Relay Kerangka Berfikir KAJIAN PUSTAKA

43 Tegangan masukan yang menyebabkan transistor mencapai keadaan saturasi adalah:

F. Relay

Relay adalah saklar elektronik yang dapat membuka atau menutup rangkaian dengan menggunakan kontrol dari rangkaian elektronik lain. Sebuah relay tersusun atas kumparan, pegas, saklar terhubung pada pegas dan 2 kontak elektronik normally close dan normally open. 1. Normally close NC : saklar terhubung dengan kontak ini saat relay tidak aktif atau dapat dikatakan saklar dalam kondisi terbuka. 2. Normally open NO : saklar terhubung dengan kontak ini saat relay aktif atau dapat dikatakan saklar dalam kondisi tertutup. Berdasarkan pada prinsip dasar cara kerjanya, relay dapat bekerja karena adanya medan magnet yang digunakan untuk menggerakkan saklar. Saat kumparan diberikan tegangan sebesar tegangan kerja relay maka akan timbul medan magnet pada kumparan karena adanya arus yang mengalir pada lilitan kawat. Kumparan yang bersifat sebagai elektromagnet ini kemudian akan menarik saklar dari kontak NC ke kontak NO. Jika tegangan pada kumparan dimatikan maka medan magnet pada kumparan akan hilang sehingga pegas akan menarik saklar ke kontak NC. Terminalkaki pada relay dapat dilihat pada gambar 14. 44 Gambar 14. Terminal kaki pada relay http:sulihan.blogspot.co.id201205saklar-sentuh.html

G. Kerangka Berfikir

Sistem kontrol pengaduk pada penelitian ini bekerja berdasarkan closed loop control system. Dikatakan sebagai closed loop control system karena pada saat suhu tertentu proses pengadukan gabah akan berhenti dan ketika set point terpenuhi yaitu ketika suhu gabah bagian atas dan bawah terjadi beda suhu sebesar 3°C, maka proses pengadukan akan berlangsung kembali. Hal tersebut menunjukkan adanya umpan balik ke sistem untuk menghentikan atau menjalankan proses pengadukan. Sistem kontrol pengaduk mempunyai masukan berupa set point beda suhu gabah bagian atas dan bagian bawah sebesar 3°C dan keluaran berupa proses pengadukan gabah. Pengontrolan pengadukan gabah dilakukan dengan mengetahui suhu gabah bagian atas dan bawah dengan menggunakan 2 sensor suhu LM 35DZ yang dipasang di posisi tertentu di dalam tabung pengering. Dua sensor suhu yang dipasang, akan terus mendeteksi suhu gabah. Ketika terjadi perbedaan suhu sebesar 3°C maka proses pengadukan akan berlangsung dan ketika sudah tidak terjadi perbedaan suhu, maka proses pengadukan akan berhenti. 45 Sistem kontrol pengaduk terdiri dari beberapa komponen penyusun. Setiap komponen penyusun mempunyai karakteristik masing-masing. Dengan mengetahui karakteristik masing-masing komponen, maka akan mempermudah dalam proses analisis. Karakteristik masing-masing komponen dijelaskan dengan cara kerja juga dengan pemodelan yang berwujud gambar dan persamaan matematis. Pemodelan yang berwujud gambar disebut dengan diagram blok dan pemodelan yang berwujud persamaan matematis adalah analisis fungsi transfer. Pemodelan dengan diagram blok akan mempermudah dalam pembacaan untuk mengetahui sistem kontrol sistem. Sedangkan pemodelan dengan fungsi transfer, akan menggambarkan perilaku sistem. Proses yang terjadi di dalam tabung pengering sangatlah kompleks. Untuk dapat menganalisis dan membuat alat pengering gabah dengan baik, perlu difahami fenomena perpindahan panas yang terjadi pada saat proses pengeringan. Proses pengeringan dilakukan dengan pengadukan berkali-kali sehingga tidak hanya permukaan atas yang mengalami proses pengeringan, namun juga pada seluruh bagian yaitu atas dan bawah secara bergantian. Karena adanya pengadukan, maka akan terjadi kontak bahan dengan bahan dan bahan dengan dinding. Karena alat pengering yang digunakan berbentuk silinder, maka analisis persebaran panas secara konduksi dilakukan dengan menggunakan sistem koordinat silinder. 46

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 2015 sampai dengan bulan Juli 2016 bertempat di Bengkel Fisika, Laboratorium Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta.

B. Variabel Penelitian

Variabel Bebas : Suhu gabah bagian atas dan bagian bawah Variabel Terikat : Kontrol ONOFF pengaduk Variabel Kontrol : Set point beda suhu 3

C. Alat dan Bahan Penelitian

1. Gabah 2. Arduino UNO 3. Multimeter digital 4. Termometer 5. CRO Cathode Ray Oscilloscope 6. Komponen sistem kontrol pengaduk a. Sensor suhu LM 35DZ b. Potensio geser 50 c. Mikrokontroler ATMEGA 8