commit to user 34
2. Pengujian kuat lentur
Langkah pengujian kuat lentur adalah sebagai berikut: a
Pembebanan benda uji dilakukan secara perlahan-lahan dengan
hidraulic pump
, di atur dengan kenaikan beban sebesar 50 kg secara bertahap. Mencatat lendutan yang terjadi dengan menggunakan
dial gauge
pada setiap penambahan beban.
b Pencatatan beban maksimum yang mampu ditahan oleh benda uji hingga
benda uji mengalami keruntuhan dan tidak mampu menahan beban lagi.
e. Tahap Analisis Hasil Pengujian
Dari hasil pengujian yang diperoleh yaitu besarnya beban dan lendutan maksimum saat terjadi patah pada kayu, kemudian dilakukan analisa data, dan
dari data tersebut kemudian dibuat grafik hubungan antara beban dan lendutan dari masing–masing benda uji sehingga dapat diketahui berapa besar beban yang
dapat ditahan oleh kayu yang telah dilakukan penambalan. Kemudian dapat dihitung juga besarnya kuat lentur kayu tersebut dengan persamaan 3.1 dan 3.2.
Data hasil pengujian : L
= panjang balok kayu mm h
= tinggi balok mm P
mak
= beban maksimum N b
= lebar balok mm d = defleksi balok mm
Ls = jarak tumpuan mm
I
t
= momen inersia penampang mm
4
q = berat sendiri Nmm
y = ordinat titik berat mm a
= jarak 13 L
s
Kuat lentur F
b
=
I a
P qL
y I
y M
s
÷ ø
ö ç
è æ
+ =
2 8
1 .
2
Nmm
2
3.1
Modulus Elastisitas E = d
d
. .
384 5
4 3
. .
24 2
4 2
2
I qL
a L
I a
P
s s
+ -
÷ ø
ö ç
è æ
Nmm
2
3.2
f. Tahap Pengambilan Kesimpulan dan Saran
Pada tahap ini, data yang telah dianalisa dibuat kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian dan memberilan saran.
commit to user 35
3.3 Diagram Alir Pengujian
Secara garis besar diagram alir penelitian dapat dilihat pada gambar 3.9
Gambar 3.9 Diagram alir penelitian Mulai
Bahan penelitian ·
Balok kayu keruing ukuran 57 x 50 cm ·
Batang lurus dan tidak ada cacat kayu ·
Serbuk kayu jati ·
Perekat lem
epoxy
Pemeriksaan kadar air dan berat jenis sebelum pembuatan benda uji
Pembuatan lubang pada kayu kemudian mengisi lubang tersebut dengan campuran serbuk kayu dan perekat
Pengujian kuat lentur dan modulus elastisitas akibat adanya beban luar dengan pembebanan bertahap
Analisis data hasil penelitian
Selesai Kesimpulan dan saran
Peralatan penelitian ·
Loading frame
dan perlengkapanya ·
Oven dan Timbangan ·
Gergaji, Palu, dan Pahat ·
Mistar, Skrap dan Gelas ukur ·
Wadah untuk mencampur Persiapan
commit to user 36
BAB 4 ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengujian
Pengujian yang dilakukan di laboratorium bertujuan untuk mendapatkan data akurat. Dari hasil pengujian tersebut diperoleh data-data sebagai berikut:
4.1.1 Data Pengujian Kadar Air dan Berat Jenis
Nilai kadar air serbuk kayu diperoleh dari mengambil sebagian serbuk kayu sedangkan untuk kayu keruing didapat dari pengujian 3 tiga buah benda uji.
