Sejarah tindak pidana pencucian uang

Secara populer dapatlah dijelaskan, bahwa aktifitas pencucian uang secara umum merupakan suatu perbuatan memindahkan, menggunakan atau melakukan perbuatan lainnya atas hasil dari suatu tindak pidana yang kerap dilakukan oleh organization crime, maupun individu yang melakukan tindakan korupsi, perdagangan narkotika dan tindak pidana lainnya dengan tujuan menyembunyikan atau mengaburkan asal-usul uang yang berasal dari hasil tindak pidana tersebut, sehingga dapat digunakan seolah-olah sebagai uang yang sah tanpa terdeteksi bahwa aset tersebut berasal dari kegiatan yang ilegal. Adapun yang melatarbelakangi para pelaku pencucian uang melakukan aksinya adalah dengan maksud memindahkan atau menjauhkan para pelaku itu dari kejahatan yang menghasilkan proceeds of crime, memisahkan proceeds of crime dari kejahatan yang dilakukan, menikmati hasil kejahatan tanpa adanya kecurigaan kepada pelakunya, serta melakukan reinvestasi hasil kejahatan untuk aksi kejahatan selanjutnya atau ke dalam bisnis yang sah. 74

8. Sejarah tindak pidana pencucian uang

Problematika pencucian uang sudah meminta perhatian dunia internasional karena dimensi dan implikasinya yang melanggar batas-batas negara. Al Capone, penjahat terbesar di Amerika masa lalu, mencuci uang hitam dari usaha kejahatannya dengan memakai si genius Meyer Lansky, seorang Polandia. Lansky seorang akuntan, mencuci uang kejahatan Al Capone melalui usaha binatu Laundry. Demikianlah asal muasal muncul nama Money Laundering. 75 Istilah pencucian uang atau money laundering telah dikenal sejak tahun 1930 di Amerika Serikat, yaitu ketika mafia membeli perusahaan yang sah dan resmi 74 Rick McDonnell, Regional Implementation, Regional Conference on Combating Money Laundering and Terrorist Financing , Denpasar, 17 Desember 2002. 75 Adrian Sutedi, Hukum Perbankan : Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger, dan Kepailitan , Jakarta : Sinar Grafika, 2008, hal. 17. Universitas Sumatera Utara sebagai salah satu strateginya. Investasi terbesar adalah perusahaan pencucian pakaian atau disebut Laundromat yang ketika itu terkenal di Amerika Serikat. Usaha pencucian itu berkembang maju, dan berbagai perolehan uang hasil kejahatan seperti dari cabang usaha lainnya ditanamkan ke usaha pencucian pakaian ini, seperti uang hasil minuman keras illegal, hasil perjudian, dan hasil usaha pelacuran. 76 Sejalan dengan perkembangan teknologi dan globalisasi di sector perbankan dewasa ini, banyak bank telah menjadi sasaran utama untuk kegiatan pencucian uang mengingat sektor inilah yang banyak menawarkan jasa instrument dalam lalu lintas keuangan yang dapat digunakan untuk menyembunyikanmmenyamarkan asal usul suatu dana. Dengan adanya globalisasi perbankan, dana hasil kejahatan mengalir atau bergerak melampaui batas yurisdiksi Negara dengan memanfaatkan factor rahasia bank yang umumnya dijunjung tinggi olehperbankan. Melalui mekanisme ini, dana hasil kejahatan bergerak dari suatu Negara ke Negara lain yang belum mempunyai sistem hukum yang cukup kuat untuk menanggulangi kegiatan pencucian uang atau bahkan bergerak ke negara yang menerapkan ketentuan rahasia bank secara sangat ketat. Semula pandangan beberapa negara utama Amerika Serikat leading country to combat laundering melihat, kriminalisasi terhadap perbuatan pencucian uang merupakan strategi jitu untuk memberantas berbagai kejahatan yang sulit ditangkap pelakunya, seperti korupsi atau sindikat narkotika. Maka dimunculkan strategi untuk menaggulangi kejahatan yaitu dengan menghadang hasil kejahatannya. Bahkan, pertama kali pencucian uang diatur di Amerika Serikat tahun 1986 karena saat itu 76 Ibid. Universitas Sumatera Utara Amerika Serikat kewalahan menaggulangi kejahatan perdagangan gelap narkotika illict drug trafficking yang amat merugikan keuangan negara. 77 Berdasarkan statistic IMF, hasil kejahatan yang dicuci melalui bank-bank diperkirakan hampir mencapai nilai sebesar US 1.500 miliar pertahun. 78 Sementara itu menurut Associated Press , kegiatan pencucian uang hasil perdagangan obat bius, prostitusi, korupsi dan kejahatan lainnya sebagian besar diproses melalui perbankan untuk di konversikan menjadi dana legal dan diperkirakan kegiatan ini mampu menyerap nilai US 600 miliar pertahun. Ini berarti sama dengan 5 GDP seluruh dunia 79 Praktek pencucian uang dipandang sebagai suatu tindak pidana dan ditetapkan sanksi bagi pelakunya ketika diundangkannya UU No 15 Tahun 2002 tentang Pencucian Uang UUPU.kemudian pada tanggal 17 April 2002 diubah dengan UU No.25 Tahun 2003 dan kemudian dicabut dan diganti dengan UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Pengertian pencucian uang money laundering adalah rangkaian kegiatan yang merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi terhadap uang haram, yaitu uang yang berasal dari kejahatan, menyamarkan asal-usul uang haram dari pemerintah atau otoritas yang berwenang melakukan penindakan terhadap tindak pidana, dengan cara terutama memasukkan uang tersebut ke dalam sistem keuangan financial sistem, sehingga uang tersebut dapat dikeluarkan dari sistem keuangan itu sebagai uang yang halal. Pasal 1 ayat 1 UU No 25 tahun 2003 berbunyi: Pencucian 77 Chaikin Money Laundering. Crm. L.R Vol 2 No.3. Spring : 1991, hal 417. 