commit to user 19
8. Kunus adalah cacat pada bontos kayu berupa cabang akibat dari kesalahan
teknis menebang. 9.
Mata kayu Mk adalah bekas cabang atau ranting pada permukaan kayu dengan penampang lintang berbentuk bulat atau lonjong.
10. Pakah : bontos kayu dipotong pada pertemuan antara 2 dua cabang ditandai
dengan adanya 2 dua hati dan terpisahnya lingkaran tumbuh. 11.
Pecah belah Pebe adalah terpisahnya serat kayu melebar sehingga merupakan celah dengan lebar 2 mm atau lebih dan menembus teras.
12. Pecah banting Pebt adalah pecah yang tidak beraturan terjadi pada waktu
penebangan. 13.
Pecah busur Pb adalah pecah yang sejajar dengan busur bontos kayu atau searah dengan lingkaran tumbuh sehingga merupakan busur lingkaran
≤ setengah lingkaran.
14. Pecah gelang Pg adalah pecah yang sejajar dengan busur bontos kayu atau
searah dengan lingkaran tumbuh sehingga merupakan busur lingkaran setengah lingkaran.
15. Pecah hati adalah terpisahnya serat dimulai dari hati memotong terhadap
lingkaran tumbuh. 16.
Pecah lepas adalah akibat bagian dari badan kayu yang hilang lepas ke arah ke arah memanjang.
17. Pecah slemper adalah pecah sejajar pada bontos yang tidak menembus badan
kearah memanjang, tetapi sebagian kayunya masih menyatu
2.2.6 Campuran Untuk Menambal Kayu
a. Serbuk Kayu
Serbuk kayu adalah sisa dari proses pengerjaan kayu. Serbuk kayu yang dihasilkan dari proses pengerjaan biasanya terkumpul dalam jumlah yang banyak
dan tidak terbuang sia-sia. Pemanfaatan serbuk kayu di Indonesia belum begitu banyak selain untuk bahan kerajinan dan bahan bakar.
Produksi total kayu gergajian Indonesia mencapai 2,6 juta m
3
per tahun Forestry Statistics of Indonesia 19971998. Dengan asumsi bahwa jumlah limbah yang
commit to user 20
terbentuk 54,24 dari produksi total maka dihasilkan limbah penggergajian sebanyak 1,4 juta m
3
per tahun. Angka ini cukup besar karena mencapai sekitar separuh dari produksi kayu gergajian
Bahan campuran yang dipakai pada penelitian ini adalah sebuk sisa penggergajian, pengetaman kayu dan serbuk amplasan kayu. Jenis kayu yang
digunakan adalah jenis kayu jati. Serbuk kayu sebagai bahan dasar material pembuatan sampel dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
1. Serbuk Gergaji
Yaitu serbuk yang berasal dari sisa pengergajian kayu. 2.
Sisa Pasahan Kayu Ketam Yaitu serbuk yang berasal dari sisa pemasahan kayu, tekstur serbuk ini lebih
kasar dan lebih besar dari serbuk gergaji. 3.
Sisa Amplasan Yaitu sebuk yang berasal dari sisa pengamplasanpenghalusan pemukaan
kayu, tektur serbuk ini sangat halus sehingga sangat cocok sebagai pengisi
fille
r.
b. Perekat
Dalam penelitian ini perekat yang digunakan adalah lem
epoxy.
Lem
epoxy
terdiri dari dua macan komponen yaitu komponen perekat
resin
dan komponen pengeras
hardener
. Komponen resin adalah cairan bening tidak berbau, lebih cair dibandingkan dengan hardener yang berwarna kuning transparan dan liat.
Keunggulan dari perekat ini adalah sebagai berikut: 1.
Lem tidak menyusut dan mengisi rongga rongga pada lubang kayu. 2.
Tahan terhadap air dan beberapa bahan kimia. Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya bahwa, 90 gram campuran
serbuk kayu membutuhkan kadar
resin
97 cc Nikho Sunartanto, 2012.
2.2.7 Hasil Penelitian Campuran Serbuk Kayu
Hasil penelitian kuat tekan dan kuat tarik campuran antara serbuk gergaji, serbuk ketam dan serbuk amplas kayu jati dengan lem
epoxy
sebagai bahan untuk
commit to user 21
menambal kayu yang berlubang Nikho Sunartanto, 2012, dan hasil pengujian kuat tekan, kuat lekat dan kuat geser yang dilakukan sebelumnya dengan
menggunakan serbuk kayu jati dan perekat yang sama yaitu,
resin
dan
hardener
dengan merk
epoxy
. Pengujian yang dilakukan menggunakan beberapa perbandingan yaitu, variasi kadar
filler
25, 50 dan 75, sedangkan variasi kadar
hardener
75 dan 100. Berdasarkan hasil pengujian didapat campuran yang mempunyai kuat tarik paling
tinggi adalah benda uji dengan kadar
hardener
100 dan kadar
filler
50 TSM - F50H100, dengan nilai kuat tarik sebesar 9,31 MPa. Sedangkan benda uji
dengan kadar
hardener
100 dan kadar
filler
75 CST – F75H100, dengan nilai kuat tekan sebesar 6,03 MPa hanya mempunyai selisih yang tidak terlalu
besar dengan CST – F50H100. Berdasarkan hasil pengujian didapat campuran yang mempunyai kuat tekan paling
tinggi adalah benda uji dengan kadar
hardener
100 dan kadar
filler
25 CST - F25H100, dengan nilai kuat tekan sebesar 31,79 MPa, sedangkan benda uji
dengan kadar
hardener
100 dan kadar
filler
75 CST – F75H100, dengan nilai kuat tekan sebesar 29,66 MPa hanya mempunyai selisih yang kecil dengan
CST - F25H100. Campuran yang mempunyai modulus elastisitas paling tinggi adalah benda uji dengan kadar
