PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SENTRA ALAT PERMAINAN EDUKATIF TRADISIONAL (APET) TK KELOMPOK A PAUD BINA BUAH HATI LABSITE BPKB DIY.

(1)

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SENTRA ALAT PERMAINAN EDUKATIF TRADISIONAL (APET) TK KELOMPOK A

PAUD BINA BUAH HATI LABSITE BPKB DIY

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Isti Evi Rokhanasari NIM 11111241033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

i

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SENTRA ALAT PERMAINAN EDUKATIF TRADISIONAL (APET) TK KELOMPOK A

PAUD BINA BUAH HATI LABSITE BPKB DIY

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Isti Evi Rokhanasari NIM 11111241033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

(6)

v MOTTO

“Tunjukilah kami jalan yang lurus” (Terjemahan Quran Surat Al-Faatihah Ayat 6)


(7)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Bapak dan Ibu saya tercinta, terima kasih atas kasih sayangnya selama ini 2. Kakak-kakak dan adik saya tercinta


(8)

vii

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SENTRA ALAT

PERMAINAN EDUKATIF TRADISIONAL (APET)

TK KELOMPOK A PAUD BINA BUAH HATI

LABSITE BPKB DIY

Oleh

Isti Evi Rokhanasari NIM 11111241033

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanan pembelajaran di Sentra APET. Fokus penelitiannya meliputi rencana, kegiatan, dan evaluasi pembelajaran Sentra APET.

Jenis penelitian ini yaitu deskriptif. Subjek penelitian meliputi satu guru sentra, koordinator pembelajaran, kepala sekolah, dan siswa usia 4-5 tahun yang berjumlah 14 anak. Objek penelitian yakni pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET. Tempat penelitian di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati Jl Sorowajan Baru No. 1 Banguntapan, Bantul. Metode pengumpulan datanya meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisa data dilakukan secara kualitatif sesuai dengan model Miles dan Huberman.

Hasil penelitian menunjukkan; (1) rencana pembelajaran di Sentra APET mengacu pada Kurikulum 2013 dan pengembangan muatan materi menyesuaikan dengan standar nasional PAUD Permendikbud No. 137 tahun 2014; (2) kegiatan pembelajaran terdiri dari; (a) pijakan lingkungan main: 1) guru menata alat dan bahan main menggunakan peralatan yang ada di sentra (bakiak, gamelan, rebana, holahop, dan rantai gelang karet), 2) guru juga membawa bahan dari rumah karena di sekolah tidak ada (daun pisang untuk membuat terompet), 3) menyambut anak, 4) main pembukaan (gerak dan lagu), 5) transisi (minum dan buang air kecil); (b) pijakan sebelum main: 1) guru mengajak siswa duduk melingkar, 2) presensi, 3) menjelaskan tema dan sub tema (tanya jawab dan menggambar benda yang berhubungan di whiteboard), 3) aturan main, 4) transisi sebelum main; (c) pijakan saat main: 1) siswa memilih permainan yang disuka seperti (membuat kuluk, terompet, mennyambu karet gelang, dan memainkan rebana), 2) guru mengawasi, mendampingi, dan memotivasi siswa yang tidak minat bermain dengan cara bermain di dekatnya sehingga anak ingin mencoba; (d) pijakan setelah main: 1) guru mengajak siswa membereskan alat dan bahan main, 2) cuci tangan, 3) duduk melingkar, 4) menanyakan perasaan setelah bermain, 5) berdoa sebelum makan, 6) minum dan makan, 7)membaca doa setelah makan dan belajar, 8) memberikan penjelasan mengenai pembelajaran esok hari, 9) bersalaman kemudian siswa keluar kelas; (3) evaluasi pembelajaran meliputi evaluasi harian, bulanan, dan semesteran yang menggunakan teknik skala capaian perkembangan, catatan anekdot, dan catatan hasil karya siswa setiap bulan.


(9)

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, wr.wb.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menikmati kehidupan akademik yang diselesaikan dengan penulisan skripsi berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran Sentra Alat Permainan Edukatif Tradisional PAUD Bina Buah Hati Labsite BPKB DIY” dengan baik dan lancar. Tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menjalani dan menyelesaikan studi.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah mendukung secara akademik maupun administrasi.

3. Ketua Jurusan PAUD yang telah memberikan saran, motivasi, dan nasihat dalam penyusunan skripsi.

4. Ibu Dr. Ishartiwi, M. Pd. dan Ibu Martha Christianti, M. Pd., dosen pembimbing yang telah sabar membimbing penulis dalam menyusun skripsi dan berkenan meluangkan waktu untuk memberikan saran, arahan, nasihat, dan motivasi pada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

5. Kakak-kakak dan adik tercinta yang telah memberikan doa, nasihat, dan motivasi selama menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh dosen program studi PG PAUD yang telah memberikan ilmu dan pengalaman berharga pada penulis dan seluruh karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi. 7. Kepala sekolah, guru, staf karyawan, dan peserta didik PAUD Bina Buah

Hati yang telah memberikan kesempatan dan kemudakan dalam kegiatan penelitian.


(10)

ix

8. Ririn Oktavianis Sari, Saesti Winahyu Prabhawani, Dian Tri Wardhani, Hanis Hanifiah, dan Arifani Yektiningtyas yang telah memberikan semangat, arahan, dan bantuannya selama proses penyusunan skripsi.

9. Teman-teman PG PAUD A dan B angkatan 2011 tercinta. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, semoga skripsi inin dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Yogyakarta, Januari 2016 Penulis


(11)

x DAFTAR ISI

hal

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Masalah ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

G. Batasan Istilah ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Anak Usia Dini ... 9

1. Pengertian Anak Usia Dini ... 9

2. Prinsip Belajar pada Anak Usia Dini ... 10

B. Sentra APET ... 12

1. Pengertian Pendekatan Sentra ... 12


(12)

x

3. Prinsip Pendekatan Sentra APET ... 15

4. Rencana Pembelajaran di Sentra APET ... 16

5. Pelaksanaan Pembelajaran di Sentra APET ... 20

6. Pengaturan Kelas Sentra APET ... 21

7. Jenis Permainan di Sentra APET ... 22

8. Evaluasi Pembelajaran di Sentra APET ... 23

C. Pertanyaan Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian ... 25

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 25

C. Tempat Penelitian ... 26

D. Sumber Data ... 26

E. Metode Pengumpulan Data ... 26

F. Instrumen Penelitian ... 28

G. Keabsahan Data ... 33

H. Teknik Analisa Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 37

1. Deskripsi Lokasi ... 37

2. Deskripsi Subjek ... 37

3. Deskripsi Data Penelitian ... 38

B. Pembahasan Hasil Analisa Data ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 95

B. Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 99


(13)

xii

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Pedoman Observasi ... 29

Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Pedoman Wawancara ... 30

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Pedoman Dokumentasi ... 32


(14)

xiii

DAFTAR GAMBAR

hal

Gambar 1. Model Interaktif Analisis Data Miles dan Huberman ... 35

Gambar 2. Guru Menata Alat dan Bahan Main ... 50

Gambar 3. Waktu Transisi Guru Menyiapkan Minum untuk Siswa ... 54

Gambar 4. Pijakan Sebelum Main di Sentra APET ... 58

Gambar 5. Guru Mendampingi dan Memotivasi Siswa Bermain ... 62

Gambar 6. Pijakan Setelah Main, Membereskan Alat dan Bahan Main, Recalling, dan Snack Time ... 66


(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

hal

Lampiran 1. Surat-surat Penelitian ... 103

Lampiran 2. Pedoman Penelitian ... 108

Lampiran 3. Catatan Wawancara ... 114

Lampiran 4. Catatan Lapangan ... 139

Lampiran 5. Catatan Dokumentasi ... 170

Lampiran 6. Program Semester 1, RPPM, RPPH, dan Evaluasi PAUD Bina Buah Hati ... 174


(16)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pasal 1 ayat 14 Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dibagi menjadi tiga yakni formal, nonformal, dan informal sesuai isi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 28 ayat 3 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk Taman Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal, atau bentuk lain yang sederajat.

Peran pendidikan anak usia dini menurut Mukhtar Latif, dkk (2014: 2) adalah sebagai dasar bagi pencapaian keberhasilan pendidikan di tahap yang lebih tinggi. Karakteristik anak Taman Kanak-kanak menurut M. Ramli (2005: 185) adalah berada pada masa usia prasekolah, prakelompok, meniru, bermain, dan memiliki keberagaman. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak dilakukan sesuai dengan prinsip belajar. Masitoh, dkk (2005: 74) mengemukakan prinsip belajar di Taman Kanak-kanak antara lain anak adalah pembelajar aktif, belajar anak dipengaruhi oleh kematangan, belajar anak dipengaruhi oleh lingkungan, anak


(17)

2

belajar melalui kombinasi pengalaman fisik, interaksi sosial dan refleksi, anak belajar dengan gaya yang berbeda, serta anak belajar melalui bermain.

Salah satu prinsip belajar di Taman Kanak-kanak adalah anak belajar melalui bermain. Prinsip belajar melalui bermain tersebut sesuai dengan pendekatan Beyond Centre Circle Time (BCCT). Nova Indriati (2013: 3) berpendapat bahwa melalui pendekatan BCCT atau sentra dan saat lingkaran anak dirangsang untuk secara aktif melakukan kegiatan bermain sambil belajar di sentra-sentra pembelajaran (sentra persiapan, sentra main peran, sentra balok, sentra bahan alam, serta sentra iman dan taqwa). Menurut Depdiknas (2006: 2-3) pendekatan sentra dan lingkaran adalah penyelenggaraan PAUD yang proses pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anak dalam lingkaran dengan menggunakan empat pijakan untuk mendukung perkembangan anak, yaitu pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan selama main, dan pijakan setelah main.

Pengertian sentra menurut Ida Rindaningsih (2013: 4) adalah zona atau area main yang dilengkapi dengan seperangkat alat main yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis main, yaitu main sensorimotor, main peran dan main pembangunan. Selanjutnya pengertian saat lingkaran menurut Masitoh (2005: 212) adalah salah satu metode belajar yang dapat digunakan di Taman Kanak-kanak dengan membuat formasi setengah lingkaran dimana guru dengan anak bisa berinteraksi secara langsung serta bertujuan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada


(18)

3

anak untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangannya menumbuhkan minat belajarnya.