Nilai kadar air dan berat jenis kayudianggap sudah dapat mewakili seluruh balok kayu yang akan dibuat sebagai benda uji dalam penelitian ini. Pengujian kadar air
dilakukan di Laboratorium Bahan Fakultas Teknik UNS Surakarta. Dari pengujian tersebut diperoleh data seperti dalam Tabel 4.1 dan 4.2
Tabel 4.1 Data pengujian kadar air serbuk kayu No
Nama Sampel Berat Awal
Berat Kering Sampel
Wg Wd
gram gram
1 Serbuk Ketam
20 18
2 Serbuk Gergaji
100 96
3 Serbuk Amplas
60 58
Tabel 4.2 Data pengujian kadar air dan berat jenis kayu No
Dimensi Volume
Berat Awal Berat
Kering Sampel
l b
t Wg
Wd cm
cm cm
cm3 gram
gram
1 2.474
2.522 2.522
15.736 16.000
13.000 2
2.660 2.512
2.572 17.186
14.000 12.000
3 2.608
2.548 2.560
17.012 13.000
12.000
commit to user 37
4.1.2 Data Pengujian Kuat Lentur dan Modulus Elastisitas
Berdasarkan pengujian yang dilakukan di Laboratorium Struktur Fakultas Teknik UNS Surakarta, pengujian kuat lentur kayu keruing dilakukan dengan cara
memberikan beban desak pada kayu secara bertahap sampai batas kemampuan benda uji dalam menerima beban desak. Batas kemampuan benda uji dalam
menerima beban desak diindikasikan dengan kondisi retak atau patah dan benda uji tidak mampu lagi menerima penambahan beban. Beban pada kondisi tersebut
dianggap sebagai beban kritis dan lendutan yang terjadi pada beban tersebut dianggap sebagai lendutan maksimum.
Gambar 4.1
Setting
pengujian lentur kayu
Dari pengujian tersebut didapat data-data berupa beban dan lendutan yang diterima oleh balok kayu keruing. Data-data hasil pengujian tersebut digabungkan
dengan data lainya sehingga dapat dihitung besarnya nilai kuat lentur dan modulus elastisitas dari balok kayu keruing tersebut.
Dari pengujian kuat lentur kayu keruing diperoleh data besarnya beban dan lendutan yang terjadi pada saat pengujian. Data-data hasil pengujian tersebut
tertera dalam Tabel 4.3
commit to user 38
Tabel 4.3 Beban dan lendutan maksimum No
Kode P maks
P rata-rata Lendutan maks Lendutan rata-rata Sampel
N N
mm mm
1 BU-1
24000
26250
11.59
13.63
2 BU-2
25000 13.3
3 BU-3
29750 16
4 BLA-1
18000
18916.667
9.8
10.88
5 BLA-2
17750 10.3
6 BLA-3
21000 12.55
7 BLB-1
18250
21416.667
14.9
12.36
8 BLB-2
22000 10.22
9 BLB-3
24000 11.97
10 BLT-1
21750
23083.333
16.3
13.89
11 BLT-2
22000 12.81
12 BLT-3
25500 12.56
13 BTA-1
20500
21500
16.47
14.52
14 BTA-2
21000 15.65
15 BTA-3
23000 11.44
16 BTB-1
16500
18916.667
12.6
12.83
17 BTB-2
20000 8.46
18 BTB-3
20250 16.2
19 BTT-1
25000
28916.667
13.84
12.84
20 BTT-2
31500 13.8
21 BTT-3
30250 10.87
4.2 Analisa Data Hasil Pengujian
Setalah mendapatkan data hasil pengujian yang dilakukan di laboratorium. Data- data tersebut kemudian dianalisis untuk mendapatkan tujuan yang ingin dicapai
dalam pengujian tersebut, yaitu mendapatkan besarnya kuat lentur kayu yang diperbaiki dengan campuran serbuk kayu
commit to user 39
4.2.1 Analisa Data Pengujian Kadar Air dan Berat Jenis Kayu
a. Dari data hasil pengujian kemudian dilakukan, untuk perhitungan kadar air
kayu keruing digunakan Persamaan 2.7, berikut contoh perhitungan benda uji ke-1 kayu keruing.
Diketahui data : l panjang
= 2,474 cm
b lebar =
2,522 cm t tebal
= 2,522 cm
W
g
berat awal =
16,00 gr W
d
berat satelah dioven =
13,00 gr Kadar air :
100
x W
W W
m
d d
g
- =
100 00
, 13
00 ,
13 00
, 16
x m
- =
= 23,077
Hasil perhitungan
serbuk kayu
jati dan
kadar air
kayu keruing
selanjutnyatercantum dalam Tabel 4.4 dan Tabel 4.5
Tabel 4.4 Hasil perhitungan kadar air serbuk kayu jati No
Nama Sampel Berat Awal
Berat Kering Kadar Air
Kadar Air Sampel
Wg Wd
Rata-rata gram
gram
1 Serbuk Ketam
20.000 18.000
11.111 2
Serbuk Gergaji 100.000
96.000 4.167
6.242 3
Serbuk Amplas 60.000
58.000 3.448
Tabel 4.5 Hasil perhitungan kadar air kayu keruing
Sampel Dimensi
Berat Awal
Berat Kering
Kadar Air
Kadar Air l
b t
W
g
W
d
Rata-rata cm
cm cm
gram gram
1 2,474 2,522 2,522
16,000 13,000
23,077 2
2,660 2,512 2,572 14,000
12,000 16,667
16,026 3
2,608 2,548 2,560 13,000
12,000 8,333
commit to user 40
b. Dari data hasil pengujian kemudian dilakukan untuk perhitungan berat jenis
kayu keruing digunakan Persamaan 2.8, berikut contoh perhitungan benda uji ke-1 kayu keruing
Diketahui data : l panjang
= 2,474 cm
b lebar =
2,522 cm t tebal
= 2,522 cm
m kadar air =
23,077 gr Volume l x b x t
= 15,736 cm
3
Berat jenis : ]
100 1
000 .