78 Willman, John, The Electronic Age Has Made it Much Harder for Banks to Recognize Suspect Funds,Financial Times , 19 April, 200l. Diakses dari: http:yunushusein.files. wordpress.com 20070726_beberapa-petunjuk-bagi-bank_yh_x.pdf tanggal 04 April 2014 79 Yunus Husein, ebook: Beberapa Petunjuk Bagi Bank untuk Mewaspadai Kejahatan Pencucian Uang . Diakses dari http:yunushusein.files.wordpress.com20070726_beberapa- petunjuk-bagi-bank_yh_x.pdf tanggal 04 April 2014 Universitas Sumatera Utara uang adalah perbuatan menempatkan, mentransfer, membayarkan, membelanjakan, menghibahkan, menyumbangkan, menitipkan, membawa keluar negeri, menukarkan , atau perbuatan lainnya atas harta kekayaan yang diketahuinya atau diduga seharusnya patut diduga merupakan hasil tindak pidana dengan maksud untuk menyembunyikan, atau menyamarkan asal usul harta kekayaan sehingga seolah-olah menjadi harta kekayaan yang sah. Dalam perkembangannya, tindak pidana pencucian uang semakin kompleks, melintasi batas-batas yurisdiksi, dan menggunakan modus yang semakin variatif, memanfaatkan lembaga di luar sistem keuangan, bahkan telah merambah ke berbagai sektor. Untuk mengantisipasi hal itu, Financial Action Task Force FATF on Money Laundering telah mengeluarkan standar internasional yang menjadi ukuran bagi setiap negarajurisdiksi dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang dan tindak pidana pendanaan terorisme yang dikenal dengan Revised 40 Recommendations dan 9 Special Recommendations Revised 40+9 FATF , antara lain mengenai perluasan Pihak Pelapor Reporting Parties yang mencakup pedagang permata dan perhiasanlogam mulia dan pedagang kendaraan bermotor. Dalam mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang perlu dilakukan kerja sama regional dan internasional melalui forum bilateral atau multilateral agar intensitas tindak pidana yang menghasilkan atau melibatkan harta kekayaan yang jumlahnya besar dapat diminimalisasi. Penanganan tindak pidana pencucian uang di Indonesia yang dimulai sejak disahkannya Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Universitas Sumatera Utara Uang, telah menunjukkan arah yang positif. Hal itu, tercermin dari meningkatnya kesadaran dari pelaksana Undang-Undang tentang Tindak Pidana Pencucian Uang, seperti penyedia jasa keuangan dalam melaksanakan kewajiban pelaporan, Lembaga Pengawas dan Pengatur dalam pembuatan peraturan, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan PPATK dalam kegiatan analisis, dan penegak hukum dalam menindaklanjuti hasil analisis hingga penjatuhan sanksi pidana danatau sanksi administratif. Upaya yang dilakukan tersebut dirasakan belum optimal, antara lain karena peraturan perundang-undangan yang ada ternyata masih memberikan ruang timbulnya penafsiran yang berbeda-beda, adanya celah hukum, kurang tepatnya pemberian sanksi, belum dimanfaatkannya pergeseran beban pembuktian, keterbatasan akses informasi, sempitnya cakupan pelapor dan jenis laporannya, serta kurang jelasnya tugas dan kewenangan dari para pelaksana Undang-Undang ini. Untuk memenuhi kepentingan nasional dan menyesuaikan standar internasional, perlu disusun Undang-Undang tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang sebagai pengganti Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2003 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. Materi muatan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, antara lain: 1. redefinisi pengertian hal yang terkait dengan tindak pidana pencucian uang; Universitas Sumatera Utara 2. penyempurnaan kriminalisasi tindak pidana pencucian uang; 3. pengaturan mengenai penjatuhan sanksi pidana dan sanksi administratif; 4. pengukuhan penerapan prinsip mengenali Pengguna Jasa; 5. perluasan Pihak Pelapor; 6. penetapan mengenai jenis pelaporan oleh penyedia barang danatau jasa lainnya; 7. penataan mengenai Pengawasan Kepatuhan; 8. pemberian kewenangan kepada Pihak Pelapor untuk menunda transaksi; 9. perluasan kewenangan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terhadap pembawaan uang tunai dan instrumen pembayaran lain ke dalam atau ke luar daerah pabean; 10. pemberian kewenangan kepada penyidik tindak pidana asal untuk menyidik dugaan tindak pidana pencucian uang; 11. perluasan instansi yang berhak menerima hasil analisis atau pemeriksaan PPATK; 12. penataan kembali kelembagaan PPATK; 13. penambahan kewenangan PPATK, termasuk kewenangan untuk menghentikan sementara Transaksi; 14. penataan kembali hukum acara pemeriksaan tindak pidana pencucian uang; dan Universitas Sumatera Utara 15. pengaturan mengenai penyitaan Harta Kekayaan yang berasal dari tindak pidana. 80

9. Objek tindak pidana pencucian uang