Pembelajaran sentra telah diterapkan di tujuh Taman Kanak-kanak daerah Kabupaten Bantul (data statistik TK daerah Kabupaten Bantul) yang meliputi TK Mutiara Qurani, Mu’adz Bin Jabal, Ananda Ceria, Prime Kids, TK Khalifah, PAUD Bina Buah Hati, Basmallah School. Pembelajaran sentra yang digunakan pada Taman Kanak-kanak tersebut hanya PAUD Bina Buah Hati yang menggunakan Sentra Alat Permainan Edukatif Tradisional (Sentra APET). Menurut Panduan Pelaksanaan Pembelajaran Anak Usia Dini di PAUD Bina Buah Hati Labsite BPKB (tt: 19), Sentra APET menekankan pada penggunaan alat permainan edukatif tradisional, pengenalan potensi budaya lokal sedini mungkin, dan mengenal kembali berbagai permainan anak. Hal ini didukung oleh pendapat Suwardi Endraswara (2010: 111) bahwa ketika anak belajar melalui bermain dalam permainan rakyat Jawa secara tidak langsung akan memperoleh nilai-nilai penting. Anak-anak akan merasa riang gembira meskipun ada yang kalah dan menang serta harapan setelah bermain ialah kepuasan batin.

Pamela Phelps (Mukhtar Latif, dkk., 2014: 124) mengembangkan tujuh sentra antara lain sentra persiapan, sentra balok, sentra peran besar, sentra peran kecil, sentra bahan alam, sentra seni, dan sentra musik. Semua sentra tersebut telah mempunyai definisi, manfaat sentra, dan perlengkapan main di sentra. Adapun Sentra APET di Bina Buah Hati tidak termasuk ke dalam tujuh sentra yang dikembangkan oleh Pamela Phelps. Munculnya Sentra APET dilatarbelakangi oleh adanya kekhawatiran guru PAUD Bina Buah Hati akan


(19)

4

hilangnya permainan tradisional yang tergantikan dengan permainan modern. Guru PAUD Bina Buah Hati telah mengenalkan permainan tradisional kepada para siswa sebelum adanya Sentra APET namun hanya dilakukan dua kali dalam satu minggu yakni setiap hari Jumat dan Sabtu (data wawancara).

Adanya keinginan mengenalkan permainan tradisional kepada para siswa dengan cara yang lebih terstruktur maka guru PAUD Bina Buah Hati mengemas kegiatan main tradisional ke dalam pembelajaran di Sentra APET. Berdasarkan fakta tersebut maka muncul pertanyaan bagaimana pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET tersebut. Fokus penelitiannya meliputi rencana, kegiatan, dan evaluasi cara penggunaan alat permainan edukatif tradisional dalam pembelajaran di Sentra APET. Oleh karena itu, penelitian dilakukan dengan mengangkat judul “Pelaksanaan Pembelajaran di Sentra Alat Permainan Edukatif Tradisional (APET) TK Kelompok A PAUD Bina Buah Hati Labsite BPKB DIY”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalahnya sebagai berikut. 1. Adanya kekhawatiran guru PAUD Bina Buah Hati terhadap permainan

tradisional yang akan tergantikan dengan permainan modern karena kurang disosialisasikan kepada siswa.

2. Pengenalan permainan tradisional yang dilaksanakan dua kali dalam satu minggu dirasa kurang maksimal.

3. Belum diketahuinya rencana, kegiatan, dan evaluasi cara penggunaan alat permainan edukatif tradisional dalam pembelajaran di Sentra APET.


(20)

5 C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka pembatasan masalah pada penelitian ini mengacu pada point ketiga, yakni belum diketahuinya rencana, kegiatan, dan evaluasi cara penggunaan alat permainan edukatif tradisional dalam pembelajaran di Sentra APET.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dipaparkan di atas, dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:

Bagaimana rencana, kegiatan, dan evaluasi cara penggunaan alat permainan edukatif tradisional dalam pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan penelitiannya ialah mendeskripsikan rencana, kegiatan, dan evaluasi cara penggunaan alat permainan edukatif tradisional dalam pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dilakukan dapat dibagi menjadi dua, yakni. 1. Manfaat teoritis

Menambahkan data informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati.


(21)

6 2. Manfaat praktis

a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan prinsip belajar anak Taman Kanak-kanak yakni belajar melalui bermain.

b. Mengetahui penerapan pendekatan sentra dalam pembelajaran anak usia dini.

G. Batasan Istilah

Batasan istilah dalam penelitian ini ialah penjelasan dari variabel pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET. Pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET meliputi rencana, kegiatan, dan evaluasi pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan menekankan pada pengenalan kembali alat dan jenis permainan edukatif tradisional.

Fokus pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET meliputi 3 aspek, antara lain:

1. Rencana pembelajaran

Rencana pembelajaran disusun berdasarkan tingkat pencapain perkembangan anak. Indikator serta konsep dalam rencana pembelajaran disusun berdasarkan aspek perkembangan anak, antara lain aspek nilai-nilai moral dan agama, motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan kemandirian. Adapun indikator dalam aspek rencana pembelajaran di Sentra APET meliputi tiga hal, antara lain:


(22)

7

a. Program semester. Indikator yang akan diteliti mengenai cara menyusun program semester meliputi kompetensi dasar, muatan materi, indikator, aspek pengembangan, waktu pelaksanaan sesuai tema dan sub tema.

b. Rencana program pembelajaran mingguan (RPPM). Indikator yang akan diteliti mengenai cara menyusun RPPM meliputi aspek pengembangan, tema dan sub tema, kompetensi dasar, strategi pembelajaran, muatan materi, serta kegiatan main.

c. Rencana program pembelajaran harian (RPPH). Indikator yang akan diteliti mengenai cara menyusun RPPH meliputi muatan materi, kegiatan main (alat dan bahan), proses pembelajaran, dan rencana penilaian.

2. Kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran di Sentra APET didampingi oleh seorang guru. Adapun indikator aspek kegiatan pembelajaran di Sentra APET antara lain:

a. Pijakan lingkungan main. Indikator yang akan diteliti meliputi tahap dan proses persiapan alat peraga, lagu, cerita, kosakata, dan main gerakan kasar serta penyambutan anak.

b. Pijakan sebelum main. Indikator yang akan diteliti meliputi tahap dan proses kegiatan pembuka sebelum bermain serta arahan atau aturan permainan. c. Pijakan selama main. Indikator yang akan diteliti meliputi tahap dan proses

bermain anak serta cara guru mendampingi, memotivasi, dan memfasilitasi anak.


(23)

8

d. Pijakan setelah main. Indikator yang akan diteliti meliputi tahap dan proses anak membereskan alat dan bahan yang telah digunakan serta cara pedidik mendampingi anak, refleksi, snack time, serta penutup.

3. Evaluasi pembelajaran

Evaluasi pembelajaran dilaksanakan oleh guru setiap hari dengan cara mengamati dan atau mendokumentasikan karya anak. Adapun indikator aspek evaluasi pembelajaran di Sentra APET yakni:

a. Evaluasi harian. Indikator yang akan diteliti meliputi lembar evaluasi, cara guru menilai dan contoh pengisian lembar evaluasi.

b. Evaluasi bulanan. Indikator yang akan diteliti meliputi lembar evaluasi dan cara melakukan evalausi bulanan.

c. Evaluasi enam bulan. Indikator yang akan diteliti meliputi lembar penilaian dan cara guru mengisi lembar evaluasi.


(24)

9 BAB II KAJIAN TEORI A. Anak Usia Dini

1. Pengertian Anak Usia Dini

Definisi anak usia dini menurut NAEYC (National Assosiation Education

for Young Children) adalah sekelompok individu yang berada pada rentang usia

antara 0 sampai dengan 8 tahun. Sekelompok individu yang berada pada masa pertumbuhan dan perkembangan. Menurut Sofia Hartati (2005: 7) anak usia dini adalah individu yang unik dimana ia memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan dalam aspek fisik, kognitif, sosio-emosional, kreativitas, bahasa, dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tahapan yang sedang dilalui. Pemaparan di atas menyatakan anak usia dini adalah seorang individu yang berusia 0-8 tahun dan mempunyai karakteristik antara lain, unik dan tumbuh serta berkembang sesuai tahapannya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Tadkiroatun Musfiroh (2005: 82) yang menyatakan bahwa anak usia dini berkembang dalam berbagai aspek yang berbeda dengan anak usia di bawah maupun di atas tingkatnya.

Anak usia dini berada dalam masa emas (golden age), perkembangan sebagai suatu masa yang menjadi dasar dan memberi pengaruh besar terhadap kualitas perkembangan anak selanjutnya (Anita Yus, 2011: 63). Anak mendapatkan pendidikan dan kasih sayang dari keluarga serta lingkungan sekitarnya. Sumantri (2005: 14) menyatakan bahwa anak usia 0-2 tahun mendapatkan pendidikan dan pembinaan dari keluarga. Selanjutnya anak usia


(25)

2,1-10

6 tahun mendapatkan pendidikan dan pembinaan dari tempat penitipan anak, kelompok bermain, ataupun Taman Kanak-kanak. Pendidikan dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik anak usia dini.

Sesuai penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa anak usia dini merupakan anak yang berusia 0 sampai dengan 8 tahun. Perkembangan anak usia dini berada dalam masa keemasan. Anak usia dini mempunyai karakteristik sesuai dengan tingkatan usianya.

