keterangan, atau data-data yang dapat membantu dalam memahami persoalan atau permasalahan tersebut. Informan penelitian Bagong Suyanto, 2005:172 meliputi
beberapa macam, yaitu: 1 informan kunci merupakan mereka yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian, 2
informan utama merupakan mereka yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti, dan 3 informan tambahan merupakan mereka yang dapat
memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menentukan informan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan informan secara
sengaja dan informan yang digunakan adalah mereka yang benar-benar paham dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui
masalahnya secara mendalam mengenai permasalahan yang akan diteliti Sutopo, 2002:22. Maka peneliti dalam hal ini menggunakan informan penelitian yang
terdiri dari: 1. Informan kunci key informan adalah Camat Panyabungan, Kepala Desa
Sigalapang Julu dan Ketua BPD Sigalapang Julu. 2. Sedangkan informan utama adalah Kaur Desa sebanyak 3 tiga orang dan
Tokoh Masyarakat sebanyak 5 lima orang.
II.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua macam data menurut klasifikasi jenis dan sumbernya yaitu:
1. Teknik pengumpulan data primer
Universitas Sumatera Utara
Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode wawancara, yaitu cara mendapatkan informasi dengan bertanya langsung kepada responden informan
Singarimbun, 1995: 192. Adapun pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi
penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan instrument sebagai berikut:
a. Wawancara mendalam, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberikan pertanyaan secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan suatu tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Metode
wawancara ini ditujukan untuk informan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya oleh si peneliti. Wawancara dilakukan langsung terhadap pihak-
pihak yang terkait dan dapat membantu proses penelitian, seperti Camat Panyabungan, Kepala Desa Sigalapang Julu, Ketua BPD, Kepala Lingkungan
dan beberapa dari anggota Masyarakat. b.
Pengamatan atau observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek penelitian dengan mencatat gejala-gejala yang
ditemukan dilapangan untuk melengkapi data-data yang diperlukan sebagai acuan yang berkenaan dengan topik penelitian.
2. Teknik pengumpulan data sekunder: a. Penelitian kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi
melalui literatur yang relevan dengan judul penelitian seperti buku-buku, artikel dan makalah yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti
serta analisis peraturan daerah. b. Studi dokumentasi yaitu dengan cara memperoleh data melalui pengkajian dan
penelaahan terhadap catatan penulis maupun dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah-masalah yang diteliti.
II.5 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisa kualitatif, yakni dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber data yang terkumpul, mempelajari data, menelaah, menyusunnya dalam suatu satuan yang kemudian dikategorikan pada tahap berikutnya, dan
memeriksa keabsahan data serta menafsirkannya dengan analisis sesuai dengan kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian Moleong,
2006:247. Sesuai dengan metode penelitian, teknik analisa data yang digunakan
penulis dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif. Menurut Farid 1997:152 bahwa analisa kualitatif terhadap data yang diperoleh berdasarkan
kemampuan nalar penelitian dalam menghubung-hubungkan fakta data dan informasi. Jadi, teknik analisa data kualitatif yaitu dengan menyajikan hasil
wawancara dan melakukan analisis terhadap masalah yang ditemukan dilapangan, sehingga memperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang diteliti dan
kemudian menarik kesimpulan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
III.1. Sejarah Desa Sigalapang Julu
Desa merupakan institusi yang otonom dengan tradisi, adat istiadat dan hukumnya sendiri serta relatif mandiri, hal ini antara lain ditunjukkan dengan
tingkat keragaman yang tinggi membuat desa mungkin merupakan wujud bangsa yang paling kongkrit. Desa merupakan bentuk pemerintahan tradisional yang tetap
dapat bertahan dengan nilai-nilai budaya, sejarah dan adatnya. Desa sebagai pemerintahan tradisional telah menganut nilai-nilai demokrasi dalam pelaksanaan
pemerintahannya.
