BAB IV PENYAJIAN DATA
IV.1 Hasil Penelitian
Pada bab ini penulis akan menyajikan data yang telah diperoleh melalui penelitian di lapangan untuk kemudian dianalisis berdasarkan teori yang ada. Data
tersebut terdiri atas data primer dan sekunder. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan informan kunci dan informan utama.
Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang memperkuat data primer. Adapun permasalahan utama yang hendak
disajikan dalam bab ini yaitu Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Desa di Desa Sigalapang Julu Kecamatan Panyabungan Kabupaten
Mandailing Natal
IV.2. Pelaksanaaan Penelitian
Penelitian dilakukan di Desa Sigalapang Julu Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan untuk
menjawab permasalahan penelitian, ada beberapa tahapan yang dilakukan penulis, yaitu; Pertama, penelitian diawali dengan pengumpulan berbagai dokumen
tertulis tentang kondisi umum di Desa Sigalapang Julu Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal seperti, profil Desa Sigalapang Julu, dan data-data
lain yang berkaitan dengan Desa Sigalapang Julu. Kedua, penulis melakukan pengumpulan data mengenai Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan
Pembangunan Desa. Serta pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pembangunan. Ketiga, penulis melakukan wawancara dengan beberapa informan
yang sudah ditetapkan untuk mendapatkan informasi dan fakta-fakta yang lebih konprehensif menyangkut permasalahan penelitian.
IV.3. Hasil wawancara
Universitas Sumatera Utara
Wawancara adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi dari para informan tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Desa.
sesuai dengan rancangan penelitian, telah ditetapkan jumlah informan yang akan dilakukan wawancara sebanyak 11 Sebelas orang. Kesebelas orang yang
ditetapkan sebagai informan dalam penelitian ini dibagi dalam dua bagian, yaitu key informan Camat Panyabungan, Kepala Desa dan Ketua BPD, sedangkan
informan utama adalah kaur desa sebanyak 3 tiga orang dan tokoh masyarakat sebanyak 5 lima orang yaitu orang-orang yang memiliki kedudukan tertentu
karena dianggap dapat menjawab segala sesuatu yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini. adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini
berhubungan dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Desa. Tipe wawancara yang dipilih oleh penulis adalah tipe wawancara
berstruktur, dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. pertanyaan-pertanyaan yang disusun
sudah pasti berhubungan dengan Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Desa di desa tersebut. Namun, di dalam prosesnya sendiri penulis
tidak menutup kemungkinan akan munculnya pertanyaan-pertanyaan baru yang dapat menggali informasi lebih dalam dari para informan.
Partisipasi masyarakat merupakan suatu keterlibatan dan pelibatan anggota masyarakat dalam pembangunan, meliputi kegiatan dalam perencanaan dan
pelaksanaan implementasi program pembangunan. Dalam hal ini masyarakat berfungsi sebagai subjek pembangunan dan bukan objek dari pembangunan
tersebut. Dan harus ikut serta dalam menentukan semua program apa yang akan dilakukan di desa. Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis menanyakan
kepada Camat Panyabungan yaitu bapak Hafisuddin Nasution SE mengenai tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa.
”Bagaimanakah tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa di desa Sigalapang Julu?” beliau menjawab;
“Tingkat paritsipasi masyarakat di desa Sigalapang Julu masih tergolong rendah.karena masyarakat yang hadir dalam
musrenbangdes orang-orangnya itu-itu aja. Yaitu para aparat
Universitas Sumatera Utara
desa dan perangkat-perangkatnya, sedangkan dari masyarakat sendiri saya lihat kurang berpartisipasi dalam mengikuti
musrenbang yang diadakan di desa tersebut.”
Dan penulis kembali menanyakan; seberapa pentingnya kehadiran masyarakat dalam mengikuti musrenbangdes untuk perencanaan pembangunan?