2. Prinsip Belajar pada Anak Usia Dini

Pada tahun-tahun awal perkebangannya, anak mampu menyerap informasi yang diperolehnya dengan sangat baik. Pembelajaran dilakukan sesuai dengan tahap perkembangan anak. Adapun beberapa prinsip belajar anak usia dini antara lain: a. anak adalah pembelajar aktif, b. belajar anak dipengaruhi oleh kematangan, c. belajar anak dipengaruhi oleh lingkungan, d. anak belajar melalui kombinasi pengalaman fisik, e. anak belajar dengan gaya yang berbeda, f. anak belajar melalui bermain (Masitoh, dkk, 2005: 74).

a. Anak adalah pembelajar aktif

Anak menggunakan seluruh anggota badan dan alat indranya dalam belajar. Anak mengembangkan pemahaman barunya dari mengamati benda yang ada di hadapannya serta berpartisipasi dengan anak lain, guru, maupun orang dewasa lainnya.

b. Belajar anak dipengaruhi oleh kematangan

Kematangan merupakan suatu keadaan dimana pertumbuhan dan perkembangan mencapai titik kulminasi untuk melaksanakan tugas perkembangan


(26)

11

tertentu. Kematangan pada setiap individu berbeda-beda. Guru perlu memahami cara anak untuk mencapai kematangannya.

c. Belajar anak dipengaruhi oleh lingkungan

Lingkungan memberikan kontribusi penting dalam proses belajar anak. Anita Yus (2011: 67) mengatakan bahwa lingkungan di dalam ruangan (indoor) dan di luar ruangan (outdoor) ditata menjadi bersih, nyaman, aman, sehat, menarik, dan nyaman bagi anak untuk melakukan berbagai kegiatan belajar. Anak akan belajar dengan baik apabila merasa aman dan nyaman secara psikologis dengan lingkungannya.

d. Anak belajar melalui kombinasi pengalaman fisik

Pengalaman merupakan suatu kejadian yang pernah dilihat, dirasakan, atau dilakukan oleh anak sendiri. Anak mengkaitkan antara pengalamannya dengan kenyataan yang dihadapi. Pengalaman membantu anak memahami sesuatu. Ach. Saifullah dan Nine Adien Maulana (2005: 154) juga mengungkapkan bahwa anak membutuhkan pengalaman untuk belajar kecakapan hidup.

e. Anak belajar dengan gaya yang berbeda

Setiap manusia mempunyai modalitas yang berbeda. Modalitas adalah saluran penginderaan (visual, auditif, kinestetik, dan ekspresif) yang digunakan individu dalam melihat, berinteraksi serta memahami konsep di lingkungannya. f. Anak belajar melalui bermain

Anak bermain dengan orang lain, benda maupun ide-idenya sendiri. Kegiatan bermain dapat membantu anak memahami, menciptakan, dan


(27)

12

memanipulasi simbol-simbol. Selain itu, anak mengeksplorasi hubungan sosial dan melakukan percobaan dengan berbagai peran sosial.

Sesuai penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa prinsip pembelajaran anak usia dini disusun berdasarkan kebutuhan dan ciri khas seorang anak. Selain itu, prinsip pembelajaran anak usia dini juga mempertimbangkan lingkungan tempatnya berada. Prinsip pembelajaran yang disusun akan membantu guru dalam mengetahui cara belajar anak usia dini.

B. Sentra APET

1. Pengertian Pendekatan Sentra

Salah satu prinsip belajar anak ialah belajar melalui bermain. Prinsip tersebut didukung oleh teori bermain Vigotsky (Mukhtar Latif, dkk., 2014: 79) yang menyatakan bahwa bermain merupakan cara anak untuk berpikir dan memecahkan masalah karena kegiatan ini menekankan pada pentingnya hubungan sosial yang mempengaruhi perkembangan kognitif. Prinsip belajar melalui bermain sesuai dengan salah satu pendekatan pembelajaran yakni pendekatan sentra. Pendekatan sentra mengutamakan kegiatan bermain bagi anak usia dini. Anak bebas memilih bermain apa yang disenanginya. John Dewey mengemukakan bahwa minat anak menjadi hal yang penting dalam pembelajaran (Anita Yus, 2011: 6). Kegiatan bermain akan menumbuhkan rasa ingin tahu, keterlibatan secara aktif, dan perasaan gembira dalam diri anak. Suasana yang nyaman dan aman akan memudahkan anak berekspresi dan bereksplorasi. Kegiatan main bagi anak usia dini dapat bermanfaat bagi empat aspek


(28)

13

perkembangannya (Mukhtar Latif, dkk., 2014: 225). Bagi aspek fisik, anak berkesemapatan melakukan kegiatan yang melibatkan gerakan tubuh sehingga membuatnya sehat serta ototnya menjadi lebih kuat.

Aspek selanjutnya ialah sosial emosional, anak merasa senag bermain dengan temannya dan akan mengembangkan kecerdasan interpersonal serta intrapersonalnya. Aspek ketiga ialah kognitif, anak belajar mengenal pengalaman mengenai objek tertentu dan mengembangkan kecerdasan linguistik, spatial

visual, serta logic mathematic. Aspek yang terakhir yakni seni, anak akan terlatih

dalam kemampuan dan kepekaan mengikuti irama, nada, dan berbagai bunyi sehingga dapat mengembangkan kecerdasan musical.

Anak berperan aktif dalam pembelajaran sedangkan guru cenderung lebih pasif. Guru berperan dalam memotivasi, memfasilitasi, mendampingi, dan memberi pijakan-pijakan (Suyadi, 2009: 200). Selain itu, sekolah yang menggunakan sentra hendaknya melaksanakan pembelajaran yang sesuai dengan prinsip pendekatan sentra.

Sesuai penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa pendekatan sentra adalah pendekatan yang mengutamakan kegiatan bermain. Anak bermain sambil belajar di sentra yang telah dipersiapkan oleh guru. Pembelajaran berdasarkan pendekatan sentra memberikan kesempatan anak untuk aktif dan guru berperan sebagai fasilitator serta pendamping.

2. Pengertian Sentra APET

Permainan yang dilakukan anak biasanya menggunakan alat. Pada pembelajaran sentra, guru menyediakan alat permainan edukatif. Kamtini dan


(29)

14

Husni Wardi Tanjung (2005: 61) mengemukakan bahwa alat permainan edukatif adalah alat permainan yang secara optimal mampu merangsang dan menarik minat anak, mengembangkan berbagai jenis potensi anak, dan dimanfaatkan dalam berbagai aktivitas. Alat permainan edukatif dapat dibagi menjadi dua yakni berbasis media dan kegiatan (Suyadi, 2009: 53). Alat permainan edukatif yang berbasis media dapat menggunakan barang yang dibeli maupun dibuat sendiri dan lebih menekankan pada perkembangan motorik halus. Sebagai contoh ialah membuat mainan dari benda yang ada di sekeliling. Alat permainan edukatif yang berbasis kegiatan adalah permainan yang tidak memerlukan seperangkat alat dan bahan berbentuk materi dan lebih menekankan pada perkembangan motorik kasar. Sebagai contoh ialah bermain petak umpet, bermain memimpin bergilir, bermain nama, dan bermain tepuk.

Ach. Saifullah dan Nine Adien Maulana (2005: 160) mengemukakan bahwa permainan tradisional mempunyai beberapa ciri khas antara lain rekreatif, kooperatif, imajinatif, ekonomis, dapat dilaksanakan kapan dan di mana pun. a. Rekreatif

Anak bermain bertujuan untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan. Anak merasa bahagia ketika bermain sendiri maupun bersama temannya. Rasa gembira tersebut akan menghibur hati anak.

b. Kooperatif

Sifat kooperatif dalam permainan tradisional terlihat dalam team work, solidaritas, dan komitmen bersama untuk menang dalam setiap permainan. Sifat kooperatif yang terlihat mampu menumbuhkan rasa empati, tolong-menolong,


(30)

15

kesetiakawanan, dan saling menghormati dalam diri masing-masing anak. Anak yang bekerja sama dengan orang lain akan mendapat kesempatan belajar mengelola emosi dan sosialnya.

c. Imajinatif

Imajinasi anak muncul sesuai dengan permainan yang dilakukan. Ketika anak bermain pasaran, imajinasinya akan aktif dalam menggunakan alat yang ada dari lingkungannya. Imajinasi anak berhubungan dengan pengalaman yang telah dimiliki.

d. Ekonomis

Permainan tradisional biasanya menggunakan peralatan yang mudah diperoleh. Yudhistira dan Siska Y. Massardi (2012: 82) mengemukakan bahwa alat yang digunakan dapat dibuat langsung dengan menggunakan benda, barang, tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar. Sebagai contoh ialah kerikil, biji sawo, kayu, bambu, pasir, dan pecahan genteng. Peralatan yang digunakan pun tidak memerlukan perawatan khusus.

e. Dapat dilakukan kapan dan di mana pun

Permainan tradisional dapat dilakukan kapan dan di mana pun. Biasanya permainan tradisional dilakukan oleh beberapa anak. Namun begitu, apabila hanya dilakukan oleh satu orang, anak tetap mampu mengolah imajinasinya sendiri. 3. Prinsip Pendekatan Sentra APET

Prinsip pendekatan Sentra APET sama dengan prinsip pendekatan sentra yang lainnya. Prinsip pendekatan digunakan sebagai rambu-rambu pelaksanan pembelajaran. Pembelajaran yang sesuai dengan prinsip pendekatan sentra akan


(31)

16

lebih mudah mencapai tujuan setiap sentra. Prinsip pendekatan sentra yang tertuang dalam Pedoman penerapan pendekatan “Beyond Centers and Circles Time” (Departemen Pendidikan Nasional, 2006: 5) antara lain:

a. Keseluruhan proses pembelajarannya berdasarkan pada teori dan pengalaman empirik

b. Setiap proses pembelajaran harus ditujukan untuk merangsang seluruh aspek kecerdasan anak (kecerdasan jamak) melalui bermain yang terencana dan terarah serta dukungan guru dalam bentuk empat jenis pijakan

c. Menempatkan penataan lingkungan main sebagai pijakan awal yang merangsang anak untuk aktif, kreatif, dan terus berpikir dengan menggali pengalamannya sendiri

d. Menggunakan standar operasional yang baku dalam proses pembelajaran

e. Mempersyaratkan guru dan pengelola program untuk mengikuti pelatihan sebelum menerapkan metode ini

f. Melibatkan orang tua dan keluarga sebagai satu kesatuan proses pembelajaran untuk mendukung kegiatan anak di rumah

Sesuai pemaparan di atas dapat ditegaskan bahwa prinsip pembelajaran sentra mengacu kepada teori, standar operasional, dan kerja sama dengan orang tua terkait kegiatan anak. Prinsip pendekatan sentra yang telah dipaparkan menjadi acuan pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET. Pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET meliputi beberapa pijakan.

4. Rencana Pembelajaran di Sentra APET

Rencana pembelajaran merupakan proses penentuan kegiatan dan apa saja yang perlu dipersiapkan dalam kegiatan belajar. Rencana pembelajaran terdiri dari program semester, RPPM, dan RPPH. Program semester adalah rancangan pembelajaran yang berisi jaringan tema, bidang pengembangan, tingkat pencapaian perkembangan, dan indikator yang disusun secara urut serta sistematis sesuai alokasi waktunya (Mulyasa, 2012: 126). Cara menyusun program semester


(32)

17

dimulai dengan mempelajari isi dokumen kurikulum yang merupakan pedoman pengembangan program pembelajaran dan standar isi (Permen No.58), memilih tema yang akan digunakan, menetapkan alokasi waktu untuk setiap tema, serta mengidentifikasi tema menjadi sub tema kemudian disusun dalam bentuk tabel. Mukhtar Latif, dkk, (2014: 47) mengemukakan bahwa guru bersama-sama menentukan tema yang sesuai untuk anak dengan mempertimbangkan lingkungan lembaga.

