96 dari 10,1-19,6 diperoleh konduktivitas gabah berkisar antara
dan penelitian sebelumnya oleh Moritha dan Singh 1979 diperoleh konduktivitas gabah berkisar antara
. Sedangkan dalam penelitian ini diperoleh konduktivitas gabah berkisar antara
; terdapat perbedaan hasil pengukuran konduktivitas gabah. Hal ini dapat disebabkan karena kandungan air pada
gabah dalam penelitian ini lebih banyak, sehingga nilai konduktivitas gabah yang diperoleh lebih besar dari penelitian sebelumnya.
Dalam penelitian ini gabah mengalami tiga keadaan yaitu gabah basah, basahkering dan kering. Variasi keadaan gabah tersebut menunjukkan
perbedaan jumlah air yang terkandung di dalam gabah. Dengan bertambahnya kandungan air dalam gabah, maka konduktivitas gabah juga semakin besar.
Hal ini disebabkan air mempunyai konduktivitas panas yang besar, sehingga dengan meningkatnya kandungan air akan menyebabkan kenaikan
konduktivitas panas.
2. Pengukuran Panas Jenis Gabah
Pengukuran panas jenis gabah menggunakan metode campuran karena metode ini sederhana dan umum digunakan pada bahan hasil pertanian yang
berbentuk biji-bijian. Metode campuran menggunakan prinsip keseimbangan panas yaitu panas yang diberikan oleh bahan sama dengan panas yang
diterima oleh sistem di dalam kalorimeter. Pengambilan data diulang sebanyak tiga kali untuk setiap variasi keadaan gabah basah, basahkering
dan kering:
97 Tabel 4. Data hasil pengukuran panas jenis gabah dalam keadaan basah
Parameter Pengukuran 1
Pengukuran 2 Pengukuran 3
Massa air 116,1 g
116,1 g 116 g
Suhu air 28
⁰C 28
⁰C 28
⁰C Massa gabah
29,7 g 29,7 g
29,7 g Suhu gabah
50 ⁰C
55 ⁰C
55 ⁰C
Suhu campuran 31
⁰C 32
⁰C 32
⁰C
Tabel 5. Data hasil pengukuran panas jenis gabah dalam keadaan basahkering
Parameter Pengukuran 1
Pengukuran 2 Pengukuran 3
Massa air 116,2 g
116,1 g 116 g
Suhu air 28
⁰C 28
⁰C 28
⁰C Massa gabah
27,2 g 27,2 g
27,2 g Suhu gabah
41 ⁰C
55 ⁰C
60 ⁰C
Suhu campuran 31
⁰C 31
⁰C 31
⁰C
Tabel 6. Data hasil pengukuran panas jenis gabah dalam keadaan kering Parameter
Pengukuran 1 Pengukuran 2
Pengukuran 3 Massa air
106 g 106,3 g
106 g Suhu air
27 ⁰C
27 ⁰C
27 ⁰C
Massa gabah 25,7 g
25,7 g 25,7 g
Suhu gabah 70
⁰C 70
⁰C 71
⁰C Suhu campuran
33 ⁰C
31 ⁰C
31 ⁰C
Data hasil pengukuran tersebut kemudian dianalisis menggunakan persamaan 91 yang dapat ditulis kembali:
dan ketidakpastiannya ditunjukkan oleh persamaan 151
√
98 Dari ketiga variasi tersebut diperoleh tiga nilai panas jenis gabah. Kemudian
dilakukan rata-rata berbobot sehingga diperoleh hasil berikut: Tabel 7. Data nilai panas jenis gabah berbagai keadaan
Basah BasahKering
Kering 0,6 ± 0,2 kalg
⁰C 0,5 ± 0,2 kalg
⁰C 0,5 ± 0,2 kalg
⁰C
Gabah dalam keadaan basah mempunyai nilai panas jenis paling besar dibandingkan dengan gabah dalam keadaan kering dan basahkering. Hal ini
disebabkan karena air mempunyai nilai panas jenis yang besar, sedangkan pada gabah basah mengandung air lebih banyak, sehingga semakin banyak
kandungan air dalam gabah, maka semakin tinggi nilai panas jenisnya.
3. Distribusi Suhu Gabah dalam Tabung Pengering