Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Tinjauan Pustaka

commit to user 2 Lubang pada kayu terjadi karena beberapa faktor, diantaranya karena faktor biotis dan faktor abiatis. Faktor biotis merupakan faktor dari alam yaitu suhu, cuaca, air tanah, kelembaban dan angin. Sedangkan faktor abiotis adalah kerusakan kayu akibat serangan rayap, jamur, dan serangga perusak lainya. Lubang pada kayu juga bisa terjadi karena faktor manusia, biasanya terjadi pada proses pengerjaanya. Dari hal tersebut diatas, maka timbulah suatu gagasan bagaimana cara meningkatkan kembali kualitas kayu yang sudah menurun tersebut. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas kayu, diantaranya adalah kuat tekan, kuat tarik kuat geser dan kuat lentur kayu tersebut. Dalam penelitian ini akan meneliti besarnya kekuatan kayu berlubang yang ditambal dengan campuran serbuk kayu dan perekat, dengan harapan tambalan tersebut dapat meningkatkan kembali kekuatan kayu, dalam hal ini kuat lentur kayu, sehingga kayu tersebut bisa digunakan kembali. Bahan yang digunakan untuk memperbaiki kayu dalam penelitian ini adalah serbuk kayu jati sisa dari penggergajian, sisa pasahan kayu ketam jati, sisa amplasan kayu jati dan bahan perekat berupa lem dengan merk epoxy yang terdiri dari resin dan hardener.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan yaitu: Berapa besar kuat lentur kayu yang ditambal dengan campuran serbuk gergaji, serbuk ketam dan serbuk amplasan kayu?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: a. Kayu yang di pakai adalah kayu Keruing. b. Serbuk gergaji, serbuk pasahan ketam, dan serbuk amplasan kayu yang digunakan berasal dari kayu jati. c. Perekat yang digunakan untuk membuat campuran dalam penelitian ini adalah lem epoxy yang terdiri dari resin dan hardener. commit to user 3 d. Penelitian ini menguji kuat lentur kayu utuh, kayu berlubang dan kayu yang ditambal. e. Benda uji untuk pengujian kuat lentur berbentuk balok dengan dimensi 5 cm x 7 cm x 50 cm. f. Lubang berbentuk persegi dengan ukuran 1,5 cm x 10 cm x 5 cm, dan berbentuk trapesium dengan ukuran dua sisi sejajar 10 cm dan 7 cm, lebar 5 cm, tinggi 1,5 cm dengan kemiringan 45 . di tengah bentang pada posisi tegak. g. Komposisi campuran yang di pakai untuk menambal adalah Serbuk gergaji + ketam + filler 75 serbuk gergaji dan ketam + hardener 100 resin

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya kuat lentur kayu yang ditambal dengan campuran serbuk gergaji, serbuk ketam dan serbuk amplasan kayu.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfat dari penelitian ini adalah: a. Dengan adanya penelitian ini, maka dapat diketahui besarnya kekuatan kayu sebelum dilakukan dan setelah dilakukan penambalan. b. Memberikan petunjuk praktis dalam penggunaan campuran untuk keperluan penambalan kayu, sehingga diharapkan tambalan tersebut mempunyai kekuatan yang hapir sama dengan kayu yang akan ditambal. commit to user 4 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Kayu merupakan hasil hutan dan merupakan sumber kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk digunakan sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak terdapat pada bahan-bahan lain, diantaranya memiliki kekuatan tarik dan tekan yang hampir seimbang, kayu mudah dibentuk dan diperoleh dimana saja Dumanauw, 1993 Kayu memiliki beberapa jenis tegangan, pada jenis tegangan tertentu nilainya besar tetapi pada jenis tegangan yang lain nilainya kecil. Jenis-jenis tegangan yang berbeda tersebut berperan secara bersama-sama. Tegangan tekan akan berusaha memperpendek kayu, tegangan tarik akan memperpanjang kayu, tegangan geser akan berusaha menggeser serat-serat kayu. Biasanya kayu sering mengalami kombinasi dari beberapa tegangan di atas secara bersamaan walaupun salah satu tegangan diantaranya akan mendominasi Ali Awaludin, 2005. Menurut Benny Puspantoro 1992, kayu sebagai bahan bangunan mempunyai sifat yang menguntungkan dan merugikan. Sifat yang menguntungkan dari kayu antara lain: a. Mudah didapat dan relatif murah harganya dibandingkan bahan bangunan lain seperti beton dan baja. b. Mudah dikerjakan tanpa alat-alat berat khusus, misalnya mudah dipotong, dihaluskan, diukir ataupun disambung sebagai suatu konstruksi. c. Bentuknya indah alami sehingga sering diexpose serat-seratnya sebagai hiasan ruang d. Isolasi panas, sehingga rumah yang banyak menggunakan bahan kayu akan terasa sejuk nyaman. e. Tahan zat kimia, seperti asam atau garam dapur. commit to user 5 f. Ringan sehingga mengurangi berat sendiri dari bangunan dan dapat menghemat ukuran fondasinya. g. Serba guna, artinya dapat dipakai sebagai konstruksi bangunan, seperti kuda- kuda atap, langit-langit, pintu jendela, tiang atau dinding, selain itu dapat juga untuk alat bantu kerja sementara seperti bekesting untuk cor beton, bouwplank, tangga kerja dan lain sebagainya. Sedangkan sifat yang merugikan dari kayu antara lain: a. Mudah terbakar dan menimbulkan api, sehingga rumah yang banyak memakai bahan kayu kalau terbakar sulit dipadamkan karena api mudah menjalar dari satu tempat ke tempat lainnya melalui bahan kayu ini. b. Kekuatan dan keawetan kayu sangat tergantung dari jenis dan umur pohonnya, sedang kayu yang ada diperdagangan sulit ditaksir umurnya. c. Cepat rusak oleh pengaruh alam, hujanair menyebabkan kayu cepat lapuk, panas matahari menyebabkan kayu retak-retak. d. Dapat dimakan serangga-serangga kecil sepertai rayap, bubuk dan kumbang. e. Dapat berubah bentuknya, menyusut atau memuai, tergantung kadar air yang dikandungnya. Bila kandungan airnya banyak kayu akan memuai, sebaliknya kalau kering kayu akan menyusut. Kekuatan dan ketahanan terhadap perubahan bentuk suatu bahan disebut sebagai sifat mekaniknya. Kekuatan adalah kemampuan suatu bahan untuk memikul bebangaya yang mengenainya. Ketahan terhadap perubahan bentuk menetukan banyaknya bahan yang dimampatkan, terpuntir atau terlengkung akan oleh suatu beban yang mengenainya. Sifat-sifat mekanik merupakan ciri-ciri penting produk- produk kayu yang akan digunakan untuk bahan bangunan Haygreen, 1986. Kayu sebagai bahan konstruksi bangunan harus mampu menahan beban-beban yang bekerja dalam jangka waktu yang telah direncanakan dan mempunyai ketahanan serta kekuatan sesuai dengan perencanaannya. Petunjuk Teknis Perawatan Benda Cagar Budaya Bahan Kayu, 2006 menyatakan bahwa perbaikan adalah upaya merawat benda cagar budaya yang telah rusak dengan cara merekat, menambal, mengisi lubang, menginjeksi, menyambung, mengganti dan menyelaraskan warna kamuflase. commit to user 6

2.2 Landasan Teori