Rencana pembelajaran selanjutnya iaalah RPPM. RPPM adalah penjabaran dari perencanaan semester yang berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan sub tema (Suyadi & Dahlia, 2014: 67). Komponen RPPM ialah tema, sub tema, alokasi waktu, aspek perkembangan, dan kegiatan setiap aspek perkembangan. Cara menyusun RPPM dimulai dengan menjabarkan tema dan memerinci sub tema, membuat matrik hubungan antara tema, bidang pengembangan dan kegiatan, serta menentukan waktu pelaksanaan kegiatan. RPPM pada model pembelajaran sentra disusun dalam sebuah bagan, bagian tengahnya merupakan sub tema, jumlah cabangnya sesuai dengan banyaknya sentra. Setiap sentra ada nama sentra dan kegiatan.

Rencana pembelajaran yang ketiga ialah RPPH. RPPH adalah penjabaran dari RPPM (kegiatan pembukaan, kegiatan inti, istirahat atau makan, dan kegiatan penutup) yang akan dilaksanakan dalam setiap kegiatan pembelajaran secara bertahap (Mulyasa, 2012: 131). Komponen RPPH meliputi hari, tanggal, indikator, kegiatan pembelajaran, alat atau sumber belajar, dan penilaian


(33)

18

perkembangan anak. Cara penyusunan RPPH dimulai dengan memilih kegiatan yang dipilih ke dalam tiga kegiatan (awal, inti, dan akhir), menentukan metode dan sumber belajar, serta menyusun alat penilaian untuk mengukur ketercapaian indikator (Suyadi & Dahlia, 2014: 79).

Rencana pembelajan program semester, RPPM, dan RPPH sesuai dengan pendapat Luluk Asmawati (2014: 56) yang menyatakan bahwa penyusunan perencanaan hendaknya mempertimbangkan beberapa hal antara lain, karakteristik anak, konsep keahlian yang akan dikembangkan, menentukan tempat sesuai kebutuhan, guru menjadi fasilitator, mengajak anak untuk berpartisipasi aktif, serta menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Mukhtar Latif, dkk. (2014: 106) mengatakan bahwa alat dan bahan main disiapkan oleh guru dengan menyesuaikan tahapan perkembangan biologis untuk mendukung kemampuan anak dalam bermain.

Penyusunan program semester, RPPM, dan RPPH merupakan komponen suatu kurikulum. Kurikulum yang digunakan di Pendidikan Anak Usia Dini ialah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang terdapat di Permendikbud No. 146 tahun 2014 terdiri dari kompetensi inti dan kompetensi dasar. Kompetensi inti merupakan gambaran pencapaian standar tingkat pencapaian perkembangan. Kompetensi inti dibagi menjadi empat yakni kompetensi inti sikap spiritual (KI-1), kompetensi inti sikap sosial (KI-2), kompetensi inti pengetahuan (KI-3), dan kompetensi inti keterampilan (KI-4).

Kompetensi dasar merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran, tema pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada


(34)

19

Kompetensi Inti. Kompetensi dasar terdiri dari empat, yakni kompetensi dasar sikap spiritual, kompetensi dasar sikap sosial, kompetensi dasar pengetahuan, dan kompetensi dasar keterampilan. Kurikulum 2013 mencakup program pengembangan yang terdiri dari nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni.

Program pengembangan nilai agama dan moral mencakup perwujudan suasana belajar untuk berkembangnya perilaku baik yang bersumber dari nilai agama, moral, dan kehidupan bermasyarakat dalam konteks bermain. Program pengembangan fisik motorik meliputi perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan kinestetik dalam konteks bermain. Program pengembangan kognitif mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan proses berfikir dalam konteks bermain.

Program pengembangan bahasa meliputi perwujudan suasana untuk berkembangnya kematangan bahasa dalam konteks bermain. Program pengembangan sosial emosional mencakup perwujudan suasana untuk berkembangnya kepekaan, sikap, keterampilan sosial, serta kematangan emosi dalam konteks bermain. Program pengembangan seni meliputi perwujudan suasana untuk berkembangnya eksplorasi, ekspresi, dan apresiasi seni dalam konteks bermain.

Sesuai penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa rencana pembelajaran disusun sesuai kurikulum PAUD yakni Kurikulum 2013. Komponen dalam kurikulum meliputi program semester, rencana program pembelajaran minggun, dan rencana program pembelajaran harian. Program pengembangan yang


(35)

20

dilakukan meliputi nilai agama dan moral, fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni. Rencana pembelajaran yang telah selesai disusun kemudian menjadi panduan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

5. Pelaksanaan Pembelajaran di Sentra APET

Pembelajaran sentra menekankan pada adanya pijakan. Menurut Vigotsky (Mukhtar Latif, dkk., 2014: 82) pijakan dalam proses belajar dan pertumbuhan terlihat pada proses anak belajar suatu konsep melalui tahapan pemecahan masalah. Anak dirangsang untuk aktif dalam kegiatan main dan menjadi kuat serta teguh terhadap informasi yang diperoleh ketika bermain. Pembelajaran sentra terdiri dari empat pijakan, yakni pijakan lingkungan main, pijakam sebelum main, pijakaan saat main, dan pijakan setelah main. Setiap pijakan mempunyai tujuan masing-masing. Adapun penjelasan setiap pijakan ialah sebagai berikut:

a. Pijakan lingkungan main

Pijakan lingkungan main diawali dengan mempersiapkan tempat belajar dengan alat dan bahan yang dibutuhkan anak-anak. Setelah persiapan selesai dilakukan, guru menyambut anak-anak dan menemaninya bermain. Kegiatan bermain pada pijakan lingkungan main dapat berupa permainan tradisional, gerak, dan musik (Departemen Pendidikan Nasional, 2006: 10). Pijakan lingkungan main yang telah selesai dilakukan dilanjutkan dengan waktu transisi. Waktu transisi ialah waktu yang digunakan untuk pendinginan agar anak kembali tenang.

b. Pijakan sebelum main

Pijakan sebelum main dilakukan di dalam kelas dan memposisikan guru serta anak-anak untuk duduk melingkar di lantai. Guru memulainya dengan


(36)

21

membacakan buku yang berkaitan dengan pengalaman (bisa berupa ensiklopedi) atau mendatangkan narasumber (Yudhistira & Siska Y. Massardi, 2012: 124). Selanjutnya guru memberikan arahan kepada anak aturan permainan pada hari tersebut.

c. Pijakan saat main

Pijakan saat main merupakan waktu bagi anak-anak untuk memainkan permainan yang telah disiapkan oleh guru. Anak-anak mendapat kebebasan memilih permainan yang diminatinya dan tetap bergantian dengan temannya. Suyadi (2009: 204) menyatakan bahwa guru lebih bersifat pasif dengan berperan memberikan motivasi, fasilitas, dan pendampingan.

d. Pijakan setelah main

Aktivitas di pijakan setelah main meliputi membersihkan alat permainan. Anak-anak dibiasakan untuk membereskan dan mengembalikan alat yang telah digunakan pada tempatnya. Setelah semua alat dirapikan, anak-anak kembali duduk melingkar dan guru menanyakan kegiatan main yang telah dilakukan (Departemen Pendidikan Nasional, 2006: 15).

Sesuai dengan penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa proses pembelajaran terdiri dari empat pijakan. Setiap pijakan mempunyai tujuan pencapaian kegiatan yang berbeda. Proses pembelajaran di Sentra APET didukung oleh seting kelas yang berisikan berbagai macam alat main.

6. Pengaturan Kelas Sentra APET

Pengaturan ruang kelas dalam pembelajaran pendekatan sentra bertujuan mempermudah proses pembelajaran. Beberapa hal yang menjadi bagian


(37)

22

pengaturan ruang meliputi rak penyimpanan alat main dan warna. Suyadi (2009: 184) menyatakan bahwa rak-rak tempat menyimpan berbagai alat permainan harus dibuat pendek sehingga anak dapat mengambil dan mengembalikan alat permainan yang disukainya dengan leluasa. Menurut Wolfgang (Sofia Hartati. 2005: 133) warna netral yang sedikit cerah dan disertai dengan pencahayaan yang lembut dapat menciptakan suasana gembira. Hal terpenting dalam pengaturan lingkungan kelas ialah memudahkan anak bermain dan pengawasannya oleh guru. Pengaturan ruang kelas juga disesuaikan dengan karakteristik nama sentranya (Mukhtar Latif, dkk., 2014: 107).

Sesuai pemaparan di atas dapat ditegaskan bahwa pengaturan ruang kelas di Sentra APET disesuaikan dengan kemampuan anak dalam menjangkau alat main, pencahayaan yang masuk ke dalam ruangan, dan karakteristik nama sentra.

7. Jenis Permainan di Sentra APET

Jenis permainan yang ada di Sentra APET berasal dari Jawa. Permainan di Jawa terdiri dari berbagai macam. Beberapa jenis permainan tradisional Jawa menurut Suwardi Endraswara, (2010: 112) dapat dibagi menjadi dua yani:

a. Permainan tradisional Jawa yang memanfaatkan gerakan, tarian, dan lagu antara lain jamuran, Cublak-cublak Suweng, Cungkup Milang Kondhe, Gula

Ganthi, Man Dhoplang, dan Nini Thowong.

b. Permainan tradisional Jawa yang tidak memanfaatkan vokal, antara lain bakiak, dhakon, macanan, dham-dhaman, benthik, egrang, engklek, pasaran,


(38)

23

Jenis permainan lain dapat dibedakan berdasarkan sifatnya, yakni bermain keterampilan dalam Info Teman Anak (2012). Bermain keterampilan dilakukan dengan menggunakan alat dan bahan yang mampu melatih dan mengembangkan keterampilan anak. Sesuai penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa permainan tradisional dibedakan berdasarkan sifatnya. Anak memainkan semua jenis permainan tradisional sesuai dengan aturan main yang disampaikan guru. Semua jenis permainan dapat memberikan banyak manfaat bagi anak.

8. Evaluasi Pembelajaran di Sentra APET

Evaluasi pembelajaran sentra dilakukan guru setiap hari. Pencatatan kegiatan belajar anak meliputi perkembangan kemampuan anak dalam hal motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosial, dan aspek lainnya (Departemen Pendidikan Nasional, 2006:19). Pada proses evaluasi guru melakukan penilaian dengan tiga teknik, yakni catatan anekdot, penilaian hasil karya, dan skala capaian (Hilda L. Jackman, 2009: 70).

