14
Harun Rasyid, Mansyur dan Suratno 2009: 7 mengklasifikasikan tiga komponen yang harus dievaluasi dalam pembelajaran yaitu pengetahuan yang
dipelajari, keterampilan apa yang dikembangkan, dan sikap apa yang perlu diubah. Untuk dapat memecah komponen dalam evaluasi pembelajaran harus
dipahami bahwa proses evaluasi tidak akan dapat terlepas dari proses penilaian dan pengukuran.
Penilaian diartikan sebagai proses pengumpulan informasi tentang kinerja siswa yang digunakan sebagai dasar dalam membuat keputusan. Sedangkan
pengukuran merupakan suatu proses pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut
aturan atau formulasi yang jelas Harun Rasyid,dkk, 2009: 12-15. Pada pelaksanaan pembelajaran di Taman Kanak-kanak terdapat beragam bentuk
penilaian yang dilakukan untuk peserta didik. Proses pengukuran kemampuan anak usia dini tidak dapat dilakukan melalui tes tertulis, sehingga upaya penilaian
dan evaluasi yang dilakukan berdasarkan pada capaian perkembangan anak dari waktu ke waktu yang meliputi aspek kognitif, sosial emosional, bahasa, nilai
agama dan moral, serta fisik motorik. Jadi dapat disimpulkan terdapat beberapa komponen dalam pelaksanaan
pembelajaran, yaitu; tujuan pembelajaran, materi, pendidik, peserta didik, strategi pembelajaran dan evaluasi.
B. Kajian Teori Sentra Pembangunan
1. Hakikat Bermain Balok Building Blocks
Mitchell dalam Selfi J. Nento, 2014:7 mengungkapkan bahwa balok atau building blocks adalah potongan- potongan kayu yang polos tanpa cat, sama
15
lebar dan tebalnya dan dengan panjang dua kali atau empat kali sama besarnya dengan satu unit balok. Mulyadi 2004:59 menjelaskan bermain balok adalah
jenis kegiatan yang sifatnya konstruktif, dimana anak mampu membangun sesuatu dengan menggunakan balok-balok yang sudah disediakan.
Permainan balok menurut Montolalu dkk 2007:78 merupakan alat permainan yang sangat sesuai sebagai alat untuk membuat berbagai konstruksi.
Melalui bermain dengan balok, anak-anak mendapat kesempatan melatih kerja sama mata, tangan serta koordinasi fisik. Anak juga belajar konsep matematika
Mayke S. Tedjasaputra 2001:123 mengungkapkan bahwa bermain balok unit merupakan suatu permainan yang berbentuk bongkah kayu kecil yang
mempunyai macam-macam bentuk dan dapat menjadi suatu bentuk yang disukai dan diinginkan anak-anak. Permainan ini dapat memberikan kesempatan anak
dalam melatih kerja sama mata, tangan serta koordinasi fisik dan juga belajar konsep matematika. Penerapan permainan balok merupakan salah satu kegiatan
untuk mengembangkan logic smart melalui kegiatan yang bersifat spontan yang berfokus pada proses, menyenangkan, kreatif dan fleksibel dengan potongan-
potongan kayu yang berwarna dan polos sama panjang dan dengan dua kali atau empat kali sama besarnya dengan satu unit balok. Logic smart merupakan
kemampuan anak untuk menganalisa dan membentuk bangunan baru dalam bentuk terpadu melalui kegiatan klasifikasi dan menyebut bentuk geometri,
menyusun kubus menjadi bentuk menara, mencipta dua bentuk bangunan, dan menceritakan pengalaman atau kegiatan secara sederhana.
16
Dari pemaparan teori di atas dapat disimpulkan, bermain balok Building Blocks adalah jenis kegiatan yang sifatnya kontrukstif, berbentuk bongkah kayu
kecil yang mempunyai macam-macam bentuk dan dapat menjadi suatu bentuk yang disukai dan diinginkan anak-anak.
Anak-anak mendapat kesempatan melatih kerja sama mata, tangan serta koordinasi fisik dan matematika.
2. Manfaat Bermain Balok