Bapak Hafisuddin Nasution SE melanjutkan:
“Tentu kehadiran masyarakat sangat dibutuhkan karena dalam kehadiran dan keikutsertaan aktif masyarakat pada saat
musrenbang merupakan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan. Sebab pembangunan yang akan
dilaksanakan nantinya bukan hanya bagian dari proyek pemerintah tetapi adanya kerjasama antara pemerintah dan
masyarakat sebagai subjek dan objek pembangunan dan pihak- pihak terkait. Untuk itulah dibutuhkan partisipasi disemua
tahap-tahap pembangunan khususnya dimulai dari perencanaan ini untuk menentukan apa yang menjadi prioritas utama
perencanaan pembangunan nantinya.”
Dengan adanya penjelasan diatas dapat dilihat bahwa masyarakat kurang berpartisipasi dalam mengikuti musrenbangdes. Sebenarnya partisipasi
masyarakat sangat menentukan kelancaran pembangunan di desa tersebut. Untuk mempertegas pernyataan tersebut, peneliti mewawancarai Ketua BPD desa
Sigalapang Julu yang secara aktif terlibat dalam proses pembangunan program desa, yaitu Bapak Imron Hasibuan, beliau menjelaskan :
“ Dalam setiap Musrenbangdes di desa ini masyarakat memang
kurang berpartisipasi. Karena masyarakat menilai tanpa mengikuti pun semuanya tetap berjalan. Ini disebabkan
kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pembangunan dan belum merasa ada tanggung jawab dalam pelaksanaannya.”
Keberhasilan pelaksanaan pembangunan masyarakat sangat bergantung kepada peranan pemerintah dan masyarakatnya, keduanya harus mampu
Universitas Sumatera Utara
menciptakan sinergi. Tanpa melibatkan masyarakat pemerintah tidak akan dapat mencapai hasil pembangunan secara maksimal. Hal ini sangat diperlukan karena
yang lebih tahu akan kebutuhan pembangunan adalah masyarakat desa itu sendiri. Oleh karena itu pemerintah desa harus dekat dengan masyarakat sehingga tercipta
pembangunan yang efektif dan berguna bagi masyarakat. Untuk mengetahui apakah yang menjadi penyebab masyarakat tidak peduli
dengan pembangunan maka penulis menanyakan hal ini kepada salah satu tokoh masyarakat yang sering terlibat dalam perencanaan pembangunan desa. Penulis
menanyakan kepada Bapak Sukri Elmi Dalimunte mengenai apakah yang menyebabkan masyarakat enggan ikut berpartisipasi dalam perencanaan
pembangunan desa? Beliau memaparkan:
“Sebenarnya masyarakat tidak terlalu peduli terhadap musrenbangdes karena masyarakat lebih mementingkan
pekerjaan sehari-hari ketimbang mengikuti musrenbangdes. ini disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk ikut
membangun dan melestarikan desanya. Dan terlebih lagi aparat desa kurang mensosialisasikannya kepada masyarakat.”
Supaya lebih jelas lagi penulis menanyakan kembali kepada salah satu masyarakat
yaitu Ibu Nurhayati Nasution dengan pertanyaan yang sama. Beliau menjelaskan; “Kalau saya lihat masyarakat itu sendiri yang kurang berminat
dalam berpartisipasi. Kalau dari pemerintah sendiri sebelum dilakukan musyawarah, aparat desa sudah terlebih dahulu
melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang akan diadakannya musyawarah, tetapi masyarakat merasa mereka
tidak berperan dalam merencanakan pembangunan di desa.”
Supaya pembangunan sesuai dengan kebutuhan masyarakat maka pemerintah desa dalam hal ini harus berkonsultasi dulu dengan masyarakat,
sehingga pembangunan dapat dirasakan dan nikmati masyarakat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan agar tujuan daripada pembangunan itu sendiri tepat
sasaran. Untuk lebih mengetahui siapa sajakah yang terlibat dalam perencanaan
Universitas Sumatera Utara
pembangunan desa.musrenbangdes penulis kembali mewawancarai kepala desa Sigalapang Julu bapak Khoirul Anwar Hasibuan. Siapa sajakah yang terlibat
dalam perencanaan pembangunan? Beliau menjelaskan;
“Pihak yang terlibat dalam perencanaan pembangunan adalah kepala desa sendiri, anggota BPD,sekretaris desa, perangkat desa
dan pastinya masyarakat desa.”