Catatan anekdot digunakan untuk menggambarkan informasi mengenai kejadian yang terjadi dalam diri anak dan merupakan hal tidak biasa atau penting. Penilaian hasil karya merupakan metode evaluasi yang menunjukkan informasi mengenai karya anak sendiri atau dari kerja sama anak dengan guru. Selanjutnya skala capaian menurut Suyadi dan Dahlia (2014: 125) adalah instrumen yang disusun berdasarkan aspek dan indikator perkembangan sesuai kelompok usia. Skala capaian dapat dibedakan berdasarkan penggunaan skala nilai atau hanya tandang centang saja.


(39)

24

Sesuai penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa evaluasi pembelajaran dilakukan ketika kegiatan bermain berlangsung. Guru menilai kemampuan anak dari proses maupun hasil kegiatan main anak. Laporan perkembangan anak dilakukan dengan teknik catatan anekdot, penilaian hasil karya, dan skala capaian yang mencakup enam aspek perkembangan.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka yang telah dipaparkan di atas, pertanyaan penelitiannya ialah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara guru menyusun rencana pembelajaran di Sentra APET? 2. Bagaiaman pelaksanaan tahapan kegiatan pembelajaran di Sentra APET? 3. Bagaimana cara guru melakukan evaluasi pembelajaran di Sentra APET?


(40)

25 BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati ialah deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Maman Abdurrahman dan Sambas Ali Muhidin (2011: 7) adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui gambaran suatu variabel, baik satu variabel atau lebih. Penelitian deskriptif terhadap pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati bertujuan menganalisa dan mendeskripsikan rencana pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran secara objektif. Pemilihan pendekatan kualitatif dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa rencana pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran perlu diteliti secara jelas, rinci dan sesuai fakta di lapangan. Data yang diperoleh secara jelas dan rinci tersebut diungkapkan dalam bentuk kata-kata sehingga mampu menggambarkan keadaan realitas secara tepat.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian merupakan semua orang yang terlibat dalam pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati. Subjek penelitian meliputi satu guru kelas, koordinator pembelajaran, kepala sekolah, para siswa TK Kelompok A usia 4-5 tahun dengan jumlah 14 anak. Kemudian objek penelitiannya ialah pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati.


(41)

26 C. Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati, Jl Sorowajan Baru No. 1 Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pemilihan tempat dilakukan berdasarkan adanya pembelajaran berbasis sentra. Penelitian memfokuskan pada pembelajaran di Sentra APET.

D. Sumber Data

Sumber data menurut Suharsimi Arikunto (2002: 107) adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data memberikan semua informasi yang diperlukan sesuai dengan kisi-kisi penelitian. Sumber data dalam penelitian meliputi guru kelas Sentra APET, kepala sekolah, kegiatan pembelajaran, dan sumber data tertulis. Sumber data tertulis meliputi data administrasi sekolah antara lain jadwal pembelajaran, pemetaan indikator program semester, rencana kegiatan harian, lembar evaluasi harian, lembar rekapan evaluasi harian, dan lembar rekapan nilai bulanan.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Maman Abdurrahman & Sambas Ali Muhidin, 2011: 85). Data yang diperoleh diharapkan dapat memberikan gambaran, keterangan, dan fakta yang akurat mengenai kejadian atau kondisi di lapangan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ialah observasi, wawancara, dan dokumentasi.


(42)

27 1. Observasi

Metode observasi menurut Djam’an Satori dan Aan Komariah (2011: 104) adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Peneliti menggunakan alat bantu perlengkapan menulis dan alat pengambil gambar serta video ketika melakukan observasi. Peneliti mencatat semua informasi yang diperoleh sebelum, ketika, maupun setelah pembelajaran. Kegiatan observasi dilakukan di ruang kelas Sentra APET dan lingkungan sekolah PAUD Bina Buah Hati.

2. Wawancara

Metode wawancara menurut Lexy J. Moleong (2005: 186) adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak. Peneliti melakukan wawancara terstruktur dan berpedoman pada pedoman wawancara. Penggunaan pedoman wawancara bertujuan agar proses wawancara tidak keluar dari konteks permasalahan. Peneliti juga menggunakan alat bantu yakni alat tulis dan perekam suara ketika wawancara. Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, koordinator pembelajaran, dan guru kelas Sentra APET PAUD Bina Buah Hati pada waktu yang telah disepakati.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi menurut Burhan Bungin (2011: 124) adalah metode pengumpulan data yang berbentuk dokumentasi. Hasil dokumentasi dapat melengkapi data dari metode observasi dan wawancara. Sumber data dokumentasi meliputi lembar program semester, rencana program pembelajaran mingguan,


(43)

28

rencana program pembelajaran harian, lembar evaluasi harian, bulanan, dan enam bulan, daftar piket guru, dan daftar kelompok kelas.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menurut Suharsimi Arikunto (2002: 136) adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Instrumen penelitian memudahkan pekerjaan peneliti dan data yang diperoleh lebih cermat, lengkap, serta sistematis. Instrumen penelitian dalam penelitian deskriptif kualitatif pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati meliputi pedoman wawancara, pedoman observasi, serta pedoman dokumentasi. Peneliti mengambil data dengan ikut berperan serta bersama subjek penelitian.


(44)

29

Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Observasi dalam Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran di Sentra Alat Permainan Edukatif Tradisional (APET)

TK Kelompok A PAUD Bina Buah Hati Labsite BPKB DIY Sub

Variabel

Objek Indikator Jumlah

Butir Kegiatan Pembelajaran a. Pijakan Lingkungan Main b. Pijakan Sebelum Main c. Pijakan Selama Main d. Pijakan Setelah Main e. Pengaturan Ruang Kelas f. Jenis Permainan

a. Persiapan tempat belajar serta alat dan bahan, penyambutan anak-anak, kemudian kegiatan bermain b. Duduk melingkar,

membacakan buku, serta arahan aturan permainan c. Permainan yang dilakukan

anak serta peran pendidik sebagai motivator, fasilitator, dan pendamping

d. Merapikan alat main, duduk melingkar, serta recalling e. Warna yang digunakan, rak

penyimpanan, serta pengaturan ruang kelas yang disesuaikan dengan kegiatan main, kemampuan anak, dan peran pendidik

f. Permainan yang

memanfaatkan gerakan, tarian, dan lagu, maupun tidak menggunakan vokal serta manfaat permainan bagi anak

7

Tabel di atas adalah kisi-kisi instrumen pedoman observasi. Observasi dilakukan pada saatu kegiatan pembelajaran yakni, mulai dari pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan saat main, dan pijakan setelah main. Observasi dilakukan peneliti di dalam Sentra APET dan lingkungan sekolah PAUD Bina Buah Hati.


(45)

30

Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Wawancara dalam Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran di Sentra Alat Permainan Edukatif Tradisional (APET)

TK Kelompok A PAUD Bina Buah Hati Labsite BPKB DIY Sub

Variabel

Objek Indikator Jumlah

Soal Rencana Pembelajaran a. Pemetaan Indikator Program Semester b. Rencana Kegiatan Harian

a. Tujuan belajar, pengembangan materi dan alat kegiatan, serta jenis penilaian

b. Tujuan belajar, pengembangan materi dan alat kegiatan, jenis penilaian, pendidik sebagai fasilitator, serta jumlah anak, 13 Kegiatan Pembelajaran a. Pijakan Lingkungan Main

b. Pijakan Sebelum Main

c. Pijakan Selama Main

d. Pijakan Setelah Main

e. Pengaturan Ruang Kelas

f. Jenis Permainan

a. Persiapan tempat belajar serta alat dan bahan, penyambutan anak-anak, kemudian kegiatan bermain

b. Duduk melingkar, membacakan buku, serta arahan aturan permainan c. Permainan yang

dilakukan anak serta peran pendidik sebagai motivator, fasilitator, dan pendamping

d. Merapikan alat main, duduk melingkar, serta recalling

e. Warna yang digunakan, rak penyimpanan, serta pengaturan ruang kelas yang disesuaikan dengan kegiatan main, kemampuan anak, dan peran pendidik

f. Permainan yang memanfaatkan gerakan, tarian, dan lagu, maupun tidak menggunakan vokal serta manfaat permainan bagi anak


(46)

31 Lanjutan Tabel 2...

Sub Variabel Objek Indikator Jumlah Soal

Evaluasi Pembelajaran

a. Evaluasi Harian

b. Rekapan

Evaluasi Harian

c. Rekapan Nilai Bulanan

a. Perkembangan lima aspek kemampuan anak serta proses penyusunan laporan yang meliputi analisis sintesis, interpretasi, dan komunikasi

b. Perkembangan lima aspek kemampuan anak serta proses penyusunan laporan yang meliputi analisis sintesis, interpretasi, dan komunikasi dalam satu minggu

c. Perkembangan lima aspek kemampuan anak serta proses penyusunan laporan yang meliputi analisis sintesis, interpretasi, dan komunikasi dalam satu bulan

15

Tabel di atas menunjukkan kisi-kisi instrumen pedoman wawancara. Materi wawancara meliputi rencana, kegiatan, dan evaluasi pembelajaran di Sentra APET. Peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah, koordinator pembelajaran, dan guru sentra.


(47)

32

Tabel 3. Kisi-Kisi Instrumen Pedoman Dokumentasi dalam Penelitian Pelaksanaan Pembelajaran di Sentra Alat Permainan Edukatif Tradisional

(APET) TK Kelompok A PAUD Bina Buah Hati Labsite BPKB DIY Sub

Variabel

Objek Indikator Jumlah

Butir Rencana Pembelajaran a. Pemetaan Indikator Program Semester b. Rencana Kegiatan Harian

a. Tujuan belajar, pengembangan materi dan alat kegiatan, serta jenis penilaian

b. Tujuan belajar, pengembangan materi dan alat kegiatan, jenis penilaian, pendidik sebagai fasilitator, serta jumlah anak

2

Evaluasi Pembelajaran

a. Evaluasi Harian

b. Rekapan

Evaluasi Harian

c. Rekapan Nilai Bulanan

a. Perkembangan lima aspek kemampuan anak serta proses penyusunan laporan yang meliputi analisis sintesis, interpretasi, dan komunikasi

b. Perkembangan lima aspek kemampuan anak serta proses penyusunan laporan yang meliputi analisis sintesis, interpretasi, dan komunikasi dalam satu minggu

c. Perkembangan lima aspek kemampuan anak serta proses penyusunan laporan yang meliputi analisis sintesis, interpretasi, dan komunikasi dalam satu bulan

3

Tabel di atas merupakan kisi-kisi instrumen pedoman dokumentasi. Peneliti menggunakan kisi-kisi tersebut dalam penelitian pembelajaran di Sentra APET. Peneliti menambil foto dokumen sekolah sebagai data penelitian.


