Koloid pelindung Dialisis Kimia SMA Kelas XI Ari Harnanto 2009
256
KIMIA SMA Jilid 2
Dialisis adalah suatu cara pemurnian sistem koloid dari ion-ion pengganggu yang menggunakan selaput
semipermeabel. Caranya, sistem ko- loid dimasukkan ke dalam kantong
semipermeabel, dan diletakkan da- lam air. Selaput semipermeabel ini ha-
nya dapat dilalui oleh ion-ion, sedang partikel koloid tidak dapat melaluinya.
Ion-ion yang keluar melalui selaput semipermeabel ini kemudian larut
dalam air. Dalam proses dialisis hi- langnya ion-ion dari sistem koloid da-
pat dipercepat dengan mengguna- kan air yang mengalir.
Misalnya, pembuatan sol FeOH
3
akan terdapat ion-ion H
+
dan CI
–
. Ion-ion ini akan mengganggu kestabilan sol FeOH
3
sehingga sol FeOH
3
mudah mengalami koagulasi.
Proses Penjernihan Air
Untuk memperoleh air bersih perlu dilakukan upaya penjernihan air. Kadang-kadang air dari mata air seperti sumur
gali dan sumur bor tidak dapat dipakai sebagai air bersih jika tercemari. Air permukaan perlu dijernihkan sebelum dipakai.
Upaya penjernihan air dapat dilakukan baik skala kecil rumah tangga maupun skala besar seperti yang dilakukan oleh
Perusahaan Daerah Air Minum PDAM. Pada dasarnya penjernihan air itu dilakukan secara bertahap. Mula-mula
mengendapkan atau menyaring bahan-bahan yang tidak larut dengan saringan pasir. Kemudian air yang telah disaring
ditambah zat kimia, misalnya tawas atau aluminium sulfat dan kapur agar kotoran menggumpal dan selanjutnya mengendap,
dan kaporit atau kapur klor untuk membasmi bibit-bibit penyakit. Air yang dihasilkan dari penjernihan itu, apabila akan dipakai
sebagai air minum, harus dimasak terlebih dahulu sampai mendidih beberapa saat lamanya.
Gambar 9.12 Peristiwa dialisis
kantong semipermeabel
air yang me- ngandung ion
pengaduk koloid
257
Sistem Koloid SMA Jilid 2
Untuk memperjelas tentang penjernihan air perhatikan gambar 9.13 berikut
Proses pengolahan air tergantung pada mutu baku air air belum diolah, namun pada dasarnya melalui 4 tahap
pengolahan. Tahap pertama adalah pengendapan, yaitu air baku dialirkan perlahan-lahan sampai benda-benda yang tak larut
mengendap. Pengendapan ini memerlukan tempat yang luas dan waktu yang lama. Benda-benda yang berupa koloid tidak
dapat diendapkan dengan cara itu.
Pada tahap kedua, setelah suspensi kasar terendap- kan, air yang mengandung koloid diberi zat yang dinamakan
koagulan. Koagulan yang banyak digunakan adalah aluminium sulfat, besiIIsulfat, besiIIIklorida, dan klorinasi koperos
FeCl
2
Fe
2
SO
4 3
. Pemberian koagulan selain untuk mengen- dapkan partikel-partikel koloid, juga untuk menjadikan pH air
sekitar 7 netral. Jika pH air berkisar antara 5,5–6,8, maka yang digunakan adalah aluminium sulfat, sedangkan untuk senyawa
besi sulfat dapat digunakan pada pH air 3,5–5,5.
Pada tahap ketiga, air yang telah diberi koagulan mengalami proses pengendapan, benda-benda koloid yang telah
menggumpal dibiarkan mengendap. Setelah mengalami pengendapan, air tersebut disaring melalui penyaring pasir
sehingga sisa endapan yang masih terbawa di dalam air akan tertahan pada saringan pasir tersebut.
Gambar 9.13 Penjernihan air
lumpur mengendap dan bakteri terbunuh oleh
sinar matahari kotoran disaring
ditambah kaporit agar bakteri terbunuh
air minum bak penyaring
bak penyuci hama bak penampungan
Sumber: Chang R, Chemistry
kaporit
258
KIMIA SMA Jilid 2
Percobaan
Pengolahan Air Bersih Tujuan: melakukan pengolahan air bersih dalam skala kecil.
Alat dan Bahan - Ember plastik tinggi ± 50 cm
3 buah - Ijuk
secukupnya - Pasir
secukupnya - Kerikil
secukupnya - Arang
secukupnya - Air kotor
5 liter - Tawas kristal
0,5 g - Kapur tohor kristal
0,3 g - Kaporit serbuk
50 mg - Pengaduk
1 buah
Cara Kerja 1. Ambillah sebuah ember plastik kemudian buatlah
saluran di dasarnya. 2. Susunlah material berikut ke dalam ember, dari bawah
ke atas sebagai berikut lihat gambar.
Catatan: pasir sebaiknya dicuci terlebih dahulu hingga bersih.
Pada tahap terakhir, air jernih yang dihasilkan diberi sedikit air kapur untuk menaikkan pHnya, dan untuk membunuh
bakteri diberikan kalsium hipoklorit kaporit atau klorin Cl
2
. Agar lebih paham tentang pengolahan air bersih,
lakukan percobaan berikut.
ijuk air kotor
pasir halus pasir kasar
kerikil kecil kerikil sedang
pipa dari pralon air jernih
259
Sistem Koloid SMA Jilid 2
3. Tuangkan air bersih kira-kira 5 liter ke dalam alat penyaring yang baru dirakit.
4. Siapkan kira-kira 5 liter air sungai air kotor dalam sebuah ember lain. Ukur pH air itu dengan indikator
universal. Kemudian tambahkan tawas kira-kira 500 mg, aduk dengan cepat kira-kira 3 menit. Diamkan air yang
sudah dicampur tawas itu selama kira-kira 15 menit sehingga koagulan yang terbentuk mengendap.
5. Tuangkan secara perlahan-lahan air dari langkah 4 ke dalam bak penyaring endapan jangan ikut.
Tampunglah air hasil penyaringan. Ukur pH air bersih yang diperoleh.
6. Tambahkan kapur kira-kira 300 mg ke dalam air bersih dari langkah 5 sehingga pH air menjadi sekitar 7.
7. Akhirnya tambahkan kira-kira 50 mg kaporit.
Hasil Percobaan 1. pH air kotor: ...
2. Setelah air kotor diaduk dengan tawas: ... 3. Air hasil penyaringan: ...
4. pH air hasil penyaringan: ... 5. pH air setelah penambahan kapur: ...
Koloid Liofil dan Liofob
Sol adalah suatu sistem koloid jika partikel dapat terdispersi dalam suatu cairan. Berdasarkan medium
pendispersinya, disebut hidrosol jika mediumnya air, alkosol bila mediumnya alkohol. Berdasarkan afinitas daya gabung
atau tarik-menarik fase terdispersi terhadap medium pen- dispersi, sol dibagi menjadi dua macam yaitu sol liofob dan
sol liofil.