1 [
m G
m
+ =
r
g g
V W
=
r =
6 3
10 .
736 ,
15 10
. 00
, 16
- -
= 1016,787 kgm
3
] 100
077 ,
23 1
000 .
1 [
787 ,
1016 +
=
m
G
= 0,826 grcm
3
Hasil perhitungan berat jenis kayu keruing selanjutnya tercantum dalam Tabel 4.6
Tabel 4.6 Hasil perhitungan berat jenis kayu keruing Dimensi
Volume Berat Awal Kadar
Berat Berat Jenis
No l
b t
Wg Air
Jenis Rata-rata
cm cm
cm cm3
gram grcm3
grcm3
1 2,474 2,522 2,522
15,736 16,000
23.077 0,826
2 2,660 2,512 2,572
17,186 14,000
16.667 0,698
0,743 3
2,608 2,548 2,560 17,012
13,000 8.333
0,705 c.
Dari hasil perhitungan berat jenis kayu dapat dihitung besarnya modulus elastisitas lentur kayu
Ew
dengan menggunakan rumus estimasi kuat acuan, yaitu dengan persamaan 2.12 – 2.15
E
w
= 16500G
0,7
Mpa
commit to user 41
dengan: G = berat jenis pada kadar air 15 =
. 133
, 1
b b
G G
- G
b
= berat jenis dasar = .
256 ,
1
m m
G a
G
+ a =
30 30
m -
Dari hasil pengujian diperoleh: m
= 16,026 Gm
= 0,743 grcm
3
a =
30 30
m -
=
30 026
, 16
30 -
= 0,231
G
b
= .
256 ,
1
m m
G a
G
+ =
743 ,
231 ,
256 ,
1 743
,
x x
+ = 0,712
G =
. 133
, 1
b b
G G
- =
712 ,
133 ,
1 712
,
x
- = 0,786
E
w
= 16500G
0,7
= 16500 x 0,786
0,7
= 13946,425 MPa Berdasarkan rumus estimasi kuat acuan didapat nilai modulus elastisitas lentur:
E
w
= 13946,425 MPa
4.2.2 Analisa Data Kuat Lentur dan Modulus Elastisitas Kayu
Dari data-data yang diperoleh pada saat pengujian kuat lentur diperoleh pula grafik hubungan antara penambahan beban yang diterima oleh benda uji dengan
lendutan yang terjadi. Grafik yang menunjukan hubungan antara penambahan beban dengan lendutan yang terjadi, seperti pada Gambar 4.2 sampai dengan
Gambar 4.9
commit to user 42
Gambar 4.2 Grafik hubungan penambahan beban dengan lendutan yang terjadi pada Balok Kayu Utuh BU
Gambar 4.3 Grafik hubungan penambahan beban dengan lendutan yang terjadi pada Balok Kayu Lubang Atas BLA
5000 10000
15000 20000
25000 30000
35000
5 10
15 20
25 30
B e
b a
n N
Lendutan mm
BU-1 BU-2
BU-3
5000 10000
15000 20000
25000
5 10
15 20
25 30
35
B e
b a
n N
Lendutan mm
BLA-1 BLA-2
BLA-3
commit to user 43
Gambar 4.4 Grafik hubungan penambahan beban dengan lendutan yang terjadi pada Balok Kayu Lubang Bawah BLB
Gambar 4.5 Grafik hubungan penambahan beban dengan lendutan yang terjadi pada Balok Kayu Lubang Tengah BLT
5000 10000
15000 20000
25000
5 10
15 20
25
B e
b a
n N
Lendutan mm
BLB-1 BLB-2
BLB-3
5000 10000
15000 20000
25000 30000
5 10
15 20
25
B e
b a
n N
Lendutan mm
BLT-1 BLT-2
BLT-3
commit to user 44
Gambar 4.6 Grafik hubungan penambahan beban dengan lendutan yang terjadi pada Balok Kayu Tambalan Atas BTA
Gambar 4.7 Grafik hubungan penambahan beban dengan lendutan yang terjadi pada Balok Kayu Tambalan Bawah BTB
5000 10000
15000 20000
25000
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
B e
b a
n N
Lendutan mm
BTA-1 BTA-2
BTA-3
5000 10000
15000 20000
25000
5 10
15 20
25 30
B e
b a
n N
Lendutan mm
BTB-1 BTB-2
BTB-3
commit to user 45
Gambar 4.8 Grafik hubungan penambahan beban dengan lendutan yang terjadi pada Balok Kayu Tambalan Tengah BTT
