Setiap penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang hendak dicapai atau apa yang menjadi tujuan penelitian tentunya jelas diketahui
sebelumnya. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan desa
di Desa Sigalapang Julu Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan hasil penelitian yang dilakukan. Manfaat penelitian yang dimaksud dalam ini mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Secara Subjektif bermanfaat mengembangkan kemampuan dalam penulisan
karya ilmiah.
2.
Secara praktis, sebagai masukankontribusi bagi pemerintah dan masyarakat desa di Desa Sigalapang Julu Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing
Natal. 3.
Secara akademis, sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian studi strata-1 di Depatemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sumatera Utara.
I.5 Kerangka Teori
Singarimbun 1995:18 Menyebutkan Bahwa teori merupakan serangkaian asumsi, konsep dan kontruksi, definisi dan proposisi untuk menerangkan
fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan dan pengaruh antara konsep. Untuk Memudahkan penulis dalam menyusunkan suatu
pemikiran yang dapat dijadikan fundamen dalam meniliti hal tersebut di atas, maka disusunlah beberapa kerangka pemikiran sebagai berikut:
I.5.1 Partisipasi Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Menurut Adisasmita, 2006:38 Partisipasi masyarakat dapat didefenisikan sebagai keterlibatan dan pelibatan anggota masyarakat dalam pembangunan,
meliputi kegiatan dalam perencanaan dan pelaksanaan implementasi program pembangunan. Adisasmita juga mengatakan peningkatan partisipasi masyarakat
merupakan salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat social empowerment secara aktif yang berorentasi pada pencapaian hasil pembangunan yang dilakukan
dalam masyarakat pedesaan. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya masyarakat pedesaan secara lebih aktif
dan efisien, yaitu dalam hal sebagai berikut: a. Aspek masukan atau input SDM, dana, peralatansarana, data, rencana, dan
teknologi b.
Aspek proses pelaksanaan, menitoring, dan pengawasan c.
Aspek keluar atau output pencapaian sasaran, efektivitas dan efisiensi Mubyarto mendefenisikan partisipasi sebagai dana dan daya yang dapat
disediakan atau dapat dihemat sebagai sumbangan, sedangkan Tjokroamidjojo dalam Ndraha, 1990:149 mendefenisikan partisipasi sebagai kontribusi
masyarakat kepada proyek-proyek pemerintah atau keterlibatan masyarakat dalam penentuan arah, strategi dan kebijaksanaan pembangunan yang dilakukan oleh
pemerintah, keterlibatan masyarakat dalam memikul beban dan dalam memetik hasil atau manfaat pembangunan. Dalam hubungan ini, menggerakkan partisipasi
masyarakat diartikan sebagai usaha untuk menggali, menggerakkan dan mengerahkan dana dan daya dari masyarakat dalam rangka mensukseskan
program-program pemerintah. Soetrisno 1995:207 mendefenisikan partisipasi sebagai kemauan rakyat
untuk mendukung secara mutlak program-program pemerintah yang ditentukan dan tujuannya oleh pemerintah. Dia juga menambahkan bahwa partisipasi adalah
kerja sama antara rakyat dan pemerintah dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan dan mengembangkan hasil pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
Ada tiga alasan utama mengapa partisipasi masyarakat sangat diperlukan dalam pembangunan Conyers, 1994:154:
1. Partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi
mengenai kondisi, kebutuhan dan sikap masyarakat setempat, yang tanpa kehadirannya program pembangunan serta proyek-proyek akan gagal.
2. Masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika
merasa dilibatkan dalam proses persiapkan dan perencanaannya, karena mereka akan lebih mengetahui seluk-beluk proyek tersebut dan akan
mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut. 3.
Timbul anggapan bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri. Dapat dirasakan
bahwa masyarakat mempunyai hak untuk memberikan saran dalam menentukan jenis pembangunan yang akan dilaksanakan di daerah mereka.
