75
tindakan II. Sedangkan subjek APA memperoleh nilai 76 yang merupakan nilai tertinggi dari seluruh subjek pada tes hasil belajar
pasca tindakan siklus II.
Bagan 5. Hasil Tes Pasca Tindakan Siklus II
9. Refleksi Siklus II
Refleksi Siklus II dilaksanakan dengan mengkaji pelaksanaan dan melihat hasil dari tes paca tindakan siklus II. Hasil tes pra tindakan, pasca
tindakan I dan pasca tindakan II dibandingkan untuk mengetahui peningkatan keterampilan artikulasi siswa. Peningkatan keterampilan
artikulasi diketahui jika nilai hasil pasca tindakan siklus II mencapai
KKM yang ditentukan yaitu 64.
Tabel 10. Peningkatan Keterampilan Artikulasi Siklus II
No Subjek
Tes Pasca tindakan I Tes Pasca tindakan II
Kriteria 1
RZ 43
65 Meningkat 22
2 GM
62 76
Meningkat 14 3
RG 45
64 Meningkat 19
4 BY
44 64
Meningkat 20 55
60 65
70 75
80
RZ GM
RG BY
Pencapaian Hasil Belajar Pasca Tindakan Siklus II
Pencapaian Hasil Belajar Pasca Tindakan
Siklus II
76
Tabel menunjukkan bahwa setelah siswa diberikan tindakan pada siklus I terdapat peningkatan keterampilan artikulasi pada beberapa
subjek. Subjek RZ mengalami peningkatan 22 skor dari nilai pasca tindakan I 43 menjadi 65 pada pasca tindakan siklus II. Subjek GM
mendapat peningkatan 14 skor dari nilai pasca tindakan I 62, sedangkan pada pasca tindakan siklus II mendapat nilai 76, nilai tertinggi yang
diperoleh subjek di kelas Dasar II. Subjek RG mendapatkan nilai pasca tindakan siklus II 64, meningkat 19 skor dari nilai pasca tindakan I yaitu
45. Peningkatan nilai 20 skor juga diperoleh subjek BY, dari nilai pasca tindakan I 44, subjek mendapat nilai pasca tindakan siklus II yaitu 64.
Hasil pencapaian keterampilan artikulasi siswa tunarungu kelas Dasar II pada saat pasca tindakan siklus I dan pasca tindakan siklus II dapat
dilihat pada Bagan berikut ini:
Bagan 6. Peningkatan Keterampilan Artikulasi Siklus II Dari data diatas dapat dilihat terjadinya peningkatan hasil belajar
siswa kelas Dasar II dari tes pasca tindakan siklus I dan tes hasil belajar
10 20
30 40
50 60
70 80
RZ GM
RG BY
Pasca tindakan I Pasca tindakan II
77
pasca tindakan siklus II. Peningkatan terjadi pada seluruh subjek, sekaligus memenuhi KKM yang telah ditetapkan yaitu, 64.
Dilihat dari bagan diatas dapat diketahui bahwa peningkatan keterampilan artikulasi tersebut sudah optimal, sehingga penelitian
tindakan kelas siklus II dapat dikatakan berhasil. Pelaksanaan tindakan siklus II dapat meminimalisir hambatan-hambatan dalam pembelajaran
yang dialami guru dan siswa. Berdasarkan hasil observasi, siswa yang memiliki permasalahan dalam belajar dapat diatasi, meskipun guru perlu
memberikan teguran. Namun, secara umum pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar tanpa adanya hambatan dari siswa, guru,
maupun pihak lain. Hal positif yang tetap timbul setelah dilaksanakannya pembelajaran pada siklus II, meliputi:
a Siswa lebih aktif dalam memperbaiki kesalahan pengucapannya
sendiri maupun kesalahan pengucapan yang dilakukan temannya. b
Siswa tertarik untuk mengucapkan kata-kata lain yang terdapat pada lembar identifikasi yang tertempel di dinding-dinding kelas.
c Siswa antusias mengikuti pembelajaran artikulasi, karena
pembelajaran diaplikasikan dengan permainan. d
Pada jam istirahat, siswa tidak bermain di halaman sekolah, tetapi kembali
memainkan ular
tangga sambil
mempraktekkan mengucapkan konsonan k dan ng.
Berdasarkan pada hasil siklus II, disimpulkan bahwa peningkatan yang terjadi pada tes hasil belajar pasca-tindakan siswa kelas Dasar II
78
sudah optimal. Oleh sebab itu, peneliti dan guru memutuskan untuk menghentikan tindakan pada siklus II.
C. Analisis Data