Gambar 4.9 Grafik rata-rata hubungan penambahan beban dengan lendutan yang terjadi pada semua benda uji
5000 10000
15000 20000
25000 30000
35000
5 10
15 20
25 30
B e
b a
n N
Lendutan mm
BTT-1 BTT-2
BTT-3
5000 10000
15000 20000
25000 30000
5 10
15 20
25 30
35
B e
b a
n N
Lendutan mm
BU BLA
BTA BLB
BTB BLT
BTT
commit to user 46
Gambar 4.9 Menunjukan bahwa adanya peningkatan beban yang mampu
diterima oleh balok kayu yang telah dilakukan penambalan pada bagian atas walaupun tidak dapat menyamai beban yang diterima oleh balok kayu utuh. Pada
penambalan bagian bawah beban yang mampu diterima justru lebih rendah daripada balok dengan lubang bagian bawah, sebaliknya pada penambalan bagian
tengah beban yang mampu diterima mengalami peningkatan yang sangat besar, bahkan mampu melebihi beban yang diterima oleh balok kayu utuh.
a. Perbandingan beban maksimum antara perhitungan teoritis dan hasil
pengujian kuat lentur
1. Perhitungan beban maksimum yang dapat diterima benda uji Balok Kayu
Utuh ke-1 BU-1 Diketahui data :
b lebar balok =
47,78 mm h tinggi balok
= 67,01 mm
L
s
jarak tumpu =
450 mm a jarak P ke tumpuan
= 150 mm
y ordinau titik berat =
½ x h = 33,505 mm q berat sendiri
= 0,0238 Nmm
I
t
momen inersia
12 1
b h
3
= 1198074,303 mm
4
E
w
elastisitas lentur =
13946,425 Mpa F
b
dari tabel kuat acuan E14 = 30 MPa
F
b
=
I y
M .
M
=
y I
F
b
.
= 505
, 33
303 ,
1198074 30
x
= 1071741,250 N.mm
M
=
÷ ø
ö ç
è æ
+ a
P qL
s
2 8
1
2
P
=
2 .
8 1
2
a qL
M
s
÷ ø
ö ç
è æ
-
=
2 150
. 450
0238 .
8 1
250 ,
1071741
2
÷ ø
ö ç
è æ
- x
x
= 14295,198 N
commit to user 47
2. Perhitungan beban maksimum yang dapat diterima benda uji balok kayu
keruing yang telah diberikan tambalan pada bagian atas. Berikut contoh perhitungan benda uji Balok Kayu Tambalan Atas ke-1 BTA-1 kayu
keruing. Diketahui data :
b lebar balok =
49,58 mm h tinggi balok
= 67,42 mm
L
s
jark tumpu =
450 mm a jarak P ke tumpuan
= 150 mm
q berat sendiri =
0,0248 Nmm E
w
elastisitas lentur =
13946,425 Mpa E
m
elastisitas material =
388,30 MPa F
b
dari tabel kuat acuan E14 = 30 MPa
a Menentukan Sumbu Netral
b = 49,58
h =
6 7
,4 2
ya
yb 15
52,42 A1
A2
kayu material
n x b
h =
6 7
,4 2
ya
yb 15
52,42 A1
A2
b = 49,58
n =
÷÷ ø
ö çç
è æ
w m
E E
=
÷ ø
ö ç
è æ
425 ,
13946 30
, 388
= 0,028 n x b = 0,028 x 49,58 = 1,380 mm
ya =
÷÷ ø
ö çç
è æ
+ +
+ 42
, 52
15 15
2 1
2 1
2 2
1 1
A A
x x
A x
x A
ya =
÷÷ ø
ö çç
è æ
+ +
+ 42
, 52
58 ,
49 15
380 ,
1 42
, 52
15 42
, 52
58 ,
49 15
15 380
, 1
2 1
2 1
x x
x x
x x
x x
ya = 40,944 mm yb = h – ya = 67,42 – 40,944 = 26,476 mm
commit to user 48
b Menentukan Momen Inersia
I
1
= 112 . b . h
1 3
+ A
1
. ya – 12 . h
1 2
= 112 x 1.380 x 15
3
+ 1.380 x 15 x 40,944 – 7,5
2
= 23547,632 mm
4
I
2
= 112 . b . h
2 3
+ A
2
. yb – 12 . h
2 2
= 112 x 49,58 x 52,42
3
+ 49,58 x 52,42 x 26,476 – 26,21
2
= 595320,656 mm
4
I
T
= I
1
+ I
2
= 23547,632 + 595320,656 = 618868,287 mm
4
c Menentukan momen maksimum pada serat kayu terluar
F
b
=
T
I y
M .
