69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengaruh Motivasi kerja Terhadap Kinerja Dosen Akademi
Swasta Di Kita Semarang
Pengujian hipotesis yang menyatakan ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja dosen dapat dilihat dari hasil analisis regresi seperti pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Analisis Regresi Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Dosen Model Koefisien
t
hitung
P value
Kriteria Kontanta
28,714 Motivasi kerja X
1
0,665 4,585
0,000 Signifikan
R
2
0,175
Hasil analisis regresi ini diperoleh konstanta sebesar 28,714 dan koefisien motivasi kerja X
1
sebesar 0,665 sehingga diperoleh model regresi: Y = 28,714 + 0,665 X
1
....................................................1 Model tersebut menunjukkan bahwa setiap terjadi kenaikan atau penurunan motivasi
kerja sebesar 1 akan diikuti dengan kenaikan atau penurunan kinerja dosen sebesar 0,665. Koefisien regresi tersebut diuji kebermaknaannya menggunakan uji t
diperoleh t
hitung
= 4,585 dengan p value = 0,000 0,05, berarti hipotesis I yang menyatakan ada pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja dosen akademi swasta di
kota Semarang diterima. Nilai R
2
= 0,175, yang berarti bahwa kontribusi motivasi kerja terhadap kinerja dosen akademi swasta di kota Semarang sebesar 17,5
sebagai akibat indikator-indikator X
1
dan di luar itu kemungkinan dipengaruhi oleh variabel-variabel yang tidak termasuk dalam penelitian ini..
70
Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja dosen, namun dorongan atau motivasi kerja memiliki peranan yang penting dalam pelaksanaan Tri Dharma
Perguruan Tinggi. Suatu kinerja pasti diawali oleh niat dan niat itulah merupakan suatu motor penggerak seorang dosen melakukan suatu kegiatan pengajaran,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Berdasarkan hasil analisis regresi menunjukkan bahwa semakin tinggi
persepsi dosen tentang motivasi kerja maka semakin tinggi pula kinerja dosen, sebaliknya semakin rendah motivasi kerjanya maka semakin rendah pula kinerjanya.
Seperti yang diungkapan Winardi 2004: 6 bahwa motivasi merupakan sesuatu kekuatan yang ada dalam diri manusia, yang dapat dikembangkan sendiri atau
dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar, pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan non moneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif
dan secara negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi dari orang yang bersangkutan.
Moekijat 2002: 5 juga mengungkapkan bahwa:“ motivasi mempunyai arti yang sama dengan motif, yakni suatu daya pendorong atau perangsang untuk
melakukan sesuatu”. Motivasi merupakan dorongan dalam diri dosen untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas agar mampu mencapai prestasi kerja kinerja
sesuai dengan tujuan organisasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Rumiyati 2007, Sri Wartulas 2003 dan Rohadi 2005 yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh antara motivasi kerja terhadap kinerja. Motivasi kerja seorang dosen sangat penting untuk peningkatan kinerja
dosen, dengan motivasi yang dimiliki maka dosen dapat lebih meningkatkan
71
mutunya dalam melaksanakan tugas keprofesionalan dan melaksanakan kewajiban pendidikan dan pengajaran. Dengan demikian hasil penelitian ini mendukung kajian
empiris mengenai pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja dosen akademi swasta di Semarang.
.Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa motivasi kerja dari 101 responden dosen swasta di kota Semarang tergolong cukup dengan rata-rata sebesar
62,4. Motivasi kerja merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja dosen. Motivasi yang dimaksud adalah suatu dorongan mental yang muncul dari dalam dan
luar diri dosen untuk melaksanakan tugas. Duncan dalam Uno 2007:87 mengemukakan motivasi kerja berkaitan dengan dorongan yang muncul dari diri
seseorang untuk melakukan tugas secara keseluruhan berdasarkan tanggung jawab masing-masing dosen. Bagi seorang dosen, tugas dan tanggung jawab tersebut
terlihat dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dosen yang mempunyai motivasi kerja yang tinggi maka akan menghasilkan kinerja yang tinggi pula.
Herzberg dalam Hasibuan 2003: 109 menyatakan bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan
kebutuhan yaitu faktor pemeliharaan dan faktor motivator. Faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh ketenteraman
badaniah, sedangkan faktor motivator yang menyangkut kebutuhan psikologis seseorang yaitu perasaan sempurna dalam melakukan pekerjaan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi motivasi yaitu; prestasi, pengakuan, tanggung jawab, promosi, dan pertumbuhan.
72
Deskripsi tanggapan responden atas indikator-indikator motivasi kerja dosen X
1
diuraikan secara rinci sebagai berikut. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Motivasi Kerja Dosen Akademi Swasta Di Kota
Semarang No Interval
skor Kriteria
Frekuensi Persentase
1 85-100 Sangat tinggi
0.0 2 69-84
Tinggi 9
8.9 3 53-68
Cukup 84
83.2 4 37-52
Rendah 8
7.9 5 20-36 Sangat
rendah 0.0
Jumlah 101
100 Tabel 4.2 memperlihatkan bahwa 83,2 dosen akademi swasta di kota
Semarang memiliki motivasi cukup bahkan 7,9 memiliki motivasi rendah, hanya 8,9 dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa dorongan dalam bekerja
baik dari dalam diri dosen maupun di luar diri dosen yaitu berasal dari lembaga pendidikan tempat mereka bekerja tergolong cukup, karena dorongan yang tidak
terlalu kuat berkaitan dengan prestasi, pengakuan, tanggungjawab, promosi dan pertumbuhan. Ditunjukkan pula dari rata-rata persentase skor untuk aspek motivasi
kerja dalam kategori cukup. Tabel 4.3 Rata-rata Motivasi Kerja Dosen Akademi Swasta Di Kota Semarang
ditinjau dari setiap aspek
No Aspek motivasi Skor total
Skor ideal skor
Kriteria 1 Prestasi
1170 2020
57.9 Cukup
2 Pengakuan 1229
2020 60.8
Cukup 3 Tanggung
jawab 1349
2020 66.8
Cukup 4 Promosi
1315 2020
65.1 Cukup
5 Pertumbuhan 1236
2020 61.2
Cukup Aspek paling tinggi pada motivasi yang berkaitan dengan tanggungjawab
dosen sebagai pengajar, diikuti dorongan dalam promosi jabatan, pertumbuhan dan
73
pengakuan, sedangkan aspek yang paling rendah adalah dorongan untuk peningkatan prestasi.
a. Prestasi