Sol liofob Sol liofil

260 KIMIA SMA Jilid 2 = cairan, phobia = takut. Kebanyakan sol liofob dalam larutan air mendapatkan kestabilannya karena partikel bermuatan. Muatan diperoleh, antara lain karena terjadi adsorpsi ion sejenis oleh partikel koloid. Misalnya, pencampuran perak nitrat dan kalium iodida dalam larutan air. Bila perak nitrat dalam konsentrasi berlebih, maka partikel akan bermuatan positif, sedangkan bila kalium iodida berlebih, maka partikel akan bermuatan negatif. [AgI] I – K + [AgI] Ag + 3 NO muatan negatif muatan positif Dalam kedua hal, ion lawan tetap harus ada dalam larutan akibat gaya elektrostatik. Elektrolit dalam jumlah yang kecil akan menstabilkan koloid, tetapi jika dalam jumlah yang besar akan mengakibatkan koagulasi. Misalnya, sol FeOH 3 , As 2 S 3 , AgI, AgCl, dan sol belerang.

2. Sol liofil

Sol liofil adalah sol yang fase terdispersinya mempunyai afinitas yang besar atau mudah menarik medium pendispersinya. Liofil artinya suka cairan bahasa Yunani, Philia = cinta. Partikel dari dispersi liofil ini sebenarnya adalah molekul tunggal yang besar sehingga terdapat dalam daerah ukuran koloid. Sifat dari dispersi jenis ini bergantung pada konsentrasi dan bentuk molekulnya. Misalnya, protein, kanji, gom, dan karet alam. Perbedaan sol liofob dan sol liofil dapat dilihat pada tabel 9.3 berikut. 261 Sistem Koloid SMA Jilid 2 Tabel 9.3 Perbedaan sol liofob dan sol liofil No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Sol liofob kurang stabil terdiri atas zat anorganik bermuatan listrik tertentu kekentalannya rendah untuk koagulasi memerlukan sedikit elektrolit gerak Brown sangat jelas hanya dibuat dengan cara kondensasi partikel terdispersi mengadsorpsi ion reaksinya irreversibel Sol liofil stabil, mantap terdiri atas zat organik muatan listrik bergantung pada medium kekentalannya tinggi untuk koagulasi memerlukan banyak elektrolit kurang menunjukkan gerak Brown umumnya dibuat dengan cara dispersi partikel terdispersi mengadsorpsi molekul reaksinya reversibel Jika medium pendispersinya air, kedua koloid tersebut masing-masing disebut hidrofil jika suka kepada air dan di sekitar partikel mempunyai selubung air yang tebal, dan disebut hidrofob jika takut kepada air dan mempunyai selubung air yang tipis. Untuk mengendapkan koloid hidrofil diperlukan elektrolit yang lebih banyak. Hal ini disebabkan untuk menetralkan muatan dan juga untuk menghilangkan selubung air. Cara lain untuk menghilangkan selubung air digunakan alkohol. Oleh karena itu, koagulasi koloid hidrofil dapat berlangsung menurut beberapa langkah sebagai berikut. a. Jika koloid hidrofil mula-mula diberi elektrolit, kemudian alkohol, maka pertama-tama terbentuk hidrofob yang tak bermuatan. Setelah itu, mengendap. b. Jika koloid hidrofil ditambah alkohol, lalu elektrolit, mula- mula terbentuk koloid bermuatan, kemudian mengendap. Contoh pemanfaatan sifat hidrofil dan hidrofob yaitu pada penggunaan sabun atau detergen dalam proses pencucian pakaian. 262 KIMIA SMA Jilid 2 Cara kerja sabun atau detergen: Dalam membersihkan kotoran yang melekat pada pa- kaian, kulit atau benda-benda lainnya yang berasal dari debu, keringat, lemak, atau noda minyak dan sebagainya prinsipnya sebagai berikut. - Sabun cuci sering disebut juga sabun keras. Contoh: Natrium stearat - Detergen sintetik Contoh: Natrium Alkil Benzana Sulfonat ABS Cara kerja: Molekul sabun atau detergen terdiri dari dua bagian, yaitu: - Bagian “ekor” adalah rantai hidrokarbon seperti minyak bumi. Sebagai bagian molekul yang tidak suka dengan air disebut hidrofobik mempunyai sifat mudah bercampur dengan lemak atau minyak. C 17 H 5 – C O O – Na ½ ¾ ¿ ½ ° ¾ ° ¿ “kepala” “ekor” bagian yang mudah bercampur dengan airhidrofilik bagian yang mudah bercampur dengan minyaklemak CH 3 – CH 2 11 – C C – SO 3 – Na H | C H | C C | H C | H bagian yang mudah bercampur dengan minyaklemak “kepala” “ekor” bagian yang mudah bercampur dengan airhidrofilik ½ ° ° ° ° ¾ ° ° ° ° ¿ ½ ° °° ¾ ° ° °¿ 263 Sistem Koloid SMA Jilid 2 - Bagian “kepala” bersifat hidrofilik mudah bercampur dengan air. Mula-mula bagian “ekor” masuk dalam kotoran atau lemak, sedangkan bagian “kepala” ditarik oleh molekul air, maka kotoran pakaian dikelilingi molekul sabundetergen dan lepas dari pakaian kemudian masuk ke dalam air. Gambar 9.14 Sabun atau detergen dan kotoran pada kain Dilihat ukuran partikelnya, sistem koloid terletak antara larutan sejati dan suspensi kasar. Oleh karena itu, pembuatan koloid dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Cara dispersi