Dan bagaimana tingkat kehadiran masyarakat dalam mengikuti musrenbangdes?
“Tingkat kehadiran masyarakat dalam musrenbangdes masih tergolong rendah karena masih kurangnya minat dan
pemahaman mereka tentang perencanaan pembangunan dan karena kebanyakan masyarakat menjadikan bekerja sebagai
alasan untuk tidak hadir dalam musrenbangdes ini.”
Sebenarnya bentuk partisipasi apa yang diharapkan dari masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa? Bapak Khoirul Anwar melanjutkan;
“ Kami sangat mengharapkan partisipasi masyarakat berupa
masukan-masukan, gagasan, pikiran tentang pembangunan apa yang dilaksanakan nantinya. Juga sikap kritis masyarakat
terhadap perencanaan pembangunan.”
Partisipasi merupakan suatu kunci dalam pembangunan untuk menciftakan desa menjadi lebih baik dan lebih terarah, menggerakkan partisipasi masyarakat
desa dalam setiap pelaksanaan program pembangunan desa. Pemerintah desa harus berusaha mengaktifkan masyarakatnya, baik dalam keikutsertaan dalam
mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya. Partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam proses pembangunan desa, karena pembangunan desa
tidak akan mungkin dapat berjalan dengan baik dan efektif tanpa adanya partisipasi masyarakat dalam pembangunan tersebut. Namun kita ketahui bahwa
masyarakat tidak serta merta berpartisipasi dalam pembangunan yang dilaksanakan dalam desa. Perlu adanya penggerak partisipasi masyarakat, adapun
yang menjadi penggerak partisipasi masyarakat adalah pemerintah desa itu
Universitas Sumatera Utara
sendiri. Apabila pemerintah desa dapat dengan baik mengaktifkan partisipasi masyarakat, maka pembangunan yang dilaksanakan di desa akan dapat berjalan
dengan baik. Untuk melihat seberapa besar upaya yang dilakukan kepala desa untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, maka penulis melakukan wawancara langsung kepada kepala desa Sigalapang Julu bapak
Khoirul Anwar Hasibuan. Adapun yang penulis tanyakan adalah “Apakah Bapak sebagai kepala desa ikut menggerakkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan desa?”. Beliau menjelaskan :
“Iya ikut, saya selaku kepala desa ikut dalam meningkatkan partisipasi masyarakat, dan memang seharusnya begitu.
Bagaimana masyarakat bersemangat dalam memberikan partisipasinya kalau seandainya saya sendiri tidak ikut aktif
dalam pembangunan, dan inilah salah satu peran saya dalam menggerakkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi. Tidak
hanya saya, aparat desa juga sangat berperan dalam pembangunan yang dilakaukan di desa ini. Adapun perannya
dapat dilihat kalau ada hal-hal yang baru yang berkaitan dengan masalah pembangunan dan perlu untuk dimusyawarahkan,
maka aparat desa yang banyak berperan untuk mengajak masyarakat untuk ikut serta yaitu dengan cara memberikan
sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat yang berkaitan dengan masalah pembangunan.”
Hal yang senada juga penulis tanyakan kepada kaur masyarakatsosial yaitu berkaitan dengan peranan pemerintah desa untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan. Adapun yang saya wawancarai adalah bapak Agus Salam Hasibuan , beliau menjelaskan:
”Iya, pemerintah desa berperan dalam pembangunan desa, khususnya dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pembangunan, karena kita ketahui apapun pembangunan
Universitas Sumatera Utara
yang akan dilakukan di desa tidak bisa terlepas dari peran pemerintah desa.”
Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, baik kepada masyarakat maupun kepada pemerintah desa Sigalapang Julu sendiri dapat dikatakan bahwa
memang pemerintah desa berperan dalam upaya meningkatkan pembangunan di desa tersebut. Namun untuk mempertajam pernyataan tersebut, maka penulis
menanyakan bagaimana bentuk peranan pemerintah desa tersebut untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa? Penulis
menanyakan hal tersebut kepada salah satu tokoh masyarakat, yaitu Bapak Kamaluddin Hasibuan, beliau menjelaskan :
“Pemerintah desa dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan misalnya dengan mengajak
langsung masyarakat untuk ikut dalam musyawarah pembangunan desa dan juga dalam pelaksanaan pembangunan
yang akan dilakukan, upaya lain juga dilakukan yaitu dengan mengadakan sosialisasi tentang pentingnya pembangunan bagi
masyarkat, sehingga masyarakat pun mau ikut berpartisipasi.”
Untuk memperkuat dari penjelasan diatas maka penulis mewawancari kembali kepada Bapak Imron Hasibuan selaku ketua BPD yaitu bagaimana cara bapak
untuk mengaktifkan masyarakat ikut berpartisipasi? Beliau menjelaskan;
“Iya, saya selaku aparat desa tentunnya akan mensosialisasikan kepada masyarakat akan pentingnya pembangunan demi
kemajuan desa seperti kami mengadakan rapat. Namun masyarakat disini kurang peduli dengan kegiatan seperti ini
karena adanya kepentingan-kepentingan lain bagi masyarakat.”
Dari penjelasan diatas terlihat jelas bahwa pemerintah desa dalam melaksanakan fungsinya sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi
implementasinya belum terlaksana dengan baik ini dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat ditambah dengan minimnya tingkat pendidikan di desa
Universitas Sumatera Utara
tersebut. Dalam pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah desa tidak mungkin dapat tercapai dengan maksimal tanpa adanya partisipasi masyarakat
desa yang bersangkutan. Keberhasilan pembangunan ditentukan oleh masyarakat itu sendiri, sehingga memungkinkan tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam
proses pelaksanaannnya. Di sisi lain pembangunan desa yang dibangun juga akan dapat menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab dari masyarakat itu
sendiri. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembangunan desa akan dapat mengenai sasaran apabila masyarakat benar-benar terlibat dalam pembangunan
yang dilaksanakan, baik itu mulai dari penyusunan rencana, maupun sampai pada proyek pembangunan tersebut selesai, bahkan pemeliharaannya juga.
Untuk lebih mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa, maka penulis melakukan wawancara dengan
para informan yang ada di Desa Sigalapang Julu Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal yang dianggap kompenten mengetahui tentang
partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa. Untuk melihat hal tersebut maka peneliti melakukan wawancara dengan Kepala Desa Sigalapang
Julu Bapak Khoirul Anwar Hasibuan mengenai partisipasi masyarakat beliau menjelaskan:
“Masyarakat desa Sigalapang Julu tergolong sangat berpartisipasi, dalam perencanaan pembangunan desa ini,
khususnya dalam pembangunan desa, dimana masyarakat banyak yang ikut terlibat dalam mengelola atau mengerjakan
proyek pembanguan. Dan sebagai Kepala Desa saya merasa berkewajiban ikut serta dalam usaha meningkatkan partisipasi
masyarakat desa, memang seharusnya begitu. Bagaimana mungkin masyarakat ikut bersemangat dalam berpartisipasi
kalau seandainya saya sendiri tidak ikut aktif dalam pembangunan desa ini. Tidak hanya masyarakat, aparat desa
juga ikut berpartisipasi dalam pambangunan di desa ini. Jika ada hal-hal yang baru dan perlu dimusyawarahkan, di sinilah
peranan aparat desa yang banyak. Contohnya kepala urusan pembangunan Kaur Pembangunan yang banyak
Universitas Sumatera Utara
merencanakan apa yang akan dilakukan dalam hal pembangunan infrastruktur desa.”
