Organ Koperasi Aspek Yuridis Koperasi

pembinaan, permodalan serta bantuan teknis lainnya, akan makin berkurang jumlahnya. 50 Untuk mendirikan koperasi langkah-langkah yang harus ditempuh adalah: 1. Mengadakan pertemuan pendahuluan diantara orang-orang yang ingin mendirikan koperasi; 2. Mengadakan penelitian mengenai lingkungan daerah kerja koperasi; 3. Mengadakan hubungan dengan kantor koperasi setempat; 4. Membentuk panitia pendirian koperasi yang bertugas memepersiapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga; 5. Mengadakan rapat pembentukan koperasi. Hal-hal yang harus dilakukan dalam rapat pembentukan koperasi ini adalah: a Memilih pengurus; b Memilih pengawas; c Menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga; 6. mengajukan permohonan status badan hukum koperasi dengan melampirkan petikan berita acara rapat pembentukan koperasi serta daftar nama anggota pengurus dan pengawas. 51

6. Organ Koperasi

Organ koperasi ada 3 yaitu: 1. Rapat Anggota 50 Ibid. 51 Ibid. Universitas Sumatera Utara Rapat anggota merupakan suatu kesempatan bagi pengurus untuk melaporkan keada para anggota tentang kegiata-kegiatan selama tahun yang lalu. Bersama-sama dengan anggota menelaah rencana kerja tahun mendatang untuk meningkatkan kemajuan usaha koperasi. 52 Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi di tata kehidupan koperasi yang berarti berbagai persoalan mengenai suatu koperasi hanya ditetapkan dalam rapat anggota. Di sini para anggota dapat berbicara, memberikan usul dan pertimbangan, menyetujui suatu usul atau menolaknya, serta memberikan himbauan atau masukan yang berkenaan dengan koperasi. Oleh karena jumlah siswa terlalu banyak, maka dapat melalui perwakilan atau utusan dari kelas-kelas. Rapat Anggota Tahunan RAT diadakan paling sedikit sekali dalam setahun, ada pula yang mengadakan dua kali dalam satu tahun, yaitu satu kali untuk menyusun rencana kerja tahun yang akan dan yang kedua untuk membahas kebijakan pengurus selama tahun yang lampau. Agar rapat anggota tahunan tidak mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar di sekolah, maka rapat dapat diadakan pada masa liburan tahunan atau liburan semester. Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi sekolah, rapat anggota mempunyai wewenang yang cukup besar. Dalam pasal 33 UU No.17 tahun 2012, dikatakan bahwa yang menjadi wewenang Rapat Anggota adalah: a. menetapkan kebijakan umum Koperasi; b. mengubah Anggaran Dasar; c. memilih, mengangkat, dan memberhentikan Pengawas dan Pengurus; 52 Muhammad Firdaus, Agus Edi Susanto, Perkoperasian, Sejarah, Teori Praktek, Bogor ; Ghalia Indonesia, 2004, hal 85. Universitas Sumatera Utara d. menetapkan rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja Koperasi; e. menetapkan batas maksimum Pinjaman yang dapat dilakukan oleh Pengurus untuk dan atas nama Koperasi; f. meminta keterangan dan mengesahkan pertanggungjawaban Pengawas dan Pengurus dalam pelaksanaan tugas masing-masing; g. menetapkan pembagian Selisih Hasil Usaha; h. memutuskan penggabungan, peleburan, kepailitan, dan pembubaran Koperasi; dan i. menetapkan keputusan lain dalam batas yang ditentukan oleh Undang-Undang ini. Pada dasarnya, semua anggota koperasi berhak hadir dalam rapat anggota. Namun, bagi mereka yang belum memenuhi syarat keanggotaan, misalnya belum melunasi simpanan pokok tidak dibenarkan hadir dalam rapat anggota. Ada kalanya mereka diperbolehkan hadir dan mungkin juga diberi kesempatan bicara, tetapi tidak diizinkan turut dalam pengambilan keputusan. Keputusan rapat anggota diperoleh berdasarkan musyawarah mufakat. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak di mana setiap anggota koperasi memiliki satu suara. Selain rapat biasa, koperasi sekolah juga dapat menyelenggarakan rapat anggota luar biasa, yaitu apabila keadaan mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya ada pada rapat anggota. Rapat anggota luar biasa dapat diadakan atas permintaan sejumlah anggota koperasi atau atas keputusan pengurus. Universitas Sumatera Utara Penyelenggara rapat anggota yang dianggap sah adalah jika koperasi yang menghadiri rapat telah melebihi jumlah minimal kuorum. Kuorum rapat anggota meliputi setengah anggota ditambah satu lebih dari 50. Jika tidak, maka keputusan yang diambil dianggap tidak sah dan tidak mengikat. Hal yang dibicarakan rapat anggota tahunan 1. Penilaian kebijaksanaan pengurus selama tahun buku yang lampau. 2. Neraca tahunan dan perhitungan laba rugi. 3. Penilaian laporan pengawas 4. Menetapkan pembagian SHU 5. Pemilihan pengurus dan pengawas 6. Rencana kerja dan rencana anggaran belanja tahun selanjutnya 7. Masalah-masalah yang timbul. 53 2. pengurus Dalam Pasal 55 UU No.17 tahun 2012 tentang Pokok-Pokok perkoperasian dikatakan bahwa: 1. Pengurus dipilih dari orang perseorangan, baik Anggota maupun non- Anggota. 2. Orang perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus memenuhi persyaratan: a. mampu melaksanakan perbuatan hukum; 53 Diakses dari http:id.wikipedia.orgwikiKoperasi_sekolah pada tanggal 12 maret 2014 pukul 08.07 Universitas Sumatera Utara b. memiliki kemampuan mengelola usaha Koperasi; c. tidak pernah menjadi Pengawas atau Pengurus suatu Koperasi atau komisaris atau direksi suatu perusahaan yang dinyatakan bersalah karena menyebabkan Koperasi atau perusahaan itu dinyatakan pailit; dan d. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan korporasi, keuangan negara, danatau yang berkaitan dengan sektor keuangan, dalam waktu 5 lima tahun sebelum pengangkatan. 3. Persyaratan lain untuk dapat dipilih menjadi Pengurus diatur dalam Anggaran Dasar. Pengurus koperasi dipilih dari kalangan dan oleh anggota dalam suatu rapat anggota. 54 Ada kalanya rapat anggota tersebut tidak berhasil memilih seluruh anggota Pengurus dari kalangan anggota sendiri. 55 Hal demikian umpamanya terjadi jika calon-calon yang berasal dari kalangan-kalangan anggota sendiri tidak memiliki kesanggupan yang diperlukan untuk memimpin koperasi yang bersangkutan, sedangkan ternyata bahwa yang dapat memenuhi syarat-syarat ialah mereka yang bukan anggota atau belum anggota koperasi mungkin sudah turut dilayani oleh koperasi akan tetapi resminya belum meminta menjadi anggota. 56 3. pengawas Pengawasan dalam koperasi telah secara jelas diatur di dalam pasal 96 dan pasal 97 UU No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian. Dalam pasal 96 dikatakan 54 Djazh, Dahlan Pengetahuan Koprasi Jakarta: PN Balai Pustaka, 1980 hal. 162,163 55 Ibid. 56 Ibid. Universitas Sumatera Utara bahwa pengawasan terhadap Koperasi wajib dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan para pihak terhadap koperasi. Pengawasan terhadap Koperasi sebagaimana dimaksud dilakukan oleh Menteri. Dalam Pasal 97 Undang-Undang tersebut dikatakan bahwa: 1 . Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 96 dilakukan melalui pelaporan, pemantauan, dan evaluasi terhadap Koperasi. 2 . Kegiatan pengawasan melalui pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dengan cara: a. meneliti laporan pertanggungjawaban tahunan, dokumen-dokumen, dan keputusan-keputusan Rapat Anggota; b. meminta untuk hadir dalam Rapat Anggota; danatau c. memanggil Pengurus untuk diminta keterangan mengenai perkembangan Koperasi. 3 . Kegiatan pengawasan melalui pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dengan mengamati dan memeriksa laporan. 4 . Apabila dari hasil pemantauan dan evaluasi terbukti terjadi penyimpangan, Menteri wajib mengambil langkah penyelesaian sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang ini. Sesuai dengan namanya, pengawas koperasi pada dasarnya memiliki fungsi Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan koperasi dilakukan oleh pengurus. Sebagaimana di ketahui, pelaksaan semua kebijakan koperasi dilakukan oleh pengurus. Kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan oleh pengurus ditetapkan melalui rapat anggota yang sekurang-kurangnya dilakukan sekali dalam setahun. Universitas Sumatera Utara Setelah rapat anggota menetapkan kebijakan-kebijakan yang harus dijalankan oleh pengurus dapat mengangkat sejumlah pegawai untuk membantu pelaksanaan tugas- tugas tersebut. Walaupun demikian, hal itu sama sekali tidak dimaksudkan untuk mampengurangi tanggung jawab pengurus. Disamping itu, pengawas jua berfungsi embuat laporan tertulis mengenai hasil pengawasan yang telah dilakukan dan menyampaikan kepada rapat anggota. Sebagai pertanggung jawaban atas pelaksaan tugasnya, pengawas wajib membuat dan menyampaikan laporan tertulis mengenai hasil pengawasannya kepada rapat anggota. Dalam melaksanakan pengawasan berlaku ketentuan bahwa pengawas harus dapat menjamin kerahasiaan hasil pengawasnnya terhadap pihak ketiga. Sesuai dengan funsinya maka anggota-anggota yang menjadi sebagai pengawas harus mempunyai pengalaman dibidang organisasi dan usaha koperasi. 7. Modal Koperasi Dalam pasal 66 ayat 1 UU NO.172012 tentang perkoperasian di katakan bahwa: 1 Modal Koperasi terdiri dari Setoran Pokok dan Sertifikat Modal Koperasi sebagai modal awal. 2 Selain modal sebagaimana dimaksud pada ayat 1 modal Koperasi dapat berasal dari: a. Hibah; b. Modal Penyertaan; c. modal pinjaman yang berasal dari: 1. Anggota; 2. Koperasi lainnya danatau Anggotanya; Universitas Sumatera Utara 3. bank dan lembaga keuangan lainnya; 4. penerbitan obligasi dan surat hutang lainnya; danatau 5. Pemerintah dan Pemerintah Daerah. danatau d. sumber lain yang sah yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar danatau ketentuan peraturan perundang-undangan. Setoran Pokok adalah sejumlah uang yang wajib dibayar oleh seseorang pada saat yang bersangkutan mengajukan permohonan keanggotaan Koperasi Maju. Setoran Pokok merupakan sarana hak suara Anggota di Rapat Anggota Koperasi Maju. Setoran Pokok dibayarkan oleh Anggota pada saat yang bersangkutan mengajukan permohonan sebagai Anggota dan tidak dapat dikembalikan. Setoran Pokok harus telah disetor penuh dengan bukti penyetoran yang sah. Dan Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara penetapan Setoran Pokok pada suatu Koperasi diatur dalam Anggaran Dasar. 57 Sertifikat Modal Koperasi SMK adalah bukti penyertaan Anggota dalam modal Koperasi Maju. SMK merupakan sarana untuk perhitungan Selisih Hasil Usaha yang akan diterima oleh Anggota.

8. Tata Kelola Koperasi