Hasil Penelitian Campuran Serbuk Kayu

commit to user 20 terbentuk 54,24 dari produksi total maka dihasilkan limbah penggergajian sebanyak 1,4 juta m 3 per tahun. Angka ini cukup besar karena mencapai sekitar separuh dari produksi kayu gergajian Bahan campuran yang dipakai pada penelitian ini adalah sebuk sisa penggergajian, pengetaman kayu dan serbuk amplasan kayu. Jenis kayu yang digunakan adalah jenis kayu jati. Serbuk kayu sebagai bahan dasar material pembuatan sampel dalam penelitian ini dibedakan menjadi tiga macam, yaitu 1. Serbuk Gergaji Yaitu serbuk yang berasal dari sisa pengergajian kayu. 2. Sisa Pasahan Kayu Ketam Yaitu serbuk yang berasal dari sisa pemasahan kayu, tekstur serbuk ini lebih kasar dan lebih besar dari serbuk gergaji. 3. Sisa Amplasan Yaitu sebuk yang berasal dari sisa pengamplasanpenghalusan pemukaan kayu, tektur serbuk ini sangat halus sehingga sangat cocok sebagai pengisi fille r.

b. Perekat

Dalam penelitian ini perekat yang digunakan adalah lem epoxy. Lem epoxy terdiri dari dua macan komponen yaitu komponen perekat resin dan komponen pengeras hardener . Komponen resin adalah cairan bening tidak berbau, lebih cair dibandingkan dengan hardener yang berwarna kuning transparan dan liat. Keunggulan dari perekat ini adalah sebagai berikut: 1. Lem tidak menyusut dan mengisi rongga rongga pada lubang kayu. 2. Tahan terhadap air dan beberapa bahan kimia. Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya bahwa, 90 gram campuran serbuk kayu membutuhkan kadar resin 97 cc Nikho Sunartanto, 2012.

2.2.7 Hasil Penelitian Campuran Serbuk Kayu

Hasil penelitian kuat tekan dan kuat tarik campuran antara serbuk gergaji, serbuk ketam dan serbuk amplas kayu jati dengan lem epoxy sebagai bahan untuk commit to user 21 menambal kayu yang berlubang Nikho Sunartanto, 2012, dan hasil pengujian kuat tekan, kuat lekat dan kuat geser yang dilakukan sebelumnya dengan menggunakan serbuk kayu jati dan perekat yang sama yaitu, resin dan hardener dengan merk epoxy . Pengujian yang dilakukan menggunakan beberapa perbandingan yaitu, variasi kadar filler 25, 50 dan 75, sedangkan variasi kadar hardener 75 dan 100. Berdasarkan hasil pengujian didapat campuran yang mempunyai kuat tarik paling tinggi adalah benda uji dengan kadar hardener 100 dan kadar filler 50 TSM - F50H100, dengan nilai kuat tarik sebesar 9,31 MPa. Sedangkan benda uji dengan kadar hardener 100 dan kadar filler 75 CST – F75H100, dengan nilai kuat tekan sebesar 6,03 MPa hanya mempunyai selisih yang tidak terlalu besar dengan CST – F50H100. Berdasarkan hasil pengujian didapat campuran yang mempunyai kuat tekan paling tinggi adalah benda uji dengan kadar hardener 100 dan kadar filler 25 CST - F25H100, dengan nilai kuat tekan sebesar 31,79 MPa, sedangkan benda uji dengan kadar hardener 100 dan kadar filler 75 CST – F75H100, dengan nilai kuat tekan sebesar 29,66 MPa hanya mempunyai selisih yang kecil dengan CST - F25H100. Campuran yang mempunyai modulus elastisitas paling tinggi adalah benda uji dengan kadar hardener 100 dan kadar filler 75 CST – F75H100, dengan nilai modulus elastisitas sebesar 388,30 MPa. Berdasarkan hasil pengujian didapat campuran yang mempunyai kuat geser paling tinggi adalah benda uji dengan kadar hardener 100 dan kadar filler 75 CSG - F75H100, dengan nilai kuat tarik sebesar 18,42 MPa. Berdasarkan hasil pengujian didapat campuran yang mempunyai kuat lekat paling tinggi adalah benda uji dengan kadar hardener 100 dan kadar filler 75 CSK - F75H100, dengan nilai kuat tarik sebesar 8,94 MPa. Berdasarkan hasil pengujian tersebut maka campuran yang digunakan untuk menambal kayu adalah campuran dengan kadar hardener 100 dan kadar filler 75 CSG - F75H100. commit to user 22 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kriteria Metodologi Penelitian