Terkait dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu terhadap desa Sigalapang Julu yang mempunyai sejarah sendiri, yaitu dimana Jauh sebelum
merdeka negara Indonesia, desa Sigalapang Julu sudah ada, dan memang dari dulu sebutan daerah ini adalah desa, dimana desa Sigalapang Julu merupakan desa
yang mempunyai sejarah tentang berdirinya dari cerita masyarakat setempat, bahwa daerah ini dulunya adalah daerah yang dikelilingi oleh sawah dan
perkebunan, dan daerah ini sangat subur untuk menanam berbagai kebutuhan masyarakat pada saat itu, didalam desa ini bermula hanya sebagian kelompok
kecil warga masyarakat yang hidup di desa ini, dimana kehidupan masyarakatnya masih sederhana, dengan mata pencaharian sebagai petani dan berkebun diatas
lahan yang ada di desa tersebut.
Dalam kepercayaan masyarakat dahulunya, atau dengan mitos yang didapat dari para Hatobangon atau para tetua yang lebih mengetahui sejarah desa
ini, mengatakan cara bertani waktu dulu tidak sama dengan cara bertani masyarakat sekarang, dimana dahulu warga masyarakat di desa Sigalang Julu
percaya bahwa cara bertani itu harus seperti manusia juga, yaitu bahwa padi juga harus mempunyai masa istirahat, tidak seharusnya ditanam langsung setelah
panen, masa istirahatnya harus selama 6 enam bulan. Selama 6 enam bulan itu
Universitas Sumatera Utara
warga masyarakat dulu mengisinya dengan bercocok tanam, seperti menanam
kacang-kacangan, ubi, jagung, dan tanam-tanaman lain. Selain itu warga
masyarakat juga melakukan pekerjaan lain seperti menganyam tikar dengan bahan dasarnya dari pandan, dimana pandan ini tumbuh sendiri disekitar pemukiman
desa, dan hasilnya akan dijadikan tikar, ataupun keranjang untuk dijual ataupun di pakai di dalam rumah. Dalam mengolah pandan ini warga masyarakatnya punya
cara sendiri, dan menjadi kebiasaan masyarakat dahulu, supaya menghasilkan banyak belahan pandan dalam satu helai pandan, dengan cara membelah-belah
daun pandan tersebut menjadi 8 delapan bagian perlembar. Dalam bahasa
Mandailingnya “Sigalapan” yang mana “Siga” mempunyai arti dibelah atau dibagi sedangkan “Lapan” artinya delapan.
Dari istilah dan kebiasan warga masyarakat dulu dalam mengolah daun pandan itulah masyarakat menamakan desa tersebut desa Sigalapan pada saat itu.
seiring dengan perkembangan desa dan masyarakatnya dengan mengubah nama
desa tersebut menjadi “Sigalapang Julu” dengan tujuan agar semakin menjadi
maju desa itu dan berhubungan karena letak desa tersebut berada di timur dari
desa lain maka ditambahkan kata “Julu” yang artinya timur dalam bahasa
Indonesianya, maka dijadikan nama desa ini desa Sigalapang Julu. Walau dahulu desa ini adalah desa yang masih sangat sederhana, namun seiring dengan
perkembangannya, desa ini semakin maju dan semakin banyak mata pencaharian warga masyarakatnya seperti memanfaatkan pohon karet yang sudah ada, dan
sebahagian juga menanamnya sendiri dan hasilnya akan dijual. awalnya desa ini di isi warga masyarakatnya yang mempunyai suku Mandailing, namun seiring
berkembangnya desa berdatangan orang-orang dari luar wilayah, seperti dari hasil kebijakan pada masa Soeharto yaitu warga yang transmigran dari pulau jawa, dan
ada juga dari suku Minang, karena dekatnya batas wilayah kabupaten Mandailing Natal dengan Sumatera Barat.