(48)

33 G. Keabsahan Data

Keabsahan data dalam penelitian, sering kali ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas (Sugiyono, 2010:117). Keabsahan data dilakukan ketika penelitian berlangsung dari reduksi data, penyajian data, dan pengambilan kesimpulan. Keabsahan data dalam penelitian pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati menggunakan cara sebagai berikut:

1. Ketekunan pengamatan

Peneliti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Tujuan ketekunan pengamatan ialah menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci (Lexy J. Moleong, 2005: 329). Ketekunan pengamatan dalam penelitian pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati Pengamatan dilakukan di kelas ketika pembelajaran berlangsung dari awal sampai akhir, mencatat data atau informasi dengan lengkap, serta menggunakan alat bantu yang meliputi alat tulis dan alat perekam.

2. Triangulasi

Pengertian triangulasi menurut Sugiyono (2010: 125) adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan waktu. Tujuan peneliti melakukan triangulasi untuk mengatahui mengetahui kesamaan maupun perbedaan data yang diperoleh. Cara triangulasi yang akan digunakan dalam penelitian meliputi tiga macam yakni


(49)

34 a. Triangulasi sumber

Data yang diperoleh dari wawancara kepada kepala sekolah di cross check dengan data hasil wawancara guru Setra Alat Permainan Edukatif Tradisional dengan syarat menggunakan pertanyaan sama. Hasil wawancara dari kedua sumber dideskripsikan, dikategorikan, data mana yang sama maupun berbeda. Data dianalisa kemudian menghasilkan suatu kesimpulan.

b. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik dalam penelitian pelaksanaan pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati melakukan pengecekan data dengan menggunakan data hasil observasi, wawancara ataupun dokumentasi. Hasil dari triangulasi teknik dapat menghasilkan data yang sama maupun berbeda. Peneliti melakukan pengecekan maupun diskusi kepada sumber data bersangkutan untuk memastikan data mana yang benar.

c. Triangulasi waktu

Triangulasi waktu dalam penelitian pelakasanaan pembelajaran di Sentra APET PAUD Bina Buah Hati dilakukan dengan mengumpulkan data di waktu yang berbeda. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam satu hari ketika pagi dan siang hari maupun dalam dua hari yang berbeda. Pengumpulan data di waktu yang berbeda dilakukan dengan ketiga metode yang berbeda yakni observasi, wawancara, dan dokumentasi.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Bogdan dan Biklen merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya


(50)

35

menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Lexy J. Moleong, 2005:248). Analisis data yang digunakan dalam penelitian pembelajaran di Sentra APET dilakukan secara kualitatif sesuai dengan model Miles dan Huberman (Sugiyono, 2010: 91). Aktivitas yang dilakukan peneliti meliputi reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan atau verifikasi. Model interaktif dalam analisis data ditunjukkan pada gambar 1.

Gambar 1. Model Interaktif Analisis Data Miles dan Huberman Sumber: Sugiyono (2010: 92)

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan membuat kategori. Reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung. Pada awal penelitian, peneliti mulai merangkum informasi yang diperoleh, mengambil data yang pokok dan penting,

Pengumpulan data

Penyajian data

Reduksi data


(51)

36

kemudian mengelompokkannya. Data dikelompokkan berdasarkan sub variabel pada tabel kisi-kisi pedoman wawancara, observasi, dan dokumentasi.

2. Penyajian data

Penyajian data mencakup beberapa informasi yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Data disajikan dalam bentuk catatan wawancara (CW), catatan dokumentasi (CD), dan catatan lapangan (CL). Setiap jenis catatan diberikan kode agar memudahkan dalam proses penarikan kesimpulan.

Tabel 4. Daftar Pengkodean Komponen Kode Kepala

Sekolah

Koordinator

Pembelajaran Guru

Proses

Pembelajaran Administrasi Catatan

Wawancara CW CW.3 CW.2 CW.1 - -

Catatan

Dokumentasi CD - - - - CD

Catatan

Lapangan CL - - - CL -

3. Penarikan kesimpulan

Kesimpulan merupakan suatu bagian dari keseluruhan proses penelitian. Kesimpulan dihasilkan dari perbandingan data yang diperoleh di lapangan dengan standar atau kriteria yang telah disusun di pembahasan sebelumnya. Kesimpulan yang dihasilkan berdasarakan perbandingan tersebut akan menyatakan data hasil penelitian sesuai, kurang sesuai, atau tidak sesuai dengan standar.


(52)

37 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi

Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) membuka satuan PAUD yang berfungsi sebagai labsite yang bernama PAUD Bina Buah Hati. Alamat PAUD Bina Buah Hati berada di Jalan Sorowajan Baru No.1 Banguntapan, Bantul. PAUD Bina Buah Hati membuka layanan tempat penitipan anak sejak usia tiga bulan, kelompok bermain berjumlah empat kelas, dan Taman Kanak-kanak dengan dua kelas.

Guru PAUD Bina Buah Hati terdiri dari sepuluh orang dan salah seorangnya merangkap sebagai koordinator pembelajaran. Pembelajarana di PAUD Bina Buah Hati menggunakan sentra yang terdiri dari bahan alam, balok, persiapan, peran, seni dan kreatifitas, serta alat permainan edukatif tradisional. Jenis permainan yang ada di sentra meliputi main sensorimotor, main peran, dan main pembangunan. Pembelajaran sentra dimulai kurang lebih dari pukul delapan lebih lima belas menit sampai sepuluh lebih lima belas menit di halaman sekolah dan di dalam sentra.

2. Deskripsi Subjek

Subjek penelitian meliputi seorang guru kelas yang bernama Bu VN, kepala sekolah yaitu Bu SD, kemudian koordinator pembelajaran yakni Bu Y, dan terakhir ialah siswa TK kelompok A yang berjumlah 14 anak. Pengawasan pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah dibantu koordinator pembelajaran.


(53)

38

Bu VN berinteraksi dengan para siswa ketika pembelajaran dengan cara membantu dan memotivasi siswa yang kesulitan. Para siswa juga tidak malu ataupun enggan meminta bantuan Bu VN. Siswa yang satu dengan lainnya juga saling membantu, berkomunikasi, bermain, dan bercanda bersama. Bu SD selaku kepala sekolah melakukan pengawasan dengan berkeliling ke semua sentra ketika pembelajaran berlangsung. Guru kelas dan koordinator pembelajaran melakukan diskusi terkait pelaksanaan pembelajaran di luar jam belajar anak sehingga tidak menggangggu anak bermain.

3. Deskripsi Data Penelitian

a. Deskripsi Data Rencana Pembelajaran di Sentra APET di PAUD Bina Buah Hati

Persiapan pembelajaran meliputi pembuatan program semester, RPPM, dan RPPH (lihat lampiran no. 3 halaman 143). Berikut deskripsi data program semester, RPPM, dan RPPH.

a. Program Semester

Program semester adalah pembagian materi ajar yang akan diberikan dalam kurun waktu satu semester. Program semester disusun oleh koordinator pembelajaran beserta para guru sentra ketika libur tahun ajaran 2014/2015 di PAUD Bina Buah Hati. Penyusunan program semester mengacu pada Kurikulum 2013 yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 146 tahun 2014 dan Kurikulum Berbasis Budaya, kemudian pengembangan muatan materinya melihat pada standar nasional PAUD Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 137 tahun 2014 (lihat lampiran no. 3 halaman 115, 129, 135, dan 136).


(54)

39

Format penulisan program semester di PAUD terdiri dari judul, nama lembaga, dan kolom yang berisi tema, sub tema, kompetensi dasar, serta muatan materi untuk kelompok usia 2-3, 3-4, 4-5, dan 5-6 tahun. Penyusunan program semester dimulai dengan pembagian kompetensi inti dan kompetensi dasar yang ada pada Kurikulum 2013. Kompetensi dasar yang terdiri dari sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan dikelompokkan ke dalam enam program pengembangan, yakni nilai agama dan moral, kognitif, motorik, bahasa, sosial emosional, serta seni. Kompetensi dasar setiap program pengembangan kemudian dibagi ke tema dan sub tema yang telah ditentukan. Kompetensi dasar selanjutnya diuraikan dalam muatan materi yang sesuai dengan visi misi PAUD Bina Buah Hati dan kelompok usia anak. Pembagian tema dan sub tema dilakukan dengan menghitung jumlah minggu efektif pada setiap bulan (lihat lampiran no. 3 halaman 130 dan 136).

Pembagian tema dan sub tema pada semester pertama sebagai berikut. Pertama, tema HUT RI, sub temanya ialah lomba HUT RI dan karnaval. Kedua, tema binatang dengan sub tema ikan, ayam, burung, sapi, dan kambing. Ketiga, tema kebutuhanku, sub temanya meliputi pakaian, makanan, minuman, dan rumah. Keempat, tema lingkunganku, sub temanya ialah keluargaku, tetanggaku, sahabatku, dan sekolahku. Kelima, tema budaya Jogja, sub temanya meliputi sekaten dan kuliner Jogja (lihat lampiran no. 6 halaman 175).

Contoh penyusunan program semester PAUD Bina Buah Hati adalah sebagai berikut. Bulan Agustus mempunyai dua minggu hari efektif sehingga guru memilih tema yang memiliki dua sub tema yakni Tema HUT RI sedangkan sub


(55)

40

temanya ialah Lomba HUT RI dan Karnaval. Satu tema mempunyai dua sub tema. Masing-masing sub tema menggunakan kompetensi dasar yang sama. Pada tema HUT RI yang diambil untuk program pengembangan nilai agama dan moral guru memilih kompetensi dasar (KD) 2.13 “memiliki perilaku yang mencerminkan sikap jujur”. Program pengembangan fisik motorik guru memilih KD 3.3 “mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya untuk pengembangan motorik kasar serta motorik halus” dan KD 4.3 “menggunakan anggota tubuh untuk mengembangkan motorik kasar dan halus” (lihat lampiran no. 3 halaman 130 dan 135 serta lampiran no. 6 halaman 175).