M
=
y I
F
T b
.
= 476
, 26
287 ,
618868 30
x
= 701228,850 N.mm
d Menentukan beban maksimum
M
=
÷ ø
ö ç
è æ
+ a
P qL
s
2 8
1
2
P
=
2 .
8 1
2
a qL
M
s
÷ ø
ö ç
è æ
-
=
2 150
. 450
0248 .
8 1
850 ,
701228
2
÷ ø
ö ç
è æ
- x
x
= 9341,333 N
commit to user 49
3. Perhitungan beban maksimum yang dapat diterima benda uji balok kayu
keruing yang telah diberikan tambalan pada bagian bawah. Berikut contoh perhitungan benda uji Balok Kayu Tambalan Bawah ke-1 BTB-1 kayu
keruing. Diketahui data :
b lebar balok =
49,45 mm h tinggi balok
= 66,36 mm
L
s
jarak tumpu =
450 mm a jarak P ke tumpuan
= 150 mm
q berat sendiri =
0,0244 Nmm E
w
elastisitas lentur =
13946,425 Mpa E
m
elastisitas material =
388,30 MPa F
b
dari tabel kuat acuan E14 = 30 MPa
a Menentukan Sumbu Netral
b = 49,45
h =
6 6
,3 6
yb ya
15 51,36
A1
A2
kayu material
b = 49,45
h =
6 6
,3 6
yb ya
15 51,36
A1
A2
n x b
n =
÷÷ ø
ö çç
è æ
w m
E E
=
÷ ø
ö ç
è æ
425 ,
13946 30
, 388
= 0,028 n x b = 0,028 x 49,45 = 1,377 mm
ya =
÷÷ ø
ö çç
è æ
+ +
+ 15
36 ,
51 36
, 51
2 1
2 1
2 2
1 1
A A
x x
A x
x A
ya =
÷÷ ø
ö çç
è æ
+ +
+ 15
377 ,
1 36
, 51
45 ,
49 15
36 ,
51 15
377 ,
1 36
, 51
36 ,
51 45
, 49
2 1
2 1
x x
x x
x x
x x
ya = 25,948 mm yb = h – ya = 66,36 – 25,948 = 40,412 mm
commit to user 50
b Menentukan Momen Inersia
I
1
= 112 . b . h
1 3
+ A
1
. ya – 12 . h
1 2
= 112 x 49,45 x 51,36
3
+ 49,45 x 51,36 x 25,948 – 25,68
2
= 558472,224 mm
4
I
2
= 112 . b . h
2 3
+ A
2
. yb – 12 . h
2 2
= 112 x 1,377 x 15
3
+ 1,377 x 15 x 40,412 – 7,5
2
= 22757,970 mm
4
I
T
= I
1
+ I
2
= 558472,224 + 22757,970 = 581230,194 mm
4
c Menentukan momen maksimum pada serat kayu terluar
F
b
=
T
I y
M .
M
=
y I
F
T b
.
= 948
, 25
194 ,
581230 30
x
= 672003,872 N.mm
d Menentukan beban maksimum
M
=
÷ ø
ö ç
è æ
+ a
P qL
s
2 8
1
2
P
=
2 .
8 1
2
a qL
M
s
÷ ø
ö ç
è æ
-
=
2 150
. 450
0244 .
8 1
872 ,
672003
2
÷ ø
ö ç
è æ
- x
x
= 8951,820 N
commit to user 51
4. Perhitungan beban maksimum yang dapat diterima benda uji balok kayu
keruing yang telah diberikan tambalan pada bagian tengah. Berikut contoh perhitungan benda uji Balok Kayu Tambalan Tengah ke-1 BTT-1 kayu
keruing.
