Latar Belakang Kajian Yuridis Terhadap Praktek Pencucian Uang Melalui Penyertaan Modal Di Koperasi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Koperasi sebagai ekonomi kerakyatan merupakan salah satu bentuk usaha yang cukup dikenal oleh masyarakat secara luas. Dalam kenyataannya banyak bentuk badan usaha yang dikenal seperti Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer, Perusahaan Perseorangan dan Firma. Namun, satu-satunya badan usaha yang cocok dengan jiwa gotong royang bangsa Indonesia hanya koperasi. Itu sebabnya pemerintah memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan koperasi. Sebagai badan ekonomi rakyat, koperasi dapat didirikan oleh siapapun asalkan memiliki sifat gotong-royong dan keinginan untuk maju bersama. Dari sisi nilai investasi, modal awal pendirian koperasi tidak sebesar Perseroan Terbatas PT. Dari segi kepemilikan, setiap orang boleh menjadi anggota koperasi dengan syarat- syarat ringan seperti simpanan pokok yang tidak memberatkan. 1 Dari sudut sosial, setiap anggota koperasi biasanya sudah saling mengenal sehingga kegiatan bisnisnya dimulai dari rasa saling percaya. Dari kaca mata bisnis, koperasi memiliki peluang yang besar untuk memenangi kegiatan pengadaan barang 1 Zulkarnain Lubis, Koperasi Untuk Ekonomi Kerakyatan, Medan: Citapustaka Media Perintis, 2008, hal. xiv Disampaikan pada pidato sambutan Wakil Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho, ST dalam penerbitan buku berjudul KOPERASI Untuk Ekonomi Rakyat oleh Zulkarnain Lubis. 8 Agustus 2008. Universitas Sumatera Utara dan jasa tender yang diadakan oleh pemerintah karena pemerintah mestinya memberikan prioritas kepada usaha kecil menengah termasuk koperasi. 2 Koperasi merupakan suatu badan usaha bersama yang berjuang dalam bidang ekonomi dengan menempuh jalan yang tepat dan mantap dengan tujuan membebaskan diri para anggotanyadari kesulitan-kesulitan ekonomi yang umumnya diderita oleh mereka. Koperasi merupakan Kinder Not yang maksudnya “anak yang lahir dari kesengsaraan”, hal ini mengandung arti bahwa dalam suatu masyarakat dimana para anggotanya berkeadaan ekonomi lemah, maka koperasi mempunyai peranan yang sangat penting untuk mengatasimenanggulangi kesulitan-kesulitan ekonominya. 3 Dengan segudang kelebihan itu, tak berlebihan jika koperasi menjadi pilihan yang tepat bagi rakyat untuk berbisnis. Hal ini bisa dimulai dari pemilihan lapangan usaha yang tepat bagi koperasi. Seringkali pemilihan jenis usaha koperasi hanya terpaku pada patron yang sudah ada seperti konsumsi, simpan pinjam dan serbaguna. Padahal seiring dengan perkembangan masa, jenis usaha koperasi dapat diperluas kebidang-bidang lain seperti perhotelan dan bisnis internet beserta turunannya. Dengan demikian koperasi bisa menjadi solusi yang tidak kalah menjanjikan dibanding dengan wadah bisnis lainnya. 4 Konsep koperasi adalah konsep umum di dunia. Diberbagai Negara, koperasi ini dijadikan sebagai salah satu bentuk dari suatu badan usaha yang dimiliki oleh banyak orang dengan prinsip satu orang satu suara. Malahan ide koperasi sesungguhnya berasal dari Negara Eropa. Tetapi ketika konsep koperasi ini 2 Ibid. Hal.xiv 3 Kartasapoetra, Bambang S, Setiady , Koperasi Indonesia yang Bedasarkan Pancasila UUD 1945, Jakarta; PT Asdi Mahasatya, 2001, hal. 1 4 Zulkarnaen Lubis Op.Cit. Hal. xv Universitas Sumatera Utara diterapkan di Indonesia yang digagas oleh Bung Hatta, maka perbedaan peran koperasi Indonesia dan di Negara lain terjadi karena koperasi Indonesia dilatarbelakangi oleh kondisi kemiskinan struktural yang saat ini semakin diperparah dengan berlakunya pasar bebas. Dalam konteks tersebut diatas, maka membangun koperasi di Indonesia tidak semudah dan secepat prosesnya seperti membangun koperasi diberbagai Negara-negara di dunia. 5 Percepatan proses globalisasi secara fundamental telah mengubah struktur dan pola hubungan perdagangan dan keuangan internasional. Hal ini menjadi fenomena yang penting sekaligus merupakan satu “era baru” yang ditandai dengan adanya pertumbuhan perdagangan internasioal yang tinggi, semakin besarnya perkembangan pasar modal internasional, penyebaran investasi secara langsung, dan tingginya mobilitas pemasukan modal portofolio swasta antara Negara-negara maju dan berkembang. 