hardener
100 dan kadar
filler
75 CST – F75H100, dengan nilai modulus elastisitas sebesar 388,30 MPa.
Berdasarkan hasil pengujian didapat campuran yang mempunyai kuat geser paling tinggi adalah benda uji dengan kadar
hardener
100 dan kadar
filler
75 CSG - F75H100, dengan nilai kuat tarik sebesar 18,42 MPa.
Berdasarkan hasil pengujian didapat campuran yang mempunyai kuat lekat paling tinggi adalah benda uji dengan kadar
hardener
100 dan kadar
filler
75 CSK - F75H100, dengan nilai kuat tarik sebesar 8,94 MPa.
Berdasarkan hasil pengujian tersebut maka campuran yang digunakan untuk menambal kayu adalah campuran dengan kadar
hardener
100 dan kadar
filler
75 CSG - F75H100.
commit to user 22
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kriteria Metodologi Penelitian
3.1.1 Umum
Dalam suatu penelitian ada dua macam metode yaitu kuantitatif dan kualitatif. Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang dipakai untuk
meneliti pada populasi atau sampel yang spesifik, teknik pengambilan sampel biasanya dikerjakan dengan random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, kajian data berbentuk kuantitatifstatistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang sudah ditetapkan. Sedangkan metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah sebagai lawannya adalah eksperimen dimana peneliti adalah sebagai
instrument kunci, pengambilan sampel dan data dilakukan secara sengaja, teknik pengumpulan data dilakukan dengan gabungan analisis data bersifat induktif
kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna daripada generalisasi.
Sebagai karya tulis ilmiah, metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu. agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan secara sistematis dan dari penelitian
yang dilakukan memperoleh data yang akurat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif atau eksperimen. Penyajian data hasil
penelitian ini berupa diagram atau grafik.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kuat lentur sampel yang terbuat dari balok kayu yang berlubang yang ditambal dengan campuran serbuk kayu dengan
perekat
resin
dan
hardener
, yang nantinya akan digunakan sebagai bahan
perbaikan kayu.
commit to user 23
3.1.2 Bahan Penelitian
a. Kayu
Kayu digunakan untuk sampel adalah kayu keruing karena kayu keruing mudah didapat di pasaran dengan harga yang cukup terjangkau, kayu keruing yang
digunakan sebagai sampel penelitian berukuran 57 x 50 cm, dengan jarak antar tumpuan 45 cm.
b. Serbuk Kayu
Bahan material yang digunakan sebagai bahan sampel berasal dari serbuk kayu jati. Serbuk kayu ini diperoleh dari sisa pengolahan kayu, yaitu serbuk sisa
penggergajian, serbuk sisa pemasahan dan serbuk sisa pengamplasan. Alasan dipilihnya serbuk kayu jati ini karena kayu tersebut termasuk jenis kayu dengan
mutu baik dan selain itu serbuk kayu dengan jenis ini mudah diperoleh.
c. Perekat
Bahan perekat dalam penelitian ini menggunakan lem
epoxy
yang terdiri dari dua macam konponen yaitu
resin
sebagai komponen perekat dan
hardener
sebagai bahan pengeras serbuk kayu. Alasan dipilihnya lem
epoxy
karena lem jenis ini memiliki daya rekat yang kuat dan lebih cepat mengeras.
3.1.3 Peralatan Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu :
a. Peralatan Pembuatan Benda Uji
Peralatan yang digunakan untuk pembuatan benda uji terdiri dari meteran, gergaji, pahat, siku-siku besi, spidol, mistar, gelas ukur, timbangan, gelas
ukur, skrap, palu, alat pencampur material perekat dan serbuk kayu.
commit to user 24
b. Peralatan Pengujian Sifat Fisik Kayu
1. Oven, digunakan untuk mengeringkan kayu saat pengujian kadar air.
2. Timbangan dengan ketelitian 0,5 gram, digunakan untuk pengukuran
berat benda uji dalam pengujian kerapatan dan kadar air kayu pada saat uji pendahuluan.
3. Jangka sorong dengan ketelitian 0,05 mm, digunakan untuk mengukur
kayu benda uji pendahuluan.
c. Peralatan Untuk Pengujian Balok Kayu