24
dilihat dari pengalaman dengan teman-temannya, pengalaman dan cara bereaksi anak terhadap orangtua dan media massa.
C. Anak Autis 1. Pengertian Anak Autis
Autisme pertama kali ditemukan oleh Kanner pada tahun 1943. Kanner mendeskripsikan autisme sebagai gangguan ketidakmampuan
untuk berinteraksi dengan orang lain, gangguan berbahasa yang ditunjukkan dengan penguasaan yang tertunda, ecolalia, pembalikan
kalimat, adanya aktivitas bermain yang repetitif, dan stereotipik, rute ingatan yang kuat, dan keinginan obsesif untuk mempertahankan
keteraturan dalam lingkungan Triantoro Safaria, 2005: 1. Joko Yuwono 2012: 26 mengatakan bahwa autis merupakan
gangguan perkembangan neurobiologis yang sangat komplek dalam kehidupan yang panjang. Autis meliputi gangguan pada aspek perilaku,
interaksi sosial, komunikasi dan bahasa serta gangguan emosi dan persepsi sensori bahkan pada aspek motoriknya.
D. S. Prasetyono 2008: 24 mengungkapkan bahwa autisme merupakan gangguan perkembangan fungsi otak yang kompleks dan
sangat bervariasi. Gangguan perkembangan ini seperti cara berkomunikasi, berinteraksi sosial, dan kemampuan berimajinasi.
Menurut Agus Suryana 2004: 10, autisme merupakan gangguan perkembangan neorobiologis yang berat atau luas dan dapat terjadi pada
anak dalam tiga tahun pertama kehidupannya. Gangguannya meliputi
25
gangguan berkomunikasi, interaksi sosial, serta aktivitas dan minat yang terbatas serta berulang-ulang repetitif.
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa autis adalah gangguan perkembangan
neurobiologis yang sangat kompleks meliputi gangguan pada aspek komunikasi, interaksi sosial dan perilaku yang biasanya muncul pada 3
tahun pertama kehidupannya. Jadi yang dimaksud dengan anak autis adalah anak yang mengalami gangguan perkembangan neorobiologis baik
dari aspek komunikasi, interaksi sosial maupun perilaku yang muncul pada 3 tahun pertama dalam kehidupannya.
2. Karakteristik Anak Autis
Menurut American Psychiatric Association dalam buku Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder DSM-5 2013: 50-51
kriteria diagnostik gangguan spektrum autis adalah sebagai berikut: a. Kurangnya komunikasi dan interaksi sosial yang bersifat menetap pada
berbagai konteks. 1 Kekurangan dalam kemampuan komunikasi sosial dan emosional.
Contohnya pendekatan sosial yang tidak normal dan kegagalan untuk melakukan komunikasi dua arah; kegagalan untuk berinisiatif atau
merespon pada interaksi sosial. 2 Terganggunya perilaku komunikasi non-verbal yang digunakan untuk
interaksi sosial. Integrasi komunikasi verbal dan non-verbal yang sangat parah, hilangnya kontak mata, bahasa tubuh dan ekspresi wajah.
26
3 Kekurangan dalam
mengembangkan, memelihara,
dan mempertahankan hubungan. Contohnya kesulitan menyesuaikan
perilaku pada berbagai konteks sosial, kesulitan dalam bermain imajinatif atau berteman, tidak adanya ketertarikan terhadap teman
sebaya. b. Perilaku yang terbatas, pola perilaku yang repetitive, ketertarikan, atau
aktifitas yang termanifestasi minimal dua dari perilaku tersebut: 1 Pergerakan motor repetitif atau stereotype, penggunaan objek-objek
atau bahasa, misalnya: perilaku stereotype yang sederhana, membariskan mainan-mainan atau membalikkan objek, echolalia.
2 Perhatian yang berlebihan pada kesamaan, rutinitas yang kaku, atau pola perilaku verbal atau non-verbal yang diritualkan, contohnya stress
ekstrim pada suatu perubahan yang kecil, kesulitan pada saat adanya proses perubahan, pola pikir yang kaku.
3 Kelekatan dan pembatasan diri yang tinggi pada suatu ketertarikan yang abnormal. Contoh: kelekatan yang kuat atau kesenangan pada objek-
objek yang tidak biasa, pembatasan yang berlebihan atau perhatian yang lama.
4 Hiperaktivitas hipoaktivitas pada input sensori atau ketertarikan yang tidak biasa pada aspek sensori pada lingkungan. Contoh: sikap tidak
peduli pada rasa sakit atau suhu udara, respon yang berlawanan pada suara atau tekstur tertentu, penciuman yang berlebihan atau sentuhan
dari objek, kekaguman visual pada cahaya atau gerakan.