6 Disamping itu, interaksi berskala global antara perusahaan-perusahaan multinasional melalui aliansi eksternal yang semakin beragam cakupannya, antara lain seperti : joint venture, sub-contracting, licencing dan persekutuan antar perusahaan inter-firm agreement lainnya menandai pola baru dari hubungan aktifitas industri internasional international inter-industrial linkage. 7 Apabila suatu Negara ingin masuk dan menjadi bagian dari jaringan hubungan global global relation network yang efisien dan berdaya saing tinggi dalam rangka memanfaatkan peluang bagi kepentingan kesejahteraan nasionalnya, maka Negara tersebut harus memenuhi tuntutan liberalisasi dan reformasi dibidang 5 Zulkarnaen lubis, Op.Cit. hal.xviii 6 Hadi Soesatro, Aida Budiman, Ninasapti Triaswati, Armida Alisjahbana dan Ari Adiningsih ed, Pemikiran dan Permasalahan Ekonomi di Indonesia dalam Setengah Abad Terakhir, Buku 5 1997-2005 Krisis dan Pemulihan Ekonomi, Yogyakarta: Penerbit Kanisius ISEI, 2005, hal.48. 7 Ibid. Hal.48 Universitas Sumatera Utara ekonomi dan keuangan. Dalam lingkungan bisnis internasional yang tercipta melalui perkembangan globalisasi ini, Negara yang ingin terlibat langsung didalamnya perlu memperhatikan dan mengantisipasi dua hal pokok. Pertama, tingginya ketergantungan antar Negara-negara, dan Kedua, semakin tajamnya persaingan pasar di dunia. 8 Bagi Indonesia yang sistem perekonomiannya bersifat terbuka akan lebih mudah dipengaruhi oleh prinsip-prinsip perekonomian global dan liberalisasi perdagangan tersebut. Karena perekonomian Indonesia akan berhadapan secara langsung dan terbuka lebar dengan perekonomian Negara lain, terutama melalui kerjasama ekonomi dengan mitra dagang Indonesia diluar negeri, seperti pada sektor- sektor ekspor-impor ; investasi baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung; serta pinjam-meminjam. Pengaruh dari sistem perekonomian global dan liberalisasi perdagangan ini menjadi tantangan bagi perumusan kembali kebijaksanaan nasional, bagi dunia ekonomi dan pelaku ekonomi di masa mendatang. 9 Kemajuan teknologi informasi dan globalisasi mengakibatkan makin mendunianya perdagangan barang dan jasa serta arus finansial yang mengikutinya. Di satu sisi kemajuan teknologi membawa pengaruh positif dalam perkembangan bisnis, namun sisi lain perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta globalisasi telah menimbulkan dampak lain yaitu timbulnya kejahatan dimensi baru dengan modus operandi baru bersifat lintas Negara transnational crime. 10 8 Ibid. Hal.48 9 Nasution Bismar, Hukum Kegiatan Ekonomi. Bandung, BooksTerrace library Pusat Informasi Hukum Indonesia. 2009. Hlm.2. 10 Nurmalawaty, Faktor Penyebab Terjadinya Tindak Pidana Pencucian Uang money Laundering dan Upaya Pencegahannya “ diambil dari Jurnal Equality Vol 11 hal 12 yang dipostkan Februari 2006 diakses dari http:repository.usu.ac.id tanggal 18 januari 2014. Universitas Sumatera Utara Pencucian uang sebagai suatu kejahatan yang berdimensi internasional merupakan hal baru dibanyak Negara termasuk Indonesia. Namun sekarang ini Indonesia merupakan “surga” baru untuk melekukan pencucian uang money laundering. Indonesia mendapat kesan buruk dimata dunia internasional dan telah masuk barisan daftar hitam blacklist sebagai Non-cooperative countries and Terrories NCCT’s sejak tahun 2001 oleh FATF. Hal ini terjadi karena kondisi Negara Indonesia yang mendukung terjadinya tindak pidana Pencucian Uang yaitu : a Ketatnya ketentuan mengenai kerahasiaan bank sehingga tidak mungkin sembarang orang untuk mengetahui asal-usul uang sehingga amanlah uang tersebut dibersihkan oleh lembaga keuangan. b Sistem devisa bebas sehingga otoritas moneter sulit untuk mendeteksi lalu lintas modal, dana, uang, dari manapun datangnya. c Tidak adanya ketentuan pembatasan atau larangan kepada orang asingyang masuk kewilayah Indonesia dalam hal membawa valuta asing juga tidak adanya kewajiban pelaporannya sehingga orang bebas membawa uang keluar masuk berapapun besarnya. d Kebebasan yang diberikan oleh pemerintah dalam hal perpajakan yang menyangkut deposito dan simpanan, yaitu asal-usul uang tersebut tidak dapat diusut. e Dan ketentuan lainnya. 11 Perbuatan pencucian uang disamping sangat merugikan masyarakat, juga sangat merugikan Negara. Banyak Negara didunia sependapat bahwa pencucian uang dapat mempengaruhi atau merusak stabilitas perekonomian nasionalinternasional 11 Muhammad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2006, hal 601. Universitas Sumatera Utara atau keuangan Negara dengan meningkatnya berbagai kejahatan. Money laundering dapat membahayakan efektivitas operasi system perekonomian dan bisa pula menimbulkan kebijakan-kebijakan ekonomi buruk. Pada ekonomi nasional, pencucian uang menyebabkan ketidakstabilan karena dapat menyebabkan nilai tukar suku bunga mengalami fluktuasi yang relative tajam. 