dosen merasakan diakui keberadaannya dan menimbulkan kinerja secara lebih profesional.
c. Tanggung Jawab
Di samping bentuk dorongan prestasi maupun pengakuan dari lembaga pendidikan, para dosen juga berkeinginan untuk mendapatkan perhatian dalam hal
pekerjaan dan tanggungjawabnya, seperti halnya pemberian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan keahlian dapat menumbuhkan motivasi bagi para dosen untuk
melaksanakan kinerja secara lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga pendidikan atau akademi swasta di kota Semarang telah memberikan
motivasi kepada dosen untuk meningkatkan tanggungjawabnya. Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Motivasi akan tanggung jawab Dosen Akademi
Swasta Di Kota Semarang No Interval
skor Kriteria
Frekuensi Persentase
1 85-100 Sangat tinggi
2 2.0
2 69-84 Tinggi
51 50.5
3 53-68 Cukup
42 41.6
4 37-52 Rendah
4 4.0
5 20-36 Sangat rendah
2 2.0
Jumlah 101
100 Tabel 4.8 memperlihatkan bahwa 50,5 dosen mendapatkan motivasi tinggi
dari lembaga pendidikan tempat bekerja berkaitan dengan taggung jawabnya sebagai pengajar, selebihnya 41,6 merasa cukup. Hal ini membuktikan bahwa motivasi
79
yang mereka terima bervariasi karena masih banyak pula dosen yang belum mendapat dorongan kuat untuk melakukan kinerja sesuai dengan tanggung jawabnya.
Temuan penelitian ini memperlihatkan bahwa banyak para dosen merasakan bahwa tugas dan tanggung jawab yang diberikan oleh lembaga pendidikan tempat mereka
bekerja sudah sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Bentuk perhatian dari pimpinan yang menyenangkan juga sering dirasakan oleh dosen, meskipun dalam hal pekerjaan
kadang-kadang saja mereka merasa senang dengan tugasnya dan kurang dilakukan sepenuh hati karena imbalan yang diberikan tidak sebanding dengan yang dilakukan.
Fenomena imbalan finansial merupakan masalah umum yang sering dirasakan oleh tenaga pendidikan baik dari tingkat TK, SD, SMP, SMA maupun Perguruan Tinggi.
Tabel 4.9 Motivasi akan tanggung jawab Dosen Akademi Swasta Di Kota Semarang ditinjau dari setiap aspek
No Pernyataan Frekuensi Persentase
SL S K J TP SL S K J TP
1 Memberikan tugas dan
tanggung jawab sesuai keahlian
18 55 14 12 2 18 54 14 12 2
2 Perhatian pimpinan yang
menyenangkan 19 62
8 12 0 19 61 8 12 0
3 Merasa senang terhadap
tugas dan tanggung jawab yang diberikan
21 26 40 12 2 21 25 40 12 2
4 Melaksanakan dengan
sepenuh hati karena mendapat imbalan yang
pantas 1 12 25 34
29 1 12 25 33 29
Tabel 4.9 memperlihatkan bahwa 54 dosen menyatakan sering mendapatkan tugas dan tanggung jawab dari akademi sesuai dengan bidang keahlian
yang dimiliki, sehingga menimbulkan motivasi untuk melaksanakan secara baik karena cenderung mampu mengerjakan. Sebanyak 61 dosen memandang bahwa
80
pimpinan sering memberikan perhatian yang menyenangkan. Namun demikian masih ada 40 dosen yang kadang-kadang saja merasa senang terhadap tugas bahkan
hanya 12 dosen yang melaksanakan tugas tersebut sepenuh hati karena imbalan yang pantas, selebihnya belum melaksanakan secara baik karena imbalan yang
diterima belum pantas atau sebanding dengan tugas yang diberikan. Hasil penelitian ini memberikan konsekuensi logis bagi pengelola akademi swasta di Kota Semarang
untuk memberikan perhatian dalam hal imbalan yang sepadan dan tentu saja perlu upaya penyadaran diri bagi dosen untuk mengimbanginya dengan pelaksanaan tugas
secara lebih baik.
d. Promosi