Program pengembangan kognitif guru memilih KD 3.6 “mengenal benda -benda di sekitarnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya) serta KD 4.6 “Menyampaikan tentang apa dan bagaimana benda-benda di sekitar yang dikenalnya (nama, warna, bentuk, ukuran, pola, sifat, suara, tekstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya) melalui berbagai hasil karya”. Program pengembangan bahasa guru memilih KD 3.10 “Memahami bahasa reseptif (menyimak dan membaca)” serta KD 4.10 “Menunjukkan kemampuan berbahasa reseptif (menyimak dan membaca)”. Program pengembangan sosial emosional guru memilih KD 2.5 “Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap percaya diri” serta KD 2.7 “Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap sabar (mau menunggu giliran dan mau berbiacara) untuk melatih kedisiplinan)”. Program pengembangan yang terakhir yakni seni, guru memilih KD 3.15 “Mengenal berbagai karya dan aktivitas seni” serta KD 4.15


(56)

41

“menunjukkan karya dan aktivitas seni dengan menggunakan berbagai media” (lihat lampiran no. 3 halaman 130 dan 136 serta lampiran no. 6 halaman 175).

Muatan materi pada Tema HUT RI untuk kelompok usia 4-5 tahun ialah pembiasaan membangun sikap jujur, gerakan melatih ketepatan dan kecepatan, nama permainan; warna; bentuk dalam lomba dan karnaval, perintah lisan dengan kompleks, pembiasaan membangun sikap percaya diri, pembiasaan berperilaku sabar, serta aktivitas seni. Muatan materi pada Tema HUT RI untuk kelompok usia 4-5 tahun yakni pembiasaan membangun sikap jujur, gerakan melatih ketepatan, nama permainan; warna; bentuk dalam loma dan karnaval, perintah lisan secara bertahap dengan tiga perintah, pembiasaan membangun sikap percaya diri, pembiasaan berperilaku sabar, serta aktivitas seni (lihat lampiran no. 6 halaman 175).

Muatan materi pada Tema HUT RI untuk kelompok usia 3-4 tahun meliputi pembiasaan membangun sikap jujur, gerakan melatih koordinasi mata dan tangan, nama permainan; warna; bentuk dalam lomba dan karnaval, perintah lisan secara bertahap dengan dua perintah, pembiasaan membangun sikap percaya diri, pembiasaan berperilaku sabar, serta aktivitas seni. Muatan materi pada Tema HUT RI untuk kelompok usia 2-3 tahun antara lain pembiasaan membangun sikap jujur, gerakan melatih koordinasi mata dan tangan, nama permainan; warna; alat permainan dalam lomba dan karnaval, perintah lisan secara bertahap dengan satu perintah, pembiasaan membangun sikap percaya diri, pembiasaan berperilaku sabar, serta aktivitas seni (lihat lampiran no. 6 halaman 175).


(57)

42

Berdasarkan data hasil wawancara dan dokumentasi tersebut diperoleh informasi bahwa program semester disusun oleh koordinator pembelajaran dan guru selama satu minggu ketika libur tahun ajaran 2014/2015. Penyusunan program semester mengacu pada Kurikulum 2013 yang tertuang dalam Permendikbud No. 146 tahun 2014 serta pengembangan materinya pada standar nasional PAUD Permendikbud No. 137 tahun 2014. Program semester terdiri dari judul dan nama lembaga, tema, sub tema, kompetensi dasar, serta muatan materi untuk kelompok usia 2-3, 3-4, 4-5, dan 5-6 tahun. Penyusunan program semester dimulai dengan pembagian kompetensi inti dan kompetensi dasar yang ada pada Kurikulum 2013 ke dalam enam program pengembangan. Kompetensi dasar setiap program pengembangan kemudian dibagi ke tema dan sub tema yang telah ditentukan. Kompetensi dasar selanjutnya diuraikan dalam muatan materi yang sesuai dengan visi misi PAUD Bina Buah Hati dan kelompok usia anak. Pembagian tema dan sub tema dilakukan dengan menghitung jumlah minggu efektif pada setiap bulan

b. Rencana Program Pembelajaran Mingguan

RPPM PAUD Bina Buah Hati berdasarkan data dokumentasi mempunyai beberapa komponen, antara lain waktu pelaksanaan, tema dan sub tema, kelompok usia, strategi pembelajaran, kompetensi dasar, muatan materi, serta kegiatan setiap sentra. Penyusunan RPPM sesuai dengan program semester yakni dimulai dengan menuliskan keterangan waktu pelaksanaan. Guru memilih tema dan sub tema, kelompok usia, kompetensi dasar, muatan materi dari program semester. Guru kemudian menambahkan strategi pembelajaran dan kegiatan main di sentra.


(58)

43

Penentuan kegiatan main disesuaikan dengan muatan materi yang telah ada dalam program semester. Guru menuliskan RPPM untuk semua sentra menggunakan cara webbing. Contoh penyusunan RPPM sebagai berikut (lihat lampiran no. 3 halaman 144 serta lampiran no. 6 halaman 187).

Contoh penyusunan RPPM kelompok usia 4-5 tahun sebagai berikut. Waktu pelaksanaan ialah pada semester satu, bulan Agustus minggu ketiga. Tema HUT RI dengan sub tema Lomba HUT RI dan kelompok usia 4-5 tahun. Strategi pembelajarannya meliputi bernyanyi, bercerita, bermain peran, demonstrasi, dan diskusi (lihat lampiran no. 6 halaman 187).

Muatan materinya ialah pembiasaan membangun sikap jujur, gerakan melatih ketepatan dan kecepatan, nama permainan; warna, bentuk dalam lomba dan karnaval, perintah lisan secara bertahap dengan tiga perintah, pembiasaan membangun sikap percaya diri, pembiasaan berperilaku sabar, serta aktivitas seni. Kegiatan yang disusun guru berjumlah enam jenis sesuai banyaknya sentra. Kegiatan di Sentra APET meliputi lari memindahkan bendera, memasukkan pensil/pulpen ke dalam botol, kata berantai, dan meronce bendera (lihat lampiran no. 6 halaman 195). Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi diperoleh informasi bahwa RPPM disusun sebelum pembelajaran dan disesuaikan dengan program semester. Guru mempunyai empat RPPM setiap minggu disesuaikan dengan kelompok usia. Pada setiap RPPM memuat kegiatan apa saja yang akan dilakukan ketika pembelajaran di sentra.


(59)

44 c. Rencana Program Pembelajaran Harian

Guru menyusun RPPH Sentra APET PAUD Bina Buah Hati untuk kelompok usia 2-3, 3-4, 4-5, dan 5-6 tahun. Guru menyusun RPPH bersamaan dengan pembuatan program semester dan RPPM. Guru membuat RPPH dengan cara menulis tangan kemudian diketik oleh pegawai administrasi (lihat lampiran no. 3 halaman 116 dan lampiran no. 6 halaman 189).

Pada setiap RPPH mempunyai beberapa komponen antara lain waktu pelaksanaan (semester, bulan, hari, dan tanggal), tema dan sub tema, muatan materi, nama sentra, alat dan bahan kegiatan main, serta proses kegiatan (pijakan lingkungan main, pelaksanaan SOP pembukaan, pijakan sebelum main, pijakan selama main, recalling, penutup, dan rencana penilaian). Penyusunan RPPH mengacu pada RPPM. Guru menuliskan waktu pelaksanaan, tema dan sub tema, muatan materi, serta nama sentra terlebih dahulu. Guru menuliskan kegiatan main kelompok usia 4-5 tahun sesuai dengan yang telah tertulis pada RPPM kelompok yang sama. Guru kemudian melengkapi RPPH dengan menuliskan alat dan bahan yang diperlukan ketika kegiatan main (lihat lampiran no. 6 halaman 189).

Contoh penyusunan RPPH minggu pertama pembelajaran pada kelompok usia 4-5 tahun sebagai berikut. Waktu pelaksanaan diisi dengan keterangan semester satu, bulan Agustus, minggu ketiga sedangkan bagian hari dan tanggalnya tidak diisi. Kelompok usianya yakni kelompok 4-5 tahun. Temanya ialah HUT RI dengan sub tema Lomba HUT RI. Muatan materinya antara lain pembiasaan membangun sikap jujur, gerakan melatih ketepatan dan kecepatan, nama permainan; warna, bentuk dalam lomba dan karnaval, perintah lisan secara


(60)

45

bertahap dengan tiga perintah, pembiasaan membangun sikap percaya diri, pembiasaan berperilaku sabar, serta aktivitas seni. Nama sentra yakni Sentra APET. Alat dan bahan yang digunakan antara lain bendera, pasir, pulpen, botol, bendera, dan benang. Komponen selanjutnya ialah proses kegiatan (lihat lampiran no. 6 halaman 189).

Proses kegiatan yang pertama ialah pijakan lingkungan main. Guru menyiapkan kegiatan main yakni lari memindahkan bendera, memasukkan pulpen dalam botol, kata berantai, dan meronce benang. Pelaksaan SOP pembukaan yang meliputi main pembukaan dan dipimpin oleh guru piket. Kelompok 2-3 dan 3-4 tahun dilakukan di aula sedangkan kelompok usia 4-5 dan 5-6 tahun dilakukan di halaman sekolah (lihat lampiran no. 4 halaman 148-177 dan lampiran no. 6 halaman 189).

Kegiatan pada saat pijakan sebelum main antara lain berdoa sebelum belajar, menceritakan tentang kegembiraan HUT RI, bercakap-cakap bersama tentang HUT RI, menyampaikan kegiatan main anak, membnagun aturan main bersama anak, transisi sebelum main dengan menyebutkan nama anak, serta guru mempersilakan anak untuk bermain. Kegiatan selanjutnya ialah pijakan selama main, guru memperkuat bahasa anak, mencatat perkembangan anak, dan membantu anak yang membutuhkan (lihat lampiran no. 6 halaman 189).

Kegiatan berikutnya yakni recalling, meliputi merapikan mainan, diskusi tentang perasaan diri selama melakukan kegiatan bermain, bila ada perilaku yang kurang tepat harus didiskusikan bersama, menceritakan dan menunjukkan hasil karyanya, serta penguatan pengetahuan yang didapat anak. Kegiatan penutup


(61)

46

meliputi menanyakan perasaan selama hari ini, berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dimainkan hari ini, mainan apa yang paling disukai, bercerita pendek yang berisi pesan-pesan, menyanyikan beberapa lagu, menginformasikan kegiatan untuk esok hari, serta berdoa setelah belajar. Rencana penilaian yang terdapat di RPPH ada dua bagian yakni indikator penilaian dan teknik penilaian yang akan digunakan (lihat lampiran no. 6 halaman 190).

