Kerangka Pikir Hipotesis KAJIAN TEORI

26 4. Mencoba a Membimbing siswa untuk melaksanakan latihan sesuai dengan tahapan kerja yang ada dan mengingatkan siswa untuk mencatat hasil percobaan sertaMembimbing siswa agar fokus dalam kegiatan praktikum

D. Kerangka Pikir

Tunarungu merupakan istilah yang menunjukan adanya hambatan pada pendengaran. Keadaan ini menimbulkan berbagai karakteristik khusus untuk anak tunarungu. Karakteristik tersebut dapat dilihat dari perkembangan bahasa dan bicara. Adanya hambatan dalam bahasa dan komunikasi merupakan karakteristik yang sangat dekat dengan keadaan gangguan mendengar. Anak mengalami gangguan artikulasi. Padahal, dalam berkomunikasi dibutuhkan bahasa dengan artikulasi atau ucapan yang tepat dan jelas, sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik. Anak tunarungu sebaiknya mendapatkan pembelajaran khusus terkait dengan keterampilan artikulasi. Keterampilan artikulasi akan sangat bermanfaat bagi anak dalam keterampilan berbahasa yang berguna di kehidupan sehari-hari. Hal ini yang menyebabkan perlunya latihan-latihan artikulasi yang diajarkan di sekolah. Peneliti menerapkan Pendekatan Visual, Auditori, Kinestetik, Taktil VAKT untuk meningkatkan ketrampilan artikulasi. Pada pendekatan Visual, Auditori, Kinestetik Taktil VAKT memungkinkan siswa menggunakan indera penglihatannya untuk melihat media dan alat peraga yang diberikan 27 guru, sekaligus melihat gerak bibir yang dicontohkan oleh guru. Indera taktil digunakan untuk meraba letak organ bicara guru yang bergetar. Letaknya dapat berada di atas kepala, leher maupun pipi. Selanjutnya siswa menggunakan indera pendengarannya untuk mendengar bunyi bahasa yang diucapkan guru menggunakan alat bantu mendengar. Melalui kinestetik, siswa mencoba menggerakkan organ bicaranya sesuai dengan contoh yang diberikan guru. Dengan begitu, siswa akan mendengar ucapannya sendiri, melihat gerak bibirnya melalui cermin, mengetahui letak kesalahan pengucapannya sendiri, serta meraba organ bicaranya yang bergetar untuk mengetahui bunyi yang dikeluarkannya.

E. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah di uraikan di atas, dapat diajukan hipotesis penelitian bahwa “Pendekatan Visual, Auditori, Kinestetik, Taktil VAKT dapat meningkatkan ketrampilan artikulasi pada anak tunarungu kelas dasar II SLB Wiyata Dharma 1 Tempel ”. 28

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research. Menurut Kunandar 2008:45 penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Pendapat ini didukung oleh Kasihan Kasbolah dalam Luthfi Diah AW 2015:36 yang menyatakan PTK adalah “penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran.” Sementara munurut Herawati Susilo,dkk, 2009:1, penelitian tindakan kelas juga didefenisikan sebagai suatu proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh gurucalon guru yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, isi, kompetensi, atau situasi pembelajaran. Beberapa pendapat di atas telah menjelaskan pengertian Penelitian Tindakan Kelas PTK. PTK dilakukan oleh guru ketika terjadi permasalah di kelas yang akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Guru akan memberikan tindakan pada lingkup kelas. Pada penelitian ini peneliti akan berkolaborasi dengan guru dalam melakukan tindakan di dalam kelas dengan tujuan memperbaiki ketrampilan artikulasi pada siswa.

Dokumen yang terkait

The comparative analysis of students’ learning style on their achievement in reading skill (a survey study at the second grade of MTS Muhammadiyah I Ciputat)

1 12 0

PENERAPAN METODE VISUAL AUDITORI KINESTETIK TAKTIL (VAKT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN ANAK TUNARUNGU KELAS VI DI SLB NEGERI SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 18

KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL MENGGUNAKAN BAHASA ISYARAT ANAK TUNARUNGU DI KELAS III SLB WIYATA DHARMA 1 TEMPEL SLEMAN.

0 4 131

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MENGGUNAKAN METODE VAKT (VISUAL AUDITORI KENISTETIK TAKTIL) UNTUK ANAK AUTIS KELAS I DI SLB AUTISMA DIAN AMANAH YOGYAKARTA.

3 11 173

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI METODE PEER TUTORIAL (TUTOR SEBAYA) ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR II DI SLB WIYATA DHARMA 1 SLEMAN.

0 0 199

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KONKRET DAN ABSTRAK MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA ANAK TUNARUNGU KELAS II DI SLB WIYATA DHARMA 1 TEMPEL SLEMAN.

0 0 317

PENINGKATAN KEMAMPUAN ARTIKULASI MELALUI METODE PEER TUTORIAL PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR IV DI SLB BHAKTI WIYATA KULON PROGO.

0 0 210

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I MELALUI MEDIA PERMAINAN SCRABBLE DI SLB WIYATA DHARMA 1 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 4 215

PENINGKATAN PERBENDAHARAAN KATA ANAK TUNARUNGU PADA KELAS 1 MELALUI PEMBELAJARAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DI SLB B WIYATA DHARMA 1 SLEMAN YOGYAKARTA.

0 2 213

PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK TUNARUNGU KELAS VI SDLB MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL PASARAN DI SLB-B WIYATA DHARMA I TEMPEL.

0 0 225