20
bibir serta latihan pernafasan berguna untuk pemanasan pada organ atikulasi. Selanjutnya Cara pembentukan konsonan khususnya
konsonan k dan ng tentunya akan lebih mudah dilakukan setelah organ artikulasi sudah dilemaskan atau sudah melakukan pemanasan
sesuai tahapan latihan. Setelah mengetahui organ-organ yang berperan dalam pembentukan konsonan k dan ng, guru dapat
mengidentifikasi letak getaran maupun letupan yang muncul saat bunyi konsonan diproduksi. Dari getaran yang muncul tersebut, guru
dapat meningkatkan pemahaman anak tentang bunyi yang diproduksinya, sehingga anak akan lebih termotivasi sekaligus dapat
mengidentifikasi sendiri bunyi yang diucapkannya. Letak bagian tubuh yang memunculkan getaran dapat berada di area dada, leher,
atas kepala maupun area pipi.
C. Pendekatan Visual, Auditori, Kinestetik, Taktil VAKT
1. Pendekatan
Noeng Muhadir 2000: 50 Memberikan definisi pendekatan sebagai cara untuk menganalisis, memperlakukan dan mengevaluasi suatu obek.
Misalnya dalam pembelaaran peserta didik dilihat dari sudut interaksi sosialnya maka ada pendekatan individual dan pendekatan kelompok.
Sedangkan menurut Anthony Miftakhul Huda 2014: 183 pendekatan pembelajaran mengacu pada seperangkat asumsi yang saling berkaitan
dan berhubungan dengan pengajaran dan merupakan dasar teoritis untuk suatu metode. “Pendekatan pembelaaran bisa dipahami sebagai cara cara
21
yang ditempuh oleh seseorang untuk bisa belajar dengan efektif.” Miftakhul Huda 2014: 184
Berdasarkan ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelaaran adalah suatu cara atau keterampilan menganalisis,
memperlakukan, mengevaluasi suatu objek.
2. Pendekatan Visual, Auditori, Kinestetik, Taktil VAKT
Menurut Nur Indah D.M 2014: 4. Pendekatan VAKT merupakan penerapan
prinsip multisensori
dalam pembelajaran
yang mengoptimalkan seluruh indera anak khususnya indera visual, auditoris,
kinestetik, taktil. Pengoptimalan indera visual, kinestetik dan taktil merupakan pengganti dari gangguan pendengaran yang dialami anak.
Indera pendengaran atau auditori juga tetap harus dikembangkan dengan memberikan
pengalamanpengalaman pembelajaran
dan latihan
mengakses bunyi agar kemampuan mendengar yang dimiliki anak tidak menurun.
Sementara itu menurut Menurut Mulyono Abdurrahman, 2003: 143 “Pendekatan VAKT ini didasari pada modalitas anak yang digunakan
untuk menangkap kesan wicara. Setiap rangsangan yang sama diterima oleh indera yang sama. Misalnya untuk mendapatkan kesan
pembentukkan konsonan k maka ciri-ciri k diserap secara visual, auditori, kinesteti dan taktil”
“Pendekatan VAKT merupakan metode pembelajaran bahasa yang menggunakan materi yang dipilih dari kata-kata yang diucapkan oleh
22
anak, dan diajarkan secara utuh. Pendekatan ini mengoptimalkan indera visual, auditori, kinestetik, dan taktil dalam pembelajaran.” Mulyono
Abdurrahman 2003: 217. Pendekatan VAKT merupakan satu dari sekian banyaknya pendekatan pembelajaran yang seringkali diterapkan sebagai
pendekatan dalam pembelajaran membaca, menulis, mengeja dan berbicara.
Dari beberapa ulasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pendekatan
VAKT adalah
pendekatan pembelajaran
yang mengoptimalkan seluruh indera yang dimiliki anak tunarungu seperti
indera visual, auditori, kinestetik, taktil dalam berlatih membaca, mengeja, menulis dan berbicara. Pendekatan VAKT selain menggunakan
seluruh modalitas indera, pendekatan ini memberikan pengetahuan secara menyeluruh. Menurut pendapat diatas, pendekatan ini menggunakan
teknik pengenalan kata dari pada suku kata maupun huruf. Metode pengenalan kata lebih efektif dalam mengenalkan anak tentang
pembentukan konsonan secara menyeluruh dalam sebuah kata.
3. Langkah langkah penerapan pendekatan VAKT