Masih dalam masalah partisipasi masyarakat, peneliti mewawancarai tokoh masyarakat yang dianggap benar-benar mengetahui pembangunan di desa
Sigalapang Julu dan terlibat di dalamnya yaitu Bapak Kamaluddin Hasibuan, dengan menanyakan apakah dalam pembangunan di desa masyarakat sudah ikut
berpartisipasi? beliau menjelaskan:
“Partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan sudah ada, yaitu dalam pemberian tenaga, misalnya dalam pembangunan
jalan atau jembatan, masyarakat juga mau memberikan sumbangan dana pembangunan.”
Untuk mempertegas pernyataan tersebut di atas, maka penulis menanyakan hal sama kepada Bapak Sopwan Nasution Kaur Pembangunan, beliau menjelaskan:
“Partisipasi masyarakat dapat juga dilihat dari ikut sertanya masyarakat desa dalam musyawarah. Musyawarah ini adalah
untuk melakukan perencanaan pembangunan yang akan dilakukan, dimana masyarakat diminta pendapatnya tentang
pembangunan apa yang betul-betul masyarakat butuhkan, karena harapannya dengan adanya pembangunan tersebut
kehidupan masyarakat desa dapat berjalan dengan lancar dan lebih baik.”
Pertanyaan lain juga penulis tanyakan kepada Kepala Desa Sigalapang Julu Bapak Khoirul Anwar Hasibuan, yaitu “Seberapa besar sumbangan
masyarakat dalam proses pembangunan yang dilaksanakan di desa Sigalapang Julu?” Beliau menjelaskan:
“Partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa yang sedang, telah dan akan dilaksanakan masih sangat kurang, hal ini
disebabkan banyak faktor. Misalnya dalam memberikan partisipasi dalam bentuk dana atau uang, tingkat ekonomi rata-
Universitas Sumatera Utara
rata masyarakat masih sangat rendah, partisipasi dalam bentuk pikiran atau ide, kurang dikarenakan tingkat pendidikan rata-
rata masyarakat masih rendah, dan partisipasi dalam bentuk tanaga sudahlah cukup, tapi masih ada saja masyarakat yang
tidak ikut terlibat, hal ini dikarenakan kesibukan masyarakat untuk mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari.”
Penulis juga menanyakan kepada bapak Mahmudin Anas Nasution selaku Kaur pemerintahan Apabila ada usulan program masyarakat yang belum terlaksana
bagaimana pihak pemeritah desa mengatasi hal tersebut? “Itu dia gunanya diadakan musrenbangdes untuk membahas
tentang perencanaan pembangunan dan apa yang menjadi prioritas pembangunan nantinya. Kalau dan yang diberikan dari
pusat cukup untuk melaksanakan pembangunan di desa, ya semua apa yang diusulkan masyarakat akan direalisasikan.
Tetapi apabila anggarannya yang diturunkan sedikit ya terpaksa kami memangkas kegiatan-kegiatan yang tidak menjadi prioritas
dan hanya bisa membangun apa yang menjadi prioritas kebutuhan masyarakat, misalnya kebutuhan tentang pengerasan
jalan karena pada saat musim hujan tiba, masyarakat banyak yang terjebak dijalan yang becek dan berlubang. Tidak tertutup
kemungkinan adanya partisipasi masyarakat mengumpulkan sejumlah dana untuk pembangunan nantinya apabila dana dari
pusat tidak mencukupi. Semuanya itu dibahas dalam musrenbangdes untuk perencanaan pembangunan.”
Dalam proses pelaksanaan pembangunan di desa perlu melibatkan masyarakat dalam penetapan kebijakan pembangunan, karena dengan melibatkan
masyarakat dapat membantu pemerintah dalam memajukaan program desa. Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan sangat baik, dimana hal ini dapat
meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat terhadap pembangunan. Rasa kesadaran dan tanggung jawab ini muncul apabila pemerintah daerah dapat
mensetujui suatu hal atau dapat menyerap nilai-nilai yang ada dalam masyarakat,
Universitas Sumatera Utara
untuk itulah keterlibatan masyarakat dalam penetapan kebijakan pembangunan desa sangat penting.