Pada cara ini partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid dengan cara mekanik, listrik, atau peptisasi. Partikel kasar dipecah sampai halus, kemudian didispersikan ke dalam suatu medium pendispersi. Cara pemecahan partikel semacam ini disebut cara mekanik. Cara lain pemecahan partikel kasar yang juga cara

E. Pembuatan Koloid

Sumber: Chang R, Chemistry 264 KIMIA SMA Jilid 2 mekanik yaitu pengocokan atau pengadukan jika partikel yang didispersikan berwujud cair. Sol belerang dapat dibuat dengan cara dispersi. Mula-mula belerang digerus sampai halus, kemudian belerang halus ini didispersikan ke dalam air sebagai medium, terbentuk suatu sistem koloid. Pembuatan tinta dan cat juga menggunakan cara mekanik. Pemecahan partikel dengan cara listrik, lazim menggunakan cara Busur Bredig. Cara- nya dengan memasukkan dua kawat logam se- bagai elektrode ke dalam air. Di antara kedua ujung kawat ini diberi loncatan listrik. Akibat- nya, sebagian logam pecah menjadi partikel yang sangat halus. Partikel logam yang halus ini terdispersi ke dalam air membentuk koloid logam. Koloid logam platina dan koloid logam emas dibuat dengan cara ini. Pada cara peptisasi partikel kasar di- pecah-pecah menjadi partikel koloid dengan penambahan suatu pereaksi tertentu zat pemeptisasi. Zat pemeptisasi dapat berupa elektrolit. Endapan aluminium hidroksida AlOH 3 , akan berubah menjadi sol jika ditambahkan alu- minium klorida. Kadang-kadang, pelarut dapat pula ber- tindak sebagai zat pemeptisasi, misalnya sol agar-agar dalam air.

2. Cara kondensasi

Pada cara kondensasi partikel-partikel larutan yang berupa atom, ion, atau molekul diubah menjadi partikel yang lebih besar seperti partikel koloid. Biasanya cara kondensasi dilakukan melalui reaksi kimia, misalnya reaksi oksidasi reduksi, hidrolisis, dan substitusi. a. Reaksi oksidasi reduksi Gas H 2 S dialirkan ke dalam larutan SO 2 , terbentuk sol belerang. 2 H 2 Sg + SO 2 g o 2 H 2 Ol + 3 Ss Gambar 9.15 Pembuatan koloid logam dengan cara Busur Bredig air kawat logam loncatan listrik Sumber: Chang R, Chemistry