Partisipasi masyarakat telah sekian lama diperbincangkan dan didengungkan dalam berbagai forum dan kesempatan. Intinya adalah agar
masyarakat umum atau sebanyaknya orang ikut serta dengan pemerintah memberikan bantuan guna meningkatkan, mempelancar, mempercepat, dan
menjamin berhasilnya usaha pembangunan. Maka secara umum partisipasi dapat diartikan sebagian ”pengikutsertaan” atau pengambilan bagian dalam kegiatan
bersama. Menurut Tjokromidjojo dalam Safi’i, 2007:104 partisipasi masyarakat
dalam pembangunan dibagi atas tiga tahapan, yaitu: a. Partisipasi atau keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi dan
kebijakan pembangunan yang dilakukan pemerintah. b. Keterlibatan dalam memikul beban dan tanggung jawab dalam pelaksanaan
kegiatan pembangunan. c. Keterlibatan dalam memetik dan memanfaatkan pembangunan secara
berkeadilan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Tjokrowinoto 1996:48 arti penting partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah:
a. Rakyat adalah fokus sentral dan tujuan akhir pembangunan, partisipasi merupakan akibat logis dari dalil tersebut.
b. Partisipasi menimbulkan rasa harga diri dan kemauan pribadi untuk dapat turut serta dalam keputusan penting yang menyangkut masyarakat.
c. Partisipasi menciptakan suatu lingkaran umpan balik arus informasi tentang sikap, aspirasi, kebutuhan dan kondisi daerah yang tanpa keberadaannya akan
tetap terungkap. d. Pembangunan dilaksanakan lebih baik dengan dimulai dari dimana rakyat
berada dan dari apa yang mereka miliki. e. Partisipasi merupakan game zone kawasan penerimaan proyek
pembangunan. f. Partisipasi akan memperluas jangkauan pelayanan pemerintah kepada seluruh
masyarakat. g. Partisipasi menopang pembangunan.
h. Partisipasi menyediakan lingkungan yang kondusif baik bagi aktualisasi potensi manusia maupun pertumbuhan manusia.
i. Partisipsi merupakan cara yang efektif membangun kemampuan masyarakat untuk mengelola program pembangunan guna memenuhi kebutuhan has
daerah. j. Partisipasi dipandang sebagai pencerminan hak-hak demokrasi individu untuk
dilibatkan dalam pembangunan mereka sendiri. Dalam proses pembangunan, partisipasi berfungsi sebagai masukan dan
keluaran Ndraha, 1990:109. Sebagai masukan, partisipasi masyarakat berfungsi menumbuhkan kemampuan masyarakat untuk berkembang secara mandiri. Selain
itu, partisipasi masyarakat sebagai masukan pembangunan dapat meningkatkan
Universitas Sumatera Utara
usaha perbaikan kondisi dan taraf hidup masyarakat yang bersangkutan. Antara partisipasi masyarakat dengan kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk
berkembang secara mandiri, terdapat kaitan yang erat sekali. Kesediaan masyarakat untuk berpartisipasi merupakan tanda adanya kemampuan awal
masyarakat itu untuk berkembang secara mandiri. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan dapat menumbuhkan kemampuan masyarakat tersebut. Sebagai
keluaran, partisipasi dapat digerakkan atau dibangun. Disini, partisipasi berfungsi sebagai keluaran proses stimulasi atau motivasi melalui berbagai upaya.
Pusic dalam Adi, 2001: 206-207 menyatakan bahwa perencanaan pembangunan tanpa memperhatikan masyarakat akan menjadi perencanaan di atas
kertas. Berdasarkan pandangannya, partisipasi dalam pembangunan desa dilihat dari 2 hal, yaitu:
a. Partisipasi dalam perencanaan
Segi positif dari partisipasi dalam perencanaan adalah program-program pembangunan desa yang telah direncanakan bersama sedangkan segi negatifnya
adalah adanya kemungkinan tidak dapat dihindari pertentangan antar kelompok dalam masyarakat yang dapat menunda atau bahkan menghambat tercapainya
keputusan bersama. b.