Untuk melihat kenyataan yang terjadi dilapangan, yaitu apakah masyarakat benar-benar dilibatkan dalam penetapan kebijakan pembangunan desa yang
dilakukan, penulis mengadakan wawancara langsung dengan salah satu anggota masyarakat. Adapun yang penulis wawancarai adalah Bapak Sulton Daulay,
dengan menanyakan “Apakah masyarakat juga turut dilibatkan dalam penetapan program pembangunan yang dilaukan di desa Sigalapang Julu?” Beliau menjawab
:
“Dalam penetapan program pembangunan masyarakat selalu dilibatkan, namun kendalanya adanya pada masyarakat itu
sendiri, dimana seringkali hanya sedikit masyarakat yang terlibat dalam penetapan kebijakan pembangunan. hal ini dikarenakan
banyak masyarakat yang disibukkan dengan pekerjaan sehari- hari untuk mencari nafkah. Ya sebagai masukan buat
pemerintah daerah yang terlibat dalam pembangunan desa harapannya mengadakan rapat tidak pada waktu masyarakat
lagi beraktifitas atau mengerjakan pekerjaan sehari-hari, karena hal ini sangat mempengaruhi tingkat kehadiran masyarakat
dalam proses penetapan dan palaksanaan program pembangunan desa. Padahal kita ketahui bahwa kehadiran
masyarakat sangat penting, karena hal ini mempengaruhi tingkat keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan di desa
ini.”
Hal tersebut di atas juga di iyakan oleh kepala desa Sigalapang Julu Bapak Khoirul Anwar Hasibuan, beliau menambahkan :
“Aparat desa selalu mengajak masyarakat untuk mengikuti rapat penetapan kebijakan program pembangunan yang akan
dilaksanakan di desa. Pertama sekali sebelum mengajak masyarakat terlebih dahulu melakukan sosialisasi tentang
pentingnya pembangaunan bagi masyarakat desa, dengan
Universitas Sumatera Utara
dilakukannya sosialisasi ini harapannya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pembangunan untuk meningkatkan
kesejahteraan mereka dapat mendorong keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan. Namun harapan tersebut tidak
sesuai dengan kenyataan dimana hanya sedikit masyarakat yang mau ikut aktif dalam proses pembangunan desa, terutama dalam
keterlibatan penetapan kebijakan program pembangunan desa.”
Padahal kita ketahui bahwa kunci dari keberhasilan pembangunan desa adalah masyarakatnya yang aktif dalam pelaksanaan pembangunan. Tanpa adanya
peran aktif atau keterlibatan masyarakat akan sulit menciptakan pembangunan yang efektif dan efisien serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk melihat bagaimana pelaksanaan program pembangunan yang dilakukan di desa Sigalapang Julu serta keberhasilan pemerintah desa dalam menjalankan
perannya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, penulis perlu melakukan wawancara kepada masyarakat untuk melihat sejauh mana kepuasan masyarakat
terhadap pelaksanaan pembangunan yang telah dilakukan di desa Sigalapang Julu. Penulis menanyakan hal tersebut kepada salah satu tokoh masyarakat, yaitu Bapak
Zulfikar Hasibuan. “Apakah pelaksanaan pembangunan di desa Sigalapang Julu
sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa?”, Bapak Zulfikar Hasibuan
menjelaskan :
“Pelaksanaan pembangunan di desa Sigalapang Julu sudah ada yang sesuai dan masih ada yang belum sesuai, bahkan kadang
pembangunan yang dilakaukan ada yang tidak berdaya guna sama sekali. Misalnya pembangunan sumur bor yang telah
dilakukan, sampai sekarang banyak yang tidak bisa dimanfaatkan oleh masyarakat karena airnya kotor dan berbau,
selain itu mesin yang digunakan sering rusak. Kalau pembangunan rumah layak huni sudah agak sesuai, namun
bobot dan jumlahnya masih kurang.”
