35 yang nantinya akan memudahkan peneliti untuk mendapatkan gambaran
mengenai aspek-aspek pembinaan perpustakaan SD yang diterapkan di Kabupaten Purworejo.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah teknik wawancara dan teknik dokumentasi. Berikut penjelasan kedua teknik
tersebut: 1. Teknik Observasi
Teknik Observasi dilakukan untuk mengetahui keadaan atau kondisi sekolah yang dibina oleh Dinas Dikbudpora, Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah,
maupun UPT Dikbudpora. hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan perpustakaan sebenarnya setelah dibina. Selain itu, observasi dapat membantu
peneliti menelaah lebih jauh mengenai pembinaan peprustakaan SD. Hal yang diobservasi berupa kegiatan maupun keadaan yang berkaitan dengan
pembinaan perpustakaan, misalnya kemampuan tenaga perpustakaan dalam mengelola perpustakaan, keadaan koleksi bahan pustaka, jumlah koleksi,
kelengkapan koleksi, dan lain-lain. 2. Teknik Wawancara
Teknik wawancara dipilih karena peneliti ingin mengetahui lebih dalam mengenai pola pembinaan perpustakaan Sekolah Dasar SD di Kabupaten
Purworejo. Sedangkan teknik wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah teknik wawancara semi terstruktur. Hal ini karena peneliti
ingin mengetahui lebih dalam mengenai objek yang akan diteliti dalam hal ini
36 adalah aspek-aspek pembinaan perpustakaan Sekolah Dasar SD di Kabupaten
Purworejo. Teknik tersebut sesuai dengan pendapat dari Sugiyono 2012: 318 bahwa tujuan dari wawancara jenis ini semi terstruktur adalah untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.
3. Studi Dokumentasi Teknik dokumentasi digunakan dalam penelitian ini mengingat teknik ini
memberikan gambaran mengenai objek penelitian tanpa perlu bersamaan dengan pelaksanaan pembinaaan perpustakaan karena sudah terwakili dengan
adanya dokumentasi kegiatan tersebut.Menurut Sugiyono 2012: 326 bahwa dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bias
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang dicermati berupa surat undangan, biodata peserta bimbingan
teknis pengelolaan perpustakaan sekolah, MOU, jurnal penilaian lomba perpustakaan, jumlah sarana SD, surat permohonan narasumber, dan lain-lain.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri.Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono 2012: 305 yang menyatakan bahwa dalam penelitian
kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.Hal tersebut diperkuat dengan pendapat Nasution 1988 dalam Sugiyono
2012: 306 yang menyatakan dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain
37 daripada menjadikan manusia sebagai intrumen penelitian utama. Alasannya ialah
bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Jika peneliti sendiri sebagai instrumen penelitian ada kemungkinan tingkat
pemahaman mengenai aspek yang diteliti dapat meningkat dengan adanya perhatian secara khusus yang diberikan pada respon yang tidak sesuai dengan
yang diharapkan.Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono 2012: 308 yang menyatakan bahwa dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang
menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain dari pada yang lain, bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat
pemahaman mengenai aspek yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat bantu pedoman observasi,
pedoman wawancara dan studi dokumentasi. 1. Pedoman Observasi
Pedoman observasi berisi mengenai hal-hal yang akan diamati dalam melakukan penelitian. Observasi ini dilakukan dengan mengamati kondisi
nyata perpustakaan sekolah. Tabel. 3 Contoh pedoman observasi untuk sekolah
No Hal yang Diobservasi
Ya Tidak
Keterangan
1 Tenaga Perpustakaan dapat melakukan
seleksi bahan
pustaka 2 Tenaga perpustakana dapat
meregistrasi bahan pustaka 3 Tenaga perpustakaan dapat
mengklasifikasi buku 4 Tenaga perpustakaan melakukan
kegiatan katalogisasi 5 Tenaga perpustakaan dapat
membuat kelengkapan buku