Diketahui data : b lebar balok
= 49,90 mm
h tinggi balok =
66,74 mm L
s
jarak tumpu =
450 mm a jarak P ke tumpuan
= 150 mm
q berat sendiri =
0,0248 Nmm E
w
elastisitas lentur =
13946,425 Mpa E
m
elastisitas material =
388,30 MPa F
b
dari tabel kuat acuan E14 = 30 MPa
a Menentukan Sumbu Netral
ya = 12.h
h =
6 6
,7 4
15 25,87
25,87 b = 49,90
yb = 12.h
A2 A1
A3
kayu
kayu material
ya = 12.h
h =
6 6
,7 4
15 25,87
25,87 b = 49,90
yb = 12.h
A2 A1
A3
n x b
n =
÷÷ ø
ö çç
è æ
w m
E E
=
÷ ø
ö ç
è æ
425 ,
13946 30
, 388
= 0,028 n x b = 0,028 x 49,90 = 1,389 mm
ya = yb = ½ . h = ½ x 66,74 = 33,37 mm
commit to user 52
b Menentukan Momen Inersia
I
1
= I
3
= 112 . b . h
1 3
+ A
1
. ya – 12 . h
1 2
= 112 x 49,90 x 25,87
3
+ 49,90 x 25,87 x 33,37 – 12,935
2
= 611067,395 mm
4
I
2
= 112 . b . h
2 3
= 112 x 1,389 x 15
3
= 390,749 mm
4
I
T
= I
1
+ I
2
= 611067,395 + 390,749 = 611458,144 mm
4
c Menentukan momen maksimum pada serat kayu terluar
F
b
=
T
I y
M .
M
=
y I
F
T b
.
= 370
, 33
144 ,
611458 30
x
= 549707,651 N.mm
d Menentukan beban maksimum
M
=
÷ ø
ö ç
è æ
+ a
P qL
s
2 8
1
2
P
=
2 .
8 1
2
a qL
M
s
÷ ø
ö ç
è æ
-
=
2 150
. 450
0248 .
8 1
651 ,
549707
2
÷ ø
ö ç
è æ
- x
x
= 7321,081N
commit to user 53
Berdasarkan analisa data perhitungan beban maksimum yang mampu diterima oleh balok kayu diperoleh hasil perbandingan beban maksimum antara
perhitungan teoritis dan hasil pengujian yang tertera dalam Tabel 4.7
Tabel 4.7 Perbandingan beban maksimum teoritis dan hasil pengujian
No b
h Ls
Teoritis Pengujian
Kode P maks
P rata-rata P maks P rata-rata Sampel mm mm mm
N N
N N
1 BU-1 47.78 67.01
450 14295.198
14870.881
24000
26250.000 2
BU-2 48.77 68.00 450
15025.846 25000
3 BU-3 48.19 69.01
450 15291.598
29750 4 BLA-1 47.21 66.73
450 8414.339
8997.393
18000
18916.667 5 BLA-2 49.00 69.11
450 9555.953
17750 6 BLA-3 48.55 67.82
450 9021.886
21000 7 BLB-1 49.62 66.59
450 8796.046
9222.144
18250
21416.667
8 BLB-2 48.11 69.41 450
9486.767 22000
9 BLB-3 47.78 69.30 450
9383.617 24000
10 BLT-1 49.31 67.24 450
14689.430
15176.911
21750
23083.333 11 BLT-2 48.51 69.85
450 15613.999
22000 12 BLT-3 47.71 69.56
450 15227.305
25500 13 BTA-1 49.58 67.42
450 9341.333
9618.803
20500
21500.000 14 BTA-2 49.21 68.76
450 9741.396
21000 15 BTA-3 47.93 69.58
450 9773.680
23000 16 BTB-1 49.45 66.36
450 8951.820
9650.246
16500
18916.667
17 BTB-2 47.99 70.63 450
10158.461 20000
18 BTB-3 47.81 69.84 450
9840.457 20250
19 BTT-1 49.90 66.74 450
7321.081
7513.279
25000
28916.667
20 BTT-2 48.77 68.90 450
7633.754 31500
21 BTT-3 48.16 69.11 450
7585.000 30250
commit to user 54
b. Perhitungan Modulus Elastisitas Balok Kayu Utuh, Balok kayu