12 Selain itu, uang hasil pencucian uang dapat beralih dari suatu Negara yang perekonomiannya baik ke Negara lain dengan perekonomian yang kurang baik, sehingga pasar financial dapat hancur secara perlahan-lahan dan kepercayaan publik kepada sistem financial semakin berkurang. Keadaan seperti ini dapat mendorong kenaikan tingkat resiko dan ketidakstabilan sistem perekonomian dan pada akhirnya angka pertumbuhan ekonomi dunia semakin menurun. 13 Koperasi banyak memberikan kontribusi perkembangan suatu Negara, terutama dalam bidang ekonomi, misalnya pemasukan Negara dalam bentuk pajak maupun devisa. Sehingga dampak koperasi tampak sangat positif. Namun disisi lain, koperasi juga tidak jarang menciptakan dampak negatif. Namun dalam prakteknya koperasi tidak dapat berjalan tanpa adanya modal yang menjadi dasar bagi koperasi untuk menjalankan usahanya. Kejahatan merupakan bayang-bayang peradaban. 14 12 Bismar nasution, Rejim Anti-Mone Laundering Di Indonesia , Bandung: Books Terrace Library Pusat Informasi Hukum Indonesia, 2005, hal.1. Semakin maju peradaban manusia maka kejahatanpun berkembang bahkan lebih maju dari peradaban manusia itu sendiri. Kejahatan pencucian uang atau dalam istilah istilah Inggrisnya disebut money laudering merupakan salah satu kejahatan yang paling berkembang pesat 13 Ibid. 14 R abdussalam, Evaluasi Pelaksanaan Sistem Peradilan di Indonesia, Jakarta: Dinas Hukum Polri, 1997, hal 3. Universitas Sumatera Utara seiring dengan perdaban manusia.dampak yang ditimbulkan akibat kejahatan pencucian uang sedemikian luas dan besar, sehingga menjadikannya sebagai salah satu tantangan internasional. 15 Harta kekayaan merupakan bagian yang sangat penting bagi suatu organisasi kejahatan. Dengan kata lain, harta kekayaan sebagai hasil kejahatan ibarat “darah dalam satu tubuh”. Apabila harta kekayaan yang “dialirkan” melalui sistem perbankan itu diputuskan, maka organisasi kejahatan tersebut lama-kelamaan akan menjadi lemah, aktivitasnya menjadi berkurang, bahkan bisa menjadi mati. Hal inilah yang mendorong organisasi kejahatan untuk melakukan pencucian uang agar asal- usul harta kekayaan yang sangat mereka butuhkan itu sulit atau tidak dapat dilacak oleh penegak hukum. 16 Praktik kejahatan pencucian uang disamping merugikan masyarakat, juga sangat merugikan negara karena dapat mempengaruhi atau merusak stabilitas perekonomian nasional atau keuangan negara. Oleh sebab itulah upaya untuk mencegah dan memberantas praktik pencucian uang telah menjadi perhatian interasional. Berbagai upaya telah ditempuh oleh masing-masing negara untuk mencegah dan memberantas praktik pencucian uang termasuk dengan cara melakukan kerjasama internasional, baik melalui forum secara bilateral maupun multilateral. 17 Para pelaku praktik pencucian uang semakin hari semakin kreatif untuk melakukan transaksi kejahatan pencucian uang. Dari sektor lembaga keuangan bank 15 Saprudin Yusup, Money Launderingkasus LC Fiktif BNI 1946, Jakarta: Grafika Indah, 2006, hal 1. 16 Bismar Nasution. Op.cit. hal 138. 17 Ibid. Hal 138. Universitas Sumatera Utara hingga sektor keuangan non bank dalam hal ini termasuk koperasi. Koperasi sebagai salah satu lembaga keuangan non-bank juga menjadi salah satu target para pelaku kejahatan pencucian uang untuk melancarkan aksinya. Hal ini disebabkan tidak adanya kewajiban bagi koperasi sebagai usaha masyarakat menengah kebawah untuk melaporkan transaksi keuangannya. Sehingga hal ini menjadi kesempatan bagi para pelaku pencucian uang untuk menempat uang hasil kejahatan tersebut kedalam kopersai. Melihat hal tersebut maka sangat penting pencegahan dan pemberantasan pencucian uang yang menjadi dasar dibentuknya undang-undang yang bersifat nasional mengenai pencucian uang yaitu UU No. 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membuat satu skripsi yang berjudul “Kajian Yuridis terhadap Praktek Pencucian Uang melalui Penyertaan Modal di Koperasi” untuk melihat bagaimana peraturan perundang-undangan yang ada bekerja untuk mengatasi praktek pencucian uang melalui penyartaan modal di koperasi.

B. Rumusan Masalah