36
C. Mikrokontroler ATMEGA8
ATMEGA 8 adalah mikrokontroler 8 bit yang dapat mengeksekusi suatu perintah atau instruksi dalam satu periode clock. Beberapa fitur yang
dimiliki ATMEGA 8 adalah 8 Kbyte memory flash; jumlah PIN 32; Max. Operating Freq. 20 MHz; CPU: 8-bit AVR; Max IO Pins: 23; ADC
channels: 6; ADC Resolution bits: 10; Suhu kerja -40°C sampai 85°C. Konfigurasi pin ATMEGA 8 dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Konfigurasi Pin ATMEGA8 Atmel Datasheet: 2
ATMEGA 8 memiliki 32 pin yang masing-masing pinnya memiliki fungsi yang berbeda-beda. ATMEGA 8 memiliki 3 buah PORT utama yaitu
PORT B, PORT C, dan PORT D. Berikut akan dijelaskan tentang kegunaan dari masing-masing PORT pada ATMEGA 8 Atmel Datasheet: 5-6:
1. VCC dan GND untuk pencatu daya. 2. PORT B PB0
– PB5 sebagai PORT inputoutput dan juga pengisian program pada Mikrokontroler AVR.
37 3. PORT C PC0
– PC6 sebagai PORT inputoutput untuk ATMEGA 8 dan PORT ADC.
4. PORT D PD0 – PD7 sebagai PORT inputoutput
D. Sensor Suhu LM 35DZ
LM 35DZ merupakan salah satu jenis sensor suhu yang mengubah besaran suhu menjadi besaran tegangan. IC LM 35DZ sebagai sensor suhu
yang teliti dan terkemas dalam bentuk Integrated Circuit IC, dimana output tegangan keluaran sangat linier sebanding dengan perubahan suhu. Sensor ini
berfungsi sebagai pengubah dari besaran fisis suhu ke besaran tegangan yang memiliki gradien perubahan sebesar
, yang berarti bahwa pada setiap kenaikan suhu sebesar 1
maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10
LM 35DZ mempunyai 3 buah pin. Pin 1 sebagai supply , pin 2
sebagai output dan pin 3 sebagai ground GND seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9.
a b Gambar 9. a Fisik Sensor LM 35DZ dan b Skema pin LM 35DZ
Fatimah, 2012: 2
IC LM 35DZ memiliki ketelitian kurang lebih seperempat derajat celcius pada suhu ruang. Range kerja sensor mulai dari
– 55°C sampai
38 dengan 150°C. IC LM 35DZ dapat dialiri arus 60 mA dari supply sehingga
panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari 0°C di dalam suhu ruangan.
Karakteristik sensor LM 35DZ
1. Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala linier antara tegangan dan suhu 10 mV
⁰C, sehingga dapat dikalibrasi langsung dalam skala celcius. 2. Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55
⁰C sampai +150 ⁰C. 3. Bekerja pada supply tegangan 4 sampai 30 V.
4. Membutuhkan supply arus yang rendah yaitu kurang dari 60 μA.
5. Memiliki pemanasan sendiri yang rendah yaitu 0,1 ⁰C pada udara diam.
6. Self heating yang rendah yaitu 0,1 Ω untuk beban 1 mA.
Gambar 10 menunjukkan grafik linearitas tegangan output LM 35DZ terhadap perubahan suhu. Dari grafik hubungan tegangan sensor terhadap
suhu diperoleh persamaan 92
Gambar 10. Grafik liniearitas suhu LM 35DZ T
⁰C
39 dimana
adalah nilai sensitivitas sensor suhu LM 35DZ yaitu 10 mV ⁰C,
adalah tegangan mula-mula dan T ⁰C adalah suhu. Suhu T adalah hasil
dari proses pemanasan ruang karena adanya heater sebagai sumber pemanas. Semakin lama heater dialiri arus, maka semakin tinggi suhu ruang. Jadi
diharapkan suhu T merupakan fungsi waktu t. Hubungan antar suhu T dan waktu t diharapkan linier, sehingga dapat ditulis persamaan 93
93 dimana
adalah suhu awal sebelum heater dinyalakan. Substitusi persamaan 93 ke persamaan 92 menghasilkan
94 sehingga secara eksperimen tegangan LM 35DZ merupakan fungsi waktu.
E. Saklar