Universitas Sumatera Utara
Penulis juga menanyakan “Apakah masyarakat sudah puas terhadap hasil pembangunan desa?”, ini penulis tanyakan kepada Ibu Nurhayati Nasution, dan
beliau menjawab :
“Belum, kami belum puas. dilihat dari kualitas pengerjaannya kadang asal siap saja dan terkesan kurang memperhatikaan
kebutuhan masyarakat terhadap pembangunan. Standar pengerjaannya pun tidak sesuai dengan perencanaan dan
kapasitas, kemudian kontrol tidak terlalu berjalan dengan Dinas yang bertanggung jawab.”
Untuk mempertajam lagi jawaban yang telah diberikan oleh masyarakat, maka penulis juga menanyakan “Bagaimana situasi dan kondisi pembangunan
yang telah dilakukan di Desa Sigalapang Julu?” kepada kepala desa Sigalapang Julu, Yaitu bapak Khoirul Anwar, beliau menjelaskan :
”Pembangunan yang dilakukan pada dasarnya mempunyai sasaran dan tujuan. Misalnya ada program sarana air bersih,
tentu sasarannya biar masyarakat tidak lagi mengkonsumsi air yang standar kebersihannya masih sangat kurang, kemudian
pengerasan jalan seminisasi tujuannya biar akses dan perhubungan masyarakat bertambah mudah yang sasarannya
tentu ekonomi masyarakat akan meningkat karena hasil pertanian dan perkebunan dan hasil-hasil desa lainnya mudah
dibawa ke pasar atau pembeli yang datang ke desa. Namun, pembangunan yang dilakukan masih ada yang kurang baik atau
kurang sesuai dengan yang telah diputuskan, tapi ada juga yang sudah sesuai. Pembangunan yang sudah sesuai adalah
pembangunan rumah layak huni, dan yang tidak sesuai adalah pembangunan saluran air bersih dimana airnya masih keruh
dan berbau, sehingga masyarakat tidak mengkomsumsinya.”
Pembangunan pada prinsipnya adalah suatu proses dan usaha yang dilakukan oleh suatu masyarakat secara sistematis untuk mencapai situasi atau
Universitas Sumatera Utara
kondisi yang lebih baik. Suatu pembangunan akan dikatakan tepat sasaran atau terlaksana dengan baik dan dimanfaatkan hasilnya apabila pembangunan yang
dilakukan tersebut benar-benar memenuhi kebutuhan masyarakat. Supaya pembangunan desa dapat tercapai dengan maksimal, maka harus
tercipta koordinasi yang baik antara pemerintah desa dengan masyarakat. Untuk melihat apakah ada koordinasi antara pemerintah desa dengan masyarakat maka
penulis mewawancari masyarakat yang langsung terlibat dalam proses pembangunan di desa. Adapun yang penulis wawancarai adalah Bapak Sulton
Daulay, beliau mengatakan:
“Kalau masalah koordinasi, kadang ada dan kadang tidak ada. itu yang menjadi permasalahan sekarang ini. Bahkan tidak
jarang masalah yang terjadi dalam pembangunan di desa ini adalah terjadinya konflik di masyarakat. Kalau boleh dikatakan
masalah koordinasi inilah yang kurang kami lihat.”
Dan untuk melihat upaya yang dilakukan pemerintah desa untuk membanguna kerja sama antara pemerintah dan masyarakat. Penulis menanyakan
langsung kepada Kepala desa Sigalapang Julu bapak Khoirul Anwar Hasibuan. Yaitu; “Bagaimana kerjasama yang dibangun antara pemerintah dan masyarakat
dalam merencanakan pembangunan?” Beliau menjelaskan;
“Kami melakukan kerjasama dengan masyarakat melalui diskusi bersama dengan BPD, sekalipun jarang. Kemudian mereka
datang kepada kami membawa hasil diskusi apa dan bagaimana perencanaan pembangunan yang sesuai kebutuhan masyarakat.
