Sifat Fisik Kayu Ir. Slamet Prayitno, MT

commit to user 10

2.2.4 Sifat-Sifat Kayu

a. Sifat Fisik Kayu

1. Kadar air Kadar air adalah kandungan air yang terdapat dalam kayu, biasanya dinyatakan sebagai persen dari berat kayu kering oven SNI 03-6850-2002. Dalam penggunaan kayu sebagai bahan baku bangunan, kekuatan kayu dipengaruhi oleh kadar air. Semakin tinggi kadar air maka kekuatan kayu akan berkurang atau semakin rendah kekuatan kayu. Apabila kadar air dalam kayu berkurangmengering maka kekuatan kayu akan meningkat. Oleh karena itu kandungan kadar air pada kayu perlu diketahui. Kayu yang baru saja ditebang biasanya masih mengandung banyak air, sehingga kayu perlu dikeringkan sebelum dikerjakan lebih lanjut. Kadar air akan mempengaruhi nilai kuat lentur dan modulus elastisitas. Kayu yang mempunyai kadar air rendah akan semakin kuat dari pada kayu yang kadar airnya besar. Kadar air kayu dapat dihitung dengan persamaan 2.7 100 x W W W m d d g - = 2.7 dengan : m = kadar air W g = berat benda uji sebelum dikeringkan gram W d = berat benda uji setelah dikeringkan gram 2. Kerapatan kayu Kerapatan kayu dinyatakan sebagai berat per unit volume, pengukuran kepadatan bertujuan untuk mengetahui porositas atau persentase rongga yang terdapat pada kayu. Kerapatan dan volume bergantung pada kandungan air. Adapun cara menghitung kerapatan yaitu dengan persamaan 2.8 commit to user 11 g g V W = r 2.8 dengan : r = kerapatan kayu kgm 3 W g = berat kayu basah gram V g = volume kayu basah gram 3. Berat jenis Berat jenis kayu adalah perbandingan berat kayu terhadap volume air yang sama dengan volume kayu tersebut dengan menggunakan berat kayu kering sebagai dasar. Faktor tempat tumbuh dan iklim, letak geografis dan spesies dapat berpengaruh terhadap berat jenis, demikian pula letak bagian kayunya berpengaruh terhadap berat jenis kayu Haygreen dan Bowyer, 1996. Menurut Haygreen dan Bowyer 1996, kemungkinan kondisi kayu yang dipakai untuk menyatakan berat jenis adalah: a Volume basah, yaitu volume dimana dinding sel sama sekali basah atau jenuh dengan air atau berada pada kondisi titik jenuh serat atau diatasnya. b Volume pada keadaan seimbang, yaitu kayu pada kondisi kadar air dibawah titik jenuh serat. c Volume kering tanur, yaitu kondisi berat konstan setelah dikeringkan dalam tanur pada suhu ± 103°C. Dengan metode perhitungan volume yang menggunakan cara pengukuran, berat jenis kayu pada kadar air m dapat dihitung dengan persamaan 2.9 ] 100 1 000 . 1 [ m G m + = r 2.9 dengan : Gm = berat jenis r = kerapatan kayu m = kadar air commit to user 12 Setiap jenis kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, dikarenakan tempat tumbuh kayu yang tidak sama, umur, dan suhu udara. Berdasarkan berat jenisnya, jenis-jenis kayu digolongkan ke dalam kelas-kelas seperti dalam tabel 2.3 Tabel 2.3 Hubungan antara berat jenis kayu dengan kelas berat kayu Kelas Berat Kayu Berat Jenis Sangat berat Lebih besar dari 0,90 Berat 0,75 - 0,90 Agak berat 0,60 - 0,75 Ringan Lebih kecil dari 0,60 Sumber: Dumanauw 1993 4. Higroskopik Kayu mempunyai sifat higroskopik, yaitu dapat menyerap atau melepaskan air atau kelembaban. Suatu petunjuk, bahwa kelembaban kayu sangat dipengaruhi oleh kelembaban dan suhu udara disekitarnya. Yang termasuk dalam sifat higroskopik kayu adalah kadar lengas kayu dan kembang susut kayu Dumanauw, 1993. 5. Kekerasan kayu Pada umumnya terdapat hubungan langsung antara kekerasan kayu dan berat jenis kayu. Kayu-kayu yang keras juga termasuk kayu-kayu yang berat. Sebaliknya kayu ringan adalah juga kayu yang lunak Dumanauw, 1993.

b. Sifat Mekanik Kayu