Partisipasi dalam pelaksanaan Segi positif dari partisipasi dalam perencanaan adalah bahwa bagian
terbesar dari program penilaian kebutuhan dan perencanaan program telah selesai dikerjakan. Tetapi segi negatifnya adalah kecenderungan menjadikan warga
Negara sebagai objek pembangunan, dimana warga hanya dijadikan pelaksana pembangunan tanpa didorong untuk mengerti dan menyadari permasalahan yang
mereka hadapi dan tanpa ditimbulkan untuk mengatasi masalah. Sehingga warga
Universitas Sumatera Utara
masyarakat tidak secara emosional terlibat dalam program, yang berakibat kegagalan seringkali tidak dapat dihindari.
Partisipasi sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya kandungan kapital yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Partisipasi hanya mungkin dilakukan bila
seseorang memiliki kapital sosial yaitu jaringan kerja, aturan-aturan yang jelas dan kepercayaan. Dalam partisipasi yang dipertukarkan adalah hak dan kewajiban.
Kapital sosial merupakan wahana yang memungkinkan terjadinya pertukaran itu. Pertukaran akan semakin sering bila pertukaran tersebut mengakibatkan
pemenuhan hak seimbang dengan pelaksanaan kewajiban yang akan mempengaruhi frekuensi pertukaran sosial. Partisipasi masyarakat juga akan
ditentukan oleh perilaku masyarakat yaitu harapan mereka untuk memperoleh keuntunganmanfaat. Semakin besar manfaat yang diperoleh seseorang atas suatu
kegiatan maka semakin tinggi tingkat partisipasinya Saragi, 2004:49. Jadi agar partisipasi warga makin meningkat dalam kegiatan-kegiatan atau program
pembangunan maka harus dijamin adanya pertukaran yang adil. Menurut Budi Supriyanto 2009:344 bahwa partisipasi masyarakat yang
dibutuhkan dalam pembangunan adalah partisipasi yang dilakukan secara sukarela atau tanpa paksaan dan didorong oleh prakarsa atau swadaya masyarakat.
Tentunya hal ini sangat relevan dengan cita-cita otonomi daerah yakni untuk mendorong prakarsa dan swadaya masyarakat. Cara berpartisipasi ini dapat
dikategorikan atas: 1.
Partisipasi dalam pembuatan keputusan Artinya keputusan-keputusan untuk kepentingan umum yang dibuat
pemerintah seyogyanya melibatkan masyarakat, sehingga keputusan- keputusan tersebut akan sangat bermanfaat bagi masyarakat. Keputusan-
keputusan yang selama ini dinilai tidak bermanfaat, karena dibuat secara top- down tanpa melibatkan masyarakat.
2. Partisipasi dalam melakukan perencanaan pembangunan
Universitas Sumatera Utara
Dalam merencanakan pembangunan, agar tidak menyimpang perlu melibatkan masyarakat yang diberi kesempatan untuk berpartisipasi, seperti perencanaan
pembebasan tanah masyarakat untuk pelebaran jalan, atau untuk pembangunan gedung sekolah, sarana kesehatan rumah sakit ataupun puskesmas, gedung-
gedung pemerintah, ataupun sarana dan prasarana publik lainnya. 3.
Parisipasi dalam pelaksanaan pembangunan Dalam hal ini masyarakat perlu dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan
sehingga terjadi sinergi antara pemerintah dan masyarakat, misalnya dalam pembangunan terminal, pembangunan sarana dan prasarana kepariwisataan.
4. Partisipasi dalam evaluasi
Untuk memastikan bahwa perencanaan sesuai dengan pelaksanaan, seluruh kegiatan harus dievalusi. Evaluasi ini perlu melibatkan partisipasi masyarakat
Sekalipun partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan unsur yang sangat penting, tetapi tidak berarti setiap orang dapat dengan intensitas dan
kapasitas yang sama dalam pembangunan yang dimaksud. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan kemampuan, perbedaan kepentingan, dan perbedaan keahlian
antara anggota masyarakat yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, seseorang dapat berpartisipasi secara parsial, hanya terlibat dalam satu atau
beberapa aktivitas saja dan juga dapat berpartisipasi secara prosesial, dapat terlibat dalam semua fase dari awal hingga akhir Kaho, 1997:117. Adapun yang menjadi
kendala maupun permasalahan dalam pelaksanaan partisipasi masyarakat di Indonesia adalah:
1. Sering muncul dilema karena ada upaya untuk menghindari maupun
meniadakan partisipasi dengan alasan time consuming, costly, dan masyarakat juga malas karena time consuming dan banyak tantangan dari opposing
interest groups. 2.