Sekalipun jarang bertemu langsung, dalam sesekali pertemuan yang kami lakukan bisa dikatakan cukup baik karena
perencanaan pembangunan masih mendapatkan respon dari masyarakat dengan kehadiran mereka walaupun sangat jarang.”
Proses pembangunan saat ini haruslah memperhatikan pembangunan yang berakar dari bawah, yaitu pembangunan yang ditentukan sendiri oleh masyarakat
sehingga masyarakat bisa mandiri dan menjadikan masyarakat merasa memiliki
Universitas Sumatera Utara
dan bertanggung jawab atas pembangunan yang dilakukan, dengan demikian pembangunan tersebut akan terpelihara.
Untuk melihat kebenarannya dilapangan maka penulis kembali melakukan wawancara dengan masyarakat desa Sigalapang Julu, yaitu dengan Ibu Nurhayati
Nasution. “Apakah masyarakat dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan di desa Sigalapang Julu?”, Ibu tersebut menjelaskan:
“Betul, masyarakat dilibatkan dalam pembangunan desa mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pemeliharaan
pembangunan yang telah dilakukan. Tapi, mengenai dana-dana untuk pembangunan kami sebagai masyarakat tidak tahu, yang
kami ketahui hanyalah mengenai pembangunannya saja, misalnya dalam pembangunan atau perbaikan jalan dan
jembatan, saluran air bersih dan lain-lain.”
Selain kepada masyarakat, penulis menanyakan hal yang senada kepada Ketua BPD, yaitu Bapak Imron, Beliau menjelaskan :
“Dalam rapat musyawarah pembangunan desa masyarakat selalu dilibatkan. Apalagi disini setiap tahun ada kebijakan dari
pemerintah daerah Bupati untuk menampung aspirasi masyarakat terkait pembangunan, hal ini dinamakan dengan
Sistem jemput bola musrenbang. Masyarakat yang memberikan secara langsung ide-ide atau pemikiran mereka.”
Dan setelah penulis bertanya kepada Ketua BPD, penulis kembali melakukan wawancara kepada bapak Khoirul Anwar selaku kepala desa terkait
dengan harapan pemerintah desa terhadap partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa. Yaitu; Apa harapan bapak terhadap partisipasi
masyarakat dalam perencanaan pembangunan di desa Sigalapang Julu? Bapak Khoirul Anwar menjelaskan:
“Harapannya agar partisipasi masyarakat meningkat dan terus ditingkatkan karena apa yang mereka tuagkan dalam
Universitas Sumatera Utara
perencanaan pembangunan ini sangat menentukan keberhasilan pembangunan untuk kita semua. Dan pihak-pihak pemerintah
agar lebih memperbaiki kinerjanya sehingga dapat bekerjasama dengan pihak masyarakat untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam perencanaan pembangunan Desa.”
Universitas Sumatera Utara
BAB V ANALISA DATA
Pada bab ini penulis menganalisis dan menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan dan disajikan pada bab sebelumnya. Adapun jenis metode yang
digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, dimana data dan fakta yang didapatkan dilapangan dideskripsikan sebagaimana adanya diiringi dengan
penafsiran dan analisa yang rasional. Dari seluruh data yang telah disediakan diperoleh selama penelitian, baik
melalui studi kepustakaan, Melalui penyajian data yang telah diperoleh selama melakukan penelitian di desa Sigalapang Julu, baik dengan melakukan wawancara
dengan kepala desa, camat panyabungan dan Ketua BPD sebagai informan kunci dan tokoh masyarakat sebagai informan utama serta studi kepustakaan. Maka akan
dilakukan analisa terhadap setiap data dan fakta-fakta yang telah didapat melalui interpretasi dan penguraian masalah-masalah yang terjadi di Desa Sigalapang
Julu.
V.1 Perencanaan Pembangunan Partisipatif