16
akrab. Selain itu, hubungan yang kurang baik jauh lebih banyak mempengaruhi kekurangan dukungan yang dirasakan daripada tidak ada
hubungan sama sekali. Rook Dooley dalam Zainuddin Sri Kuntjoro, 2002,
mengungkapkan ada dua sumber dukungan sosial. Yaitu: a. Sumber Natural
Merupakan dukungan yang diperoleh seseorang melalui interaksi sosial dalam kehidupan secara spontan dengan orang-orang yang berada di
sekitarnya seperti anggota keluarga, saudara dan teman dekat. Sumber dukungan ini didapat dari orang-orang dekat yang berada di sekitarnya. Ini
merupakan sumber dukungan yang sangat penting didapatkan individu ketika mempunyai masalah.
b. Sumber Artifisal Merupakan dukungan sosial yang dirancang ke dalam kebutuhan
primer seseorang, misalnya dukungan sosial yang diberikan akibat bencana alam melalui berbagai sumbangan sosial.
Sarafino dalam Neta Sepfitri, 2011: 31 membagi sumber-sumber dukungan sosial menjadi 3 kategori, yaitu :
a. Sumber dukungan sosial yang berasal dari orang-orang yang selalu ada di dalam hidupnya, yang selalu bersama dengannya dan mendukungnya.
Misalnya : keluarga dekat, pasangan suami atau istri dan teman dekat. b. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sedikit
berperan dalam hidupnya dan cenderung mengalami perubahan sesuai
17
dengan waktu. Misalnya : teman kerja, sanak keluarga, dan teman sepergaulan.
c. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sangat jarang memberi dukungan dan memiliki peran yang sangat cepat berubah.
Misalnya : tenaga profesional seperti dokter atau psikolog. Berdasarkan uraian dari berbagai ahli di atas, maka dukungan
sosial yang diterima oleh seorang individu dapat bersumber dari mana saja terutama orang-orang yang mempunyai kedekatan dan keakraban seperti
keluarga, teman dekat, dan lingkungan sosial individu tersebut.
4. Komponen Dukungan Sosial
Weiss dalam Zainuddin Sri Kuntjoro, 2002 mengatakan dukungan sosial dibagi menjadi enam komponen:
a. Kerekatan emosional seorang individu memperoleh kedekatan secara emosional sehingga
membuat rasa aman bagi seseorang yang menerima. b. Integrasi sosial
Seorang individu memperoleh perasaan memiliki suatu kelompok yang memungkinkannya untuk membagi minat, perhatian serta melakukan
kegiatan yang sifatnya menyenangkan secara bersama-sama. c. Adanya pengakuan
Seorang individu mendapat pengakuan atas kemampuan dan keahliannya serta mendapat penghargaan dari orang lain atau lembaga.
18
d. Ketergantungan yang dapat diandalkan Seorang individu mendapat jaminan bahwa ada orang yang dapat
diandalkan bantuannya ketika individu tersebut membutuhkan. e. Bimbingan
Adanya hubungan kerja atau hubungan sosial yang memungkinkan individu mendapatkan informasi, saran atau nasehat yang diperlukan
dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi. f. Kesempatan untuk mengasuh
Memungkinkan seorang individu untuk memperoleh perasaan bahwa orang lain tergantung padanya untuk memperoleh kesejahteraan.
Menurut Caplan Crider dalam Miftahun dan Sugiyanto, 2010: 97, dukungan sosial mempunyai tiga komponen yaitu :
a. Perhatian emosional Disini individu merasa bahwa orang-orang yang ada disekitarnya
memberikan perhatian kepada dirinya dan dapat membantu masalah yang sedang dihadapinya.
b. Informasi Individu mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan dapat juga
menyampaikan informasi kepada individu lainnya. c. Pemberian dorongan dan penilaian Umpan balik
Individu mendapatkan perhatian dorongan, umpan balik atau penilaian yang mendukung atas pekerjaan yang dilakukan.
19
Berdasarkan uraian di atas, dukungan sosial ini terdiri dari berbagai komponen diantarnya kerekatan emosional, integrasi sosial, adanya
pengakuan, ketergantunngan yang dapat diandalkan, bimbingan, kesempatan untuk mengasuh, informasi, dan pemberian dorongan.
B. Penerimaan Orangtua 1. Pengertian Penerimaan Orangtua
Menurut Hurlock 1999: 204, penerimaan orangtua ditandai oleh perhatian besar dan kasih sayang pada anak. Orangtua yang menerima
akan memperhatikan
perkembangan kemampuan
anak dan
memperhitungkan minat. Anak yang diterima umumnya bersosialisasi dengan baik, kooperatif, ramah, royal, secara emosional stabil, dan
gembira. Lestari dalam Marina Dwi Mayangsari, 2013: 19 mengemukakan
bahwa penerimaan orangtua merupakan sikap dan cara orangtua dalam memperlakukan anak yang ditandai dengan adanya komunikasi orangtua
dengan anak, perhatian dan kasih sayang, menghargai anak, memberi kepercayaan, serta memperlakukan anak sesuai dengan kemampuannya.
Menurut Coopersmith 1967: 165, penerimaan orangtua terungkap melalui perhatian pada anak, kepekaan terhadap kepentingan anak,
ungkapan kasih sayang dan hubungan yang penuh kebahagiaan dengan anak. Ketika orangtua dapat memperhatikan kebutuhan anaknya, peka
terhadap kepentingan anak dan mampu mengungkapkan kasih sayang pada anak itu artinya orangtua sudah bisa menerima anaknya dengan baik.