Permasalahan yang biasanya dihadapi tubuh pemerintah adalah: a.
Siapa yang berpartisipasi scope of participation.
Universitas Sumatera Utara
b. Bagaimana caranya pihak-pihak yang berpartisipasi tersebut dapat saling
berkomunikasi dan mengambil keputusan mode of communication and decisions.
c. Seberapa jauh yang didiskusikan dalam partisipasi itu diadopsi atau
diperhatikan dalam kebijakan atau kegiatan publik extent of authority 3.
Tidak tersedia ruang partisipasi yang cukup memungkinkan masyarakat terlibat dalam proses-proses politik yang berhubungan dengan kepentingan
mereka. 4.
Disisi lain bahwa keinginan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan juga belum secara memadai diakomodasi oleh saluran-saluran
partisipasi yang tersedia. 5.
Masih rendahnya akses terhadap informasi publik mengenai kegiatan perencanaan pembangunan dan pemerintahan, hal ini menyebabkan kualitas
partisipasi masyarakat menjadi rendah. 6.
Proses partisipasi tanpa substansi, dalam hal ini banyak event-event atas nama partisipasi hanya fokus pada prosedur dengan melupakan substansi partisipasi
sebagai wahana untuk kesetaraan relasi kekuasaan dan keadilan distribusi sumber daya.
7. Rendahnya keterlibatan dan keterwakilan kelompok perempuan. Hampir
seluruh forum musyawarah dan lembaga perwakilan warga masih didominasi oleh kelompok laki-laki dan cenderung mengabaikan keterwakilan kelompok
perempuan. 8.
Apatisme masyarakat, muncul akibat berbagai kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat tidak membuahkan hasil dan tidak sesuai dengan
keinginan dan cita-cita masyarakat sehingga masyarakat merasa apatis terhadap partisipasi Julianara Dadang, 2004:137.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian di Jamaica, Goldsmith dan Blustain dalam Taliziduhu Ndraha, 1990: 105 berkesimpulan bahwa masyarakat bergerak untuk
berpartisipasi jika: a.
Partisipasi itu dilakukan melalui organisasi yang sudah dikenal atau yang sudah ada ditengah-tengah masyarakat yang bersangkutan.
b. Partisipasi itu member manfaat langsung kepada masyarakat yang
bersangkutan. c.
Manfaat yang diperoleh melalui partisipasi itu dapat memenuhi kepentingan masyarakat setempat.
d. Dalam proses partisipasi itu terjamin adanya kontrol yang dilakukan oleh
masyarakat. Partisipasi masyarakat ternyata kurang jika mereka tidak atau kurang berperan dalam pengambilan keputusan.
Partisipasi masyarakat dalam pembangunan bukanlah mobilitas mereka dalam pembangunan. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan adalah
kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah dalam merencanakan, melaksanakan dan membiayai pembangunan. Untuk mengembangkan dan
melembagakan partisipasi masyarakat dalam pembangunan harus menciptakan suatu perubahan dalam persepsi pemerintah terhadap pembangunan.
Pembangunan haruslah dianggap sebagai suatu kewajiban moral dari seluruh bangsa ini, bukan suatu ideologi baru yang harus diamankan. Sehingga untuk
membangkitkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan diperlukan sikap toleransi dari aparat pemerintah terhadap kritik, pikiran alternatif yang muncul
dalam masyarakat sebagai akibat dari dinamika pembangunan itu sendiri, karena kritik dan pemikiran alternatif itu merupakan satu bentuk dari partisipasi
masyarakat dalam pembangunan. Pemerintah dan aparatnya harus mau menghargai anak bangsa Indonesia yang menunjukkan sedini mungkin kesalahan
yang dilakukan pemerintah dan aparatnya dalam melakukan pembangunan, bukan justru meredamnya sebelum kesalahan itu menumbuhkan permasalahan baru yang
menghambat laju pembangunan itu sendiri Loekman Soetrisno, 1995: 208-209.
Universitas Sumatera Utara
I.5.2 Perencanaan