Indikator penilaian berbentuk tabel yang berisiskan kolom program pengembangan, KD, dan indikator. Contoh penyusunannya ialah program pengembangan nilai agama dan moral indikatornya, anak terbiasa membangun sikap jujur. Program pengembangan motorik indikatornya yakni gerakan melatih koordinasi tangan dan mata. Program pengembangan kognitif indikatornya ialah nama permainan lomba, warna permainan, dan bentuk alat main. Program pengembangan bahasa indikatornya ialah perintah lisan secara bertahap dengan dua perintah. Program pengembangan sosial emosional indikatornya yakni pembiasaan berperilaku sabar dan membangun sikap percaya diri. Program pengembangan yang terakhir yakni seni, indikatornya ialah aktivitas seni. Guru menyusun teknik penilaian yang akan digunakan berjumlah tiga, yakni catatan hasil karya, catatan anekdot, dan skala capaian perkembangan. Indikator program pengembangan dinilai berdasarkan proses kegiatan main, pengamatan, dan percakapan (lihat lampiran no. 3 halaman 127 dan lampiran no. 6 halaman 190).

Berdasarkan data hasil wawancara dan dokumentasi dapat diperoleh informasi bahwa RPPH disusun guru sebelum pembelajaran dimulai. Guru menyusun RPPH empat buah setiap minggu sesuai kelompok usia 2-3, 3-4, 4-5,


(62)

47

dan 5-6 tahun. Guru menyusun RPPH mengacu pada RPPM pada kelompok usia yang sama. Komponen RPPH antara lain waktu pelaksanaan (semester, bulan, hari, dan tanggal), tema dan sub tema, muatan materi, nama sentra, alat dan bahan kegiatan main, serta proses kegiatan (pijakan lingkungan main, pelaksanaan SOP pembukaan, pijakan sebelum main, pijakan selama main, recalling, penutup, dan rencana penilaian).

b. Deskripsi Data Kegiatan Pembelajaran di Sentra APET di PAUD Bina Buah Hati

Kegiatan pembelajaran di Sentra APET meliputi pijakan lingkungan main, penyambutan anak, main pembukaan, transisi, pijakan sebelum main, pijakan saat main, pijakan setelah main, snack time, dan penutup. Seluruh kegiatan tersebut berlangsung selama kurang lebih seratus dua puluh menit (lihat lampiran no. 3 halaman 140 dan lampiran no. 6 halaman 148-177). Hal tersebut didukung dengan data dokumentasi yang menunjukkan bahwa kegiatan belajar di PAUD Bina Buah Hati dimulai dengan pijakan lingkungan main, kegiatan pembukaan, pijakan sebelum main, pijakan saat main, recalling, penutup, pengaturan ruang kelas, dan alat permainan edukatif tradisional (lihat lampiran no. 6 halaman 189). Uraian kegiatan pembelajaran berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut:

1. Penataan Lingkungan Main

Guru setiap pagi menyiapkan kegiatan main berupa alat dan bahan di Sentra APET. Pijakan lingkungan main dilakukan ketika pagi hari sebelum main pembukaan selama kurang lebih sepuluh sampai dua puluh menit tergantung alat dan bahan yang disiapkan. Peran guru dalam pijakan lingkungan main sesuai


(63)

48

dengan standar operasional sekolah sebagai berikut. Guru menata alat dan bahan main menggunakan peralatan yang ada di sekolah. Guru membawa bahan dari rumah karena di sekolah tidak tersedia, sebagia contoh daun dan lidi untuk membuat kuluk. Guru menata alat dan bahan main di lantai dengan memperhatikan keamanan dan kenyamanan anak. Guru menyiapkan karpet berbentuk lingkaran besar yang digunakan ketika circle, alat tulis berupa spidol dan penghapus, serta karpet kecil-kecil yang akan digunakan anak duduk ketika bermain nantinya (lihat lampiran no. 3 halaman 122 dan 132, lampiran no. 4 halaman 140-169, serta lampiran no. 6 halaman 191).

Guru menata alat dan bahan sesuai kegiatan main. Pada hari pertama penelitian, Bu VN menyiapkan alat dan bahan main sebagai berikut, bakiak, holahop, bola, bendera merah putih berukuran kecil dan botol, serta egrang dari

bathok kelapa. Alat dan bahan disesuaikan dengan kegiatan main pada hari itu,

yakni lomba bakiak, memindahkan holahop, membawa bola, dan memasukkan bendera ke dalam botol. Kegiatan menggunakan egrang dari bathok kelapa tidak jadi digunakan (lihat lampiran no. 4 halaman 140).

Pada hari kedua penelitian, Bu VN menyiapkan bola besar, bola kecil, bendera dan botol, serta bakiak. Alat dan bahan yang dipersiapkan sesuai dengan kegiatan main yakni lomba bakiak, membawa bola besar, memindahkan bola kecil, dan memasukkan bendera ke dalam botol. Pada hari ketiga penelitian, Bu VN menyiapkan alat main bola kecil, bendera dan botol, kelereng, sendok, serta bakiak. Alat dan bahan yang dipersiapkan sesuai dengan kegaitan main yakni lomba memindahkan bola kecil, membawa kelereng dengan sendok, memasukkan


(64)

49

bendera ke dalam botol, dan bermain bebas dengan bola (lihat lampiran no. 4 halaman 147-158).

Pada hari keempat penelitian, Bu VN mempersiapkan kertas karton yang telah digambar bentuk wajah (tanpa telinga), spidol, karet, alat pelubang kertas, gunting, daun berukuran agak lebar, lidi yang sudah dipotong kecil-kecil untuk mengaitkan, daun pisang kurang lebih berukuran lebar 8 cm, serta alat musik yakni gamelan, rebana, dan bathok. Alat dan bahan yang dipersiapkan sesuai dengan kegiatan main yakni membuat topeng dari karton, mahkota, terompet, dan bermain musik. Pada hari kelima penelitian, Bu VN mempersiapkan kertas karton yang telah digambar bentuk wajah (tanpa telinga), spidol, karet, alat pelubang kertas, gunting, daun berukuran agak lebar, lidi yang sudah dipotong kecil-kecil untuk mengaitkan, serta alat musik yakni gamelan, rebana, dan bathok. Alat dan bahan yang dipersiapkan Bu VN sesuai dengan kegiatan main yakni membuat topeng dari karton, mahkota, menyambung karet, dan bermain musik (lihat lampiran no. 4 halaman 159-169).


(65)

50

Gambar 2. Guru Menata Alat dan Bahan Main

Data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi menggambarkan bahwa pijakan lingkungan main dilakukan guru sebelum main pembukaan di dalam Sentra APET PAUD Bina Buah Hati. Guru menyiapkan alat dan bahan yang dipersiapkan digunakan pada saat proses kegiatan pembelajaran.

2. Penyambutan anak

Penyambutan anak dilakukan di pintu masuk sekolah oleh guru yang piket. Pada hari pertama penelitian, guru yang bertugas ialah Bu YL dan Bu FT, selanjutnya hari kedua yakni Bu TN serta Bu NN. Guru yang bertugas menyambut anak pada hari ketiga penelitian ialah Bu YL dan Bu KN, hari keempat yakni Bu FT dan Bu TN, selanjutnya hari kelima ialah Bu FT dan Bu YL. Guru yang bertugas melakukan pijakan lingkungan main ketika semua anak


(66)

51

sedang main pembukaan (lihat lampiran no. 3 halaman 132 dan lampiran no 4 halaman 140-169).

Guru yang bertugas menyambut anak selalu membiasakan anak mencium tangan guru dan meletakkan sepatu serta tas pada tempatnya. Anak-anak yang telah meletakkan tas dan sepatunya dipersilakan main bebas atau makan sarapan bagi yang membawa bekal. Anak-anak bermain bebas mendapatkan pengawasan dari guru piket dan guru lainnya yang telah selesai melaksanakan pijakan lingkungan main (lihat lampiran no. 4 halaman 140-169).

Berdasarkan data hasil wawancara dan observasi diperoleh informasi bahwa penyambutan anak setiap pagi dilakukan oleh guru piket di dekat pintu masuk sekolah. Guru yang bertugas menyambut anak selalu membiasakan anak mencium tangan dan meletakkan tas serta sepatu pada tempatnya. Anak-anak dipersilakan main bebas dengan pengawasan guru piket dan guru lain yang telah selesai melakukan pijakan lingkungan main.

3. Main pembukaan

Main pembukaan dilakukan di dalam aula dan di halaman sekolah pada hari Senin sampai dengan Jumat kurang lebih pada pukul 08.00. Pada hari Sabtu semua kelompok usia melakukan main pembukaan di dalam aula. Anak kelompok usia 2-3 dan 3-4 tahun melakukan main pembukaan di aula. Anak kelompok usia 4-5 dan 5-6 tahun melakukan main pembukaan di halaman PAUD Bina Buah Hati. Semua main pembukaan dipimpin oleh guru piket. Hari pertama penelitian, guru piketnya ialah Bu TR, Bu NN, dan Bu KN kemudian hari kedua yakni Bu TN serta Bu TR. Guru piket pada hari ketiga penelitian ialah Bu AN, hari keempat


(67)

52

yakni Bu VN dan Bu AN, selanjutnya pada hari kelima ialah Bu Bu TR, Bu NN, serta Bu KN (lihat lampiran no. 4 halaman 140-169).

Main pembukaan berisikan gerak dan lagu, melatih anak menggerakkan tangan, kaki, kepala, dan tubuhnya. Lagu yang dinyanyikan menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa. Sebagai contoh guru dan anak di bawah kelompok TK menyanyikan lagu “Sluku-sluku Bathok” ketika gerakan pendinginan. Perbedaan main pembukaan kelas TK dan dibawahnya yakni pada jenis gerakannya. Gerakan anak TK lebih komplek dibandingkan kelompok lainnya. Sebagai contoh ialah anak TK melakukan gerakan loncat sedangkan kelompok lainnya tidak. Pada hari Sabtu, semua anak berkumpul di ruang aula dan melakukan senam Indonesia Sehat bersama-sama dengan bimbingan guru piket (lihat lampiran no. 4 halaman 140-169). Hal tersebut sesuai dengan data hasil wawancara yang memberikan informasi bahwa kegitan di lingkaran besar dilakukan sesuai dengan perencanaan hari itu. Kegiatan di lingkaran besar itu disebut dengan main pembukaan dan guru untuk mengenalkan gerakan dan lagu (lihat lampiran no. 3 halaman 132).

Berdasarkan data hasil observasi dan wawancara diperoleh informasi bahwa main pembukaan dilakukan di tempat yang berbeda bagi anak kelompok TK dan bawahnya, kecuali hari Sabtu semua anak berkumpul di aula untuk melakukan senam. Guru mengajak anak melakukan gerakan yang diriingi lagu berbahasa Indonesia dan Jawa. Guru dapat memilih lagu sesuai RPPH hari itu.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

196

LAMPIRAN 7


(6)