III.2. Profil Desa Sigalapang Julu
Universitas Sumatera Utara
Desa Sigalapang Julu terdapat di Kecamatan Panyabungan, Kabupaten
Mandailing Natal, desa ini berbatasan dengan:
1. Sebelah Utara berbatasan langsung dengan Desa Gunung Tua Panggorengan
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Huta Siantar
3. Sebelah Barat berbatasan langsung dengan Desa Kampung Padang
4. Sebelah Timur setelah desa ini berbatasan langsung dengan Desa Sopo Batu
Desa Sigalapng Julu memiliki luas wilayah 500,65 Hektar dengan jumlah penduduk sebanyak 1217 jiwa yang terdiri dari 564 jiwa penduduk pria, dan 653
jiwa penduduk wanita. Memiliki penduduk yang selama satu tahun terakhir mengalami pertumbuhan sekitar 4,35 dari 1095 jiwa pada tahun 2009, menjadi
1217 jiwa pada tahun 2011. Mayoritas penduduk di desa ini adalah etnis mandailing dan ada juga etnis jawa dan minang baik secara datang sendiri ataupun
yang berasal dari program transmigrasi yang dilakukan oleh pemerintah yang berasal dari pulau Jawa. Penduduk transmigrasi tersebut tinggal menetap di desa
ini. Mata pencaharian penduduk desa ini mayoritas adalah petani, dengan menggarap hasil kebun dan sawah.
Komoditas pendapatan dari masyarakat desa ini berasal dari perkebunan seperti karet, kopra dan coklat, dan juga dari hasil panen sawah, sumber
pendapatan desa berasal dari retribusi pengangkutan hasil bumi dari para agen pengumpul hasil bumi yang diperoleh seperti dari perkebunan seperti, kopra,
karet, padi, dari hasil perkebunan dan petani lainnya yang kelola oleh masyarakat. Mayoritas tingkat pendidikan masyarakat desa ini adalah tamatan Sekolah
Menengah Umum SMU namun dengan program pengembangan pembangunan desa maka desa ini telah memiliki sarana pendidikan seperti Sekolah Dasar SD,
dan Sekolah Madrasah Ibtidaiyah setingkat SD. Desa Sigalapang mempunyai organisasi seperti pemuda olahraga, Ikatan Mahasiswa Sigalapang, dan Naposo
Naulibulung. Data diatas menunjukkan bahwa besarnya luas wilayah desa Sigalapang
Julu, besar kemungkinan akan bertambahnya penduduk yang akan berdatangan dari luar desa Sigalapang Julu. Dengan hadirnya penduduk-penduduk transmigran
Universitas Sumatera Utara
tersebut, akan membentuk kelompok-kelompok baru yang akan mewarnai dinamika kemasyarakatan yang multikultural. Seluruh warga masyarakat desa
Sigalapang Julu memeluk agama Islam. Desa Sigalapang Julu adalah desa yang
dikelilingi oleh desa-desa lain, desa ini berada di bagian timur pusat pasar Panyabungan, Kab. Mandailing Natal, dengan suhu udara 26-28
C, desa ini mempunyai luas wilayah 500,65 Ha
2
1. Banjar Pisang
, dengan mempunyai empat Banjar, atau
disebut Dusun, yang berada dalam desa yaitu:
2. Banjar Tonga
3. Banjar Jae
4. Banjar Saba
Desa Sigalapang Julu memiliki luas kemiringan lahan dataran 350 Ha, dan perbukitan 15 Ha. Desa ini mempunyai ketinggian curah hujan 2500 mm, dan
kelembapan udara 65, mempunyai luas lahan pertanian 65 Ha, yaitu sawah yang teririgasi, dan luas perkebunan rakyat seluas 315 Ha.
1. Jumlah Penduduk Desa Sigalapng Julu
Tabel III. 1. Jumlah Penduduk Desa Sigalapang Julu
Universitas Sumatera Utara
No .
KeteranganUsia Jumlah
Penduduk 1.
2. 3.
4. Jumlah penduduk
Jumlah Kepala Keluarga Jumlah Laki-Laki
a. 0-15 Tahun b. 15-55 Tahun