Panbronkiolitis difusa Umumnya ditemukan pada orang Asia
Sebagian besar pasiennya adalah pria dan tidak merokok Hampir semua pasien memiliki sinusitis kronis
Foto toraks menunjukkan hiperinflasi dan sentrilobular nodular opak yang kecil
Tabel 2.4. Diagnosis banding PPOK Sumber: GOLD 2010 updated dalam Harrison’s Principles of Internal Medicine 18
th
ed., 2012:2151-2160
2.1.6. Penatalaksanaan
PPOK merupakan penyakit progresif yang akan memburuk seiring dengan waktu, sehingga prinsip penanganannya ialah bukan untuk mengembalikan
keadaan paru ke keadaan normal namun untuk meningkatkan kualitas hidup dengan meminimalkan frekuensi serangan dan keluhan yang dirasakan NHLBI,
2014.
2.1.6.1. Penghentian Merokok
Langkah intervensi awal yang harus diterapkan pada pasien PPOK ialah berhenti merokok Reilly, et al., 2012. Sebagai faktor risiko utama yang
melatarbelakangi munculnya penyakit ini, merokok harus dihentikan karena terapi lain tidak akan berhasil apabila hal ini tidak dilakukan.
2.1.6.2. Bronkodilator
Bronkodilator inhalasi adalah obat pilihan pertama untuk menangani gejala PPOK, dan bertujuan sebagai pencegahanmengurangi gejala yang akan
timbul. Bronkodilator inhalasi kerja lama long-acting lebih efektif dalam menangani gejala daripada bronkodilator kerja cepat Buist, et al., 2014.
Bermacam-macam bronkodilator yang dapat digunakan yaitu: - Golongan agonis beta-2
Digunakan untuk mengatasi sesak. Beta-2 agonis bekerja dengan cara merelaksasi otot polos dengan cara meningkatkan cyclic adenosine monophosphate cAMP
intraseluler. Pada penggunaan yang lebih banyak dapat mengindikasikan serangan
eksaserbasi akut. Untuk pemeliharaan, dapat dipergunakan bentuk tablet yang berefek lebih panjang PDPI,2003. Bentuk injeksi subkutan atau drip untuk
mengatasi eksaserbasi berat. Saat ini sediaan yang tersedia adalah salbutamol yang bekerja cepat, formoterol Foradil dan salmeterol Serevent yang bekerja
lama. - Antikolinergik
Antikolinergik bekerja pada postganglionik reseptor kolinergik dan dapat mengurangi sesak dengan menimbulkan efek bronkodilatasi. Obat ini ada yang
bersifat kerja cepat, contohnya ipratropium bromida Atrovent dan kerja lambat contonya tiotropium bromida Spiriva
- Kombinasi antikolinergik dan agonis beta-2 Kombinasi kedua golongan obat ini akan memperkuat efek bronkodilatasi, karena
keduanya mempunyai tempat kerja yang berbeda. Disamping itu penggunaan obat kombinasi lebih sederhana dan mempermudah penderita PDPI, 2003
- Golongan xantin Dalam bentuk lepas lambat sebagai pengobatan pemeliharaan jangka panjang,
terutama pada derajat sedang dan berat. Contoh golongan xantin adalah teofilin. Teofilin merupakan phosphodiesterase inhibitor PDEi yang saat ini
penggunaannya sebagai terapi adjuvant dibatasi karna memiliki efek samping signifikan seperti kecemasan, tremor, gangguan tidur, mual, gangguan irama
jantung aritmia dan kejang Mosenifar, 2014. Maka pada penggunaan panjang perlu dimonitor kadar aminofilin darah.
- Selektif Phosphodiesterase-4 PDE4 Dapat mengurangi sesak, dan pada pasien PPOK berat dapat meningkatkan fungsi
paru Mosenifar, 2014. Contoh obatnya adalah Roflumilast Daliresp.
- Kortikostreoid inhalasi
Kortikosteroid berfungsi mengurangi proses inflamasi yang terjadi pada saluran napas. Contohnya budesonide, fluticasone, beclomethasone.
2.1.6.3. PPOK Eksaserbasi